Anda di halaman 1dari 7

SIYASAH DAULIYYAH

(HUBUNGAN DIPLOMATIK,PERANG
DALAM ISLAM, SUAKA POLITIK)

Kelompok 9
A . hubungan diplomatik

Hubungan Diplomatik merupakan hubungan yang dijalankan antara


negara satu dengan negara lainnya untuk saling memenuhi kebutuhan
masing-masing negara, hal ini sudah dilakukan sejak berabad-abad
yang lalu. Untuk dapat menjalankan hubungan diplomatik dengan
negara lain perlu adanya pengakuan (recognition) terlebih dahulu
terhadap negara tersebut, terutama oleh negara yang akan menerima
perwakilan diplomatik suatu negara (Receiving State). Tanpa adanya
pengakuan terhadap negara tersebut, maka pembukaan hubungan dan
perwakilan diplomatik tidak bisa dilakukan.
B. Perang Dalam Islam

Perang adalah perkelahian dalam skala besar, merupakan kelanjutan dari


kebijakan dalam bentuk lain. Dalam Islam perang diartikan sebagai Qitalu
al Kuffari fi sabilillahi lii’lai kalimatillah, yaitu “memerangi orang-orang kafir
dijalan Allah dalam rangka meninggikan kalimat Allah” Adapun perang
dalam perspektif Islam Tradisional kita dapat mengambil pemikiran dari
Syeikh Taqiyuddin AnNabhani yang menganggap Islam memiliki kewajiban
untuk Jihad, Secara sederhana Islam menganggap perang merupakan hal
yang sangat membahayakan keamanan, tidak hanya kepada kelompok
tertentu atau bangsa tertentu, akan tetapi dampaknya dapat
mempengaruhi keamanan dunia.
Menurut Thomas Lindemann, ada 4 memotivasi terjadinya perang,

1. Prestige ( Kebanggan)
2. Antipathy (antipati) yang merupakan perbedaan identitas yang sangat mencolok.
3. Universal dignity (harga diri universal/kehormatan) yaitu perang yang disebabkan
oleh pelanggaran terhadap standar universal kedaulatan negara.
4. Particular dignity (hargadiritertentu).

Adapun hal yg memicu terjadinya peperangan :


1. Agama.
Agama adalah salah satu factor terjadinya perang, dalam sejarah pernah terjadi
perang Salib antara Islam dan Kristen.
2. Politik haus menguasai pemerintahan
Wilayah
3. SDA : Minyak, Das dan Tanaman
4. Ideologi, contohnya Nazi, Isis, dll. Mereka yang tidak sefaham dengannya
dianggap musuh.
C. Suaka Politik
Suaka adalah penganugerahan perlindungan dalam wilayah
suatu negara kepada orang-orang dari negara lain yang datang kenegara
bersangkutan karena menghindari pengejaran atau bahaya besar.
Dalam hubungan internasional bentuk-bentuk suaka politik
terbagi menjadi 4 yaitu :suaka agama, suaka teritorial, suaka diplomatik
dan suaka netral.

Suaka Politik Menurut Hukum Islam


Dalam presfektif fiqih syiasah, apabila yang meminta
perlindungan adalah pihak Non-Muslim, permintaan ini disebut aman,
dan orangnya disebut musta‟min. Namun jika meminta perlindungan
(mengungsi, berpindah) adalah pihak muslim, pengungsian ini disebut
hijrah, dan orangnya yang disebut mujahir.
Firman Allah dalam al-qur‟an surah at-Taubah ayat 6 :

Ayat ini menjelaskan bahwa kalau ada orang musyrik yang


datang memohon suaka, maka ia harus diterima dan dilindungi
Setelah itu, ia dapat dikembalikan ke daerah yang aman bagi
jiwanya. Keizinan mendapat suaka dari dar al al-Islam hanya berlaku
untuk
beberapa waktu tertentu saja. pemberian suaka bisa dibedakan
menjadi dua bentuk, jaminan keamanan yang tetap (mu‟abbadah)
sebagaimana pendapat Malik dan yang sementara (mu‟aqqatah),
seperti pandangan Abu Hanifah, Syafi‟i dan sebagian pengikut Ibn
Hambali. Pencari suaka yang menetap hanya sementara adalah
orang-orang Non-Muslim.Merekalah yang mendapatkan keizinan
sementara untuk tinggal di dar al-Islam. setelah habis waktunya,
mereka dapat meninggalkan dar al-Islam.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai