Anda di halaman 1dari 34

ASPEK ETIS , KEAMANAN DAN

KESELAMATAN KERJA
LABORATORIUM

Bhatara Ayi Meata

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


17 MARET 2022
INTRODUCTION

 Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) 


bidang kegiatan yang ditujukan untuk
mencegah semua kecelakaan yang berkaitan
dengan lingungan kerja; mesin, alat kerja,
bahan, cara dan lingkungan
 Secara keilmuan merupakan ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

www.themegallery.com Company Logo


Hal-hal yang terkait keselamatan di
laboratorium

 Tempat bekerja
 Alat dan bahan yang tersedia
 Pekerjaan dan hasil karya
 Asisten, mahasiswa, dosen, petugas lab
 Lingkungan

www.themegallery.com Company Logo


Aspek Etis Sistem Manajemen Keamanan dan
Keselamatan
Kerja

Nama
UU baik
institusi
Alasan
ekonomi
Alasan
manus
iawi
www.themegallery.com Company Logo
DASAR HUKUM

UU no 1 tahun 1970 pasal 3

UU no 23 tahun 1992 Kesehatan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.


Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem
Manajemen
Tujuan keselamatan kerja menurut
Perundangan no 1 tahun 1970 pasal 3
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran
 Memberikan pertolongan pada kecelakaan
 Memberikan alat-alat perlindungan diri
 Memperoleh penerangan yang cukup
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan
keamanan
 Mencegah terkena aliran listrik
Keamanan Dan Keselamatan

Tanggung jawab
moral

Institusi Industri

Pedoman/panduan keamanan dan


keselamatan di laboratorium

Sistem manajemen: struktur organisasi, perencanaan,


tanggung jawab, standar, prosedur, pelaksanaan dan SDM
www.themegallery.com Company Logo
Sosialisasi: laboran, dosen,
mahasiswa, pekerja lab,
dll.

Penerapan budaya:
AMAN DAN SEHAT
DALAM BEKERJA

www.themegallery.com Company Logo


Paradigma

Pendekatan awal Pendekatan modern

Kuratif
Preventif
1. Identifikasi sumber
bahaya
2. Menentukan prioritas Manajemen
dari bahaya resiko resiko
3. Pengendalian resiko

www.themegallery.com Company Logo


TATA TERTIB

Tata tertib harus dibuat dengan memperhatikan kondisi


lingkungan dan kearifan lokal.
Peraturan Umum di Laboratorium
A. Tata Tertib
 Melaksanakan pembelajaran di laboratorium hanya

ketika ada dosen atau pengawas


 Perhatian untuk keselamatan sudah dimulai bahkan

sebelum melaksanakan aktivitas pertama dalam


pembelajaran di laboratorium.
 Mengetahui letak penempatan dan penggunaan dari

semua fasilitas dan peralatan K3 di laboratorium


seperti kotak P3K, pemadam api, pencuci mata,
wastafel.
 Memakai celemek atau baju laboratorium, sepatu, dan

lebih baik gunakan pengikat rambut, serta alat lain


yang dapat dijadikan pelindung diri dalam kerja.
Lanjutan peraturan umum....

 Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara


periodik bukan dihafalkan saja
 Dilarang makan minum dan merokok di lab, hal ini
berlaku juga untuk laboran dan kepala
Laboratorium.
 Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon
lain ketika bekerja di laboratorium
 Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand
phone dan benda lain dari area kerja.
 Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tahu
cara memberikan pertolongan darurat (P3K)
 Setiap kecelakaan, meskipun itu kecil, harus
dilaporkan pada dosen dan laboran
www.themegallery.com Company Logo
 Membuang bahan sisa kerja/ limbah harus
sesuai SOP dan dilakukan dengan hati -hati
 Kembalikan semua peralatan pelindung diri
pada tempat yang telah ditetapkan.
 Sebelum meninggalkan laboratorium, pastikan
peralatan yang terhubung listrik dalam
kondisi mati.
 Cuci tangan
Perlakuan terhadap alat-alat
di Laboratorium IPA

 Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan


 Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
 Menjaga kebersihan alat
 Menyimpan alat
Aturan kerja di laboratorium

1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada


asisten yang mengawasi.
2.Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan
bahan Kimia.
3.Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium
seperti buku kerja, jenis percobaan, jenis bahan, jenis
peralatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
4.Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
5.Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm
basah segera keringkan dengan lap basah.
6.Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7.Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-
lengkapnya. Jawablah pertanyaan pada penuntun praktikum
untuk menilai kesiapan anda dalam memahami percobaan.
8.Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk
memahami lebih lanjut percobaan yang dilakukan.
9. Mengembalikan alat percobaan ketempat semula dalam keadaaan
Persiapan kerja di laboratorium

1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk


melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian
dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
2.Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan
Kimia.
3.Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu
berhak tinggi.
4.Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Wanita berkerudung dirapikan dengan mengikat
6.Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
terutama setelah melakukan praktikum.
7.Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak
tersebar.
8.Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia,
laporkan segera pada asisten atau pemimpin praktikum.
Segera pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan
secepatnya.
Keamanan kerja di laboratorium

1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.


