Anda di halaman 1dari 34

UPT PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR 1

MENGENAL DAN PENCEGAHAN


PENYAKIT MEASLES DAN RUBELA

SOSIALISASI IMUNISASI CAMPAK RUBELLA


Situasi Imunisasi Global

• Capaian imunisasi global menurun


dari 86% (2019) menjadi 83% (2020).
• Di tahun 2020, Jumlah anak yang tidak lengkap status
imunisasinya sebanyak 3.4 juta.

Sumber: WHO Immunization Global

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


8

• Komitmen global eliminasi Campak dan


Rubela tahun 2023 Peta Risiko Transmisi Campak Rubela
• Terjadi penurunan cakupan imunisasi
rutin selama pandemi COVID-19
• Sebagian besar provinsi berstatus risiko
tinggi dan sangat tinggi untuk transmisi
Campak-Rubela
• Telah terjadi peningkatan kasus campak-
rubela dan merata di semua provinsi
• KLB Campak-Rubela sudah terjadi di
beberapa wilayah seperti Yahukimo,
Halmahera Barat, Halmahera Selatan,
Situbondo, Barru, Kota Ambon, Kota
Kotamobagu, Kota Batu, Bireuen, Kota
Sibolga,dll

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
Peta Risiko Transmisi Polio

• Komitmen global eradikasi Polio tahun


2026
• Terjadi penurunan cakupan
imunisasi rutin selama pandemi
COVID-19
• Sebagian besar provinsi berstatus
risiko tinggi untuk transmisi Polio
28 Provinsi dan 373 Kab/Kota termasuk
• Beberapa negara yang sudah dinyatakan risiko tinggi
bebas polio bahkan kembali mengalami
KLB polio

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


Halaman
Update: Per 31 Jan 2022 Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
• Campak sangat berpotensi menjadi wabah,
dengan komplikasi pneumonia, diare,
ensefalitis sangat berpotensi menyebabkan
kematian

• Rubela, penyakit yang sangat berbahaya bila


menginfeksi wanita hamil karena berpotensi
besar menyebabkan kecacatan (CRS)
POSTER DARI KEMENKES
Perbedaan Campak-Rubela
CAMPAK/MEASLES/MORBILI/ROBEOLA RUBELLA/CAMPAK JERMAN

Virus - Paramixovirus Virus - Togavirus


Droplet infection Droplet infection
Inkubasi 10-14 hari Inkubasi 14-21 hari
Demam tinggi (bisa mencapai 40 °C, Demam ringan (37,2°C) dan bercak
bercak koplik di area buccal, Coryza, merah/rash makulopapuler disertai
Conjungtivitis, Cough, bercak pembesaran kelenjar limfe di belakang
merah/rash makulopapuler telinga, leher belakang dan sub occipital.

Tidak melalui sawar plasenta, tidak Virus dapat melalui sawar plasenta
teratogenik sehingga pada wanita hamil (terutama)
trimester 1 dapat menginfeksi janin dan
mengakibatkan abortus atau congenital
rubella syndrome (CRS).
Epidemiologi
Campak

8
Campak………..

Masa Prodromal
• Antara 2-4 hari ditandai
• demam 38,4 – 40,6ºC,
• koriza, batuk,
• konjungtivitis,
• bercak Koplik.

• Ruam muncul saat demam sangat


tinggi

• Demam menurun dengan


cepat
setelah 2-3 hari timbulnya eksantema.

9
Campak………..

Eksantema
• berwarna coklat kemerahan,
pertama kali di
leher, belakang telinga
dan muka, meluas ke dada,
perut punggung dan
kemudian ekstremitas.

• Akan memenuhi seluruh tubuh


dalam 3 hari.
• Memudar pada hari ke 5 atau
6
yang diikuti terjadinya
deskuamasi.

http://cdn.lifeinthefastlane.com/wp-content/uploads/2010/09/measles-rash-590x408.jpg
10
Campak………..

Tanda patognomonik
• Bercak Koplik
• timbul 2 hari sebelum dan
sesudah erupsi kulit,
• terletak pada mukosa
bukal
posterior,
• berupa papul warna putih
atau abu-abu kebiruan di
atas dasar bergranulasi atau
eritematosa.

http://lifeinthefastlane.com/2010/09/tropical-and-travel-troubles-001/
11
RUBELA/
GERMAN MEASLES/
MINOR MEASLE

12
RUBELA/GERMAN MEASLES/MINOR MEASLE

Masa Prodromal
• Masa prodromal 1-5 hari
• ditandai dengan malaise,
anoreksia, limfadenopati,
disusul demam subfebris,
konjungtivitis ringan, koriza, nyeri
tenggorokan dan batuk.

• Gejala cepat menurun setelah hari


pertama timbulnya ruam.
• Demam berkisar 380C –38,70C
(subfebril). Biasanya timbul dan
menghilang bersamaan dengan ruam
kulit.

13
Rubela…………

Karakteristik erupsi kulit


• makulopapular, eritematosa, diskret.
• Pertama di muka dan menyebar ke
bawah dengan cepat (leher, badan, dan
ekstremitas).
• Saat ruam tampak lebih jelas di
ekstremitas, di tempat lain mulai
menghilang.

• Enantema pada rubela


(Forschheimer spots) berupa
bercak pinpoint atau lebih besar,
warna merah muda,
• tampak pada palatum mole
sampai uvula.
• Bercak Forschheimer bukan
tanda
patognomonik.

http://lifeinthefastlane.com/2010/09/tropical-and-travel-troubles-001/ 14
Rubela…………

Tanda patognomonik
• Ruam muncul bersamaan dengan
demam yang tidak tinggi (subfebril)
• Adanya limfadenopati khususnya
pada daerah belakang telinga dan
oksipital sangat menunjang diagnosis,
beberapa hari sebelum demam dan
ruam.
15
Congenital Rubella
Syndrome (CRS)
• Congenital Rubella Syndrome (CRS)
adalah suatu kumpulan gejala yang
merupakan akibat infeksi virus rubella
selama kehamilan.
• Bila infeksi rubella terjadi pada masa
awal kehamilan akan menyebabkan
abortus, lahir mati
• Apabila bayi tetap hidup akan terjadi
cacat berat (birth defect).
• Risiko infeksi dan cacat congenital paling
besar terjadi selama trimester pertama
kehamilan
Congenital Rubella Syndrome
• Infeksi pada awal kehamilan
paling berbahaya (<12 mg)
– Weeks 1- 10 – 90% CRS*
– Weeks 11-12– 33%
– Weeks 13-14– 11%
– Weeks 15-16– 24%
– Weeks > 17– 0%

• Menyebabkan lahir mati


atau prematur atau abortus

• Manifestasi klinis/organ yg
terserang tergantung usia
kehamilan saat infeksi.

*Miller E. Lancet 1982;2:781-4.


KUMPULAN GEJALA KASUS CRS DARI 13 RS
SENTINEL INDONESIA 2015-2016
% Viral Excretion
Virus bisa ditemukan di sekret nasofaring :
• Usia 1 bln : 80%
• Usia 1 – 4 bln : 62
• Usia 5 – 8 bln %
• Usia 9 – 12 bln : 33
• Usia > 12 bln :% 3% (Cooper 1967).
: 11
%
Bayi dengan CRS yang mengekskresikan virus
rubella dapat menularkan penyakitnya (bersifat
infeksius) sehingga tindakan pencegahan infeksi
yang memadai harus selalu dilakukan
REKOMENDASI AHLI

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIA•


1N 6)
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL ATAU BIAN
DILAKSANAKAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN REKOMENDASI DAN/ATAU KAJIAN DARI
PARA AHLI
No. Komite Ahli Rekomendasi
1 Komite Penasihat Ahli • Perlu dilaksanakan imunisasi tambahan Campak-Rubela
Imunisasi Nasional atau untuk mencapai Eliminasi tahun 2023
ITAGI • Perlu dilaksanakan imunisasi kejar satu dosis polio suntik
(IPV) untuk mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan
mencapai Eradikasi polio global tahun 2026

2 Komite Verifikasi Nasional Perlu dilaksanakan imunisasi tambahan Campak-Rubela


Eliminasi Campak- untuk mencapai Eliminasi tahun 2023
Rubela/CRS Indonesia

3 Komite Ahli Difteri Perlu dilaksanakan imunisasi kejar guna menutup


kesenjangan imunitas terutama pada anak usia kurang dari 5
tahun (balita)
Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
Tujuan Pelaksanaan Bulan Imunisasi
Anak Nasional
Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi

• Menghentikan transmisi virus campak dan rubela setempat


(indigenous) di semua kabupaten/kota di wilayah Indonesia pada tahun
2023 dan mendapatkan sertifikasi eliminasi campak dan rubela/CRS
pada tahun 2026 dari SEARO.
• Mempertahankan Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan eradikasi
polio global pada tahun 2026
• Mengendalikan penyakit difteri dan pertusis

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


BIAN DILAKSANAKAN DALAM 2 TAHAP

TAHAP I TAHAP II

WAKTU MULAI BULAN MEI 2022 MULAI BULAN AGUSTUS 2022


PELAKSANAAN
 PELAKSANAAN 30 HARI KERJA  PELAKSANAAN 30 HARI KERJA

SELURUH PROVINSI DI PULAU


LOKASI SUMATERA, KALIMANTAN, SELURUH PROVINSI DI PULAU JAWA
PELAKSANAAN SULAWESI, NUSA TENGGARA, DAN PROVINSI BALI
MALUKU DAN PAPUA

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


KEGIATAN BIAN MELIPUTI 2 KEGIATAN:
1. IMUNISASI TAMBAHAN (CAMPAK-RUBELA)
2. IMUNISASI KEJAR (OPV, IPV DAN DPT-HB-Hib)

IMUNISASI KEJAR BERUPA


IMUNISASI TAMBAHAN PEMBERIAN SATU ATAU LEBIH JENIS
BERUPA PEMBERIAN SATU IMUNISASI UNTUK MELENGKAPI
DOSIS IMUNISASI CAMPAK- STATUS IMUNISASI DASAR
RUBELA TANPA MAUPUN LANJUTAN BAGI ANAK
MEMANDANG STATUS YANG BELUM MENERIMA DOSIS
IMUNISASI SEBELUMNYA VAKSIN SESUAI USIA

BIAN
Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
Tahap Provinsi Sasaran Campak Sasaran Imunisasi
Rubela Kejar

Tahap I (Mulai Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, 9 bulan - < 15 tahun
Mei 22) Sumatera Barat

Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka 9 bulan - < 12 tahun Anak usia 12-59
Belitung, Lampung bulan yang
Seluruh provinsi di Kalimantan, Sulawesi, tidak/belum lengkap
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua OPV, IPV, dan DPT-
HB-Hib.

Tahap II DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa 9-59 bulan


(Mulai Agust Tengah, dan Jawa Timur
22)
Bali dan DI Yogyakarta Tidak melaksanakan

PROVINSI BALI DAN DIY TIDAK MELAKSAN AKAN PEMBERIAN IMUNISASI TAMBAHAN
CAMPAK-RUBELA, NAMUN TETAP MELAKSAN AKAN IMUNISASI KEJAR

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional


(BI2A3N)
Tempat Pelayanan BIAN

Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Pos Pelayanan Imunisasi:

 Puskesmas, Puskesmas pembantu;  Pos pelayanan di sekolah atau satuan

 Rumah Sakit Pemerintah, Rumah pendidikan maupun pesantren

Sakit Swasta, Rumah Sakit/klinik TNI dan  Pos pelayanan komunitas: Posyandu,
POLRI; lapangan, drive thru, mobile dengan

 Klinik, Praktik Dokter Swasta, mobil Puskesmas keliling atau lainnya,

Tempat Praktik Mandiri Bidan; dan dan pasar

 Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional


(BI•A2N4)
Dosis 0.5 ml
Subkutan
Penundaan Imunisasi
• Demam
• Batuk pilek
• Diare
Reaksi KIPI yang sering terjadi
Kesimpulan
 PenurunanCakupan Imunisasi Rutin telah berakibat terjadinya
peningkatan kasus PD3I  diperlukan upaya segera untuk
menutup immunity gap melalui Bulan Imunisasi Anak
Nasional
 Bulan Imunisasi Anak Nasional merupakan momen penting
untuk melindungi anak- anak Indonesia terhadap PD3I
(Campak Rubela, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hep B, dll)

Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)


TERIMA
KASIH
Halaman Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)

Anda mungkin juga menyukai