Anda di halaman 1dari 105

Persalinan Abnormal

PEMBIMBING : DR. DAUD KRISTIANTO,SPOG

OLEH :
FRISKA JULIARTY KOEDOEBOEN 112019105

KEPANITERAAN OBGYN
FK UKRIDA
RS FMC BOGOR
14 MARET -21 MEI 2022
Persalinan abnormal

• Persalinan abnormal (distosia) adalah persalinan yang berjalan tidak normal. Seringkali disebut
sebagai partus lama, partus tidak maju, dsifungsi persalinan atau disproposisi sepalo pelvik
(CPD).

9/3/20XX Presentation Title 2


Berdasarkan hasil penelitian oleh FRIEDMAN, persalinan dibagi menjadi 3 stadium :

1. Persalinan kala I, berawal sejak adanya kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik
lengkap. Terbagi menjadi 2 fase: fase laten(dilatasi sampai dengan 4cm) dan fase aktif (dilatasi
serviks 4 cm sampai lengkap). Fase aktif dibagi menjadi 3 subfase yaitu fase alselerasi, fase
dilatasi maksimal dan fase deselerasi.

2. Persalian kala II, sejak dilatasi serviks lengkap sampai anak lahir

3. Persalinan kala III, kelahiran plasenta.

9/3/20XX Presentation Title 3


Perjalanan Persalinan

9/3/20XX Presentation Title 4


Kelainan Kala

• Kelainan Kala Satu


• Fase laten memanjang
• Fase aktif memanjang
• Penurunan kepala janin pada persalinan aktif
• Kelainan kala Dua
• Kala Dua memanjang
• Kurang adekuatnya Gaya Espulsif

9/3/20XX Presentation Title 5


Abnormalitas persalinan
kala I fase laten
• Diagnosa pemanjangn fase laten ditegakkan bila pada nullipara batas 20jam atau pada multipara
batas 24 jam dilampaui.

• Etiologi :

1. Kontraksi uterus hipertonik

2. Pemberian sedative yang terlampau dini dan berlebihan

3. Kontraksi uterus hipotonik

• Identifikasi fase pemanjangan dengan cara Palpasi

9/3/20XX Presentation Title 6


Abnormalitas Persalinan
kala I fase aktif
• Pada multipara, kecepatan dilatasi servik 1,5cm/jam dan pada nullipara 1,2cm/jam
• Etiologi :
1. CPD
2. Kelainan letak /posisi
3. Kontraksi uterus hipotonik

9/3/20XX Presentation Title 7


Jenis Persalinan Abnormal

9/3/20XX Presentation Title 8


Persalinan abnormal

• secara umum, persalinan abnormal adalah merupakan akibat dari beberapa faktor berikut :

1. Power (kontraksi uterus); pada kala II, selain gangguan kontraksi uterus juga dapat disebabkan
oleh gangguan kemampuan meneran.

2. Passage (jalan lahir), jalan lahir keras (tulang panggul) atau jalan lahir lunak (organ sekitar jalan
lahir)

3. Passanger (janin), besar janin, letak, posisi dan presentasi janin.

9/3/20XX Presentation Title 9


• His normal  3 kali dalam 10 menit dan
masing-masing lamanya lebih dari 40 detik.
• Kelainan HIS :
1. Inersia uteri/ hypotonic uterine contraction
2. His terlampau kuat (bukan penyebab partus
Power lama
3. Incoordinate uterine action

9/3/20XX Presentation Title 10


Inersia uteri Incoordinate Uterine Action
• Hypotonic uterine contraction • Sifat his berubah

• His bersifat biasa, tetapi kontraksi uterus lebih • Tonus otot meningkat pada saat diluar his
singkat dan jarang daripada biasanya
• Kontraksi tidak berlangsung seperti biasa

• Tidak ada sinkronisasi kontraksi antar bagian-


bagian

• Terjadi nyeri hebat dan lama pada ibu dan


hipoksia pada janin

9/3/20XX Presentation Title 11


1.Letak janin
2. Presentasi janin

Passanger 3. Sikap janin


4. Posisi janin
5. Letak plasenta

Presentation Title
9/3/20XX 12
1. Ukuran dan tipe panggul

Passage 2. Kemampuan serviks untuk membuka


3. Kemampuan kanalis vaginalis untuk
memanjang

9/3/20XX Presentation Title 13


Persalinan
abnormal

• CPD
• Distosia Bahu
• Ketuban pecah dini
• Forceps delivery
• Vacum ekstraksi

Presentation Title
Chepalopelvic Dispropotion
CPD

9/3/20XX Presentation Title 15


Disproposi Sepalopelvik (CPD)

• Keadaan yang menggambarkan ketidaksesuain antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin
tidak dapat keluar melalui vagina.

• Disporposi sefalopelvik disebabkan oleh

1. Janin yang besar

2. Kelainan posisi dan presentasi

3. Panggul Sempit

9/3/20XX Presentation Title 16


Janin besar

• Janin dengan berat > 4000gr

• Penyebab ; DM, herediter, multiparitas

• Kesukaran dalam persalinan misalnya kepala besar, besarnya bahu.

• Regngan Rahim oleh anak yang sangat besar (inersia uteri), dan kemungkinan perdarahan postpartum kaibat
atonia uteri.

9/3/20XX Presentation Title 17


Kelainan posisi dan presentasi

A. presentasi muka adalah persentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput mengenai punggung dan
muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu).

• Disebakan oleh : panggul sempit, bayi besar, multiparitas, lilitan tali pusat di leher,anencephaly.

• Presentasi muka, dapat dicurigai dari pemeriksaan luar : tonjolan kepala sepihak dengan punggung,
ditemukan sudut fabre,BJJ sepihak dengan bagian kecil.

• Pada persalinan dengan pemeriksaan dalam,pada pembukaan yang cukup akan teraba pinggir orbita, hidung,
tulang pipi, mulut, dagu.

9/3/20XX Presentation Title 18


Kelainan posisi dan presentasi

B. Presentasi dahi adalah presentasi kepala dengan defleksi yang sedang.

• Etiologi hampir sama dengan presentasi muka.

• Sering berubah posisi

• Pada pemeriksaan luar ditemukan : tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak, BJJ sepihak
dengan bagian kecil.

• Pada pemeriksaan dalam saat persalinan, pada pembukaan yang cukup besar akan teraba sutura frontalis,
ubun-ubun besar,pinggir orbita dan pangkal hidung.

9/3/20XX Presentation Title 19


Kelainan posisi dan presentasi

C. Letak lintang. Sumbu Panjang anak tegak lurus atau hamper tegak pada sumbu Panjang ibu.

• Penyebab letak lintang : dinding perut yang kendur, seperti pada multiparitas, kesempitan panggul, plasenta
previa, prematuritas, Kelaina bentuk Rahim, mioma uteri, kehamilan ganda.

• Pada inspeksi, tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan. Fundus uteri lebih
rendah dari biasanya, hanya beberapa jari diatas pusat.

• Pada palpasi,fundus uteri maupun baian bawah Rahim kosong, sedangkan bagian-bagian besar teraba
disamping kiri atau kanan fossa iliaca.

9/3/20XX Presentation Title 20


Kelainan posisi dan presentasi

d. Kelainan posisi. Keadaan position occipito posterior persistent atau ppresentasi ubun-ubun kecil di belakang
adalah suatu kedaan yang disebabkan kegagalan rotasi interna.

• Etiologi. Kelianan panggul, kesempitan panggul tengah , KPD, fleksi kepala kurang serta inersia uteri.

• Penyulit yang timbul dalam persalian yaitu kala II yang lebih Panjang. Umunya dapat lahir spontan,namu bila
ada indikasi dapat dipilih vakum atau forceps.

9/3/20XX Presentation Title 21


Panggul Sempit
• Pengaruh panggul sempit pada 1. Persalinan lama 2. Prolapsus foeneculi
kehamilan :
2. Kelainan presentasi atau posisi 3. Peradaraha otak karena moulage yang
1. Retroflexi uteri gravidii incarcerate kuat,jika diameter biparietal berkurang
3. Ruptur uteri
dari 0,5cm
2. Kepala tidak dapat turun pada bulan
4. Infeksi intrapartum
terakhir
5. Fistel vesicovaginal dan rekovaginal
3. Fundus menojol kedepan hingga perut
menggantung 6. Ruptur simfisis
4. Abdomen pendulum pada primi 7. Paresis kaki
gravida
5. Anak lebih kecil dari ukuran rata-rata

• Pengaruh pada anak


• Pengaruh pada persalinan :
9/3/20XX Presentation Title 22
1. Kematian anak
Anatomi Pelvic

9/3/20XX Presentation Title 23


Persangkaan Panggul Sempit
• Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.
• Pada primipara ada perut menggantung
• Pada multipara,persalinan yang terdahulu sulit
• Ada kelainan letak pada hamil tua
• Terdapat Kelaina bentuk badan ibu (pendek, scoliosis, pincang dll)
• Tanda Osborn positif

9/3/20XX Presentation Title 24


Teknik Perasat Osborn
1. pasien terlentang tungkai sedikit fleksi

2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa

3. Dua jari lainnya diatas simfisis, permukaan jari berada pada permukaan anterior dari simfisis.

4. Tentukan derajat tumpeng tindih Ketika kepala janin ditekan ke bawah dan ke belakang.

9/3/20XX Presentation Title 25


Interpretasi perasat Osborn

• Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpeng tindih dari tulang parietal, berarti CPD (-)

• Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpeng tindih dari tulang parietal, sekitar 0,5cm bearti CPD sedang, pemeriksaan
dilanjutkan dengan perasat Muller.

• Kepala tidak dapat dimasukan le dalam tulang panggul, tulang parietal menggantung di atas simfisis dengan dibatasi jari, berate
CPD (+)

9/3/20XX Presentation Title 26


Teknik perasat Muller

1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.


2. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis
3. Dua jari tangan yang ain masuk ke dalam vagina, sampai pintu atas panggul
4. Tangan luar mendorong kepala anak k arah simfisis.

9/3/20XX Presentation Title 27


Interpretasi Perasat Muller

• Kepala anak teraba oleh kedua jari, bearti CPD (-)


• Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, bearti CPD (+)

9/3/20XX Presentation Title 28


Ukuran Panggul Dalam (UPD)
• Pintu atas panggul dibentuk oleh promotorium korpus vertebrae
sacral 1, linea inominata dan pinggir simfisis.

1.Diameter anteroposterior (konjugata obstetric).

2. Konjugata diagonalis; jarak tepi bawah simfisis pubis sampai ke


promontorium.

3. Konjugata vera yaitu jarak tepi atas simfisi pubis dengan promontorium,
dapat juga dengan mengurangi konjugata diagonalis dengan 1,5cm.

4. Diameter transversa yaitu jarak terjauh garis lintang PAP, biasanya 12.5-
13cm

5. Diameter oblique yaitu garis persilangan konjugata vera dengan


diameter tranversa ke artikulasio sakroiliaka. Normalnya 13cm.

9/3/20XX Presentation Title 29


Pintu bawah panggul

• Batas pintu bawah punggung, yaitu setinggi spina isciadika.


• Tersusun 2 bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga.
1. bidang yang dibentuk garis antara tuber os iskii dengan ujung os sacrum
2. Garis antara tuber os iskii dengan bagian bawah simfisis
• Jarak antara kedua spina ini disebut dengan diameter bispinosum dengan Panjang sekitar 9.5-10cm.
• Pinggir bawah simfisi berbenutk lengkung bawah dan merupakan sudut disebut arkus pubis.
• Normal ± 90º

9/3/20XX Presentation Title 30


Jenis Panggul
1.Ginekoid : Panjang diameter anteroposterior hamper
sama dengan diameter transversa. Bentuk bulat. 45%
pada perempuan.

2. Android: diameter anteroposterior hampir sama


dengan diameter tranversa, namun dekat sacrum.bentuk
segitiga 15% ditemukan pada perempuan.

3. Athropoid : diameter anteroposterior lebih besar


disbanding diameter transversa. Bentuk seperti
telur.ditemukan 35% pada perempuan.

4. Platipelloid: diameter transversa lebih besar daripada


diameter anteroposteror. Ditemukan 5% pada perempuan.

9/3/20XX Presentation Title 31


Bidang Hodge

Hodge 1 Bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan promontorium
Hodge II Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis
Hodge III Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I & II terletak setiggi spina iliaca kana & kiri
Hodge IV Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II, II terletak setinggi OS coccygeus

9/3/20XX Presentation Title 32


Pelvimetri klinis
• Pengukuran dimensi tulang jalan lahir untuk menentukan apakah
bayi dapat dilahirkan secara pervaginam.

• Pelvis mayor : bagian pelvis diatas linea terminalis yang tidak


banyak memeliki kepentingan dalam obstetric.

• Pelvis minor : berbentuk saluran yang mempunyai sumbu


lengkung kedepan (sumbu carus) dan dibatasi atas panggul (inlet)
dan pintu bawah panggul

9/3/20XX Presentation Title 33


Mengukur pintu atas panggul
• Meraba promontorium : perabaan ini hanya merasakan apakah promontorium teraba atau tidak. Caranya dengandari tepi
memasukan dua jari tangan dan meraba dari tepi posterior simfisi pubis ke promontorium sacrum.

• Menetukan konjugata digonalis dan konjugata vera : konjugata diagonalais ditentukan dengan meraba dengan dua jari dari tepi
posterior simfisis pubis k promotorium sacrum. Konjugata diagonalis normalnya harus >10cm. Konjugata vera diukur dengan
dikurangi 1,5cm dari konjugata diagonalis.

9/3/20XX Presentation Title 34


Mengukur pintu tengah panggul

• Menetukan cekungan os sacrum.apakang cekung atau cembung.

• Menilai spina ischiadca ; dengan cara meraba spina isciadika dan merasakan tulang spina
ischiadika runcing atau tumpul dan jarak antara spina ischiadika (distancia interspinosum) harus
lebih dari 10cm.

9/3/20XX Presentation Title 35


Mengukur pintu bawah panggul

• Meraba arkus pubis dan memperkirakan besar sudutnya. Normalnya arkus pubis memiliki sudut
90º.

9/3/20XX Presentation Title 36


Menilai OS koksigeus

• Apakah mobile atau tidak. Os koksigens dipastikan agar tidak menghalangi jalan lahir.

9/3/20XX Presentation Title 37


Pelvic skor (PS)

kriteria 0 1 2 3
Dilatasi (cm) 0 1-2 3-4 5-6
Efficement (%) 0-30% 40-50% 60-70% 80%
Station dari hodge -3cm -2cm -1cm +1,+2cm
III (cm)
Konsistensi servik Keras Sedang Lunak
Posisi servik Ke belakang Searah sumbu jalan Ke arah depan
hari

9/3/20XX Presentation Title 38


Panggul Luas
1. Promotorium tidak teraba
2. Distansia interspinosum >9,5cm
3. Sakrum konkaf
4. Spina iskkiadika tajam
5. Dinding samping lurus
6. Sudut arkus pubis >90’

9/3/20XX Presentation Title 39


Prognosis persalinan dengan panggul sempit
1. Bentuk panggul
2. Ukuran panggul jadi derajat kesempitan
3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul
4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala
5. Presentai dan posisi kepala
6. HIS

9/3/20XX Presentation Title 40


Gejala Klinis

• Ibu • Janin
• Gelisah
• Letih • DJJ cepat, hebat, tidak teratur
• Suhu tubuh meningkat • Air ketuban terdapat meconium kental
• Berkeringat kehijauan, cairan berbau
• Nadi cepat • Kematian janin dalam kandungan
• Nafas cepat

9/3/20XX Presentation Title 41


Diagnosis

1. Anamnesis 2. Inspeksi
• kepala tidak masuk P.A.P • Ibu keliatan pendek ruas tulang-tulangnya
• Riwayat kesalahan letak • Skoliosis,kifosis
• Partus yang lalu berlangsung lama
• Kelainan luar panggul
• Anak mati
• Persalinan ditolong dengan alat (forceps,atau
ekstraksi vakum)

9/3/20XX Presentation Title 42


Diagnosis
• 3. Palpasi 4. Pelvimetri klinis 5. Rontgen pelvimetri

• Terdapat tanda Osborn : kepala tidak Pemeriksaan panggul luar Dari foto dapat ditentukan

masuk P.a.p dengan satu tangan ukuran-ukuran C.V ; C.O =


Pemeriksaan dalam (V.T)
diatas simpisis pubis, tangan lain apakah kurang dari normal.

mengukur tegak lurus pada kepala Metode muller munro kerr C.T imbang kepala panggul

yang menonjol. dilakukan.

• (+) = 3 jari

• (-) = masuk p.a.p

• +/- = antara kesalahan-kesalahan


letak
9/3/20XX Presentation Title 43
Tanda dan gejala Diagnosis

fase laten memanjang


Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8
jam in partu dengan his teratur

Inersia uteri
Frekuensi his < 3/ 10 menit dan lamanya <40
detik
Disporposi sefalopelvic
Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasikan tidak maju, sedangkan his
baik

9/3/20XX Presentation Title 44


Tanda dan gejala Diagnosis

Obstruksi kepala
Pembukaan bagian serviks dan turunnya bagian
janin yang dipresentasitakn tidak maju dengan
kaput terdapat molase hebat, edema serviks,
gawat janin
Malposisi/ malpresentasi
Kelainan presentasi

Kala II lama
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengejan
tetapi tidak ada penurunan

9/3/20XX Presentation Title 45


Tatalaksana khusus

• Tentukan penyebab persalinan lama

1. Power

2. Passenger

3. Passage

4. Gabungan dari faktor diatas

9/3/20XX Presentation Title 46


Tatalaksnana khusus

Sesuaikan tatalaksana dengan penyebab situasi. Prinsip umum :

• Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan atau amniotomy bila terdapat gangguan power.
Pastikan tidakada gangguan passenger atau passage.

• Lakukan Tindakan operatif (forcep, vakum atau sc) untuk gangguan Passenger dan atau Passage, serta untuk
gangguan Power yang tidak dapat diatasi oleh augmentasi persalinan

9/3/20XX Presentation Title 47


Tatalaksana khusus

• Berikan antibiotika (kombinasi ampisilin 2g IV tiap 6 jam dan gentamisin 5 mg/kgBB tidap 24 jam ) jika
ditemukan;

1. Tanda-tanda infeksi ( demam, cairan pervaginam berbau)

2. Ketuban pecah lebih dari 18 jam

3. Usia kehamilan <37 minggu

9/3/20XX Presentation Title 48


Tatalaksana khsusus

• Pantau tanda-tanda gawat janin

• Catat hasil analisis dan seluruh tidakan dalam rekam medis lalu jelaskan pada ibu dan keluarga hasil analisis
serta rencana tidakan selanjutnya

• Bila terdapat perubahan dalam penipisan dan pembukaan serviks : beri drip oksitosin dengan 5IU
dalam 500cc dextrose mulai 8 tetes/menit tiap 30 menit tambah 4 tetes  bila tidak masuk fase aktif
lakukan sc

9/3/20XX Presentation Title 49


Ekstraksi Vakum

• Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan


dengan ekstraksi tenaga negative (vakum) pada
kepalanya.

• Alat dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse

9/3/20XX Presentation Title 50


Bagian –bagian EV

• Mangkuk (CUP) :
Bagian untuk membuat caput suksadanuem artifilasis. Untuk estraksi kepala.
Diamater 3,4,5,6cm. Pada dindingg belakang terdapat tonjolan, tanda letak denominator.
• Botol : tempat membuat tekanan negative vakum. Pada tutup botol terdapat manometer, saluran menuju ke
pompa penghisap dan saluran menuju mangkok
• Karet penghubung
• Rantai penghubung antara mangkuk dan pemegang
• Pemegang (extraction bandle)
• Pompa penghisap (vacuum pump)

9/3/20XX Presentation Title 51


9/3/20XX Presentation Title 52
Indikasi

• Ibu • Janin
1. kala II memanjang Gawat janin
2. Keadaan ibu dengan kontraindikasi meneran
3. Kondsi yang memerlukan kala II diperpendek
4. Kelelahan ibu

9/3/20XX Presentation Title 53


Kontraindikasi

• Kontraindikasi absolut • Kontraindikasi relative


1. Bukan presentasi belakang kepala, presentai 1. Preterm atau TBJ <2500gr
muka atau dahi
2. Penuruann kepala dipanggul tengah
2. Kepala belum masuk ointu atas panggul
3. Tidak kooperatif
3. Pembukaan serviks tidak lengkap

4. Bukti klinis CPD

9/3/20XX Presentation Title 54


Syarat

• Kepala sudah masuk pintu atas panggul

• Kepala di Hodge II-III

• Pembukaan servik lengkap dan ketuban pecah

• Panggul ibu adekuat

• Kandung kencing ibu kosong

• Anelgesia yang sesuai

• Operator yang berpengalaman

• Fasilitas pendukung yang memadai bila Tindakan gagal

9/3/20XX Presentation Title 55


Upaya menghindari komplikasi

• Pastikan indikasi daan syarat penggunaanya


• Penempatan mangkuknya yang tepat
• Hindari terjepitnya jaringan lunak ibu
• Arah tarikan yang benar
• Hindari kekuatan tarikan berlebih
• Koordinasikan tarikan dengan usaha mengedan ibu
• Awasi penurunan/pengeluaran
• Terapkan the rules of three untuk menghentikan tindakan