2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi
mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk
melindungi kaki.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera
keringkan dengan lap basah.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum
dan sesudah praktikum selesai.
Jenis-jenis kecelakaan di laboratorium

 Terluka  pecahan kaca, tertusuk benda tajam


 Terbakar
 Terkena bahan beracun bebarapa zat
beracun dapat masuk ke tubuh melalui kulit
 Terkena zat korosif  bahan asam, ex: asam
sulfat
 Terkena kejutan listrik

www.themegallery.com Company Logo


Penanggulangan keadaan darurat

Terkena bahan kimia


1.Jangan panik.
2.Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
3.Lihat data MSDS.
4.Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian
yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila
memungkinkan).
5.Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
6.Bawa ketempat yang cukup oksigen.
7.Hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).

Kebakaran
8.Jangan panik.
2.Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin dipadamkan.
3.Beritahu teman anda.
4.Hindari mengunakan lift.
5.Hindari mengirup asap secara langsung.
6.Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan
dikunci).
PENCEGAHAN KECELAKAAN
KARENA GEMPA BUMI

Apabila terjadi gempa bumi sebaiknya:


1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja,
kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia,
kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran
gas,tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.
Kecelakaan seperti luka, cedera, shock, pingsan, dan
keracunan mungkin dapat terjadi di laboratorium.
Berikut pertolongan yang dapat diberikan pada korban:
 Luka bakar
Luka bakar dapat terjadi karena panas dan zat kimia. Kedua
jenis luka bakar tersebut harus ditangani secara berbeda.
Tindakan pertolongan luka bakar karena panas adalah:
1. Bagian yang terbakar secepatnya direndam dalam air
es sampai rasa sakit hilang. Jika tidak memungkinkan
untuk direndam, lakukan pengompresan dengan
handuk basah.
2. Bagian yang melepuh jangan dikelupas dan tutup
bagian yang terbakar dengan lembaran kain kasa steril.
Luka bakar karena zat kimia dapat diakibatkan oleh asam, basa
atau bahan kimia lainnya. Luka bakar akibat basa keras lebih
merusak daripada akibat asam keras. Kecepatan mengguyur
dan membasuh luka bakar akibat zat kimia sangat menentukan
dalam usaha membatasi akibat-akibatnya. Lepaskan pakaian
penderita dan guyurlah bagian yang terbakar dengan air
selama paling sebentar 15 menit. Untuk luka bakar yang kecil
lakukan hal berikut:
1. Akibat asam: cuci dengan air, kemudian dengan larutan
Natrium Bikarbonat 1%, dan cuci lagi dengan air.
2. Akibat basa: sama dengan akibat asam, tetapi menggunakan
larutan Asam Asetat 1%.
3. Akibat Na dan K: ambil Na atau K yang melekat pada kulit
dengan pinset, kemudian rendam dalam air selama 20 menit,
keringkan dan tutup dengan kasa steril.
4. Akibat Fosfor: cuci dengan air kemudian rendam dan bersihkan
fosfor yang melekat ketika proses perendaman, setelah itu
rendam lagi dalam larutan tembaga sulfat 3% dan tutup dengan
kasa steril.
 Luka karena benda tajam dan benda tumpul
Ada beberapa jenis luka yang dapat terjadi pada jaringan kulit, yaitu: luka lecet,
luka iris, luka robek, dan luka tusuk. Bila lukanya kecil dan darah tidak banyak
keluar, tindakan pertolongannya adalah:
1. Bersihkan luka dengan air dan kemudian dengan antiseptik.
2. Tutup luka dengan kain kasa steril atau plester.
3. Bila perlu dijahit, segeralah pergi ke rumah sakit.
4. Bila luka tersebut disebabkan oleh benda-benda kotor, seperti paku berkarat
harus diberitahukan kepada dokter. Jika luka tidak dalam, maka untuk
menghentikan aktivitas kuman tetanus siramlah luka dengan larutan Hidrogen
Peroksida 3%.
5. Jika darah banyak keluar, hentikan dahulu pendarahan sebelum pertolongan
selanjutnya diberikan. Lakukan penekanan daerah luka dengan kasa. Jika luka
terjadi pada anggota tubuh penekanan dilakukan pada titik-titik penekanan yaitu
lengan bagian atas atau paha bagian bawah. Ikatan pada daerah luka jangan
terlalu kuat.
6. Jika luka akibat pecahan termometer segeralah pergi ke dokter.
7. Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan psien kecuali jika tidak
memungkinkan seperti pada kebakaran atau kebocoran gas. Cegahlah terjadinya
pendarahan dan shock. Jika penderita mau dipindahkan gunakan bidai sebagai
penyangga bagian tulang yang patah.
 Cedera pada mata
Cedera pada mata memerlukan perhatian
khusus karena bahaya kebutaan. Apabila cedera
nampak berat, jangan mencoba untuk
menolongnya sendiri dan lebih baik ditangani
dokter.
Kelilipan (benda kecil masuk mata)
Kelilipan yang ringan dapat dibersihkan dengan
mencuci mata menggunakan boorwater atau air,
bila perlu dibersihkan dengan kapas yang
dibasahi dengan air. Kemudian, mata diobati
dengan salep atau tetes mata yang mengandung
antibiotika.
Luka di mata
Bawa ke dokter, lindungi mata yang cedera
dengan menggunakan kain kasa yang
digantungkan di depan mata. Bila benda yang
melukai mata masih menempel, penderita tidak
boleh menggerakkan kepala dan matanya. Kirim
ke rumah sakit dengan bantal di kiri dan kanan
kepalanya. Bila disertai pendarahan, penderita
diusung ke rumah sakit dengan mata dibalut kasa
steril.
Luka kelopak mata
Tutup luka dengan kasa steri yang dibasahi air
dan bawalah ke dokter. Selama di perjalanan mata
harus dijaga agar tetap basah dengan
menggunakan obat tetes mata atau air.
 Tersiram bahan kimia
Asam keras akan segera membakar selaput lendir mata,
tetapi basa keras akan mengakibatkan kerusakan yang
lebih dalam. Mata kemasukan kapur harus
diperlakukan sebagai terkena basa keras. Jika terkena
asam keras, guyur segera dengan larutan soda 5% atau
dengan air biasa. Guyuran dilakukan selama 15-30
menit terus menerus dan harus mengenai bagian-bagian
yang berada di balik kelopak mata. Jika tersiram basa
keras, seluruh muka dan mata korban diguyur dengan
larutan cuka encer (1 bagian cuka dapur + 1 bagian air),
atau air biasa. Guyuran dilakukan selama 30-45 menit
terus menerus, dan harus mengenai bagian yang
terlindung oleh kelopak mata. Selama diguyur
penderita disuruh menggerak-gerakkan bola matanya.
 Shock
Gejala-gejalanya adalah kesadaran penderita menurun, nadi
berdenyut cepat (lebih dari 140 kali per menit) kemudian melemah
dan menghilang, kulit penderita pucat, dingin dan lembab, dahi dan
telapak tangan berkeringat, penderita merasa mual, nafasnya
dangkal dan tidak teratur, mata (pupil) melebar tidak bercahaya.
Pertolongannya, baringkan penderita dengan posisi kepala lebih
rendah daripada bagian tubuh lainnya kecuali jika penderita
mengalami geggar otak. Sebaiknya penderita ditempatkan di udara
terbuka tetapi jaga tubuhnya agar tetap hangat (diselimuti). Berikan
stimulan dengan inhalasi (obat hisap hidung, seperti collogne) jika
penderita tidak sadar.
 Pingsan
Pertolongan pada korban pingsan yaitu, baringkan penderita di
tempat teduh dan datar atau kepala sedikit lebih rendah dari bagian
tubuh lainnya. Lepaskan atau longgarkan semua pakaian yang
menekan leher dan segera bungkukan kepalanya diantara kedua
lututnya sampai mukanya menjadi merah.
 Keracunan
Tindakan –tindakan pokok yang penting dilakukan pada
korban keracunan:
1. Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan
tersebut, misalnya dari botol bekas zat beracun atau sisa
yang masih ada. Pertolongan selanjutnya tergantung
kepada jenis racunnya.
2. Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir,
atau muntahan.
3. Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara
mulut ke mulut.
4. Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan
norit, putih telur, susu, atau air sebanyak-banyaknya
untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan.
5. Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut,
saluran pernafasan dan melalui kulit.
Racun yang terisap melalui pernafasan.
Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan dan baa ke
tempat yag udaranya lebih segar. Bila ada tabung
oksigen, berikan dengan segera atau lakukan pernafasan
buatan. Jaga agar suhu tubuh penderita tetap hangat.
Racun yang masuk melalui kulit
Lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi, kemudian
guyur bagian tubuh penderita yang terkena racun dengan
air. Jaga agar tubuh penderita tetap hangat dan
baringkan, kemudian bawa ke dokter.
Racun yang tertelan
Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan
segera sebanyak mungkin, paling sedikit dua sampai
empat gelas. Kemudian panggil dokter. Bila penderita
tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara
menekan tenggorokannya dengan jari.
PPPK
Pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK)
dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat bagi
korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan
oleh dokter.

Tindakan yang diambil dalam PPPK tidak dimaksudkan


untuk memberikan pertolongan sampai selesai. Hal-hal
yang belum dapat diselesaikan harus diserahkan kepada
dokter.
PPPK ditujukan untuk:
1. Menyelamatkan jiwa korban

2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah terjadinya cedera uang lebih


parah
3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih pasti dapat
diberikan

Tindakan PPPK:
4. Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap
tenang.
5. Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti segera kerjakanlah pernapasan
buatan.
6. Hentikan pendarahan

7. Perhatikan tanda-tanda shock

8. Jangan memindahkan korban terburu-buru

9. Hubungi Tim Medis


Apa yang sebaiknya dilakukan?
Penggunaan alat yang berbahaya dan mahal harganya, apa yang sebaiknya
dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai