Anda di halaman 1dari 20

CHLAMYDIA &

RIKETSIA

Iin Rahyuni
Winda Reno Kasih
Reka Sandra Pertama
Apa Itu Chlamydia ?
Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang
ditularkan melalui hubungan seks tanpa menggunakan
kondom. Penyakit ini bisa menjangkiti pria dan wanita
dalam segala usia. Namun sebagian besar kasus chlamydia
dialami oleh wanita berusia muda yang aktif secara seksual.
Penyakit ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan yang
lebih serius jika tidak segera ditangani dengan tuntas.
Penyebab Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Bakteri ini ditularkan oleh penderita melalui
hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
Penularan chlamydia bisa melalui seks oral, anal, vaginal,
dan saling bersentuhannya alat kelamin. Selain itu,
chlamydia juga bisa menular melalui alat bantu seks yang
tidak dilapisi dengan kondom atau tidak dicuci sampai
bersih setelah digunakan.
Berhubungan seksual dengan banyak orang atau
berganti-ganti pasangan, dapat meningkatkan risiko
terjangkit chlamydia.
Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena chlamydia adalah:
• Pernah mengidap penyakit menular seksual.
• Memiliki lebih dari satu pasangan seksual/berganti-
ganti pasangan.
• Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
• Aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun.
Chlamydia tidak menular melalui beberapa hal berikut ini:
• Pelukan
• Dudukan toilet
• Menggunakan peralatan makan yang sama dengan penderita
• Berbagi handuk dengan penderita
• Ciuman
• Berenang di kolam renang yang sama
• Mandi di kamar mandi yang sama
Ibu penderita chlamydia bisa menularkan infeksi pada
bayi yang dilahirkannya dan menyebabkan mata menjadi
bengkak dan mengeluarkan cairan atau yang disebut
dengan konjungtivitis. Oleh karena itu, ketika
merencanakan kehamilan atau pada saat awal kehamilan,
pastikan Anda tidak sedang mengalami infeksi ini dan
jika positif, obati secepat mungkin.
Pencegahan Chlamydia

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah


penularan penyakit menular seksual seperti chlamydia (termasuk
gonore atau herpes genital), yaitu dengan menggunakan kondom
saat berhubungan seksual dan tidak berbagi penggunaan alat
bantu seks. Pemakaian kondom memang tidak 100 persen
menghilangkan risiko terkena infeksi, namun setidaknya cara ini
cukup efektif dalam mengurangi risikonya.
Selain itu, penularan chlamydia juga dapat dicegah
dengan cara membatasi jumlah pasangan seksual atau setia
dengan satu orang pasangan saja. Jika Anda aktif
melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang,
maka Anda dianjurkan melakukan pemeriksaan secara
rutin mengingat chlamydia tidak menimbulkan gejala pada
sebagian orang.

Wanita juga disarankan untuk tidak terlalu sering


membersihkan vagina, karena dapat mengurangi jumlah
bakteri baik di dalamnya. Jumlah bakteri baik yang sedikit
akan meningkatkan risiko infeksi dalam vagina.
Apa Itu Riketsia ?
Penyakit riketsia (Rickettsia) adalah infeksi yang
disebabkan oleh kelompok bakteri gram negatif dari
golongan Rickettsiae, Ehrlichia, Orientia, dan Coxiella.
Nama Rickettsia diambil dari seorang peneliti dan juga
ahli patologi Amerika, Howard Taylor Ricketts. Beliau
akhirnya wafat karena terkena penyakit turunan tifus
yang sedang ditelitinya.
Gejala

Gejala umumnya mulai dari yang ringan seperti


demam dengan kulit berbintil-bintil (ruam) kemerahan,
mual, muntah, nyeri perut, tekanan darah turun, hingga
klinis yang lebih berat seperti peradangan otak, gagal
ginjal, dan kegagalan pernapasan.
Bakteri biasanya menyerang dan merusak dinding
pembuluh darah sehingga terjadi kebocoran darah ke
kulit yang disebut edema. Lama-lama terjadi volume
darah berkurang, suplai darah dan nutrisi ke bagian-
bagian tubuh terganggu, sehingga nantinya terjadi
gangguan fungsi organ.
Penyakit epidemik ini ditandai dengan demam, ruam
kemerahan, dan matinya jaringan kulit. Kebanyakan penderita
ditemukan kelainan ruam kemerahan disertai gelembung
berair seperti pada cacar air. Varian lainnya ada Boutonneuse
fever dengan ruam kemerahan yang agak meninggi (papular).
Saat daya tahan tubuh penderita menurun, demam tifus
bisa muncul lagi dengan nama Brill-Zinsser disease (relapsing
louse-borne typhus).
 Tipus Endemik
 Ehrlichia Spesies
 Orientia
 Coxiella
 Bartonella
Saat daya tahan tubuh penderita menurun, demam
tifus bisa muncul lagi dengan nama Brill-Zinsser
disease (relapsing louse-borne typhus).
 Tipus Endemik
 Ehrlichia Spesies
 Orientia
 Coxiella
 Bartonella
Penyakit Rickettsial
Dibagi menjadi 3 Kelompok, yaitu:
 Spotted fever group
Termasuk dalam kelompok ini adalah rocky mountain
spotted fever ditularkan melalui gigitan caplak (dermasentor,
amblyomma cajennense) dll.
 Typhus group
Termasuk dalam kelompok ini adalah epidemic typuhus
ditularkan melalui fases kutu yang terinfeksi dan murine
typhus melalui fases pinjal yang terinfeksi.
 Scrup typhus group
Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan tungau
trombicullid. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah
scrup typhus.
Pengobatan
Umumnya penyakit Rickettsia dan penyakit yang menyerupainya
masih berespon baik dengan pilihan terapi antibiotika asal tahap
pengobatan segera dimulai pada fase awal penyakit. Pada Q fever,
pengobatan saat fase akut lebih menunjukkan peluang
keberhasilan dibanding sudah memasuki fase kronis seperti pada
radang selaput pembungkus jantung yang kronis.

Upaya pencegahan melalui beberapa vaksin telah dikembangkan


untuk mencapai tingkat keamanan dan efektivitas yang
diinginkan. Sebagian di antaranya dianggap menemui kegagalan.
Antibiotika sendiri bukan untuk pencegahan. Karena infeksi
sering berisiko terhadap para pelancong, peringatan diberikan
untuk selalu waspada jika memasuki daerah endemik.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
menyarankan untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit
Rickettsia dengan cara hindari kontak dengan artropoda
penyebab seperti tungau, kutu, tuma, atau caplak,
termasuk mewaspadai hewan-hewan peliharaan yang
terinfeksi seperti anjing dan kucing. Gunakan repellent
serangga, pakaian yang protektif, dan cepat memeriksa
diri setelah mengunjungi area yang terbukti endemis. Hal
ini lebih ditekankan lagi bagi orang yang berisiko seperti
mereka yang memiliki kekebalan tubuh alami rendah.

Anda mungkin juga menyukai