Anda di halaman 1dari 40

OBAT ANTI ANXIETAS

Pembimbing:
dr. Carlamia Lusikooy, Sp.KJ

KELOMPOK:
Andreas Anindito H
Carla Oktavia
Jean Nadya P. Rosdiantoro
Definisi

 Kelompok obat yang digunakan terutama untuk mengatasi kecemasan dan juga
biasanya memiliki efek sedasi, amnestik, relaksasi otot, dan mengatasi kejang
 Diklasifikasikan: golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin
Benzodiasepine

 Jenis obat-obatan psikoaktif yang dapat digunakan untuk berbagai kondisi, yang
salah satunya adalah gangguan cemas
 Diindikasikan: memberikan efek sedatif, efek hipnosis, merelaksasikan otot, dan
dapat sebagai antikonvulsan
Mekanisme Kerja

 Ketika seseorang mengalami keadaan cemas, otak menjadi tereksitasi dan overaktif
 Neurotransmiter yang bersifat menenangkan kemudian akan mengirimkan pesan atau sinyal ke
otak untuk memperlambat aktivitas otak dan mengurangi gejala cemas
 Gamma Amino Butyric Acid A (GABA) neurotransmitter memberikan efek menenangkan. Secara
selektif, reseptor GABA membiarkan ion klorida masuk ke dalam sel, terjadi hiperpolarisasi
neuron dan menghambat pelepasan transmisi neuronal (bersifat inhibisi)
 Benzodiazepin: meningkatkan atau memperkuat efek dari neurotransmiter GABA, dengan cara
pengikatan spesifik terhadap reseptor GABA, memperkuat inhibisi sehingga mengurangi
pelepasan neurotransmiter terutama noradrenalin
Jenis, Sediaan, dan Dosis Obat

Jenis Obat Sediaan Dosis per Hari Waktu Paruh (jam)


[Metabolit Aktif]

Diazepam 2 mg. 5 mg, 10 mg (tablet) 1 x 2 – 40 mg 20 – 100 [36 – 200]


  10 mg (injeksi)    
Klonazepam 0,5 mg, 1 mg, 2 mg (tablet) 1 x 0,5 – 2 mg 18 – 50

Alprazolam 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg (tablet) 2 – 3 x 0,5 – 2 mg 6 – 12

Lorazepam 0,5 mg. 1 mg, 2 mg, (tablet) 1 – 2 x 0,5 – 2 mg 10 – 20

Klobazam 10 mg tablet 2 – 3 x 5 – 10 mg 12 - 60
 Direkomendasikan untuk penggunaan jangka pendek: 2 minggu - 4 minggu
 Dari tabel di atas, waktu paruh yang dimaksud adalah waktu yang diperlukam
untuk mencapai konsentrasi separuh nilai puncak plasma setelah pemberian dosis
tunggal. Dalam tanda kurung adalah waktu paruh metabolitnya
Efek Samping

 Utama: rasa mengantuk, sakit kepala, disartri, ataxia, dan nafsu makan meningkat
 Gejala lain seperti kebingungan, gemetar, dan sakit kepala
 Obat golongan ini relatif aman, perlu perhatian khusus kemungkinan terjadinya toleransi dan dependensi pada
pemberian dosis besar dan waktu lama
 Maksudnya: kondisi saat tidak lagi mendapat efek yang sama dari pemberian semula, sehingga untuk
mendapatkan efek yang sama dibutuhkan dosis yang lebih besar lagi
 Semakin besar dosis semakin sulit penghentiannya, terjadi kondisi dependensi
 Penghentian tiba-tiba setelah terjadi dependensi dapat mengakibatkan kegelisahan dan rasa tidak nyaman yang
disebut sebagai gejala putus zat (withdrawal effect)
 Penghentian obat secara bertahan (tappering off)
 tidak direkomendasikan untuk ibu hamil selama trimester pertama, efek teratogenik
Interaksi

 Obat-obatan golongan antidepresan dan kontrasepsi oral: menyebabkan


penumpukan obat yang membahayakan, dan memperburuk efek samping
benzodiazepine
 Obat rifampisin dan antikolvulsan seperti karbamazepin dan fenitoin dapat
mengurangi efek dari benzodiazepin
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)

 Golongan antidepresan yang memiliki efek ansiolitik, dan dilihat dari keuntungan
serta risiko negatifmya, dapat menjadi terapi lini pertama pada gangguan cemas
 Memiliki efikasi spektrum luas dan dapat ditoleransi dengan baik
 Pasien perlu mendapat informed consent, efek dari obat jenis ini baru muncul
sekitar 2 - 4 minggu pemakaian (beberapa individu baru memiliki efek setelah 6
minggu konsumsi)
Mekanisme Kerja

