Anda di halaman 1dari 55

Kelompok III

Reynaldo Alexander 1824090080


Titi Widia Ningrum 1824090053
Fathia Yasmin F. 1824090147
Nila Fachrilia 1824090157
Tarissa Aulia 1824090179
Meli Luthfianti 1824090188

Waktu Belajar dalam Tugas selasa 7.50


IVAN PETROVICH
PAVLOV

 Pavlov lahir di Rusia pada 1849 dan meninggal


di sana pada 1936.
 Pada 1904 dia memenangkan hadiah Nobel
untuk karyanya di bidang fisiologi pencernaan.
 Dia baru memulai studi refleks yang
dikondisikan pada usia 50 tahun.
 Melalui Pavlov, kita melihat pentingnya
penemuan tidak sengaja, atau penemuan
aksidental, dalam ilmu pengetahuan
 Metode studi pencernaan Pavlov menggunakan cara pembedahan pada anjing yang
memungkinkan cairan perut mengalir melalui suatu hiliran (fistula) keluar dari tubuh,
dan cairan itu ditampung.
 Ketika Pavlov mengukur sekresi perut saat anjing merespons bubuk makanan dia
melihat bahwa hanya melihat makanan saja telah menyebabkan anjing mengeluarkan
air liur. Selain itu, saat mendengar langkah kaki eksperimenter si anjing juga
mengeluarkan air liur
 Pavlov menyebut respons itu sebagai refleks “psikis.”
 Pavlov pada mulanya enggan meneliti refleks “psikis” ini. Tetapi setelah
bergulat lama dia akhirnya memutuskan untuk mempelajari isu ini. Namun
dia mempelajarinya sebagai problem fisiologis murni agar tidak ada elemen
subjektif yang masuk ke dalam risetnya.
 Pavlov memulai karier keduanya dengan mendalami studi refleks psikis pada
usia 50 tahun, sedangkan dia mengawali karier ketiganya dengan mendalami
studi aplikasi karyanya pada pengkondisian penyakit mental pada usia 80
tahun.
 Studi ini diwujudkan dalam bentuk buku berjudul Conditioned Reflexes and
Psychiatry (1941), yang oleh banyak orang dianggap memberikan kontribusi
yang signifikan untuk psikiatri.
 Pada saat Thorndike mengerjakan riset utamanya, Pavlov juga sedang meneliti proses
belajar.
 Meskipun Pavlov (1928) tidak terlalu menghargai para psikolog, dia cukup
menghormati Thorndike dan mengakuinya sebagai orang pertama yang melakukan riset
sistematis terhadap proses belajar pada binatang.
 Thorndike dan Pavlov, meskipun menempuh jalur yang berbeda dalam banyak hal,
sama-sama menyukai sains dan percaya pada kemampuan sains untuk memecahkan
banyak problem manusia.
• Istilah pengkondisian Pavlovian dan pengkondisian klasik adalah
sama.
• Unsur yang dibutuhkan untuk melahirkan pengkondisian Pavlovian
atau klasik adalah:

a) unconditioned stimulus (stimulus yang tak dikondisikan [US]), yang


menimbulkan respons alamiah atau otomatis dari organisme;
b) unconditioned response (respons yang tidak dikondisikan [UR]) yang
merupakan respons alamniah dan otomatis yang disebabkan oleh US;
c) conditioned stimulus (stimulus yang dikondisikan [CS]), yang merupakan
stimulus netral karena ia tidak menimbulkan respons alamiah atau otomatis
pada organisme.

• Ketika unsurunsur ini bercampur dengan cara tertentu, akan terjadi


conditioned response (respons yang dikondisikan [CR]). Untuk
memproduksi CR, CS, dan US harus dipasangkan beberapa kali.
Prosedur training : CS US UR
Demonstrasi pengkondisian : CS CR

Dalam contoh Pavlov, US adalah larutan asam, UR adalah air liur (yang disebabkan
oleh asam), dan CS adalah suara.

Pavlov berpendapat bahwa UR dan CR selalu merupakan jenis respons yang sama; jika
UR adalah keluarnya liur, maka CR juga keluarnya liur. Namun, besarnya CR selalu
lebih sedikit ketimbang UR.
Pelenyapan Eksperimental

 Eksistensi CR bergantung pada US


 Tanpa US, CS tidak akan mampu mengeluarkan CR
 Setelah CR dikembangkan, CS terus dihadirkan tanpa US yang mengikuti CS, maka CR
pelan-pelan akan lenyap.
 Ketika CS tak lagi menghasilkan CR, extinction (pelenyapan) eksperimental dikatakan telah
terjadi.
 Pelenyapan terjadi ketika CS disajikan kepada organisme tanpa diikuti dengan penguatan.
Dalam studi pengkondisian klasik, penguatan adalah US
Pemulihan Spontan

Jika CS sekali lagi dihadirkan kepada hewan, CR akan muncul kembali secara temporer. CR
“dipulihkan secara spontan” meskipun tidak ada lagi pasangan CS danUS
PENGKONDISIAN TINGKAT TINGGI

 Misalnya, kedipan cahaya (CS) dengan penyajian makanan (US). Makanan akan menyebabkan hewan
mengeluarkan liur, dan setelah CS dan US beberapa kali dipasangkan, maka penyajian cahaya saja akan
menyebabkan hewan mengeluarkan liur. Keluarnya air liur setelah ada kedipan cahaya, tentu saja, adalah
respons yang dikondisikan.

 Sekarang cahaya itu sudah menimbulkan air liur, dan ia dapat dipasangkan lagi dengan CS kedua, misalnya
suara dengungan. Arah pendampingan pasangan itu sama dengan pengkondisian awal: Pertama CS baru
(suara berdengung) disajikan, dan kemudian disajikan cahaya. Perhatikan bahwa makanan tidak lagi dipakai
di sini. Setelah beberapa kali dipasangkan, suara saja sudah bisa menyebabkan hewan mengeluarkan liur.
• CS pertama dipakai seperti US yang dipakai untuk menghasilkan respons yang
dikondisikan. Ini dinamakan pengkondisian tingkat kedua. Kita juga mengatakan bahwa CS
pertama mengembangkan properti penguat sekunder karena ia dipakai untuk
mengondisikan respons terhadap stimulus baru. Karenanya, CS ini dinamakan secondary
reinforcer (penguat sekunder). Karena penguat sekunder tidak dapat berkembang tanpa
US, maka US dinamakan primary reinforcer (penguat primer).

Pengkondisian tingkat tinggi harus dipelajari selama proses pelenyapan, maka sangat sulit,
jika bukannya mustahil, untuk melampaui pengkondisian tingkat ketiga. Saat kita melewati
pengkondisian tingkat kedua dan ketiga, besaran CS menjadi semakin kecil dan CR hanya
bertahan selama segelintir percobaan.
Generalisasi

 Besaran CR akan tergantung pada kemiripan nada dengan nada awal; dalam kasus ini, semakin
mirip nada baru dengan nada 2.000-cps, semakin banyak besaran CR-nya.
 Ada hubungan antara konsep generalisasi Pavlov dengan penjelasan transfer training dari
Thorndike.
 Generalisasi dan transfer menjelaskan bahwa kita dapat memberikan reaksi yang telah dipelajari
untuk situasi yang belum pernah kita jumpai sebelumnya; yakni kita merespons situasi baru
seperti ketika kita merespons situasi yang serupa yang sudah kita kenali.
 Adanya perbedaan antara penyebaran efek Thorndike dengan generalisasi Pavlov.
 Untuk penyebaran efek, kedekatan adalah faktor penting.
 Untuk generalisasi, kemiripanlah yang penting, bukan kedekatan.
DISKRIMINASI

• Lawan dari generalisasi adalah discrimination (diskriminasi).


• Diskriminasi, mengacu pada tendensi untuk merespons sederetan
stimuli yang amat terbatas atau hanya pada stimuli yang digunakan
selama training saja.
• Diskriminasi dapat muncul melalui dua cara :
• Training
Semakin banyak jumlah training, semakin sedikit
generalisasinya.
• Penguatan Diferensial
Hubungan Antara CS dan US

 Pertama, tampaknya harus ada interval presentasi optimal antara CS dan US


agar pengkondisian terjadi dengan cepat.
 Pertimbangan kedua masih terkait dengan yang pertama. Dengan
menggunakan prosedur pengkondisian klasik, biasanya ditemukan bahwa jika
CS muncul setelah US disajikan, pengkondisian akan sangat sulit
diwujudkan, atau bahkan mungkin mustahil. Ini dinamakan backward
conditioning (pengkondisian ke belakang).
 Secara umum, Egger dan Miller menyimpulkan bahwa agar pengkondisian
klasik terjadi, organisme harus bisa menggunakan CS untuk memprediksi
apakah penguatan akan terjadi atau tidak.
• Menurut Pavlov, dua proses dasar yang mengatur semua aktivitas sistem saraf sentral adalah
excitation (eksitasi) dan inhibition (hambatan).
• Pavlov berspekulasi bahwa setiap kejadian di lingkungan berhubungan dengan beberapa titik di otak
dan saat kejadian ini dialami, ia cenderung menggairahkan atau menghambat aktivitas otak.
• Pavlov disebut cortical mosaic (mosaik kortikal). Mosaik kortikal pada satu momen akan menentukan
bagaimana organisme merespons lingkungan. Setelah lingkungan eksternal atau internal berubah,
mosaik kortikal akan berubah dan perilaku juga berubah.
• Menurut Pavlov pusat otak yang berkali-kali aktif bersama akan membentuk koneksi temporer dan
kebangkitan satu poin akan membangkitkan poin lainnya.
 Stereotip dinamis adalah mosaik kortikal yang menjadi stabil karena
organisme berada dalam lingkungan yang dapat diprediksi selama
periode waktu tertentu yang lumayan panjang.
 Ringkasnya, kejadian lingkungan tertentu cenderung diikuti oleh
kejadian lingkungan lainnya, dan selama hubungan ini terus terjadi,
asosiasi antara keduanya pada level neural akan menguat.
Iradiasi dan Konsentrasi

• Pavlov menggunakan istilah analyser untuk mendeskripsikan jalur dari satu reseptor
indrawi ke area otak tertentu. Suatu analyser terdiri dari reseptor indrawi, jalur sensoris
dari reseptor ke otak, dan area otak yang diproyeksikan oleh aktivitas sensoris.
• Pada awalnya terjadi irradiation of excitation (iradiasi eksitasi); dengan kata lain, eksitasi
ini akan meluber ke area otak lain di dekatnya. Ini adalah proses yang dipakai Pavlov
untuk menjelaskan generalisasi.
• Penjelasan Pavlov tentang generalisasi adalah bahwa impuls neural berjalan dari reseptor
indra—dalam kasus ini dari telinga—ke area tertentu di dalam otak yang bereaksi terhadap
nada 2.000-cps.
• Pavlov mengasumnsikan bahwa nada yang paling dekat dengan nada 2.000-cps
direpresentasikan dalam daerah otak yang dekat dengan area yang menerima
nada 2.000-cps.
• Pavlov mengasumsikan bahwa eksitasi akan hilang karena jarak: eksitasi paling
kuat terjadi di poin yang berkorespondensi dengan CS dan paling lemah di area
yang paling jauh.
• Pavlov juga menemukan bahwa concentration (konsentrasi), sebuah proses yang
berlawanan dengan iradiasi, mengatur eksitasi dan hambatan. Dia menegaskan
bahwa dalam situasi tertentu baik itu eksitasi maupun hambatan dikonsentrasikan
pada area spesifk di otak. Proses iradiasi ini dipakai untuk menjelaskan
generalisasi, sedangkan proses konsentrasi dipakai untuk menjelaskan
diskriminasi.
Pavlov mengidentifikasi dua tipe umum dari pengkondisian :
• Excitatory conditioning, akan tampak ketika pasangan CS - US menimbulkan suatu
respons
• Conditioned inhibition tampak ketika training CS menghambat atau menekan suatu
respons.
Ringkasan Pandangan Pavlov tentang Fungsi Otak

Pavlov mengatakan :
•Berbagai macam stimuli, yang berbeda sifat dan intensitasnya, mencapai belahan otak dari
dunia luar dan dari dalam medium internal organisme tersebut. Beberapa di antaranya
menimbulkan efek refleks (orienting reflex) dan sebagian lainnya menimbulkan efek yang
dikondisikan dan tak dikondisikan. Semua itu bertemu bersama, saling berinteraksi, dan
akhirnya disistematisasikan, diseimbangkan, dan membentuk stereotip dinamis. Sungguh
pekerjaan yang luar biasa!
Reflex orienting yang disebut dalam kutipan di atas adalah tendensi organisme untuk
memerhatikan atau mengeksplorasi stimuli baru yang muncul di dalam lingkungan mereka.
Sistem Sinyal Pertama dan Kedua

• Pavlov menyebut stimuli yang memberi sinyal kejadian yang penting secara biologis (CS) ini
sebagai first signal system (sinyal sistem pertama) atau “sinyal realitas pertama.”
• Selain itu, manusia juga menggunakan bahasa yang terdiri dari simbol-simbol realitas. Jadi,
seseorang mungkin merespons kata bahaya sebagaimana seseorang akan merespons situasi
aktual yang berbahaya. Pavlov menyebut kata yang melambangkan realitas itu sebagai “sinyal
dari sinyal” atau second signal system (sistem sinyal kedua). Sinyal-sinyal yang muncul bisa
diorganisasikan dalam sistem kompleks yang akan memandu banyak perilaku manusia.
• Salah satu contoh dari bagaimana bahasa merumitkan pengkondisian klasik ini ada di
dalam area semantic generalization (generalisasi semantik) (terkadang dinamakan
generalisasi yang dimediasi). Studi-studi telah menunjukkan bahwa satu respons dapat
dikondisikan ke makna dari suatu stimulus, bukan ke stimulus konkret itu sendiri.
• Generalisasi semantik juga tampak bervariasi sebagai suatu fungsi usia.
• Pavlov menganggap bahwa proses yang kita lakukan untuk mengembangkan reaksi
terhadap lingkungan adalah sama dengan proses yang kita gunakan untuk bereaksi
terhadap kata atau pikiran.
PERBANDINGAN ANTARA PENGKONDISIAN KLASIK DAN
INSTRUMENTAL
•   dalam analisisnya terhadap pengkondisian, pavlov menekankan pada
kontinuitas yakni jika CS mendahului US pada akhirnya CS akan
menghasilkan CR.
•  CR tidak selalu merupakan UR keci. Pavlov  percaya bahwa selama jalannya
pengkondisian CS akan menggantikan US,  dan itulah mengapa
pengkondisian klasik kadang disebut sebagai stimulus substitute learning.
•  Periset bukan hanya menemukan bahwa CR dan UR adalah berbeda, tetapi
mereka juga menemukan bahwa keduanya saling bertentangan.
• Contoh lain dari pertentangan CR dan UR  ditemukan ketika obat dipakai
sebagai US. Shepard siegel mendeskripsikan serangkaian eksperimen
dimana morfin di pakai sebagai US
• Juga ditemukan bahwa  ( misalnya, holland, 1977 ) Bahkan ketika digunakan
US yang sama, akan muncul CR yang berbeda-beda ketika CS yang berbeda
dipasangkan dengan US itu 
•   Pavlov percaya selama pelenyapan Presentasi CS yang tidak diperkuat akan
menghasilkan hambatan yang dikondisikan yang menekan atau mengganti asosiasi
eksitatoris yang telah dipelajari sebelumnya antara CS dan US.
•  argumen ini didasarkan pada tiga fenomena belajar yang reliabel. pertama,
pemulihan spontan, yang sudah dideskripsikan di atas. kedua, dinamakan reneval
effect ( efek pembaruan ), yang muncul ketika satu respon yang telah dikondisikan
dalam satu konteks  eksperimental dilenyapkan dalam konteks lainnya. ketiga
Reinstatement, muncul ketika US disajikan setelah pelenyapan eksperimental
sudah selesai.
• Bouton ( 1993, 1994 ) Mengemukakan bahwa faktor kontekstual, yang terdiri dari  
stimuli temporal dan stimuli fisik atau spasial yang dihadirkan selama
pengkondisian, berfungsi untuk membangkitkan memori asosiasi CS-US. 
• Misalnya reinstatement tidak muncul jika US  pacar pelenyapan tidak disajikan
dalam satu konteks yang berbeda dengan konteks yang eksis selama pengkondisian
awal. Selain itu, pemulihan spontan berkurang secara signifikan secara signifikan
jika petunjuk distingtif ( non CS )Yang di yang disajikan selama pelenyapan
diperkenalkan kembali selama tes untuk pemulihan.
OVERSHADOWING DAN BLOCKING
   pavlov mengamati bahwa  Jika dia menggunakan satu stimulus majemuk   atau
gabungan sebagai CS dan satu komponen dari stimulus tersebut lebih menonjol
ketimbang komponen lainnya, maka komponen yang paling menonjol lah  yang
dikondisikan. fenomena ini disebut overshadowing
  pada 1969 Leon Kamin melaporkan serangkaian percobaan penting tentang
fenomena yang disebutnya blocking atau juga dinamakan blocking effect. 
 Kamin (1969 ) Menggunakan variasi prosedur CER untuk menunjukkan konsep
blocking. Pertama tikus dilatih menekan tuas untuk mendapatkan penguatan
berupa makanan. kemudian tikus dihadapkan pada 16 kali percobaan di mana
suara diikuti dengan setrum. hasil dari training ini adalah respon dikekang atau
tidak dimunculkan saat suara diperdengarkan. fase selanjutnya adalah
menyandingkan suara dari tahap sebelumnya dengan cahaya   dan karenanya
menciptakan stimulus majemuk atau gabungan.
  Di sini perlu dicatat bahwa blocking, seperti overshadowing, menunjukkan contoh
situasi dimana stimuli dipasangkan Sesuai dengan prinsip pengkondisian klasik
namun tidak menimbulkan pengkondisian.
•  Robert rescorla dan  Alan Wagner menyusun teori yang dalam satu
pengertian, didasarkan pada karya egger dan miller . teori recorla- wagner
Memberikan penjelasan fenomena pengkondisian klasik umum memberikan
beberapa prediksi tak terduga yang relevan dengan pengkondisian klasik, dan
memecahkan beberapa problem penting yang berkaitan dengan teori
pengkondisian klasik.
•  Teori ini menggunakan logika simbolis dan matematika sederhana untuk
meringkas dinamika belajar. Pertama kurva belajar meningkat secara
bertahap sampai mendekati level maksimum, atau asymptote. Rescorla dan
wagner mengasumsikan bahwa sifat dari US akan menentukan level
maksimum, atau asympotik, dari pengkondisian yang akan di capai. Level
maksimum ini di lambangkan dengan λ ( lambda )
• Kemudian, belajar asosiatif yang di terima sebelum percobaan spesifik n di
desain oleh Vn-1, dan perubahan dalam belajar karena dalam pengkondisian
percobaan n di simbolkan dengan ΔVn. simbol Δ ( delta ) menunjukkan
perubahan dalam V
• Terakhir, teori rescola-wagner memuat dua konsep yang merujuk pada “
conditionability “ ( kondisionabilitas ) dari pasangan CS dan US tertentu.
Koefisien α ( alpha ) adalah kekuatan asosiatif potensial dari CS tertentu.
Suara keras, misalnya, akan memberi nilai α ketimbang suara rendah atau
tak terdengar. Koefisien β ( beta ) adalah kekuatan asosiatif potensial dari
US spesifik. Setrum listrik yang kuat akan menimbulkan efek penjauhan
yang lebih dramatis ketimbang daya setrum yang kecil, dan karena nya
memiliki nilai β yang lebih besar
• Jika kita menempatkan semua komponen ini bersama-sama untuk CS yang
telah di spesifikasikan ( CSA) dan US yang di spesifikasikan ( USA) kita
mendapatkan persamaan
• ΔVN= αAβA( λ-Vn-1 )
• Persaman ini mengindikasikan bahwa perubahan kekuatan belajar asosiatif
pada setiap percobaan adalah fungsi dari perbedaan antara belajar yang
maksimum dengan jumlah yang telah di pelajari pada saat akhir dari
percobaan sebelumnya.
 Teori rescorla wagner memiliki kelebihan karena bisa pula
menghitung anomalous dalam pengkondisian klasik.
 Mari kita lihat bagaimana teori ini menerangkan blocking.
Ingat, bahwa blocking terjadi saat respon pertama-tama
di kondisikan pada satu CSa awal ( cahaya dan CSX
tambahan ( suara ). Ketika elemen kedua dalam stimuli
majemuk ini ( yakni suara ) di sajikan sendirian, ia hanya
sedikit menimbulkan atau bahkan tidak menimbulkan
suatu respons yang di kondisikan
 Dalam bahasa simbolik, selama pengkondisian awal V A
mendekati λ, dan ΔVA, mendekati nol, ketika kita memulai
training stimulus majemuk kita punya kondisi dimana
 ΔVA = αA β( λ- VAX ) Dan Δ VX = αX β ( λ-VAX )
 Jadi VX Secara fungsional adalah nol
• Dalam artikelnya yang berpengaruh, “Pavlovian Conditioning: It’s Not What
You Think”, Rescorla (1988) menyajikan tiga observasi tentang
pengkondisian Pavlovian dan menjelaskan arti pentingnya dalam psikologi
modern.
• Pertama, seperti Egger dan Miller (1962, 1963) dia mengatakan pada
dasarnya ada korelasi antara US dan CS yang lebih dari sekadar kebetulan
atau kontiguitas. Misalnya, satu situasi dimana hewan mengalami US acak
selama periode lebih panjang.
• Kedua, seperti zener  (1917), rescorla ( 1988 ) mengatakan bahwa klaim
umum bahwa CR adalah miniatur atau ringkasan dari dar UR  adalah klaim
yang terlalu menyederhanakan atau bahkan tidak tepat. respons tipikal untuk
suatu US Berupa setrum listrik dalam eksperimen, misalnya, adalah
peningkatan aktivitas atau beberapa Respon yang mengejutkan.
•  2 poin ini tampak jelas ketika rescorla ( 1966 ) Melatih anjing untuk
melompat rintangan di sebuah kotak agar ia terhindar dari setrum yang
diberikan dalam interval reguler 30 detik. Setiap kali  anjing melompati
rintangan, waktu dihitung lagi dari nol dan dimulai lagi dari awal
• Setelah training awal, anjing kemudian dipindah dari Apparatus
percobaan lompat rintangan dan kemudian dimasukkan ke percobaan
dengan suara yang diikuti dengan  setrum. anjing-anjing itu dibagi
menjadi tiga kelompok. Kelompok 1 menerima forward conditioning
atau pengkondisian ke depan di mana CS ( nada selama 5 detik )
selalu di ikuti dengan US ( setrum listrik ). Kelompok2 menerima US 
dan kemudian CS.Situasi untuk kelompok ini diatur sedemikian rupa
sehingga CS Tak pernah dipasangkan dengan setrum dan tak pernah
diikuti oleh setrum selama 30 detik. Kelompok 3 mengalami CS yang
mendahului US dan mengikutinya dalam jumlah waktu yang sama. 
• Dalam fase terakhir, anjing ditempatkan kembali dikotak percobaan
awal dan kemudian diberi latihan penghindaran sampai tingkat respon
penghindaran nya stabil.
• 1 poin penting yang harus diingat saat menginterpretasikan hasil dari
eksperimen ini adalah bahwa semua hewan menerima jumlah setrum
yang sama selama fase eksperimen pengkondisian klasik yang
bervariasi adalah hubungan antara CS dan US.
 Sekali lagi, penjelasan rescorla mengenai hasil percobaan ini
mirip dengan penjelasan yang di berikan oleh Egger dan Miller (
1963). Keduanya mengatakan bahwa agar pengkondisian
klasik terjadi,CS haruslah informatif yakni ia harus memberi
organisme informasi yang berguna tentang US Tetapi, rescorla
memperluas karya Egger dan Miller Dengan menunjukkan
bahwa kontingensi negatif adalah sama informatif nya dengan
kontingensi positif. menurut restoran hanya prosedur kontrol
acak lah yang akan menghasilkan hubungan non informatif
antara  CS Dan US Dan karenanya tidak menghasilkan
pengkondisian. 
 Terakhir,Rescorla ( 1988 )  mengklaim bahwa pengkondisian
pavlovian lebih dari sekadar belajar refleks dan bahwa
pengkondisian itu menduduki tempat penting dalam psikologi
kontemporer.
• Rescorla Mengklaim bahwa kelompok kontrol yang benar-benar
adalah yang akan menciptakan situasi di mana tidak ada hubungan
prediktif antara CS Dan US Dan karenanya tidak ada pengkondisian. 
• Menurut selligman ( 1969, 1975 ) Memberikan bukti yang
menyatakan bahwa hewan sebenarnya telah mempelajari sesuatu
yang sangat penting dalam apa yang oleh Rescorla Disebut kondisi
kontrol yang benar-benar acak.
•  menurut seligman, seekor hewan mengetahui bahwa dalam
pengkondisian klasik hewan mengetahui dirinya tak berdaya ya
karena kondisinya memang mengharuskan demikian. lebih jauh
ketidakberdayaan yang dipelajari itu tidak ada kaitannya dengan
setrum yang dialaminya tetapi ia berkaitan dengan ketidakmampuan
hewan itu untuk mengontrol setrum.
•  untuk menguji hipotesis ini, seligman dan  dan meier ( 1967 )
Menggunakan training penghindaran dengan menggunakan kotak shuttle 
dalam fase 2 studi mereka. jika subjek merespon suara dengan melompati
rintangan yang membagi kotak itu, maka nada dan setrum akan dihentikan.
•  fenomena learned helpnessness  Ini ini ditemukan di banyak spesies
hewan, juga pada manusia, dengan menggunakan US aversif dan yang
lainnya. Gejala learned helpnessness Ini antara lain keengganan untuk
melakukan suatu tindakan untuk mempertahankan penguatan atau untuk
menghindari hukuman, sikap Pasif, menarik diri, takut, depresi dan
kepasrahan untuk menerima apa yang akan terjadi
• Jadi, kita melihat bahwa dalam Apa yang disebut sebagai kondisi kontrol
yang benar-benar acak, organisme belajar bahwa mereka tidak berdaya
untuk menghindari atau melarikan diri dari situasi yang buruk sehingga
mereka berhenti berusaha. 
•  
•  untuk menguji hipotesis ini, seligman dan  dan meier ( 1967 )
Menggunakan training penghindaran dengan menggunakan kotak shuttle 
dalam fase 2 studi mereka. jika subjek merespon suara dengan melompati
rintangan yang membagi kotak itu, maka nada dan setrum akan dihentikan.
•  fenomena learned helpnessness  Ini ini ditemukan di banyak spesies
hewan, juga pada manusia, dengan menggunakan US aversif dan yang
lainnya. Gejala learned helpnessness Ini antara lain keengganan untuk
melakukan suatu tindakan untuk mempertahankan penguatan atau untuk
menghindari hukuman, sikap Pasif, menarik diri, takut, depresi dan
kepasrahan untuk menerima apa yang akan terjadi
• Jadi, kita melihat bahwa dalam Apa yang disebut sebagai kondisi kontrol
yang benar-benar acak, organisme belajar bahwa mereka tidak berdaya
untuk menghindari atau melarikan diri dari situasi yang buruk sehingga
mereka berhenti berusaha. 
•  
Pentingnya Perhatian. Nicholas Mackintosh (1975)
berteori bahwa organisme mencari informasi yang memprediksikan
kejadian yang signifikan secara biologis (yakni, US). Pandangan
Mackintosh didasarkan pada pemrosesan informasi secara aktif.

Penjelasan Mackintosh mengenai blocking berasal dari


asumsi bahwa petunjuk yang lebih prediktif akan mendapat
perhatian yang lebih besar.
Jadi, teori Mackintosh menjelaskan observasi
bahwa blocking akan makin efektif ketika CS
pertama dan CS kedua semakin sering dipasangkan.

Perbedaan utama antara pandangan Rescorla-


Wagner dengan Mackintosh adalah bahwa Rescorla-
Wagner memandang organisme sebagai penerima
dan pencatat informasi dari lingkungan secara pasif
sedangkan Mackintosh berpendapat sebaliknya.
Surprisingness (keterkejutan). Menurut Kamin, tidak
ada kejutan berarti tidak ada pengkondisian. Wagner (1969,
1971, 1978) mengelaborasi dan memperdalam pendapat
Kamin bahwa keterkejutan direduksi atau dihilangkan selama
CS membangkitkan ingatan tentang US. Schwartz, Masserman
dan Robbins (2002) meringkas teori Kamin-Wagner sebagai
berikut:
1.Kita belajar tentang sesuatu hanya apabila kita
memprosesnya secara aktif.
2.Kita memproses sesuatu secara aktif hanya ketika sesuatu
itu mengejutkan, saat kita belum memahaminya.
3.Selama pengkondisian berlangsung, CS dan US menjadi
kurang mengejutkan. Akibatnya pemrosesan yang kita
lakukan akan berkurang, dan karenanya kita mengurangi
pem- belajaran kita terhadap sesuatu itu.
Setidaknya ada tiga fenomena yang
menghadirkan masalah bagi teori Rescorla-
Wagner, namun mereka mudah dijelaskan oleh
pendekatan Macintosh atau Kamin/Wagner.
Learned irrelevance (irelevansi yang
dipelajari) adalah hilangnya keampuhan atau
kemampuan CS yang dipakai dalam kondisi
kontrol acak (Mackintosh, 1973).
Latent inhibition effect (efek hambatan
laten) terjadi ketika pra-pemaparan suatu CS
(dengan tanpa US) memperlambat
pengkondisian ketika CS dan US kemudian
dipasangkan
Periset menggunakan istilah
superconditioning untuk mendeskripsikan
terjadinya fasilitasi pengkondisian ketika
penghambat yang dikondisikan (CS-)
dipasangkan dengan US.
Pengkondisian sebagai Formasi Ekspektasi.
Robert Bolles (1972, 1979) menunjukkan bahwa
organisme tidak mempelajari respons baru selama
pengkondisian. Sebaliknya, orga- nisme melakukan
reaksi spesies-spesifik yang sesuai dengan situasi.
Menurut Bolles, apa yang dipelajari organisme adalah
ekspektasi yang membimbing perilaku yang belum
dipelajari oleh mereka.
Garcia dan Koelling (1966) : aversi cita rasa anekdotal ini dengan
menunjukkan fenomena yang tidak lazim dalam pengkondisian
klasik. Efek Garcia menyatakan bahwa aroma makanan yang
dimakan sebelum terapi akan menjadi aversif, khususnya jika
pemberian kemoterapi selanjutnya menimbulkan rasa mual hebat.
Watson dan Rosalie Rayner (1920) melakukan percobaan pada
bayi berusia sebelas bulan bernama Albert dan juga seekor tikus
putih, lempengan besi, serta palu.

Jadi, Watson menunjukkan bahwa reaksi emosional kita dapat


ditata melalui pengkondisian klasik.
Replikasi Bregman atas
Eksperimen Watson.
Pada 1934, E. O. Bregman mereplikasi eksperimen
Watson dan menemukan bahwa rasa takut anak
memang dapat dikondisikan ke CS, namun
pengkondisian itu terjadi hanya dalam situasi
tertentu. Bregman menemukan bahwa
pengkondisian akan terjadi hanya jika CS adalah
hewan hidup.

Temuan Bregman bahwa beberapa asosiasi lebih


mudah dibentuk dibandingkan asosiasi lainnya
karena adanya kesiapan biologis dari organisme.
Menghilangkan Rasa Takut yang
Dikondisikan.
Watson berpendapat bahwa risetnya telah menunjukkan
bagaimana rasa takut yang dipelajari itu bisa
berkembang dan tidak diperlukan lagi riset semacam
itu.
Watson berpendapat bahwa risetnya telah menunjukkan
bagaimana rasa takut yang dipelajari itu bisa berkembang dan
tidak diperlukan lagi riset semacam itu.
Watson tidak percaya bahwa pengkondisian bergantung pada
penguatan. Belajar terjadi karena kejadian-kejadian datang susul-
menyusul dalam rentang waktu yang sangat pendek.
Pengkondisian klasik terjadi bukan karena US menguatkan CS,
namun karena CS dan US terjadi secara susul-menyusul dalam
jarak waktu yang singkat.
Aplikasi Lanjutan dari
Pengkondisian Klasik untuk
Psikologi Klinis
• Extinction (Pelenyapan)
Praktik klinik berbasis pengkondisian klasik mengasumsuikan
bahwa karena gangguan perilaku atau kebiasaan buruk adalah
hasil dari belajar, maka perilaku itu bisa dibuang atau diganti
dengan perilaku yang lebih positif. Contoh pada merokok dan
kecanduan alkohol :
CS : Rokok dan alkohol
US : Efek fisiologis dari alkohol dan nikotin CS US
CR : Rasa nikmat CR
Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini adalah dengan
menghadirkan CS tanpa US, dan karenanya menyebabkan
pelenyapan.
• Counterconditioning.
Lebih kuat dari pelenyapan sederhana. Dalam
counterconditioning, CS dipasangkan dengan US selain US
awal. Misalnya, seseorang diizinkan untuk merokok atau
minum dan kemudian diberi obat yang menimbulkan mual.

CS US(US₂)
CR
Rasa nikotin dan alkohol akan menimbulkan rasa mual yang
dikondisikan, yang nanti akan menimbulkan ketidakmauan
untuk merokok dan minum. Meskipun counterconditioning
sukses disejumlah kasus, manfaat dari prosedur ini sering
hanya bersifat sementara.
• Flooding.
Problem utama dalam menangani fobia adalah fakta
bahwa individu menghindari pengalaman yang
menakutkan. Karena pelenyapan adalah proses aktif
(CS harus dihadirkan dan tak diikuti dengan US), usaha
menghindari stimuli yang menimbulkan rasa takut justru
akan mencegah terjadinya pelenyapan. Satu – satunya
cara melenyapkan fobia adalah memaksa organisme
itu untuk tetap hadir Bersama CS dalam waktu cukup
lama untuk belajar bahwa tidak ada akibat negatif yang
muncul. Ketika pelenyapan paksa itu dipaksakan untuk
menghilangka fobia, ia dinamakan flooding. Rimm dan
Masters (1979) melaporkan flooding adalah cara yang
efektif namun memiliki hasil bervariasi, fobia bias hilang
atau bertambah parah.
 Desensitisasi sistematis
salah satu usaha paling menyeluruh untuk
mengaplikasikan prinsip pengkodisian klasik ke
psikoterapi adalah Joseph Wolpe (1958), Teknik
terapinya disebut systematic desensitization.
Terdapat 3 fase
Pendapat Pavlov Tentang Pendidikan

Setiap kali kejadian netral dipasangkan dengan kejadian


bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik. Ingat bahwa
efek Garcia menunjukkan bahwa aversi yang kuat terhadap
suatu situasi dapat muncul apabila pengalaman negatif
diasosiasikan dengan situasi itu. Seperti murid yang punya
sikap negatif terhadap pendidikan mungkin akan menyerang
guru, merusak sekolah, atau berkelahi dengan murid lain
untuk menyalurkan frustrasinya. Contoh dari prinsip
Pavlovian yang digunakan untuk memodifikasi sikap adalah
iklan televisi. Jadi, aspek “insidental” dari pendidikan ini jelas
terjadi di sepanjang waktu di sekolah. Modifikasi sikap dan
emosi terhadap belajar berdasarkan pengkondisian klasik ha-
rus dilakukan dengan hati-hati agar mendapatkan program
pendidikan yang benar-benar efektif.
EVALUASI TEORI PAVLOV
Kontribusi
• Pertanyaan yang dirumuskan Pavlov—dan sebagian telah dijawab—mengenai
dinamika hubungan CS-US, cara akuisisi respons, generalisasi, dan diskriminasi,
serta pelenyapan dan pemulihan spontan, telah memicu banyak studi dalam
psikologi hingga saat ini dan juga studi yang berkaitan dengan riset medis.
Sampai 1965 telah dilakukan lebih dari 5.000percobaan berdasarkan prosedur
percobaan Pavlov, baik itu dalam riset ilmiah murni mau- pun terapan (Razran,
1965).
• Jadi, Pavlov menyaingi Skinner dan Hull dalam hal kontribusi prosedur
eksperimen untuk bidang psikologi. Dan, di bab ini kita melihat bahwa para
periset kontemporer seperti Robert Rescorla dan Mark Bouton telah
menghasilkan temuan-temuan baru dalam pengkondisian klasik.
• Dalam sejarah teori belajar, Pavlov menciptakan teori pertama tentang belajar
antisi- pasi. Pembahasannya mengenai CS sebagai sinyal adalah unik apabila
dibandingkan dengan teoretisi belajar lain yang memperlakukan stimuli sebagai
kejadian kausal dalam koneksi S-R atau sebagai kejadian penguatan yang
mengikuti respons. Jika kita melihat habituasi dan sensitisasi sebagai unit paling
sederhana dalam belajar non-asosiatif, maka adalah tepat untuk
mempertimbangkan respons yang dikondisikan secara klasik sebagai unit
fundamental dari belajar asosiatif. Jelas, teoretisi selain Pavlov kini banyak
menggunakan unit antisipatoris fundamental tersebut.
 Sebagaimana kita bisa mengkritik pendapat Thorndike, Watson atau
teoretisi S-R lain- nya yang memandang belajar secara mekanistik, kita
juga dapat memberikan kritik serupa terhadap teori Pavlov. Pavlov tidak
mau menjelaskan belajar yang melibatkan proses mental yang kompleks,
dan ia berasumsi bahwa kesadaran hubungan CS-US dari pembelajar
tidak dibutuhkan untuk proses belajar.
 Barangkali pengaruh Pavlov akan lebih besar jika dia benar-benar mau
mengkaji proses belajar. Windholz (1992) menunjukkan bahwa meskipun
penemuan pengkondisian klasik dasar terjadi pada 1897, Pavlov
menganggap karyanya berkaitan dengan penemuan fungsi sistem saraf
dasar dan sebelum tahun 1930 dia tidak menyadari bahwa karyanya itu
relevan dengan perkembangan teori belajar di Amerika. Pada tahun itu,
dia sudah berumur delapan puluhan. Selama tahun-tahun terakhir
hidupnya dia berspekulasi tentang belajar refleks dan tentang belajar
trial-and-error dan, seperti telah kita kemukakan di atas, dia memberi
pujian kepada E. L. Thorndike yang telah mengembangkan bidang ini....

Anda mungkin juga menyukai