Dasar Dan Manajemen Ternak Perah
Dasar Dan Manajemen Ternak Perah
Oleh:
TAUFIK HIDAYAT
SENSILIUS NGALANG
SUMARDI PALA’LANGAN
EKA LYNDA SAMUDRA ALISI
EVARISTUS JEFRI WYLIBOY
A. Sapi Perah
UNIVERSITAS BOSOWA 2
PENYAKIT TERNAK SAPI PERAH
Abses
Diare Abses merupakan penyakit yang
Bakteri Escherichia coli diakibatkan karena adanya
Mastitis
merupakan bakteri yang penumpukan nanah yang terlokalisir
Mastitis merupakan peradangan pada
menimbulkan terjadinya akibat dari infeksi (Marison, 2004).
jaringan internal ambing (Sudarwanto,
diare pada sapi (Eirry dkk,
2009). Mastitis atau infeksi kelenjar Abses terjadi karena terkena benda
2008). Penyakit diare ini
ambing di sebabkan oleh bakteri
berimplikasi pada ganggu tajam yang menyebabkan terjadinya
Staphylococcus atau Streptococcus. gangguan kesehatan pada sapi 7
alat pencernaan yang
Mastitis subklinis memiliki ciri-ciri ambing sehingga sapi mengalami luka atau
dapat berakibat fatal bagi
tidak bengkak, tidak sakit dan tidak panas,
pedet, karena dapat pincang ketika sedang berdiri (George
tetapi terdapat kelainan tertentu pada
menimbulkan kematian dkk, 1998).
susunya (Subroto, 1985).
(Sudarwanto, 2009).
Milk fever
Milk fever adalah kelainan metabolik yang
disebabkan rendahnya kadar kalsium di dalam
darah. Kelainan ini sering dijumpai pada sapi
perah pada saat menjelang atau beberapa saat
setelah partus. Gejala ini disebabkan oleh
kurangnya kalsium dalam ransum (Nugroho 1986).
PENCEGAHAN PENYAKIT
COVID-
19 4
4.Surra 5.Fasciolosis
COVID-
19 4
UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT
1.Memisahkan kerbau dan domba 4.Trypanosidal
Vaksin untuk pencegahan penyakit 3.Vaksin Clostridium perfringens tipe A Cara pengendalian Surra dengan
MCF belum ada. Oleh karena itu, Pencegahan terhadap penyakit menggunakan obat trypanosidal maupun
satu-satunya cara pengendalian Enterotoksemia yang disebabkan oleh C. insektisida (untuk mengusir/ membunuh
penyakit yang mungkin dilakukan perfringens tipe A pada kerbau dapat lalat). Pengendaliannya harus dilakukan secara
adalah dengan cara mencegah dilakukan dengan vaksinasi. efisien dan ekonomis, mengingat obat Surra
penularan virus dari hewan yang efektif sangat sulit diperoleh dan jika ada
reservoir ke hewan peka. harganya sangat mahal
5.Pengendalian Fasciolosis
2.Vaksinasi SE Strategi pengendalian Fasciolosis (F. gigantica) dapat
Pada kerbau dan sapi, serangan SE bersifat akut dan fatal. Kematian dilakukan secara terpadu dengan melakukan beberapa
hewan sering terjadi secara mendadak tanpa memperlihatkan gejala kegiatan, yaitu: kesatu, pengobatan hewan yang terinfeksi
klinis yang jelas. Oleh karena itu, upaya pengendalian SE sangat dengan flukisida (Triclabendazole); kedua, penggunaan
tergantung dari tindakan pengebalan (vaksinasi) ternak peka di kotoran kerbau/sapi sebagai pupuk kandang tidak dalam
daerah endemik SE. keadaan segar, melainkan sudah menjadi kompos; ketiga,
penggunaan jerami yang bebas metacercaria sebagai
pakan ternak; dan keempat, pengendalian secara biologis
dan manajemen kandang.
PENYAKIT KAMBING DAN DOMBA
2. Mastitis
1. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) penyakit ini menyerang kelenjar susu. Penyakit ini
disebabkan oleh tidak
penyakit ini disebabkan oleh
tuntasnya pemerahan susu kambing dan pemerahan
Rhinovirus yang tidak higienis,
Pencegahan Pengobatan
Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin, yang Pemberian preparat antibiotik dengan cara
pemberiannya diulang setiap disuntikkan atau dicampur dengan
enam bulan (Sodiq dan Abidin, 2002). Pengendalian air minum, cukup efektif mengobati penyakit ini.
penyakit dilakukan dengan Pemberian jenis dan dosis antibiotik
melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku dan sebaiknya dilakukan oleh dokter hewan untuk
menghindari kesalahan pengobatan dan
vaksinasi, tergantung pada kebalnya mikroorganisme penyebab penyakit
keadaan setempat. terhadap suatu jenis antibiotik (Sodiq dan Abidin,
2002).
PENYAKIT KAMBING DAN DOMBA
10