 Secara selektif menghambat reuptake atau pengambilan kembali serotonin atau 5-


hydroxytryptamine (5-HT) menuju neuron presinaptik dan memperkuat atau
meningkatkan transmisi dari neurotransmiter serotonergik
Jenis, Sediaan, dan Dosis Obat

Jenis Obat Sediaan Dosis per Hari Waktu Paruh

Sitalopram 10 mg, 20, mg, 40 mg (tablet) 20 - 40 mg 24 – 48 jam


10 mg/5 mL (sol)
Esitalopram 5 mg, 10 mg, 20 mg (tablet) 10 – 20 mg 27 – 32 jam
5 mg/5 mL (sol)
Fluoxetine 10 mg, 20 mg (tablet, kapsul) 20 – 80 mg 4 – 6 hari
Fluvoxamin 25 mg, 50 mg, 100 mg (tablet) 50 mg – 300 mg 14 – 16 jam
100 mg, 150 mg (kapsul, extended-release)

Paroksetin 10 mg, 20 mg, 30 mg, 40 mg tablet) 20 – 50 mg 21 jam


7,5 mg (kapsul)
12,5 mg, 25 mg, 37,5 mg (tablet, extended-release)
10 mg/5 mL (sol)

Sertralin 25 mg, 50 mg, 100 mg (tablet) 50 – 150 mg 26 jam


20 mg/mL (sol)
Efek Samping

 Ffek pada saluran cerna (dipengaruhi dosis: mual, muntah, dispepsia, nyeri perut,
diare, konstipasi), anoreksia dgn penurunan berat badan (dilaporkan juga terjadi
peningkatan nafsu makan dan peningkatan berat badan), reaksi sensitifitas
termasuk gatal, urtikaria
 Lainnya: mulut kering, sakit kepala, gugup, cemas, gelisah, mengantuk,
galaktorea, berkeringat, dapat mencetuskan gejala hipomanik atau manik,
penurunan libido, delay ejakulasi, anorgasmia, insomnia, mimpi buruk
Interaksi

 Obat golongan SSRIs baru boleh digunakan setelah penggunaan Monoamine Oxidase Inhibitor
(MAOi) dihentikan selama 2 minggu
 Penggunaan bersama SSRIs dengan MAOi dapat menyebabkan sindrom toksisitas 5-HT yang
ditandai hiperpireksia, kekakuan, mioklonus, koma, hingga kematian
 Kadar SSRI meningkat di darah dan meningkatkan risiko toksisitas jika dikonsumsi dengan
warfarin dan digoksin, antiaritmia (propafenon, flekanit), antidepresan trisiklik seperti
amitriptilin, benzodiazepin (alprazolam, diazepam), klozapin, siklorsporin, haloperidol, fenitoin,
tioridazin, teofilin
 Alkohol atau obat-obatan lain yang menekan sistem saraf pusat, obat-obatan diuretik (oral),
litium, dan triptofan juga dpt meningkatkan resiko toksisitas
Selective Serotonin Norephinephrine Reuptake
Inhibitors (SNRIs)

 Golongan antidepresan dan dapat digunakan sebagai terapi lini pertama pada
gangguan cemas
 Informed consent bahwa efek dari obat jenis ini baru muncul sekitar 2 - 4 minggu
pemakaian (beberapa individu baru memiliki efek setelah 6 minggu konsumsi)
Mekanisme Kerja

 Menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin dan menginhibisi secara lemah


reuptake dipamin yang menyebabkan peningkatan transmisi dari neurotransmiter
seperti serotonergik, noradrenergik dan dopaminergik. SNRIs tidak memiliki efek
antikolinergik
Jenis, Sediaan, dan Dosis Obat

Jenis Obat Sediaan Dosis per Hari Waktu Paruh (jam).

Duloksetin 20 mg, 30 mg, 40 mg, 60 mg (kapsul, 60 – 120 mg 12


delayed-release)

Venlafaksin 25 mg, 37,5 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg 72 – 225 mg 5±2


(tablet
37,5 mg, 75 mg, 150 mg, 225 mg (tablet,
extended-release)
37,5 mg, 75 mg, 150 mg (kapsul,
extended release)
Efek Samping

 Merasa gugup, mual, gelisah, sakit kepala, fatigue, penurunan atau peningkatan
nafsu makan, kehilangan berat badan, peningkatan berat badan, tremor,
berkeringat, disfungsi seksual/libido menurun, diare, konstipasi, masalah
berkemih, dan termasuk peningkatan tekanan darah sistemik
Interaksi

 Meningkatkan risiko perdarahan apabila dikonsumsi bersamaan dengan aspirin


atau warfarin
 SNRIs memiliki interaksi dengan obat-obatan yang lebih kurang sama dengan
SSRIs
Modulator Kalsium

 Digunakan untuk penatalaksanaan gangguan cemas adalah pregabalin


 Obat antokonvulsan yang digunakan untuk nyeri neuropati, epilepso, dan juga
gangguan cemas
 Pregabalin memiliki efek sedative
 Pasien gangguan cemas yang memiliki gangguan tidur, pregabalin dapat lebih
cepat bekerja memberikan efek sedatif dibandingkan dengan SSRIs dan SNRIs
Mekanisme Kerja

 mengikat secara subunit α2δ secara presinaptik dari kanal kalsium yang
bergantung terhadap tegangan
 tegangan kanal kalsium didistribusikan secara luas ke seluruh sistem saraf pusat,
pregabalin mampu memodulasi pelepasan beberapa neurotransmiter seperti
glutamat, substansi-P, norepinefrin, dan peprida terkait gen kalsitonin
 penghambatan neuron berlebihan, yang akhirnya mengembalikannya ke fungsi
normal.
 memiliki efek modulasi antikonvulsan, analgesik, ansiolitik, dan tidur
Dosis dan Sediaan Obat

 Pregabalin terdiri dari 25 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg, 150 mg, 200 mg, 225 mg,
300 mg (dalam bentuk kapsul), 20 mg/mL (dalam bentuk sol), 82,5 mg, 165 mg,
330 mg (tablet, extended-release)
 Dosis harian 150 mg hingga 600 mg perhari, diberikan dalam 2 hingga 3 kali
 Pregabalin memikiki waktu paruh kira-kira sekitar 6 jam
Efek Samping

 Dependensi dosis, adalah pusing, sakit kepala, somnolen, edema perifer, ataxia,
fatigue, xerostomia, peningkatan berat badan, tremor, penglihatan kabur, diplopia,
mulut kering, mual, konstripasi, diare
 Dikatakan dapat juga memberikan efek merugikan pada pasien dengan disfungsi
ginja
Interaksi

 Pregabalin bukanlah subjek yang dimetabolisme di hepar, sehingga tidak


memiliki interaksi dengan obat-obatan yang bersifat menghambat ataupun
menginduksi enzim sitokrom P450
 Perlu diperhatikan pada pasien dengan penyalahgunaan zat, dapat terjadi
penyalahgunaan pregabalin akibat efek withdrawal setelah penghentian tiba-tiba
obat
Antidepresan Trisiklik

 Golongan obat antidepresan generasi kedua yang efektif dalam penatalaksanaan


gangguan cemas
 Penggunaan obat golongan ini telah berkurang karena telah tersedia obat yang
memiliki efektivitas terapi yang sama dengan dosis dan efek samping yang lebih
aman dan lebih toleransi
Mekanisme Kerja

 Menghambat ambilan atau reuptake norepinefrin dan 5-HT, menghambat


andrenergik, kolinergik, dan reseptor histaminergik
Jenis, Sediaan, dan Dosis Obat

Jenis Obat Sediaan Dosis per Hari Waktu Paruh (jam).

Klomiperamin 25 mg, 50 mg, 75 mg (kapsul) 75 – 250 mg 32

Imipramin 10 mg, 25 mg, 50 mg (tablet) 25 – 200 mg 12


75 mg, 100 mg, 125 mg, 150 mg
(kapsul)
Efek Samping

 Antidepresan trisiklik memiliki banyak efek samping dan efek toksik pada sistem
kardiovaskuler (takikardi, hipotensi, defisit konduksi jantung, aritmia jantung)
 Penggunaan golongan ini digantikan dengan SSRIs
 Efek antokolinergis (mulut kering, konstipasi, kegagalan akomodasi penglihatan,
kesulitan berkemih, perburukan glaukoma, dan kebingungan), somnolen, pusing,
peningkatan berat badan, mual, sakit kepala, disfungsi seksual atau penurunan
libido, dan dilaporkan terdapat efek samping kejang
Interaksi

 Antidepresan trisiklik dan sejenisnya baru diperbolehkan untuk diberikan 2


minggu setelah pemberian MAOi dihentikan (3 minggu apabila pada
klomiperamin dan imipramin) karena dapat menyebabkan toksisitas
Reversible Inhibitor of Monoamine Oxidase A
(RIMAs)

 Jenis terbaru dari MAOi yang lebih aman dan toleransi, yang merupakan
golongan atidepresan dan dapat juga digunakan pada pasien dengan gangguan
cemas. Namun, obat ini tidak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
Mekanisme Kerja

 Mekanisme kerja dari obat ini adalah menghambat secara selektif dan reversibel
monoamin oksidase
Jenis, Sediaan, dan Dosis Obat

 Jenis dari obat golongan RIMAs adalah meklobemid


 Dosis harian adalah 300 mg hingga 600 mg. sediaan dari meklobemid adalah
tablet 150 mg
Efek Samping

 Meklobemid: gelisah, insomnia, efek samping antikolinergis (mulut kering,


konstipasi, kegagalan akomodasi penglihatan, kesulitan berkemih, dan
kebingungan), sakit kepala, pusing, efek pada saluran cerna, mual
Interaksi

 Obat ini berinteraksi dengan tiramin

 Ketika MAOi/RIMAs diinhibisi, tiramin yang tinggi dapat menyebabkan krisis hipertensi
dengan meningkatkan kadar norepinefrin pada sistem saraf simpatis (disebut reaksi
tiramin)
 Obat-obatan berisiko mengalami interaksi dengan MAOi/RIMAs: obat yang bekerja
menghambat ambilan atau meningkatkan pelepasan norepinefrin dan menghambat ambilan
serotonin (SSRIs dan SNRIs, dekongestan seperti efedrin, pseudoefedrin,
fenilpropanolamin, terutama fenilefrin, stimulan seperti amfetamin, metilfenidat,
modafinil, dan obat lain seperti tramadol, kokain, metamperamin)
 Dapat menyebabkan reaksi hipertensi
Antiansietas Jenis Lain

 Antiansietas jenis lain yang dapat digunakan dalam tatalaksana gangguan cemas
adalah buspiron, hidroksizin, dan propanolol
Mekanisme Kerja

Buspiron
 Buspiron merupakan azapiron dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonin
5-HT1A dan 5-HT2, buspiron merupakan agonis serotonin parsial. Efektivitas
dari buspiron adalah menghilangkan efek cemas yang disebabkan oleh
aktivitasnya dalam agonis pasca sinaps parsial
Hidrosizin
 Hidroksizin merupakan antihistamin yang bekerja dengan menghambat reseptor
histamin-1. Juga merupakan antogonis terhadap reseptor muskarinik dan reseptor
5-HT2a yang memiliki efek ansiolitik
Propanolol
 Propanolol mengurangi aktivitas saraf simpatis dengan menghambat reseptor
beta-adrenergik. Beta bloker terdiri dari selektif beta bloker 1 (kardiak) dan
reseptor 2 beta (non-kardiak). Merupakan selektif beta bloker 1 yang mengurangi
tonus otonom perifer, yang dipercaya menyebabkan pengurangan gejala somatik
dari gangguan cemas, namun memiliki efek yang kurang dalam gejala emosi pada
gangguan cemas
Jenis, Sediaan, dan Dosis Obat

Jenis Obat Sediaan Dosis per Hari Waktu Paruh (jam).

Buspiron 5 mg, 7,5 mg, 10 mg, 15 mg, 30 mg (tablet) 10 - 30 mg 2–3

Hidroksizin 10 mg, 25 mg, 50 mg (tablet) 50 – 100 mg 7


25 mg, 50 mg, 100 mg (kapsul)
10 mg/5mL (sirup)
25 mg/mL, 50mg/mL (injeksi)

Propanolol 10 mg, 20 mg, 40 mg, 60 mg, 80 mg (tablet) 20 – 40 mg 3,9 – 6,4


60 mg, 80 mg, 120 mg, 160 (kapsul,
extended-release)
20 mg/5mL, 40mg/5mL (sol)
Efek Samping

 Buspiron memiliki efek samping umum yang ringan, yaitu sakit kepala, gelisah,
cemas, mual, kelelahan, penglihatan buram, dan eksitasi
 Hidrokzizin adalah mulut kering, sedasi, tremor, peningkatan nafsu makan,
fatigue, pusing, dan konstipasi
 Propanolol adalah pusing, fatigue, bradikardi, hipotensi, efek saluran cerna, rash,
serta bronkospasme, dan gagal jantung
Interaksi

 Buspiron memiliki interaksi dengan obat golongan MAOi dan SSRIs, dimana
dapat mengurang bersihan obat dan meningkatkan kadar obat di dalam plasma
 Tidak ada obat yang dikonraindikasikan dengan hidroksizin dan propanolol,
namun penggunaan propanolol perlu diperhatikan pada anak dengan bradikardi,
gagal jantung tak terkompensasi, asma, dan sick sinus syndrome
Kesimpulan

 Obat-obatan antiansietas merupakan pilihan utama dalam memberikan


tatalaksana pada pasien dengan kecemasan. Secara umum, antiansietas
digolongkan menjadi golongan benzodiazepin dan non-benzodiazepin. Golongan
non-benzodiazepin terdiri dari golongan selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRIs), selective norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), modulator
kalsium, antidepresan trisiklik, reversible inhibitor of monoamine oxidase A
(RIMAs), dan jenis lainnya. Pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai
berbagai mekanisme kerja, jenis obat, sediaan obat, dosis, efek samping, serta
interaksi dengan obat lain sangat penting dalam memberikan obat-obatan ini pada
pasien dengan kecemasan

Anda mungkin juga menyukai