Anda di halaman 1dari 40

s G D 13

MODUL TUMBUH
KEMBANG, GERIATRI, DAN
DEGENERATIF
SKENARIO -2
LEARNING OBJECTIVE
Definisi Malnutrisi Pada Anak

Jenis-Jenis Malnutrisi Pada Anak

Penyebab Terjadinya Malnutrisi Pada Anak

Tanda Dan Gejala Malnutrisi Pada Anak

Dampak Dan Komplikasi Malnutrisi Pada Anak

Pemeriksaaan Malnutrisi Pada Anak


Pencegahan Malnutrisi Pada Anak

Penatalaksanaan Malnutrisi Pada Anak


01
Definisi
Malnutrisi
Pada Anak
Definisi Malnutrisi

• Malnutrisi secara harfiah abnormal


• Ketidakseimbangan antara asupan
nutrisi dan sumber energi seseorang
terhadap kebutuhan tubuh →
bertumbuh, memelihara, dan
menjalankan fungsi tubuh.

Istilah malnutrisi mencakup dua kelompok besar yaitu gizi kurang dan gizi lebih.
Kelompok gizi kurang Kelompok gizi lebih
• Stunting • Overweight
• Wasting • Obesitas
• Underweight • Penyakit tidak menular terkait pola makan (seperti penyakit,
• Defisiensi mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral seperti jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker)
KVA, GAKI, Anemia Zat Besi (Fe).
(World Health Organization, 2020)
02
Jenis-Jenis
Malnutrisi
Pada Anak
Secara umum, istilah malnutrisi mencakup dua kelompok besar yaitu gizi
kurang dan
gizi lebih. Termasuk ke dalam kelompok gizi kurang yaitu kekurangan energi
protein (KEP),
masalah anemia, masalah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan
masalah
kekurangan vitamin A. Sementara, yang termasuk ke dalam kelompok gizi
lebih
adalah overweight dan obesitas
1. Kekurangan Energi Protein (KEP) atau Malnutrisi Energi Protein (MEP)
Kekurangan Energi Protein (KEP) Malnutrisi Energi Protein (MEP) adalah suatu
keadaan dimana rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-
hari sehingga
tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila berat
badannya
kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku WHO-NCHS.
Kurangnya zat
gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP/MEP
2. Anemia Gizi
Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang daripada normal disebabkan
karena kurangnya mineral (Fe) sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (sel
darah merah. Hemoglobin dibentuk dari asupan zat gizi yang dikonsumsi, zat gizi yang
berfungsi untuk membentuk hemoglobin adalah zat besi (Fe) dan protein. Orang yang
kekurangan asupan zat besi dan protein dalam makanannya akan mempunyai kadar
hemoglobin yang rendah (anemia). Hemoglobin berfungsi sebagai alat transportasi zat gizi dari
mulai usus halus sampai pada sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan zat gizi. Dengan
demikian walaupun kita mempunyai asupan gizi yang cukup, tetapi kalau alat transportnya
sedikit, maka tetap saja sel-sel jaringan tubuh kita akan mengalami kekurangan asupan zat gizi.
Oleh karena itu fungsi hemoglobin sangat penting dalam memenuhi asupan gizi tubuh.
3. Kekurangan Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya.
Penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia. Xeropthalmia
adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A, yaitu terjadi kekeringan pada selaput lendir
(konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Tanda awal yang muncul dari kekurangan
vitamin A adalah rabun senja, kalau tidak ada upaya intervensi maka akan menjadi xerosis
konjungtiva, tahap berikutnya adalah bercak bitot, kemudian berlanjut xerosis kornea dan
akhirnya menjadi keratomalasea dan akhirnya buta. Penyakit ini merupakan penyebab
kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 3 tahun.
4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Iodium merupakan salah satu jenis mikro mineral yang sangat penting
dibutuhkan oleh
tubuh manusia, meskipun kadarnya dalam tubuh sangat kecil.
Jumlahnya di dalam tubuh hanya
berkisar pada 0,00004% dari berat tubuh atau sekitar 15 hingga 23 mg.
Seperti halnya dengan
vitamin, iodium juga tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus di
dapatkan dari asupan
makanan dan minuman dari luar tubuh.
5. Kelebihan Gizi
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak dalam
tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas
yang seimbang. Obesitas adalah kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
adiposa secara berlebihan, sedangkan overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan
dengan berat badan ideal, yang mungkin dapat disebabkan oleh peningkatan massa otot seperti
pada atlet binaraga. Obesitas dapat ditentukan berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh
(IMT) yang lebih dari persentil 95, dan overweight jika berada di antara persentil 85-95 kurva CDC
2000. Untuk anak di bawah 2 tahun, obesitas dapat ditentukan apabila IMT>3 standar
deviasi (>3 SD) di atas median sesuai dengan umur pada kurva WHO
1.Marasmus 3.Marasmus-
Kwasiorkor

