Anda di halaman 1dari 20

Schizophrenia Residual

Oleh:
A.M. Echa Dwi Reswari, S.Ked

Pembimbing:
Dr. Hj. Latifah, Sp.KJ, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERTAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
RUMAH SAKIT JIWA DR. ERNALDI BAHAR
2015

06/03/22 1
PENDAHULUAN
Skizofrenia pertama kali digambarkan oleh Emil
Kraepelin (1856-1926) pada tahun 1893 yang
disebutnya dementia praecox dengan gejala
melemahnya kemauan dan ketumpulan
emosional, yang menyebabkan aktivitas mental
menurun, dan hilangnya kesatuan dalam
kegiatan intelektual, emosi dan kemauan, yang
menyebabkan inkohorensi dalam berpikir dan
afek yang inappropriate
06/03/22 Presentasi Kasus 2
Pendahuluan (lanjutan)

Eugen Bleuler (1857-1939) mengubah namanya


menjadi "skizofrenia" karena karakteristiknya
berupa disintegrasi dari berbagai fungsi mental.

Kurt Schneider (1887-1967) mengarah pada


identifikasi tanda-tanda dan gejala yang akan
sangat membedakan skizofrenia dengan
penyakit lainnya.

06/03/22 Presentasi Kasus 3


Pendahuluan (lanjutan)
Skizofrenia residual adalah salah tipe dari
skizofrenia. Namun saat Kraepelin dan Bleuler
merumuskan skizofrenia, tipe residual ini belum
ada dipaparkan.

06/03/22 Presentasi Kasus 4


DEFINISI
Skizofrenia adalah gangguan mental atau kelompok
gangguan yang ditandai oleh kekacauan dalam bentuk
dan isi pikiran (contohnya delusi atau halusinasi), dalam
mood (contohnya afek yang tidak sesuai), dalam
perasaan dirinya dan hubungannya dengan dunia luar
serta dalam hal tingkah laku.

06/03/22 Presentasi Kasus 5


• Skizofrenia residual adalah keadaan yang
muncul pada individu dengan gejala
skizofrenia yang setelah episode skizofrenia
psikotik, tidak lagi psikotik

06/03/22 Presentasi Kasus 6


EPIDEMIOLOGI
Prevalensi antara laki-laki dan perempuan sama.

Skizofrenia tidak terdistribusi rata secara geografis di


seluruh dunia.

06/03/22 Presentasi Kasus 7


ETIOLOGI
• Model diatesis – stress
– Faktor psikososial dan lingkungan.
• Faktor Biologi
– Komplikasi kelahiran
– Infeksi
– Hipotesis dopamin
– Hipotesis serotonin
– Struktur otak
• Genetik
• Perinatal
06/03/22 Presentasi Kasus 8
Gejala dan Diagnosa
Gejala dari skizofrenia residual berupa gejala
‘negatif’ dari skizofrenia yang menonjol,
– perlambatan psikomotorik
– aktivitas menurun
– afek yang menumpul
– sikap pasif dan ketiadaan inisiatif

06/03/22 Presentasi Kasus 9


• kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi
non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak
mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan
kinerja sosial yang buruk, gejala waham dan halusinasi dapat
muncul tapi tidak menonjol.

06/03/22 Presentasi Kasus 10


Gejala dan Diagnosis (lanjutan)

Diagnosa skizofrenia residual digunakan pada


pasien yang telah sembuh dari gejala yang
menonjol seperti delusi, halusinasi atau
perilaku yang terdisorganisasi tapi masih
memperlihatkan bukti yang ringan akan
adanya proses berjalannya penyakit seperti
afek datar atau kurangnya komunikasi.

06/03/22 Presentasi Kasus 11


Gejala dan Diagnosis (lanjutan)

Adapun cara penegakan diagnosa menurut DSM-IV


sebagai berikut:
• Tidak adanya waham, halusinasi, bicara
terdisorganisasi, dan perilaku katatonik
terdisorganisasi atau katatonik yang menonjol.

06/03/22 Presentasi Kasus 12


• Terdapat terus bukti-bukti gangguan seperti
yang ditunjukkan oleh adanya gejala negatif
atau dua atau lebih gejala yang tertulis dalam
kriteria A untuk skizofrenia, ditemukan dalam
bentuk yang lebih lemah (misalnya keyakinan
yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak
lazim).

06/03/22 Presentasi Kasus 13


Gejala dan Diagnosis (lanjutan)

PPDGJ-III memberikan pedoman diagnostik untuk skizofrenia


residual yakni harus memenuhi semua kriteria dibawah ini
untuk suatu diagnosis yang meyakinkan:
a. Gejala ‘negatif’ dari skizofrenia yang menonjol, misalnya
perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang
menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan
dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal
yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata,
modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja
sosial yang buruk.

06/03/22 Presentasi Kasus 14


Gejala dan Diagnosis (lanjutan)

b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelasdimasa


lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana
intensitasdan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi telah sangat berkurang (minimal)dan telah timbul
sindrom negatif dari skizofrenia.
d. Tidak terdapat demensia atau penyakit gangguan otak
organik lain, depresi kronis, atau institusionalisasi yang dapat
menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

06/03/22 Presentasi Kasus 15


Diagnosis Banding
Depresi pasca skizofrenia merupakan salah satu
diagnosa banding dari skizofrenia residual. Keduanya
mempunyai kesamaan yakni gejala skizofrenia yang
masih ada tapi tidak lagi mendominasi atau
menonjol.

Penegakan diagnosa depresi pasca skizofrenia tentu


saja pasien harus memenuhi gejala depresi selama 2
minggu. Adapun gejala utama depresi yakni mood
yang depresif.

06/03/22 Presentasi Kasus 16


PENATALAKSANAAN
• Psikoterapi
– Terapi perilaku, berorientasi keluarga
– Terapi kelompok
– Psikoterapi individual

06/03/22 Presentasi Kasus 17


PENATALAKSANAAN
• Psikofarmaka
– Pengobatan pada skizofrenia  berdasarkan gejala
– Skizofrenia residual  gejala negatif lebih menonjol 
antipsikotik atypical
– Risperidon, diberikan 2 kali sehari, 2-3 mg
– Clozapine, diberikan 1 atau 2 kali sehari, 25 mg
PROGNOSIS
Prognosis Baik Prognosis Buruk

Onset lambat Onset muda


Faktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat seksual, sosial dan pekerjaan Riwayat seksual, sosial dan pekerjaan
pramorbid yang baik pramorbid yang buruk
Gejala gangguan mood (terutama Perilaku menarik diri, autistik
gangguan depresif) Gejala negatif
Gejala positif Riwayat keluarga skizofrenia
Riwayat keluarga gangguan mood Sistem pendukung yang buruk
Sistem pendukung yang baik Riwayat trauma prenatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
Terima kasih

06/03/22 Presentasi Kasus 20

Anda mungkin juga menyukai