Anda di halaman 1dari 47

ALGORITMA

OSTEOARTHRITIS KNEE
Kelompok 4
Putu Edo Prananta
M a d e Va s u n d h a r i P u t r i G a y a t r i
Desi Nathalia Salukh
Kadek Kresna Dwipayana
OSTEOARTHRITIS
Osteoarthritis disebut juga penyakit degenerative sendi yang bersifat progresif dimana terjadi
kerusakan pada tulang kartilago sehingga akan terjadi pergesekan antar tulang dan menimbulkan
kekakuan sendi, nyeri, krepitasi dan gangguan ADL.

Koentjoro, S.L. 2010. Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Derajat Osteoarthritis Lutut Menurut Kellgren dan Lawrence. Semarang. Universitas Diponegoro.
KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI

Osteoarthritis Primer Osteoarthritis Sekunder


Idiopatik dan tidak berhubungan Terjadi biasanya pada post-traumatic,
dengan penyakit. Biasanya kelainan konginetal, kelainan endokrin
dihubungkan dengan proses penuaan. dan metabolic, inflamasi, penyakit
defosit kalsium, imobilisasi lama, dan
obesitas.

Koentjoro, S.L. 2010. Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Derajat Osteoarthritis Lutut Menurut Kellgren dan Lawrence. Semarang. Universitas Diponegoro.
ANATOMI LUTUT
Fungsi meniscus :
• Reduce compression
stress on TFJ.
• Stabilizing joint during
motion
• Lubricating articular
cartilage
• Proprioception
• Guide the knee’s
arthrokinematic
BIOMEKANIK LUTUT
Osteokinematik dan arthrokinematik

Tibio-femoral Joint Tibio-femoral Joint


OSTEOKINEMATIK tibio-femoral joint
In The Sagital Plane
• Sendi lutut termasuk pada Hinged joint.
• ROM Flexion : 130-1500
• ROM Extension : 5-100
• Tibial-on-femoral / femoral-on-tibial
OSTEOKINEMATIK tibio-femoral joint
In The Horizontal Plane
• “Axial Rotation” 40-450 totalnya
• Rotation terbesar pada posisi fleksi.
• Saat full extension, rotation di block
• Tibial-on-femoral atau femoral-on-tibial rotation
arthrokinematik tibio-femoral joint
Saat Ekstensi
• Convex : Femoral Condyle
• Concave : Tibial Condyle
Tibial-on-femoral Femoral-on-tibial Extension

Tibia rolls and slides anteriorly on the femoral femoral condyles roll anteriorly and slide posteriorly
condyles. on the tibia
arthrokinematik tibio-femoral joint

Saat Flexi
• Convex : Femoral Condyle
• Concave : Tibial Condyle
Tibial-on-femoral Femoral-on-tibial Extension
Tibia rolls and slides posteriorly on the femoral condyles. femoral condyles roll posteriorly and slide anteriorly on
the tibia
Osteokinematik dan arthrokinematik
patelofemoral joint
Kapasitas fungsional

Gangguan fungsional yang timbul yaitu :


• Sulit bangkit dari duduk
• Jongkok ke berdiri
• Berjalan naik turun tangga
• Malas beraktivitas karena timbul
nyeri. Nyeri ini timbul karena terjadi
penurunan kekuatan otot quadriceps
yang merupakan stabilisator sendi
lutut serta pelindung struktur sendi
lutut.

Parjoto, S. 2000. Assement Fisioterapi Pada Osteoarthritis Sendi Lutut. TITAFI XV, Semarang.
Kapasitas fungsional OTOT QUADRICEPS

Gangguan fungsional yang timbul yaitu :


• Sulit bangkit dari duduk
• Jongkok ke berdiri
• Berjalan naik turun tangga
• Malas beraktivitas karena timbul
nyeri. Nyeri ini timbul karena terjadi
penurunan kekuatan otot quadriceps
yang merupakan stabilisator sendi
lutut serta pelindung struktur sendi
lutut.

