Anda di halaman 1dari 12

Modul 5

Anggaran Operasional
Pusat pendapatan & Pusat
Biaya Kebijakan
Nama Kelompok:
1. Fatimatun Wahyuningrum (030929593)
2. Evika Nesti Alfiani (030930502)
3. Destika Sekar Mellania (030930623)
KB 1. Anggaran Pendapatan Untuk Pusat Pendapatan
A. SENTRALISASI VS DESENTRALISASI
Sentralisasi atau desentralisasi berkaitan dengan pengorganisasian sebuah perusahaan.
Spesifiknya, sentralisasi atau desentralisasi menggambarkan struktur pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi.
Jika seorang pucuk pimpinan mendelegasikan wewenangnya kepada manager manager
bawahannya, maka pendelegasian tersebut dinamai desentralisasi.
Sebaliknya, jika semua keputusan dipegang sendiri oleh top Management, maka pengambilan
keputusannya disebut sebagai sentralisasi, artinya pemusatan pada pucuk pimpinan.

B. ANGGARAN OPERASIONAL PUSAT PENDAPATAN


Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang tanggung jawab managernya adalah
mencari pendapatan (revenue).
Jika perusahaan telah menerapkan desentralisasi penuh, maka manajer bagian pemasaran diberi
wenang untuk menentukan:
1. Jumlah produk yang dijual dan
2. Harga jual produk per unit
C. ANGGARAN PENJUALAN
Untuk menganggarkan pendapatan, manager dapat mulai dari penaksiran volume
penjualan di tingkat industri, yakni penjumlahan penjualan produk yang sama oleh
perusahaan-perusahaan pesaingnya dalam skala nasional atau lebih luas lagi. Setelah
itu manager menaksir berapa persen dari penjualan seluruh industri yang ingin diraih
yang disebut pangsa pasar.

Berikut perhitungan anggaran penjualan:


D. PROYEKSI VOLUME INDUSTRI
Untuk menganggarkan penjualan terlebih dahulu perlu diramal atau ditaksir volume
penjualan industri. Banyak metode statistik untuk melakukan peramalan (proyeksi).
Peramalan tersebut menggunakan data historis atau data di masa lampau yang membentuk
runtut waktu (time series). Metode-metode itu antara lain adalah
1. Random walk atau naive model
2. Rata-rata dan
3. Kuadrat terkecil

E. TUJUAN PERENCANAAN PENJUALAN


1. Mengurangi ketidakpastian pendapatan yang akan terjadi
2. Memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen dalam proses perencanaan
3. Memberikan informasi penting bagi pembentukan elemen lain dari rencana laba
4. Memudahkan pengendalian internal atas kegiatan penjualan
5. Dasar penugasan bagi individu yang bertanggung jawab atas rencana penjualan
F. DASAR PENYUSUNAN RENCANA PENJUALAN
1. Karakteristik pasar yang di hadapi perusahaan
2. Kemampuan keuangan
3. Faktor sumber daya manusia
4. Faktor teknik
5. Dimensi waktu

G. STRATEGI HARGA DALAM ANGGARAN PENJUALAN


Masalah penting dalam anggaran penjualan produk adalah penetapan harga jual. Terdapat
hubungan yang erat antara harga jual, kualitas barang, dan tingkat penjualan yang diharapkan.
Ada 2 hal dasar yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual dalam hubungannya dengan
tingkat penjualan, yaitu:
1. Perkiraan kurva permintaan, perubahan harga akan mempengaruhi jumlah permintaan.
2. kurva biaya per unit, semakin tinggi volume produksi akan berdampak pada meningkatnya biaya
produksi namun justru dapat menurunkan biaya produksi per unit.
H. PENENTUAN HARGA JUAL
Harga jual yang tepat tidak hanya berdasarkan pada kualitas barang hasil produksi
namun juga mempertimbangkan persaingan dan daya beli konsumen.
Harga jual sebuah produk akan berpengaruh pada tiga hal berikut ini:
1. Minat konsumen
2. Daya saing perusahaan
3. Tingkat penghasilan, biaya, dan laba perusahaan

I. ANGGARAN POTONGAN PENJUALAN


Potongan penjualan yang perusahaan tawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen untuk membeli.
Tidak ada aturan baku yang mengatur tentang bentuk anggaran potongan penjualan
Setiap perusahaan boleh menyusun dalam format yang disepakati oleh pihak dalam
perusahaan
J. ANGGARAN RETUR PENJUALAN
Retur penjualan adalah transaksi pengembalian barang oleh pelanggan karena beberapa
sebab. Misalnya, barang yang perusahaan kirim ke pelanggan ternyata tidak sesuai dengan
pesanan atau barang nya cacat/rusak.
jika pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan selalu terjadi retur penjualan maka
manager pusat pendapatan harus pula menganggarkan retur penjualan.

K. ANGGARAN PENJUALAN NETO


Berikut perhitungan anggaran penjualan neto
Anggaran penjualan bruto
(-) Anggaran potongan penjualan
(-) Anggaran retur penjualan
KB 2. Anggaran Biaya Pusat Biaya Kebijakan
A. PUSAT BIAYA KEBIJAKAN
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang seluruh atau sebagian besar inputnya tidak
memiliki kausalitas atau hubungan langsung dengan outputnya.
Anthony dan Govindarajan (2007) memaparkan bahwa pengendalian pusat biaya kebijakan
berbeda dari pengendalian pusat biaya standar dalam 4 hal berikut :
1. Penyiapan anggaran
2. Variabilitas biaya
3. Tipe pengendalian keuangan dan
4. Pengukuran kinerja

B. ANGGARAN STATIS
Biasanya anggaran biaya kebijakan disusun dengan menggunakan anggaran statis, yakni
anggaran yang ditetapkan pada kapasitas tertentu. anggaran statis berbeda dari anggaran fleksibel
yang disusun berdasarkan pada beberapa level kegiatan. Anggaran statis ini cocok untuk pusat
biaya kebijakan. Jenis anggaran seperti ini tetapkan jumlahnya berdasarkan kapasitas tertentu.
C. ANGGARAN BIAYA ADMINSTRASI DAN UMUM
Bagian administrasi dan umum dalam suatu perusahaan termasuk dalam kategori pusat
biaya kebijakan. Oleh karena itu cara penganggarannya sama dengan bagian-bagian lain
yang sama-sama pusat biaya kebijakan, tetapi berbeda dari penganggaran bagian
produksi yang termasuk pusat biaya standar.
Berikut contoh anggaran biaya di bagian administrasi dan umum:
1. Gaji manager
2. Gaji karyawan
3. Biaya telepon, air, listrik, dan internet
4. Biaya pemeliharaan kantor
5. Biaya pemeliharaan kendaraan
6. Bahan habis pakai
7. Biaya penyusutan
KB 3. Anggaran Biaya Pusat Pendapatan
A. ANGGARAN BIAYA PEMASARAN
Berikut adalah daftar biaya-biaya yang menjadi tanggung jawab departemen pemasaran:
1. Gaji dan Komisi pramuniaga
2. Gaji pegawai kantor penjualan
3. Perjalanan dan Entertainment
4. Iklan (advertensi)
5. Biaya pengangkutan barang ke konsumen
6. Biaya bahan habis pakai (BHP)untuk pengiriman
7. Biaya perangko materi dan BHP kantor lain
8. Biaya telepon, air, listrik, dan internet
9. Depresiasi peralatan dan aset tetap lain kantor pemasaran
10. Biaya piutang tak tertagih (kerugian piutang)
Biaya-biaya dapat dibedakan menjadi biaya teknis (standar) dan biaya kebijakan.
Cara menganggarkan masing-masing golongan biaya tersebut juga berbeda. jadi
menganggarkan biaya pemasaran diatas berbeda antara order getting cost dan
order filling cost sebab yang disebut pertama bersifat kebijakan sedangkan yang
disebut kedua bersifat teknis atau standar. Oleh karena itu cara menganggarkan
biaya memenuhi pesanan menggunakan anggaran fleksibel sedangkan cara
menganggarkan biaya mencari pesanan menggunakan anggaran statis.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai