OLEH:
Dr. MUHAMMAD SUBHAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Target Renstra
tahun 2018 :
Tahun 2018, Imunisasi
Imunisasi 92,5%
Dasar Lengkap di
Indonesia: 90,61%.
•Dinas Kesehatan Kalbar., 2017, Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Kallimantan Barat.
•Kementrian Kesehatan. RI, 2018, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.
•Puskesmas Sanggau, 2018, Profil Puskesmas Sanggau. Sanggau
LATAR BELAKANG
Peneliti
Manfaat Puskesmas
Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGETAHUAN
• Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan: Pendidikan,
minat, pekerjaan, umur, pengalaman, sosial budaya dan informasi
– Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden.
•Notoadmodjo dan Soekidjo., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
•Notoadmodjo dan Soekidjo., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
•Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
•Riduwan., 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Remaja Roksdakarya, Bandung.
Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya untuk menimbulkan atau Tujuan imunisasi adalah untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu menginduksi kekebalan tubuh
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit dengan menyebabkan sistem
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. imun tubuh penerima bereaksi
terhadap vaksin.
Vaksin
Vaksin hidup yang dilemahkan Vaksin inaktif
Campak, polio oral (OPV), Vaksin polisakarida, vaksin
gondongan (parotitis), rubela, toksoid, vaksin rekombinan
varisela, rotavirus dan vaksin
influenza
•Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013. Penyelenggaraan imunisasi; p. 4-8, 11.
•Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2014, Principes of vaccination: epidemiology and prevention of vaccine-preventable disease [serial on the internet]. 2012 [cited 29 september 2019]. Available from:
www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/prinvac.html.
•WHO, 2013, Immunization safety surveillance: guidelines for immunization programme managers on surveillance of adverse event following immunization 2th edition. Geneva: WHO Press; p. 9, 10-4.
•Orenstein, Walter A dan Pickering, Larry K, 2011, Section 2: preventive measure. Chapter 165. Immunization practice. In: Kliegman, Robert M; Stanton, Bonita F; St. Geme III Joseph W; Schor, Nina F; Behrman Richard E, editors.
Nelson textbook of pediatrics 19th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Proses Imun dalam Vaksinasi
1-2. Suntikan vaksin berisi kuman yang dilemahkan saat masuk tubuh akan dikenali sebagai antigen dan melakukan
pertahanan.
3. Sel akan tersensitisasi (teraktivasi) dan mengeluarkan sinyal-sinyal untuk memberitahukan sel tingkat lanjut.
4. Sel akan bermigrasi ke kelenjar limfe terdekat melalui pembuluh limfe dan memberikan sinyal kepada sel limfosit
B dan limfosit T untuk aktif dan memprodusksi antibodi yang spesifik.
Baratawidjaj. K, 2012, Sistem Imun. Dalam: Imunologi Dasar. Edisi 7. Jakarta:Balai Penerbit FKUI, Halaman 557-618.
Jenis Imunisasi
Imunisasi Wajib Imunisasi Pilihan
•WHO, 2012, Information sheet observed rate of vaccine reactions Bacille Calmette-Guerin (BCG) vaccine. Global vaccine safety, immunization, vaccines, and biologicals 20, avenue Appia, ch-1211, Geneva.
•WHO, 2013, Immunization safety surveillance: guidelines for immunization programme managers on surveillance of adverse event following immunization 2th edition. Geneva: WHO Press; p. 9, 10-4.
•Satgas Imunisasi IDAI, 2014, Pedoman imunisasi di Indonesia ed.5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; p. 46-7, 91, 180-89.
•National Centre for Immunisation Research and Surveillance, 2012, Hepatitis B vaccines for Australians NCIRS fact sheet. Australia; p. 4-5.
Jadwal Imunisasi
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Usia Jenis
0 bulan Hepatitis B-0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-HiB 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-HiB 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-HiB 3, Polio 4
9 bulan Campak
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013. Penyelenggaraan imunisasi; p. 4-8, 11.
Jadwal Imunisasi
Berdasarkan IDAI
IDAI. 2017. Jadwal imunisasi IDAI 2017 [serial on the internet]. 2017 [Cited 1 oktober 2019]. Available from: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/ jadwal-imunisasi.
Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi
1. Komunikasi dan informasi kurangnya promosi atau tindak lanjut dari imunisasi rutin.
2. Karakteristik keluarga yang memengaruhi pemberian imunisasi yaitu, pendidikan orang tua, dan status
sosial ekonomi.
3. Sikap dan pengetahuan orang tua dalam pemberian imunisasi, Tingkat pendidikan, status pekerjaan,
pendapatan keluarga, jarak dan keterjangkauan tempat pelayanan, sikap ibu , ketakutan akan efek
simpang ringan, kurangnya motivasi .
4. Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi yang bersifat megikat
dan mengatur perilaku yang bertujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat.
5. Dukungan keluarga merupakan faktor pendukung yang pada prinsipnya adalah suatu kegiatan baik
bersifat emosional maupun psikologis dalam pemberian imunisasi.
1. Definisi
2. Klasifikasi vaksin imunisasi
3. Tujuan imunisasi
4. Jenis imunisasi
5. Jadwal imunisasi
6. Faktor yang mempengaruhi
pemberian imunisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN, TEMPAT, WAKTU DAN
JADWAL PENELITIAN
• Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian yang berbentuk penelitian deskriptif.
• Tempat : Puskesmas Sanggau
• Waktu : 11-18 September 2019, pukul 08.00-12.00
WIB.
POPULASI DAN SAMPEL
• Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang
mempunyai bayi umur 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sanggau.
• Sampel
Seluruh Ibu yang membawa bayi 0-12 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Sanggau yang datang ke Puskesmas
DEFINISI OPERASIONAL
(Arikunto,2006)
ALUR PENELITIAN
Populasi:
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Wilayah
Puskesmas Sanggau.
Sampel :
Seluruh Ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Sanggau yang datang ke Puskesmas. Sebanyak 31 orang.
Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi
sampel penelitian
Kesimpulan
KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI
• Kriteria Inklusi
Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan berdomisili di Wilayah
Kerja Puskesmas Sanggau
Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
Ibu yang bisa membaca dan menulis
• Kriteria Eksklusi
Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner
Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data
BAB IV
• Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sanggau yang merupakan salah satu dari tiga
puskesmas yang berada di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau, di samping Puskesmas
Tanjung Sekayam dan Puskesmas Belangin III.
• Puskesmas Sanggau berada di Kelurahan Beringin dengan luas wilayah kerja 876,13 km2
dan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara dengan Kecamatan Bonti dan Kecamatan Jangkang.
Sebelah Selatan dengan Kecamatan Meliau dan Kecamatan Nanga Taman.
Sebelah Timur dengan Kecamatan Mukok dan Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten
Sekadau.
Sebelah Barat dengan Kecamatan Parindu.
Puskesmas Sanggau, 2018, Profil Puskesmas Sanggau. Sanggau
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN UMUR
1 Ya 21 67,74%
2 Tidak 10 32,26%
Jumlah 31 100,00%
Tingkat
No Frekuensi Persentase
Pengetahuan Ibu
1 Tidak baik 0 0,00%
2 Kurang 3 9,68%
3 Cukup 7 22,58%
4 Baik 21 67,74%
Jumlah 31 100,00%
Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai imunisasi
dasar (67,74%), sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan cukup (22,58%) dan tingkat
pengerahuan kurang mengenai imunisasi (9,68%). Tidak ada responden yang memiliki
tingkat pengetahuan tidak baik mengenai imunisasi dasar lengkap.
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN
BERDASARKAN UMUR
Tingkat Pengetahuan
Total
Umur Baik Cukup Kurang Tidak baik
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
PEMBAHASAN
b. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Puskesmas
Sanggau berdasarkan umur
Responden yang paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik: umur 20-35
tahun terdapat 17 responden (54,84%) pengetahuan baik, 5 responden (16,13%)
pengetahuan cukup.
Notoatmodjo (2007): Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usiasemakin berkembang daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Usia 25-35individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan
sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan
diri menuju usia tua, orang pada usia ini akan lebih banyak menggunakan banyak
waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
PEMBAHASAN
c. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Puskesmas
Sanggau berdasarkan tingkat pendidikan
Mayoritas responden yang berpengetahuan baik pada tingkat pendidikan
menengah12 responden (38,71%) pengetahuan baik, responden yang
berpengetahuan cukup dan kurang, terbanyak berada pada tingkat pendidikan dasar
4 responden (12,90%) pengetahuan cukup, dan 3 responden (9.68%) pengetahuan
kurang.
Mahmudah (2007): Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu karena
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin banyak pula informasi yang
diperoleh. Pengetahuan ibu tentang imunisasi tersebut bisa diperoleh baik melalui
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.
PEMBAHASAN
• Notoadmodjo (2010): Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan
nilai-nilai baru diperkenalkan.
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
PEMBAHASAN
d. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Puskesmas
Sanggau berdasarkan tingkat pekerjaan
Mayoritas responden berpengetahuan baik, cukup, kurang berada pada kelompok ibu
yang tidak bekerja/IRT15 responden (48,39%) pengetahuan baik, 6 responden
(19,35%) pengetahuan cukup, 2 responden (6,45%) pengetahuan kurang.
Dewi Nur Intansari (2015): dengan pekerjaan menjadi ibu rumah tangga, ibu
mempunyai waktu dan perhatian yang cukup untuk status imunisasi bayinya
sehingga memungkinkan bayi untuk mendapat imunisasi secara tepat waktu dan
lengkap. Hal ini memberikan pengalaman bagi ibu mengenai imunisasi.
Dewi Nur Intan Sari, 2015, Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PEMBAHASAN
Notoadmodjo (2010) Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman
itu merupakan cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapai pada masa lalu.
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
PEMBAHASAN
e. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Puskesmas
Sanggau berdasarkan ada tidaknya penyuluhan yang diterima.
Mayoritas responden berpengetahuan baikkelompok responden yang telah
mendapatkan penyuluhan sebelumnya16 responden (51,61%) pengetahuan
baik. Responden berpengetahuan cukup dan kurang, terbanyak yang tidak
mendapatkan penyuluhan yaitu 4 responden (12,91%) pengetahuan cukup, dan 2
responden (6.45%) pengetahuan kurang.
Notoadmodjo (2007): Promosi kesehatan adalah suatu upaya atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu.
Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau
individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
PEMBAHASAN
Agnes Widya Palupi, (2011): terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi
terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi lengkap pada bayi sebelum
usia 1 tahun. Dapat dikatakan bahwa penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar lengkap.
Agnes Widya Palupi, 2011, Pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi sebelum usia 1 tahun
DOKUMENTASI
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Widya Palupi, 2011, Pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi
sebelum usia 1 tahun
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, S, 2005, Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Baratawidjaj. K, 2012, Sistem Imun. Dalam: Imunologi Dasar. Edisi 7. Jakarta:Balai Penerbit FKUI, Halaman 557-618.
Beverley, P.C.L., 2002. Immunology of Vaccination. British Medical Buletin Vol. 62:15-28.
CDC, 2015, Principles of Vaccination Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases, The Pink Book: Course Textbook - 13th Edition (2015)
[serial on the internet]. 2015 [cited 9 Oktober 2019]. Available from:http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/prinvac.html#classification
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2014, Principes of vaccination: epidemiology and prevention of vaccine-preventable disease [serial on
Mahmudah, Ani M. dan Susilowati, 2007, Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan Tingkat Kecemasan Pasca Imunisasi Polio
pada Anaknya di Posyandu Margasari Tasikmalaya Tahun 2007. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.
Maulana, H. D. J, 2007, Promosi Kesehatan. Jakarta
Mubarak; Iqbal, W; Chayatin, N; 2007, Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam Pendidikan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
National Centre for Immunisation Research and Surveillance, 2012, Hepatitis B vaccines for Australians NCIRS fact sheet. Australia; p. 4-5.
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoadmodjo dan Soekidjo., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Ed rev, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoadmodjo., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmatmojo, S, 2005, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : pt. Rineka Cipta.
Orenstein, Walter A dan Pickering, Larry K, 2011, Section 2: preventive measure. Chapter 165. Immunization practice. In: Kliegman, Robert M; Stanton, Bonita
F; St. Geme III Joseph W; Schor, Nina F; Behrman Richard E, editors. Nelson textbook of pediatrics 19th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013. Penyelenggaraan imunisasi; p. 4-8, 11.
Puskesmas Sanggau, 2018, Profil Puskesmas Sanggau. Sanggau
Riduwan., 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Remaja Roksdakarya, Bandung.
Satgas Imunisasi IDAI, 2014, Pedoman imunisasi di Indonesia ed.5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; p. 46-7, 91, 180-89.
WHO, 2009, Epidemiology of the unimmunized child. Arlington, USA;. p. 10-20.
WHO, 2012, Information sheet observed rate of vaccine reactions Bacille Calmette-Guerin (BCG) vaccine. Global vaccine safety, immunization, vaccines, and
biologicals 20, avenue Appia, ch-1211, Geneva.
WHO, 2013, Immunization safety surveillance: guidelines for immunization programme managers on surveillance of adverse event following immunization 2th
edition. Geneva: WHO Press; p. 9, 10-4.