Anda di halaman 1dari 8

MATERI BAHASA INDONESIA

KELAS 7 SEMESTER II

GURINDAM
Pengertian Gurindam
Gurindam adalah salah satu jenis puisi Melayu lama yang terdiri atas
dua baris dalam satu bait. Baris pertama menyatakan perbuatan dan
baris kedua menyatakan akibat yang timbul dari perbuatan tersebut.
Gurindam berasal dari India yang memiliki makna suatu sajak dua baris
seuntai, serupa dengan pantun kilat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gurindam adalah sajak dua


baris yang mengandung petuah atau nasihat, misalnya baik-baik memilih
kawan, salah-salah bisa jadi lawan (KBBI, 2008: 469). Sama halnya
seperti karya sastra lainnya, gurindam bertujuan sebagai sarana
pendidikan dan hiburan.
Ciri-ciri Gurindam
 Terdiri atas dua baris/larik dalam satu
bait
 Rima akhirnya berpola a-a
 Sempurna hanya dengan dua baris saja
 Baris pertama berisi sebab (perbuatan)
dan baris kedua berisi akibat
 Berisi nasihat dan bersifat mendidik
JENIS-JENIS GURINDAM

1. Gurindam berangkai 2. Gurindam berkait


Gurindam ini diawali dengan
Pada gurindam ini,
kata yang sama pada baris
pertama setiap baitnya. antara bait pertama
Contohnya: dengan bait selanjutnya
Hiduplah dengan menaati memiliki hubungan.
aturan Contohnya,
Hiduplah dengan menghargai Barang siapa
saran meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya
beroleh berkat
Persamaan dan Perbedaan Gurindam dengan Pantun
dan Syair
 Berdasarkan bentuknya, gurindam hampir sama
dengan pantun kilat atau karmina. Perbedaannya
adalah karmina terdiri atas sampiran dan isi,
sedangkan gurindam tidak memiliki sampiran. Kedua
baris gurindam merupakan kalimat yang memiliki
hubungan sebab akibat dan berisi nasihat atau
peringatan agar manusia hidup dengan jujur dan
lurus.
 Gurindam juga memiliki kemiripan dengan syair, yaitu
tidak memiliki sampiran. Namun, syair terdiri atas
empat baris/larik dan isinya berupa rangkaian cerita.
Sementara itu, gurindam hanya terdiri atas dua baris
dan antar bait tidak selalu memiliki kaitan atau tidak
berupa rangkaian cerita.
Contoh Gurindam: Gurindam Dua Belas
Gurindam dua belas ditulis oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat,
Kepulauan Riau, pada 1847 M. Karya ini terdiri atas 12 pasal dan
dikategorikan sebagai puisi didaktik, karena berisikan nasihat dan
petunjuk menuju hidup yang diridai Allah. Menurut Raja Ali Haji,
gurindam adalah perkataan bersajak pada akhir pasangannya, tetapi
sempurna perkataannya dengan satu pasangan saja. Sajak pertama
merupakan syarah dan sajak kedua seperti jawabannya.

Disebut gurindam dua belas karena terdiri atas dua belas pasal.
Walaupun hanya terdiri atas dua belas pasal, kandungan isi gurindam
dua belas mencakup ranah yang sangat luas, seperti masalah
ketuhanan, keluarga, etika pergaulan, dan kenegaraan. Berikut isi pasal
gurindam dua belas dari pasal satu hingga pasal tiga.
CONTOH GURINDAM
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,


maka ia itulah orang yang ma’rifat.

Barang siapa mengenal Allah,


suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
• Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
• Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
• Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.

Makna dari gurindam pasal pertama ini yaitu


menekankan pentingnya beragama. Menurut Raja Ali
Haji, orang yang beragama niscaya akan mengetahui
dirinya dan mengenal tuhannya, sehingga ia tidak
akan terpedaya oleh tipu daya dunia.

Anda mungkin juga menyukai