Kes
Kelompok 6:
1. Asih Indah Wigati 2020206203008
2. Chica Claudiah Valentina 2020206203011
3. Hairul Dahlan 2020206203016
4. Hani Tussellawati 2020206203017
5. Muhammadi Leon Pratama 2020206203024
6. Nur Fadilah Rodhiatul Ummi 2020206203025
7. Tanti Pebriana 2020206203034
1. Difteri Hidung
Difteri hidung pada awalnya menyerupai
common cold, dengan gejala pilek ringan tanpa atau
disertai gejala sistemik ringan.
2. Difteri Tonsil Faring
Gejala difteri tonsil faring pada saat radang
akut akan memberi keluhan nyeri tenggorokan,
demam sampai 38,5°C, nadi cepat, tampak lemah,
nafas berbau, anoreksia, dan malaise. Dalam 1-2 hari
kemudian timbul membran yang melekat, berwarna
putih-kelabu menutup tonsil, dinding faring, meluas
ke uvula dan palatum molle atau ke bawah ke laring
dan trakea.
3. Difteri Laring
Pada difteri laring yang terjadi sebagai
perluasan dari difteri faring, maka gejala yang tampak
merupakan campuran gejala obstruksi dan toksemia
dimana didapatkan demam tinggi, lemah, sianosis,
pembengkakan kelenjar leher.
4. Difteri Kulit
Difteri kulit klasik adalah infeksi nonprogresif lamban yang
ditandai dengan ulkus yang tidak menyembuh, superficial, ektimik
dengan membrane coklat keabu-abuan.
5. Difteri Vulvovaginal, Konjungtiva, dan
Telinga
C. diphtheriae kadang-kadang menimbulkan
infeksi mukokutan pada tempat-tempat lain, seperti
telinga (otitis eksterna), mata (konjungtivitis purulenta
dan ulseratif), dan saluran genital (vulvovginitis
purulenta dan ulseratif). Wujud klinis, ulserasi,
pembentukan membrane dan perdarahan submukosa
membantu membedakan difteri dari penyebab bakteri
dan virus lain.
Berdasarkan Berat-Ringan Penyakit
• Tidak ada obstruksi pada jalan nafas pasien, pola nafas kembali
normal, dan pasien tidak mengalami dypnea lagi
• Nutrisi pasien dapat terpenuhi, dan berat badan dapat bertambah
• Kebutuhan cairan terpenuhi, haluaran urine meningkat
THANK YOU