9/3/20XX Presentation Title 56


Kegagalan pada vakum ektraksi
• 3 tarikan pada 3 kontraksi tidak ada kemajuan
• 3 kali lepas setelah satu kali gagal, nilai ulang dengan hati-hati sebelum memasang Kembali
• Setelah 30 menit pemasangan tanpa kemajuan
• Vakum lepas
• Alat yang rusak menyebabkan kebocoran vakum
• Tenaga tarikan yang terlalu kuat
• Tak dikenali adanya CPD
• Aplikasi pada panggul tengah
• Presentasi Oksiput posterior
• Sikap defleksi
• Arah tarikan yang kurang tepat menyebabkan kebocoran tekanan vakum
• Terjepitnya jaringan lunak ibu pada jalan lahir

9/3/20XX Presentation Title 57


Cara Tarikan Pada Ekstraktor Vakum

• Arah tarikan harus sesuai dengan turunnya kepala dan


tegak lurus dengan mangkok :
Kepala tinggi  arah tarikan ke dorsal
Kepala tengah  arah tarikan datar
Kepala di dasar panggul  arah tarikan ke atas (ventral)

9/3/20XX Presentation Title 58


9/3/20XX Presentation Title 59
Prosedur
• Posisi lithotomi
• Traksi dilakukan terus selama ada his dan harus
• Dipilih mangkuk yang sesuai, dipasang pada bagian
terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar mengikuti putaran paksi dalam sampai suboksiput

• Dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap, dengan berada dibawah simpisis


tenaga -0,2kg/cm2. tenaga vakum : -0,7 s/d -0,8kg/cm2,
• Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk ke
dengan waktu 6-8 menit terbentuk kaput suksedanum
artifisialis arah atas. Tangan kiri penolong menahan perineum
• Periksa ulang apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit
• Bila diperlukan episiotomy sebelum pemasangan
• Bersamaan timbulnya his, ibu mengejan ,magkuk ditarik
searah sumbu panggul mangkuk atau waktu kepala membuka vulva

• Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk,


tangan kanan melakukan tarikan.

9/3/20XX Presentation Title 60


Kerugian ekstravaksasi vakum

• Waktu yang diperlukan untuk pemasangan cup sampai dapat ditarik relative lebih lama  kurang lebih 10
menit  cara ini tidak dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat  fetal
distress (gawat janin)

• Alatnya relative lebih mahal dibanding dengan forcep.

9/3/20XX Presentation Title 61


Komplikasi

• Ibu • Janin
1. Perdarahan 1. Ekskoriasi kulit kepala
2. Trauma jalan lahir 2. Sefalhematoma
3. infeksi 3. Sublegeal hematoma
4. Neksrosis kulit kepala

9/3/20XX Presentation Title 62


Terapi

• perawatan setelah ekstraksi vacum memerlukan profilaksis

• pemberian infus sampai terjadi keadaan stabil

• pemberian uterotonika sehingga kontraksi otot rahim menjadi kuat

• pemberian antibiotika untuk menghindari infeksi.

9/3/20XX Presentation Title 63


Ekstraksi Forceps

• Ekstraksi cunam adalah suatu Tindakan


bantuan persalinan di masa janin
dilahirkan dengan satu tarikan cunam /
foreceps yang dipsasang pada
kepalanya.
• Mempercepat kala pengeluaran dengan
jalan menarik bagian bawah janin
(kepala) dengan alat cunam. (Tindakan
ini dilakukan karena ibu tidak dapat
mengedan efektif untuk melahirkan
janin

9/3/20XX Presentation Title 64


• Alat bantu persalinan, terbuat dailogam, terdiri

Forceps dari sepsang (2 buah) sendokcunam kiri dan


sendok cunam kanan.

9/3/20XX Presentation Title 65


Fungsi forceps

• Fungsi forceps obstetric adalah :

1. Traksi kepala janin

2. Rotasi kepala janin

3. Fleksi kepala janin

4. Ekstensi kepala janin

• Fungsi ini menyebakan kompresi kepala janin

• Penggunaan yang benar meminimalkan kompresi ini

9/3/20XX Presentation Title 66


Indikasi

• Ibu • Janin
1. Kala II memanjang Gawat janin
2. Kondisi ibu dengan kontra indikasi untuk
meneran
3. Kondisi yang membuthkan kala II diperpendek
4. Kelelahan ibu
5. Sikap kepala janin yang deflesi dan malpoisisi

9/3/20XX Presentation Title 67


kontraindikasi
8. Anensefalus
1. Dilatasi servik belum lengkap.
9. Kegagalan ekstraksi vakum.
2. Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah
10. Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak
setinggi pusat atau lebih. ada.
3. Adanya disproporsi cepalo pelvik. 11. Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung yang tidak
memadai.
4. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
12. Operator tidak kompeten.
5. Kepala masih tinggi.
13. Pasien menolak tindakan ekstraksi cunam/forceps
6. Presentasi dan posisi kepala janin tidak dapat obstetrik.
ditentukan dengan jelas.
7. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak
bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit
dipegang oleh cunam/forceps.

9/3/20XX Presentation Title 68


Syarat

• Kepala sudah masuk pintu pap

• Pembukaan servik lengkap dan ketuban pecah

• Panggul ibu adekuat’kandung kencing ibu kosong

• Anelgesia yang sesuai

• Operator yang berpengalaman

• Fasilitas yang memadai bila Tindakan gagal

9/3/20XX Presentation Title 69


Jenis Ekstraksi Forcep

– High Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum masuk pintu atas
panggul (floating) H4
– Mid Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah masuk pintu atas
panggul (engaged), namun belum mencapai dasar panggul H3+
– Low Forceps/ Outlet Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah mencapai dasar
panggul (H1/2)

9/3/20XX Presentation Title 70


9/3/20XX Presentation Title 71
Persiapan

9/3/20XX Presentation Title 72


Pelaksanaan

9/3/20XX Presentation Title 73


Komplikasi

Komplikasi pada ibu  Komplikasi pada bayi


1. Perdarahan yang disebabkan oleh retensio 1. Trauma  cacat karena aplikasi forcep.
plasenta, atonia uteri, jahitan robekan jalan
2. Infeksi  encephalitis, meningitis, sepsis
lahir yang lepas. 
3. Gangguan susunan syaraf pusat yang dapat
2. Infeksi.
menimbulkan gangguan intelektual.
3. Trauma jalan lahir seperti terjadinya fistula
4. Gangguan pendengaran dan keseimbangan.
vesiko vaginal, fistula recto vaginal, fistula
utero vaginal, rupture uteri, rupture serviks,
dan robekan perineum.

9/3/20XX Presentation Title 74


Distosia Bahu kondisi kegawatdaruratan obstetri
pada persalinan pervaginam dimana
bahu janin gagal lahir secara spontan
setelah lahirnya kepala janin.

9/3/20XX Presentation Title 75


9/3/20XX Presentation Title 76
Faktor Risiko
• Makrosomia/kelahiran sebelumnya bayi > 4000gr
• Ibu obesitas
• Penambahan berat badan berlebih
• Panggul sempit
• Diabetes maternal
• Kala II memanjang
• Distosia bahu sebelumnya

9/3/20XX Presentation Title 77


Diagnosis

• Kepala bayi melekat pada perineum,


(‘turtle’ sign)
• Kala II persalinan yang memanjang

9/3/20XX Presentation Title 78


Penatalaksanaan

9/3/20XX Presentation Title 79


Hindari 4 “P” :
• Panic
• Pulling (pada kepala)
• Pushing (pada fundus)
• Pivoting (memutar kepala secara tajam, dengan koksigis
sebagai tumpuan)

9/3/20XX Presentation Title 80


Manajemen ALARMER
• Ask for help

• Lift - bokong
- kaki

• Anterior disimpaction of shoulder


- rotate to oblique
- suprapubic pressure

• Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood

• Manual removal of posterior arm


• Episiotomi
• Roll woman
9/3/20XX over onto “all fours’’ Presentation Title 81
Lift - McRobert’s Manoeuver
• Manuver terdiri dari menyingkirkan kaki dari
pijakan dan melenturkan dengan tajam mereka
ke arah perut.
• Tekanan suprapubic sering diterapkan secara
bersamaan.

9/3/20XX Presentation Title 82


Anterior Disimpaction -

1) Suprapubic Pressure

(Manuver Massanti )
• Tidak boleh menekan fundus

• Penanganan abdomen : Penekanan suprapubik


dengan ujung genggaman tangan pada bagian
belakang bahu depan untuk membebaskannya.

9/3/20XX Presentation Title 83


Anterior Disimpaction -
2) Manuver Rubin
• Pemeriksaan vagina

• adduksi bahu depan dengan menekan bagian belakang


bahu (bahu didorong ke arah dada)

• Pikirkan tindakan episiotomi

• Tidak boleh menekan fundus

9/3/20XX Presentation Title 84


Rotation of Posterior Shoulder Langkah 1

• Penekanan pada bagian depan bahu belakang

• Bisa dikombinasi dengan anterior disimpaction manoeuvers

• Tidak boleh menekan fundus

9/3/20XX Presentation Title 85


Rotation of Posterior Shoulder Langkah 2

Wood’s screw manoeuver


• Bisa dilakukan secara simultan dengan anterior
disimpaction manoeuvers

9/3/20XX Presentation Title 86


Rotation of Posterior Shoulder Langkah 3

• Bisa diulang bila proses persalinan tidak tercapai pada


langkah 1 dan 2

9/3/20XX Presentation Title 87


9/3/20XX Presentation Title 88
Manual removal of posterior arm

• Fleksikan tangan pada siku

• (menekan fosa antecubital untuk memfleksikan


tangan)

• Usapkan tangan sepanjang dada.

• raih lengan depan atau jari-jari tangan

• Keluarkan tangan.

9/3/20XX Presentation Title 89


Episiotomi

9/3/20XX Presentation Title 90


Roll over onto all fours

9/3/20XX Presentation Title 91


Pada neonatal :
Trauma plexus brachialis
Fraktur klavikula dan humerus
Asfiksia

Komplikasi Pada maternal :


Perdarahan postpartum
Ruptur uteri

9/3/20XX Presentation Title 92


• Pecahnya selaput ketuban pada kehamilan
lebih dari 20 minggu, tanpa disertai tanda-
tanda persalinan.

Ketuban pecah • Kriteria diagnosis :


1. Hamil lebih dari 20 minggu
dini 2. Keluar air dari OUE
3. Kertas lakmus merah menjadi biru
4. Tidak ada tanda-tanda inpartu

PPK SMF Obstetri & Ginekologi RSUP SANGLAH


14/4/2022 DENPASAR 2015 93
ANATOMI SELAPUT KETUBAN

9/3/20XX Presentation Title 94


Klasifikasi KPD
• KPD Preterm

Pecah ketuban yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes fern pada usia <37 minggu sebelum terjadi tanda
persalinan.

• KPD sangat preterm

Pecahnya ketuban saat umur kehamilan antara 24 - < 34 minggu.

• KPD preterm

Pecahnya ketuban saat umur kehamilan 34-37 minggu.

• KPD pada Kehamilan Aterm

Pecahnya ketuban sebelum waktunya yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes fern pada usia >37 minggu.

9/3/20XX Presentation Title 95


Faktor risiko
• Pasien berkulit hitam memilki resiko yang lebih tinggi di bandingkan pasien kulit putih

• Status sosioekonomi rendah

• Perokok

• Riwayat infeksi menular seksual

• Riawayat persalinan premature

• Riwayar persalinan KPD

• Pendarahan pervaginam

• Polihidramnion

• Penurunan jumlah kolagen dari membran amnion

9/3/20XX Presentation Title 96


Etiologi

Infeksi
Defisiensi vitamin C
Faktor Selaput Ketuban
Faktor umur dan paritas
Faktor tingkat sosial dan ekonomi

9/3/20XX Presentation Title 97


Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

• Riwayat kehamilan >20 minggu • TTV

• Vagina mengeluarkan cairan • Tinggi fundus uteri

• Onset • Palpasi

• Warna

• Partikel-partikel dalam cairan

• Tidak sedang inpartu

• Tanda infeksi

9/3/20XX Presentation Title 98


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan PH Pemeriksaan USG
vagina mikroskopik

• tampak gambaran pakis yang • Menilai indeks cairan


• (cairan ketuban) dengan
amnion
kertas lakmus (Nitrazin test) mengering pada sekret • Taksiran berat janin
dari merah menjadi biru. serviko vaginal. • Usia gestasi dan
presentasi janin
• Kelainan kongenital

9/3/20XX Presentation Title 99


Tatalaksana konservativ

9/3/20XX Presentation Title 100


Tatalaksana Aktif

• Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio sesarea.

• Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.

• Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri jika :

• Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
persalinan dengan seksio sesarea.

• Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam

9/3/20XX Presentation Title 101


9/3/20XX Presentation Title 102
Komplikasi

• Persalinan premature
• Infeksi
• Hipoksia/Asfiksia
• Sindrom deformitas janin

9/3/20XX Presentation Title 103


Alur tatalaksana KPD

9/3/20XX Presentation Title 104


The way to get started is to
quit talking and begin doing.
Walt Disney

9/3/20XX Presentation Title 105

Anda mungkin juga menyukai