Anda di halaman 1dari 17

STEP 1

1. Travel Clinic : klinik yang memberikan pelayanan


kedokteran wisata (travel medicine)
2. PCR/PR Anti gen : polimerase chain reaction
adalah suatu metode enzimatis untuk amplifikasi
DNA secara invitro
3. PHEIC : penyakit menular yang meresahkan
masyarakat dunia
Step 2

1. Dokter yang bertugas di travel clinic menjelaskan


agar terhindar dari penyakit infeksi emerging
melakukan persiapan seperti pratraveing
2. Pandemi covid-19 merupakan penyakit menular
yang meresahkan masyarakat dunia (PHEIC) yang
menyebabkan kematian cukup banyak
STEP 3

1. Sebelum melakukan traveling apakah ada pemeriksaan lain selain PCR?


 Swab antigen dan swab antibodi
2. Apa saja yang harus dipersiapkan tuan A untuk mengunjungi negara
tersebut?
- Mempersiapkan hasil antigen, masker, hand sanitizer, menerapkan 3M
3. Apasaja penyakit infeksi emerging?
 Kolera
 Meningitis
 Meningokokus
 Influenza
 Ebola
 Japanese ensepalitis
4. Berapa lama masa berlaku PCR? 1X24 jam
5. Setelah hasil pcr negatif, untuk apa dilakukan
karantina 14 hari? Virus memerlukan beberapa
waktu untuk mereplikasi atau menggadakan diri,
kemudian membuat oenderita menyebar melalui
bbrapa cara seperti batuk atau bersin, dan dilakukan
masa inkubasi yaitu masa ketika oenderita pertama
kali terinfeksi dan mulai menyebarkan virus
Step 4

Travel clinic

Di tempat
Pra traveling Saat dalam Post traveling
tujuan/
perjalanan
destinasi

- Vaksin
- PCR
- Antigen
- -konsultasi
Step 5

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan


apa saja tujuandari travel medicine
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang definisi travel clinic (kedokteran wisata)
dan peran dokter dalam travel medicine
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang manajemen resiko yang ditimbulkan pada
kegiatan traveling wisata
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang konsep epidemiologi, distribusi
determinan penyakit menular menurut geografis
dan global
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang penyakit menular yang berpotensi dapat
menyebabkan kegawatdarutan kesehatan
masyarakat (epidemi dan pandemi)
Tujuan dari Travel Medicine
Indah
Travel medicine adalah disiplin ilmu kedokteran yang
memfokuskan perhatian pada hal yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan dalam kaitannya dengan suatu proses perjalanan (travelling)
ini. Cabang ilmu ini mencakup berbagai disiplin ilmu termasuk
epidemiologi, penyakit menular, kesehatan masyarakat, kedokteran
tropis, fisiologi , mikrobiologi psikiatri, kedokteran kerja dan masih
banyak lainnya.

Pada dasarnya dua tujuan khusus yang menjadi dasar dalam travel
medicine adalah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Setiap
wisatawan diwajibkan mendapatkan informasi akan potensi resiko
kesehatan di daerah tujuan dan mengerti bagaimana memproteksi diri
sendir dari resiko bahaya tersebut. Kemudian diikuti dengan
pemberian vaksin yang merupakan salah satu tindakan pencegahan
yang biasa dilakukan.
Tiara

Adapun tujuan dari travel medicine adalah


meminimalisir timbulnya risiko kesehatan yang
dapat mengancam paratraveller yang berhubungan
dengan dengan kebutuhan kesehatan serta jenis
pariwisata yang dilakukan. sebab dengan
perencanaan yang lebih dini,dapat dilakukan
pencegahan atau pengobatan preventif sehingga
dapatmelindungi dan meminimalisasi faktor risiko
kecelakaan maupun terjadinya penyakit
definisi travel clinic (kedokteran wisata) dan peran
dokter dalam travel medicine
 Kedokteran Wisata (Travel Medicine) : Cabang ilmu kedokteran yang
secara khusus mempelajari penyakit dan kondisi kesehatan akibat
perjalanan wisata dan upaya penangannya

 Klinik Kedokteran Wisata


Pelayanan kedokteran wisata diberikan di klinik yang ditujukan khusus
untuk itu, yang disebut travel medicine clinic atau klinik kedokteran
wisata. Walaupun sifatnya khusus, travel medicine clinic dapat
didirikan secara terintegrasi dengan institusi kesehatan yang sudah
ada. Pelayanan kedokteran wisata dapat diberikan dalam:
- Klinik Dokter Umum - Klinik Pelabuhan/ Maskapai Penerbangan
- Klinik di Rumah Sakit - Klinik Hotel/ Daerah Tujuan Pariwisata
- Travel Clinic Swasta
Rahmatika
PELAYANAN KEDOKTERAN WISATA :
Konsultasi Pra-Perjalanan
Imunisasi
Profilaksis, stand-by treatment dan medical kit
Konsultasi Pasca-Perjalanan

KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN :


Dokter yang ingin menyelenggarakan praktek kedokteran wisata perlu
menguasai beberapa keterampilan, antara lain:
Pengkajian kesehatan dasar,
Membuat strategi untuk mengurangi risiko,
Strategi penatalaksanaan penyakit ketika bepergian,
Konsultasi pasca-perjalanan,
Keterampilan komunikasi.
Manajemen resiko yang ditimbulkan pada
kegiatan traveling wisata
1. Risiko kontak fisik Jihan

Pertimbangan wisatawan dalam melakukan perjalanan


wisata adalah ke kahwatiran jika terpapar COVID-19.
Kekhawatiran ini sangat wajar, karena penularan covid-19
bisa terjadi di tempat tempat keramaian seperti saat di
bandara ataupun di tempat wisata ketika terjadi
kerumunan.
2. Risiko psikologi
Risiko psikologi adalah kekahwatiran wisatawan terinfeksi
saat melakukan perjalanan wisata. kekahwatiran tersebut
berimplikasi terhadap psikologi wisatawan terhadap rasa
aman saat melakukan kegiatan traveling.
3. Risiko sosial
Risiko sosial bagi wisatawan adalah kekahwatiran ketika melakukan kegiata
traveling adalah sanksi sosial yang akan diberikan oleh masyarakat sekitar. Baik di
destinasi wisata ataupun ketika kembali ke rumah, karena mereka akan dianggap
sebagai potensi penularan virus COVID-19. Risiko sosial itu menyebabkan
wisatawan saat kembali ke rumah mereka akan dikucilkan oleh tetangga atau
diberikan stigma negatif sebagai orang yang berpotensi menularkan virus.
4. Risiko finansial
Risiko finansial atau keuangan merupakan risiko yang sangat diperhatikan oleh
wisatawan. berita akhir akhir ini kita melihat bahwa tes kesehatan seperti tes PCR
sebagai syarat untuk melakukan perjalan wisata juga tidak murah, harga tes pcr
bisa mencapai angka Rp 2,5 juta yang nilainya lebih mahal daripada tiket
penerbangan domestik. Risiko finansial ini menjadikan liburan di dalam negeri
akan lebih mahal daripada keadaan liburan sebelum terjadinya pandemi. Risiko
finansial ini juga mempertimbangkan biaya biaya lain seperti membayar kewajiban
hutang, membayar biaya pendidikan dan sebagainya. Sehingga pertimbangan
untuk berwisata bukanlah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh wisatawan.
5. Risiko performa layanan
Performa layanan seperti restauran, hotel maupun
tempat wisata menjadi faktor risiko yang
dipertimbangkan oleh wisatawan. Faktor risiko
performa layanan ini juga mempertimbangkan
dengan adanya protokol kesehatan apakah
pelayanan pariwisata tidak mengurangi dari segi
kualitas pelayanan yang diberikan.
konsep epidemiologi, distribusi determinan penyakit
menular menurut geografis dan global

Penyakit menular tetap menjadi masalah penting di semua negara terutama


di negara berkembang khususnya Indonesia. Lingkungan hidup di
Indonesia menjadi jelek akibat urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota,
tumpukan sampah dimana-mana dan meningkatnya polusi udara. Penyakit
menular seperti demam berdarah dengue sudah menyebar hampir di setiap
daerah. Dengan semakin maju tehnologi dan
transportasi sehingga memudahkan pergerakan individu dari suatu daerah
kedaerah lainnya, demikian juga dari suatu negara kenegara lainnya yang
menyebabkan penyebaran penyakit menular juga menjadi lebih cepat.
Dampak Globalisasi penyebaran penyakit menular secara geografis dapat
bersifat lokal, regional maupun internasionalPenyakit menular terjadi
akibat berbagai faktor baik agen, induk semang (host) dan lingkungan
(multi causation of disease). Dalam epidemiologi ada 3 faktor yang dapat
menerangkan penyebaran (distribusi) penyakit atau masalah kesehatan
yaitu orang (person), tempat (place) dan waktu (time).
Rahmadi
Penyakit menular yang berpotensi dapat menyebabkan
kegawatdarutan kesehatan masyarakat (epidemi dan pandemi)

Anda mungkin juga menyukai