Eksaserbasi
Pembimbing:
Dr. dr. Amira Tarigan, M. Ked(Paru), Sp. P(K)
Novia Febiola Sihite
170100227
DEFINISI
Asma eksaserbasi adalah episode peningkatan progresif dari gejala sesak napas, batuk,
wheezing, dada terasa berat dan penurunan progresif dari fungsi paru. Eksaserbasi dapat
terjadi sebelum pasien terdiagnosis asma, atau bisa sebagai gejala awal penyakit asma.
Kejadian asma eksaserbasi lebih sering dijumpai bahkan dapat menyebabkan kematian
(GINA, 2020).
EPIDEMIOLOGI
Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperikirakan akan
terus terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025. Meskipun dengan pengobatan efektif,
angka morbiditas dan mortalitas asma masih saja tetap tinggi. Saat ini satu dari 250 orang yang meninggal
merupakan penderita asma. Di negara maju meskipun sarana pengobatan didapat, asma masih saja
sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat
(Buku ajar respirasi, 2017).
Di Indonesia laporan Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada Tahun 2013 menunjukkan prevalensi asma
pada tingkat nasional mencapai nilai 4,5%
(Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan penilitian yang dilakukan di Amerika Serikat puncak terjadinya asma eksaserbasi yaitu pada
musim gugur dan musim semi. Hal ini dikarenakan pada musim tersebut serbuk sari atau allergen
penyebab asma berguguran sehingga mengakibatkan peningkatan terjadinya asma eksaserbasi
(May et al., 2011).
Etiologi
Kejadian asma eksaserbasi dipengaruhi oleh terpaparnya factor pencetus asma yaitu bahan atau
keadaan tertentu yang dapat menimbulkan serangan asma walaupun orang tersebut tidak menderita
asma. Faktor pencetus terjadinya serangan asma cukup banyak antara lain allergen di dalam ruangan
dan diluar ruangan, polusi udara, di dalam dan di luar ruangan, infeksi pernapasan, exercise dan
hiperventilasi, perubahan suhu, sulfur oksida, makanan, adiktif (pengawet, penyedap, pewarna
makanan), obat-obatan, ekspresi emosi yang berlebihan, asap rokok (May et al., 2011).
PAT O G E N E S I S
Buku ajar respirasi 2017
GINA 2021
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
ASMA
EKSASERBASI
GINA 2021
TATALAKSANA
ASMA
EKSASERBASI
GINA 2021
Follow-up Asma Eksaserbasi
Pada saat follow up penderita asma eksaserbasi pemberian obat pelepasan
harus mencakup obat reliver yang diperlukan, dan pengobatan controller
secara teratur. Pemberian pengobatan SABA saja tidak direkomendasikan.
AWESOME
SLIDE
Terimakasih