Parjoto, S. 2000. Assement Fisioterapi Pada Osteoarthritis Sendi Lutut. TITAFI XV, Semarang.
Genetik usia Jenis kelamin

P Gangguan metabolisme dari kartilago


A
T Penurunan sintesis proteoglikan oleh
O kondrosit
F
I Degradasi kartilago
S
Kartilago bengkak, menipis dan terkikis
I
O
Reparasi tulang dengan osteofit
L
O Inflamasi cairan sendi, sintesis prostaglandin
dan interleukin
G
I Osteoarthritis knee

Nyeri lutut Muscle imbalance Deformitas lutut


C Osteoarthritis knee
L
Functioning and disability
I Constextual factors

N Anatomic impairment
I
Internal External
C Meniscus Sendi Otot Ligamen factors factors
A
Functional
L Kelemaha
laxity impairment
Degenerasi n
tulang rawan sinovisitis
Activity
R limitation
E Reparasi
atrofi Stressed Participation
tulang Peningkatan compartment restriction
A cairan sendi
S Osteofit Jongkok
O Muscle
Sklerosis Bekerja
N sunchondral
imbalance
Naik turun olahraga
I tangga
N Deformitas
varus valgus Rekreasi
G Nyeri lutut Duduk ke berdiri
Klien dengan keluhan nyeri pada lutut dan kaku pada lutut

A ya
Buat hipotesis awal OA KNEE

L History taking: Nyeri saat duduk ke berdiri, jongkok, naik-turun tangga


(Ha: OA KNEE) Pemeriksaan red flag:
G tdk
Fracture, Rupture Ligament
ya
O Observasi: Lumbar deviation.
ya

R ya Konsul dokter spesialis yang kompeten

I Pemeriksaan
fungsi gerak:
Tes orientasi knee: fleksi dan ekstensi knee nyeri, serta terdengar krepitasi
Algoritme pemeriksaan lain
T ya
tdk

M Tes khusus:
Tes Meniscal McMurray Positif, Ballotement Test Positif

E joint

ya

O Tes khusus:
ligament
Varus Stress Test positif, Valgus Stress Test Positif, Anterior Drawer Test positif, Posterior
Drawer Test Positif.
HIPOTESIS LAIN
A ya
tdk

Pemeriksaan Penunjang MRI untuk melihat tingkat OA dan Nyeri Gerak dgn VAS; Kenn muscle dengan MMT
Dan Pengukuran MRI
K
N Diagnosis Kekakuan lutut akibat Osteoarthritis Knee

E Body structure Impairment : Knee Joint and Cartilago


e Identifikaasi
problem dlm ICF
Body Function Impairment : muscle imbalance, nyeri lutut, deformitas valgus varus
Disabilitas : jongkok, duduk ke berdiri, naik turun tangga.
ALAT UKUR/EVALUASI FISIOTERAPI
YG DIBUTUHKAN
• VAS untuk pengukuran nyeri
• MMT untuk pengukuran kekuatan otot
• Pengukuran mobilitas
• ROM
Tes KHUSUS
1. Meniscal McMurray Test
2. Ballotement Test
1 . M e n i s c a l M c M u r r a y Te s t

• Adalah tes yang biasa digunakan untuk


mendeteksi adanya robekan di meniskus

• Test positif jika terdengar atau


dirasakannya bunyi ‘’klik’’

H, Mt, Phys, & Hite, N.D. 2009. VALIDITY Of The Mcmurray’s TEST AND Modified VERSIONS Of The TEST: A SYSTEMATIC Literature REVIEW
video
2 . B a l l o t e m e n t Te s t

• Adalah tes yang biasa digunakan untuk


mendeteksi adanya cairan di dalam
lutut

• Bila normal patella tidak bisa ditekan


ke bawah, namun apabila patela tidak
bisa ditekan ke bawah, maka terdapat
penumpukan cairan yang membuat
patella terangkat

Maricar, Callaghan, Parkes, & Felson. 2017. J Rheumatol. 2016 December ; 43(12): 2171–2178. doi:10.3899/jrheum.150835.
video
Tes spesifik
1. Anterior Drawer Test
2. Posterior Drawer Test
3. Valgus Stress Test
4. Varus Stress Test
1 . A N T E R I O R D R AW E R T E S T

• Adalah tes yang biasa digunakan untuk


menguji integritas ligamen anterior
(ACL).

• Gerakan Uji dimulai dari posisi awal


pemeriksa menarik anterior tibia
proksimal dengan klien dalam posisi
terlentang santai dengan lutut ditekuk
hingga sekitar 90 derajat.

• Test positif jika tibia slide anterior lebih


dari 6mm dan terdapat soft endfeel

Hadi Makhmalbaf, MD. 2013. Arch Bone Joint Surg. https://www.ncbi.nlm.nih.gov


video
2 . P O S T E R I O R D R AW E R T E S T

• Adalah tes yang biasa digunakan untuk


menguji integritas ligamen posterior
(PCL).

• Gerakan Uji dimulai dari posisi awal


pemeriksa mendorong posterior tibia
proksimal dengan klien dalam posisi
terlentang santai dengan lutut ditekuk
hingga sekitar 90 derajat.

• Test positif jika tibia slide posterior


lebih dari 6mm dan terdapat soft
endfeel

Hadi Makhmalbaf, MD. 2013. Arch Bone Joint Surg. https://www.ncbi.nlm.nih.gov


video
3 . Va l g u s s t re s s T E S T

• Adalah tes yang biasa digunakan untuk


menguji integritas ligamen MCL.

• Gerakan Uji : Pemeriksa harus secara


pasif menekuk kaki yang terkena hingga
sekitar 30 derajat fleksi. Saat meraba
garis sendi medial, pemeriksa harus
memberikan kekuatan valgus pada lutut
pasien. Selanjutnya pemeriksa harus
mengulangi tes dengan lutut dalam
posisi netral (0 derajat fleksi).
• Test positif ketika rasa sakit atau
gapping berlebihan (beberapa gapping
normal pada 30 derajat).

https://www.thestudentphysicaltherapist.com/valgus-stress-test1.html
video
4 . Va R U S s t re s s T E S T

• Adalah tes yang biasa digunakan untuk


menguji integritas ligamen LCL.

• Gerakan Uji : Pemeriksa harus secara


pasif menekuk kaki yang terkena hingga
sekitar 30 derajat fleksi. Saat meraba
garis sendi lateral, pemeriksa harus
memberikan kekuatan varus pada lutut
pasien. Selanjutnya pemeriksa harus
mengulangi tes dengan lutut dalam
posisi netral (0 derajat fleksi).
• Test positif ketika rasa sakit atau
gapping berlebihan (beberapa gapping
normal pada 30 derajat).

https://www.thestudentphysicaltherapist.com/valgus-stress-test1.html
video
INTERVENSI
1. Infra Red
2. Ultra Sound
3. TENS
4. Electrical Strimulation
5. Terapi Latihan
1. Infra Red
Pancaran sinar Infra Red menghasilkan efek fisiologis, yaitu
• mengaktifkan reseptor panas superfisial pada kulit untuk
memperbaiki transmisi saraf sensoris dalam menghantarkan
nyeri, sehingga dapat mengurangi nyeri, memberikan rasa
nyaman dan rileks pada otot (Ansari et al., 2014).

Kontraindikasi
• Tumor
• Penggunaan pada mata
• Gangguan sensori seperti rasa raba dan suhu

Indikasi
• Nyeri otot
• Kekakuan sendi
• Ketegangan otot

Ansari, N. et al., (2014). Effect Of Therapeutic Infra-Red In Patients With Non-Specific Low Back Pain : A Pilot Study. Journal of Bodywork & Movement Therapies, 18(1), 75–81.
2. Ultra Sound
US merupakan terapi dengan gelombang suara dengan frekuensi
500.000 sampai 3.000.000 siklus/detik. US berfungsi untuk
menghilanglan nyeri dan mempercepat regenerasi jaringan.

Indikasi
• Peradangan sendi

Kontraindikasi
• Penggunaan pada mata, telinga, uterus wanita hamil

Brukner, P. and K. Khan (2007). Clinical Sports Medicine. Sydney, McGraw-Hill


3. TENS
Transkutaneus Electrical Nerve Stimulation berguna untuk
mengurangi nyeri dengan menggunakan aliran listrik
bertegangan rendah dalam mengaktifkan jaringan saraf yang
komplek.

TENS mengubah rangsangan nosiseptorperifer untuk mengurangi


masukan aferen ke saraf pusat.

Indikasi
• Nyeri

Kontraindikasi
• Pemasangan pen
• Pemakaian alat pacu jantung

Vance, C. G. T., Dailey, D. L., Rakel, B. A., & Sluka, K. A. (2014). Using TENS for pain control : the state of the evidence, 4, 197–209.
4. ELECTRICAL STIMULATION

ES merupakan suatu cara penggunaan energy listrik yang


merangsang system syaraf melalui permukaan kulit dengan
menggunakan Arus DC yang berfrekuensi 50 Hz dan durasi fase
200 – 300 µs tiap sesi 15 menit.

ES digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan


motor kontrol, mengurangi spastisitas, mengurangi rasa sakit dan
meningatkan lingkup gerak sendi (Schuhfried et.al, 2012).

Schuhfried, et.al., 2012. Non-Invansive Neuromusculer Electrical Stimulation In Patient With Central Nervous System Lesion. Journal Rehabilitation Med 2012; 44: 99–105
5. TERAPI LATIHAN
Fungsi diberikan terapi latihan :
(1) meningkatkan dan mempertahankan LGS,
(2) menguatkan otot penggerak sendi lutut,
(3) meningkatkan ketahanan statik maupun dinamis,
(4) meningkatkan kenyamanan penderita,
(5) mengurangi bengkak,
(6) meningkatkan kemampuan fungsi sendi

Jenis terapi latihan yang diberikan :


a. Hold Relax Modifikasi
b. Resisted active movement
c. Free active exercise
d. Latihan Propioseptif
e. Terapi latihan dengan sepeda statis

Yudhi Suyono, 2000; Terapi Latihan pada OA Sendi Lutut, TITAFI


A. Hold Relax Modifikasi
• Menggunakan kontraksi maksimal isometric dan
dilanjutkan dengan mengulur serta penambahan
LGS.

• Tujuannya :

(1) memperbaiki rileksasi pola antagonis


(2) memperbaiki mobilisasi,
(3) menurunkan nyeri,
(4) menguatkan pola gerak agonis sehingga dapat
menambah LGS

Kisner, C and Colby, L. A, 1996; Therapeutik Exercise Foundation and Thecniques; Third Edition, F. A. Davis Company, Philadelphia, hal 163.
video
B. Resisted Active Movement
• gerak aktif dengan tahanan dari luar terhadap
gerakan yang dilakukan oleh klien. Pada kasus
Osteoarthritis latihan ini ditujukan untuk penguatan
otot quadrisep.

• Cara melakukan :
- Posisi pasien : posisi tidur tengkurap
- Posisi terapis disamping pasien untuk memfiksasi.
Tangan kiri berada pada lutut atas dan tangan satu
pada pergelangan kaki.
- Pelaksanaan : Pasien disuruh menggerakan kearah
fleksi knee. Fisioterapis memberi tahanan minimal
pada gerakan tersebut. Diulang 8 kali.

Kisner, C and Colby, L. A, 1996; Therapeutik Exercise Foundation and Thecniques; Third Edition, F. A. Davis Company, Philadelphia, hal 163.
C. Free Active Exercise
• gerakan yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa
adanya bantuan dimana gerak yang dihasilkan
adalah kontraksi otot dengan melawan gaya
gravitasi.

• Cara melakukan :
- Posisi pasien : Tidur terlentang di atas bed dengan
kedua lutut lurus
- Posisi terapis : Menyesuaikan
- Pelaksanaan : Pasien disuruh mengankat tungkai
ke atas dan menekuk lututnya, kemudian
diluruskan kembali ke atas lalu diturunkan
perlahan-lahan sesuai instruksi dari terapis.
Dilakukan 4x8 hitungan.

Kisner, C and Colby, L. A, 1996; Therapeutik Exercise Foundation and Thecniques; Third Edition, F. A. Davis Company, Philadelphia, hal 163.
D. Latihan Propioseptif
• Dapat menggunakan latihan closed kinetic-chain

Gambar A dan B
Untuk latihan kekuatan

Gambar C dan D
Untuk Latihan
Keseimbangan dan
Propioseptif
E. Latihan Sepeda Statis
• Latihan ini merupakan latihan dengan
menggunakan sepeda statis yang bertujuan untuk
penguatan otot memberikan tahanan terhadap otot
pada gerakan ekstremitas bawah.

Kisner, C and Colby, L. A, 1996; Therapeutik Exercise Foundation and Thecniques; Third Edition, F. A. Davis Company, Philadelphia, hal 163.
end.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai