Penjadwalan untuk petik ovum sudah dilakukan jika terdapat 2 atau lebih folikel
dengan diameter 16 mm pada pagi hari pada saat perencanaan penjadwalan.
Jika kadar E2 dipantau, maka kadar E2 harus mencapai minimal 200pg/mU folikel
matang.
PENJADWALAN PETIK OVUM
1. Tergantung parameter siklus, penjadwalan dapat ditunda satu hari atau lebih.
2. Jarang dilakukan penjadwalan jika folikel dominan hanya 16 mm. Sebagian besar siklus baru
dijadwalkan jika folikel dominan sudah mencapai 18-22 mm.
3. Penundaan penjadwalan petik ovum yang terlalu lama dapat mengakibatkan abnormalitas
pertumbuhan folikel steroiedogenesis dan diperkirakan dan berhubungan dengan penurunan
viabilitas oosit dan postmaturitas kompleks cumulus-oosit.
4. Pada beberapa siklus dengan prognosis buruk, penjadwalan petik ovum dapat terjadi sebagai
pilihan terakhir meskipun gagal mencapai kebutuhan minimal dalam jumlah folikel.
5. Pasangan suami istri biasanya diberikan penjelasan dan berperan dalam pengambilan keputusan
terakhir untuk melanjutkan siklus pengobatan (Anwar, 2005).
PENJADWALAN PETIK OVUM
2. Penyuntikan hCG dengan dosis 5000 IU atau 10000 IU (diputuskan oleh ahli yang bersangkutan) dilakukan 36 jam
sebelum waktu pemetikan ovum.
3. Waktu petik ovum di kamar operasi biasanya dimulai pukul 09.00 dan selang waktu antara 1 petik ovum dengan petik
ovum berikutnya (jika ada lebih dari 1 petik ovum pada hari itu) adalah 30 – 60 menit, bergantung pada jumlah folikel
yang akan diaspirasi. Selang waktu ini diperlukan untuk memberikan persiapan kamar operasi dari satu pasien ke pasien
berikutnya.
4. Jika ada lebih dari 1 jenis petik ovum, maka penjadwalan untuk ICSI didahulukan dari FIV rutin, dan petik ovum untuk
kasus dengan jumlah folikel banyak dengan prosedur yang sama dijadwalkan paling akhir. Tetapi jika ada pasangan
untuk MESA atau PESA maka harus didahulukan jadwal petik ovum-nya dari pasangan lainnya.
5. Pada pasien dengan riwayat ovulasi dini (premature), maka selang waktu penyuntikan hCG dengan waktu petik ovum
mungkin dapat dikurangi menadi 34 jam (Anwar, 2005).
PROSEDUR PETIK OVUM
2. Dokter coordinator
kamar operasi harus
memeriksa kembali
segala persiapan 3. Teknik pengambilan
1. Dilakukan di kamar pra-operasi pasien, ovum dilakukan
khusus fertilitas staf kamar operasi, dengan anestesi
pada waktu yang dan seluruh umum dengan cara 4. Persiapan petik
telah ditetapkan perawatan yang Transvaginal ovum
pada saat akan digunakan Directed Oocycle
penjadwalan. untuk petik ovum Recovery dengan
pada pagi hari bimbingan USG.
sebelum Tindakan
petik ovum
dilakukan.
PERSIAPAN PRA PETIK OVUM
Masuk ke kamar
operasi sesuai instruksi
dokter
Menunggu
pengambilan sel telur di
ruang pulih
Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum
pengambilan sel telur
Pemeriksaan pra
pengambilan sel telur
oleh dokter umum di
Suami harus hadir pada bagian fertilitas
saat pengambilan sel
telur istri, untuk
Datang ke klinik 1 jam pengambilan sperma,
lebih awal dari jadwal dan sudah tidak
operasi berhubungan 3-5 hari
Puasa 6 jam pre-operasi sebelumnya
PERSIAPAN PROBE USG
Perawat (I) membantu menyiramkan aqua steril sebanyak 2 liter untuk mencuci probe USG di atas Waskom lebar di atas
Troley (I).
Perawat (II) mengeringkan probe USG bagian yang steril dengan handuk steril dari ujung ke arah garis merah muda.
Handuk dimasukan ke dalam ember.
Perawat (II) memasang plastic pembungkus Prove steril, dibantu perawat (III) ujung plastic rekatkan dengan steristip steril.
Kemudian Needle Guide dipasang pada probe USG. Probe USG yang sudah siap pakai diletakan di atas Troley III.
Jarum aspirasi disambungkan dengan selang yang berhubungan dengan pompa aspirator.
PROSEDUR PEMETIKAN OVUM (LANJUTAN)
Perawat (I), trolley II didorong ke pinggir kamar operasi. Lampu sorot dimatikan, lalu disiapkan kursi untuk operator.
Perawat (III), berdiri disamping kanan operator memegang tube warmer yang sudah dihangatkan dan berisi 2 buah tabung steril.
Tabung I dihubungkan dengan jarum aspirasi yang sudah berhubungan denga pompa aspirasi.
Warmer tube harus mengarah ke operator agar mudah melihat cairan yang terisi.
Sebelum mulai melaksanakan petik ovum, perawat II melaksanakan uji jarum aspirasi dengan menghisap cairan media dari tabung khusus
sesuai instruksi dokter, kemudia cairan hisapan dalam tabung ditutup diletakan di atas nierbekken. Ambil tabung baru dan letakkan dalam
tube warmer sehingga selalu ada 2 tabung dalam tuber warmer.
Jarum aspirasi dipindahkan dari tabung yang penuh ke tabung kosong, demikian seterusnya tabung diganti-ganti. Setiap kali pengambilan
sel telur tabung diletakan dalam tube header dalam keadaan tertutup, keterangan dicatat yaitu dari indung telur kiri/kanan, beberapa folikel
dalam satu tabung dan diberi nomor, kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilihat berapa jumlah sel telur yang didapat diberitahukan
kepada dokter.
PROSEDUR PEMETIKAN OVUM (LANJUTAN)
Perawat II, selesai melaksanakan petik ovum mengambil jarum aspirasi dari dokter dan memasukan kedalam penutupnya
untuk dibuang nantinya.
Perawat II, menyerahkan speculum sims, dan klem fenster berisi kasa kering kepada dokter untuk membersihkan vagina dan
menekankan pendarahan.
Perawat III, mematikan alat USG kemudian mengambil probe USG untuk dicuci di wastafel dengan air yang mengalir.
Perawat I mendorong alat probe USG ke pinggir kamar operasi kemudian memasang bagian kaki meja operasi, meluruskan
kaki pasien, dan melepaskan penyangga kaki sebelah kanan.
Perawat I mengambil tempat tidur pendorong pasien dari kamar pulih dan memindahkan pasien dari kamar operasi ke
kamar pulih.
Selanjutnya pasien diawasi di kamar pulih oleh perawat dan dokter umum sampai
PROSEDUR PEMETIKAN OVUM (LANJUTAN)