2.Kwashiorkor
Jenis-Jenis Malnutrisi Pada Anak

1. Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi protein kalori yang
terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis
terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan, disertai
retardasi pertumbuhan dan mengurusnya lemak bawah
kulit dan otot. (Dorland, 1998).

2. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi
berenergi protein yang disebabkan
oleh defisiensi protein yang berat, asupan
kalori biasanya juga mengalami defisiensi.
3.Marasmus-Kwasiorkor
(Dorland, 1998)
Kondisi dimana terjadi defisiensi baik kalori maupun protein,
dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak
subkutan, dan biasanya dehidrasi. Gambaran klinis
merupakan campuran dari beberapa gejala klinis kwashiorkor
dan marasmus. (Dorland, 1998)
03
Penyebab
Terjadinya
Malnutrisi
Pada Anak
1. KEP (Kurang Energi Protein) atau Malnutrisi Energi Protein (MEP)
Penyebab penting terjadinya KEP adalah dimana kesadaran akan kebersihan baik
personal hygiene maupun kebersihan lingkungan yang masih kurang sehingga
memudahkan
balita untuk terserang penyakit infeksi. Terlihat pula adanya sinergisme antara
status gizi dan
infeksi. Keduanya dipengaruhi oleh makanan, kualitas mengasuh anak, kebersihan
lingkungan
dan lain-lain yang kesemuanya mencerminkan keadaan sosial-ekonomi penduduk
serta
lingkungan pemukimannya.
2. Anemia Gizi
Penyebab umum dari anemia adalah tidak memiliki cukup zat besi. Anak-anak dapat
mengalami anemia bila tidak ada kandungan zat besi dalam makanan mereka untuk membuat
jumlah normal hemoglobin dalam darah mereka. Anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang
meningkat akibat pertumbuhan si anak yang pesat dan infeksi akut berulang. Gejalanya
anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain itu, anak dengan defisiensi (kurang) zat
besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan perhatian lebih rendah
dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya
3. Kekurangan Vitamin A
Penyebab umumnya adalah insufisiensi kandungan vitamin A dalam
diet secara kronis,
sehingga terjadi deplesi cadangan vitamin A dan kegagalan memenuhi
kebutuhan fisiologis
(misalnya mendukung pertumbuhan jaringan, metabolism normal,
ketahanan terhadap infeksi).
Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi per hari 400
ug retinol untuk
anak-anak dan dewasa 500 ug retinol.
4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Penyebab umumnya adalah kekurangan mineral iodium pada anak yang
dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi
mental, dan perkembangan fisik.Zat iodium penting untuk kecerdasan
anak
5. Kelebihan Gizi
Penyebab umumnya adalah apabila anak selalu makan dalam porsi besar dan tidak
diimbangi dengan aktivitas yang seimbang sehingga dapat mengalami berat badan berlebih
(overweight) dan kelebihan lemak dalam tubuh (obesitas). Regulasi simpanan lemak dan
etiologi obesitas pada manusia bersifat multifactorial, serta menunjukkan interaksi yang
kompleks antara genetik dan lingkungan. Dalam lingkungan yang menawarkan segala
kemudahan makanan tinggi kalori, makanan cepat saji, memudahkan intervensi lingkungan
yang berdampak obesitas sejak masa anak-anak.
Penyebab Terjadinya Malnutrisi Pada Anak
Asupan makanan yang kadar proteinnya kurang dari kebutuhan
tubuh, mengakibatkan kekurangan asam amino esensial yang
diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel. Apabila kebutuhan
zat gizi akan protein tidak tercapai maka tubuh akan menggunakan
cadangan makanan yang ada, dimulai dengan pembakaran cadangan
karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui
proses katabolik.
Jika kondisi ini terjadi dalam waktu lama, cadangan itu akan habis
dan akan menyebabkan kelainan pada jaringan, dan proses selanjutnya
dalam tubuh akan menunjukkan manifestasi Kurang Energi Protein
(KEP) berat yang biasa disebut kwashiorkor (kekurangan protein)
ataupun marasmus(kekurangan energi).
04
Tanda Dan
Gejala
Malnutrisi Pada
Anak
ADD YOUR TITLE HERE

• Pertumbuhannya terlambat
• Mudah merasa lelah dan terlihat lesu
• Berat badan dan tinggi badan
• Lebih rewel
anak berada di bawah kurva
pertumbuhan
• Kurang nafsu makan Tanda Dan
Gejala
Malnutrisi
• Kurang perhatian terhadap lingkungan
Pada Anak sekitar
• Kulit dan rambut tampak kering
• Pipi dan mata terlihat cekung • Rambut mudah rontok
• Jaringan lemak dan otot berkurang
• Rentan terkena infeksi karena
menurunnya sistem kekebalan tubuh

Tanda (sign) merupakan fenomena yang dilaporkan oleh pemeriksa sedangkan gejala
(symptom) merupakan fenomena yang dinyatakan oleh pasien. Pemeriksaan klinik mempelajari
gejala yang muncul dari tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi
tertentu serta mengamati dan mengevaluasi tanda-tanda klinis atau perubahan fisik yang
ditimbulkan akibat gangguan kesehatan dan penyakit kurang gizi. Adapun pemeriksaan klinis
terbagi dua, yaitu:
1. Medical history (riwayat medis), yaitu catatan perkembangan penyakit.
2. Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gizi baik tanda/sign (gejala yang
diamati) dan gejala/symptom (gejala yang tidak dapat diamati tetapi dirasakan oleh
penderita gangguan gizi)
1. Kekurangan Energi Protein (KEP) atau Malnutrisi Energi Protein (MEP)
Pada kekurangan gizi marasmus akan ditandai: keadaan kurang gizi tingkat berat ini
ditandai dengan anak sangat kurus dengan penampilan tulang berbalut kulit. Hal ini
disebabkan
oleh kehilangan otot dan jaringan lemak sehingga wajah anak terlihat tua, tulang rusuk
menonjol dan lipatan kulit pada pantat memperlihatkan seolah-olah anak sedang
memakai
celana longgar (baggy pants). Berat badan menurut umur dan berat badan menurut
panjang/tinggi biasanya sangat rendah.
2. Anemia Gizi
Keluhan yang disampaikan oleh anak atau orang tua pasien adalan penampilan yang
tampak pucat biasanya memiliki kadar hemoglobin yang sudah menurun hingga 7-8 g/dL.
Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit,
kuku dan telapak tangan. Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L (Lesu,
Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing (“kepala muter”), mata
berkunangkunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Pada anemia berat dapat
menyebabkan gangguan kognitif, motoric, iritabilitas dan ditemukan murmur sistolik.
3. Kekurangan Vitamin A (KVA)
Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan
epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata, dan organ lain. Akan
tetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada mata. Pada anak dengan KVA, pasien
atau orang tua pasien sering mengeluhkan gangguan penglihatan yang pada awalnya, anak
mengalami kesulitan untuk mengadaptasi penglihatan di tempat gelap. Keadaan ini apabila
tidak ditatalaksana akan berlanjut dengan buta di malam hari (night blindness).
4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah sekumpulan gejala yang timbul
karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menerus, dalam
jangka waktu
yang cukup lama. Kekurangan iodium memberikan gambaran klinik yang semuanya
disebut
Iodine Deficiensy Disorders (IDD) yang meliputi gondok Endemik dan Kretin.
Spektrum
seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang
terutama ditandai
oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak
dan orang
dewasa, kadar hormon rendah, dan angka lahir dan kematian bayi meningkat.
5. Kelebihan Gizi
Pada anamnesis yang dilakukan secara terarah untuk mencari adanya karakteristik yang
mengarah kepada kelebihan gizi (obesitas), seperti wajah yang bulat, pipi yang tembem, dagu
berlipat, leher pendek, perut buncit dan dinding perut berlipat-lipat, tungkai bentuk huruf x,
dan sebagainya. Kelebihan gizi ditandai dengan berbagai tanda klinis yang didapatkan dari
anamnesis yaitu:
a. hiperpigmentasi di daerah kuduk, lipatan ketiak dan lipatan paha.
b. Iritasi dan lecet di daerah-daerah lipatan (intertrigo furunkulosis).
c. Blount disease (kaki pengkor).
d. Skoliosis (tulang belakang melengkung).
e. Anak berpayudara lebih besar.
f. Nafsu makan berlebihan.
g. Gangguan sistem pernapasan (nafas pendek, batuk dan mengi, intoleransi aktivitas)
05
Dampak Dan
Komplikasi
Malnutrisi
Pada Anak
Komplikasi Malnutrisi Pada Anak

Hipotermia (penurunan suhu tubuh)

Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung

Gagal tumbuh atau stunting pada anak

Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

obesitas dan
underweight
Dampak malnutrisi pada anak

Pertumbuhan fisik terhambat


Adalah berat dan tinggi badan yang tidak sesuai
dengan usia anak. Pada umumnya, hal ini disebabkan
Daya tahan tubuh menurun
oleh penyerapan vitamin dan mineral yang tidak
Malnutrisi dapat menurunkan daya tahan tubuh, sempurna. Atau, kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi
sehingga anak rentan terkena berbagai penyakit. dengan baik.
Jika hal ini terjadi, tumbuh kembang anak dapat
terhambat. Penyakit yang tidak segera diatasi juga
Pertumbuhan fisik terhambat
dapat mengakibatkan kematian pada anak.
Anak yang mengalami kekurangan gizi kurang
mendapatkan asupan makanan sebagai sumber
Pertumbuhan otak terhambat energi. Alhasil, anak berisiko mengalami
keterlambatan perkembangan motorik.
Otak membutuhkan nutrisi penting seperti asam
lemak omega-3 dan 6, yodium, serta zat besi. Anak
yang mengalami malnutrisi biasanya kurang
mendapatkan mineral-mineral tersebut, sehingga
pertumbuhan otak menjadi terhambat.
06
Pemeriksaaan
Malnutrisi
Pada Anak
Pemeriksaan malnutrisi pada anak
Pemeriksaan fisik
1.mengukur tinggi badan dan berat badan
2. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB di bagi dengan TB
Pemeriksaan
Awal: gangguan sirkulasi atau syok, gangguan kesadaran atau, dehidrasi,
hipoglikemia, hipotermi
Lanjutan:
Ukuran dan penilaian: antropometri
Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah HB, urin rutin, albumin, elektrolit, foto
toraks
Analisis diet: asupan makanan, kualitas asupan makanan
07
Pencegahan
Malnutrisi Pada
Anak
Pencegahan malnutrisi

Pencegahan malnutrisi pada balita juga harus dimulai sejak janin masih berada dalam
kandungan karena pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita tidak bisa
terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

Pencegahan dapat dimulai dengan menjaga asupan ibu hamil selalu tercukupi sejak awal
kehamilan. Setelah janin dilahirkan, pencegahan malnutrisi dilakukan dengan
memberikan ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja selama 6 bulan berturut-turut.

Imunisasi harus diberikan secara rutin sejak usia 0 bulan. Imunisasi yang rutin dan lengkap akan
mencegah bayi terserang penyakit infeksi. Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang sesuai
dengan program pemerintah.

Pemantauan kesehatan balita secara rutin juga harus dilakukan supaya mampu mendeteksi adanya
gangguan kesehatan atau gangguan gizi. Hal ini dapat dilakukan dengan membawa balita ke Posyandu
yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.

Program seribu hari pertama kehidupan yang telah dicanangkan oleh UNICEF menyatakan bahwa
pada periode ini anak harus memperoleh ASI, makanan pendamping ASI yang kaya zat gizi dan
suplementasi mikronutrien.
08
Penatalaksanaan
Malnutrisi Pada
Anak
Penatalaksanaan Malnutrisi
Pada Anak
Koreksi defisiensi mikronutrien

Koreksi ketidakseimbangan
5 Memulai pemberian makan
elektrolit
4 6
Atasi/ cegah dehidrasi Mengupayakan tumbuh kejar
3 7
Memberikan stimulasi sensoris dan
Atasi/ cegah hipotermia 2 8 dukungan emosional

Atasi/cegah hipoglikemia
1 9 Mempersiapkan tindak lanjut
pasca perbaikan
C U T E
THANK YOU
THE POWERPOINT TEMPLATE
ADD YOUR NAME

Anda mungkin juga menyukai