OLEH :
FRISKA JULIARTY KOEDOEBOEN 112019105
KEPANITERAAN OBGYN
FK UKRIDA
RS FMC BOGOR
14 MARET -21 MEI 2022
Persalinan abnormal
• Persalinan abnormal (distosia) adalah persalinan yang berjalan tidak normal. Seringkali disebut
sebagai partus lama, partus tidak maju, dsifungsi persalinan atau disproposisi sepalo pelvik
(CPD).
1. Persalinan kala I, berawal sejak adanya kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik
lengkap. Terbagi menjadi 2 fase: fase laten(dilatasi sampai dengan 4cm) dan fase aktif (dilatasi
serviks 4 cm sampai lengkap). Fase aktif dibagi menjadi 3 subfase yaitu fase alselerasi, fase
dilatasi maksimal dan fase deselerasi.
2. Persalian kala II, sejak dilatasi serviks lengkap sampai anak lahir
• Etiologi :
• secara umum, persalinan abnormal adalah merupakan akibat dari beberapa faktor berikut :
1. Power (kontraksi uterus); pada kala II, selain gangguan kontraksi uterus juga dapat disebabkan
oleh gangguan kemampuan meneran.
2. Passage (jalan lahir), jalan lahir keras (tulang panggul) atau jalan lahir lunak (organ sekitar jalan
lahir)
• His bersifat biasa, tetapi kontraksi uterus lebih • Tonus otot meningkat pada saat diluar his
singkat dan jarang daripada biasanya
• Kontraksi tidak berlangsung seperti biasa
Presentation Title
9/3/20XX 12
1. Ukuran dan tipe panggul
• CPD
• Distosia Bahu
• Ketuban pecah dini
• Forceps delivery
• Vacum ekstraksi
Presentation Title
Chepalopelvic Dispropotion
CPD
• Keadaan yang menggambarkan ketidaksesuain antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin
tidak dapat keluar melalui vagina.
3. Panggul Sempit
• Regngan Rahim oleh anak yang sangat besar (inersia uteri), dan kemungkinan perdarahan postpartum kaibat
atonia uteri.
A. presentasi muka adalah persentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput mengenai punggung dan
muka terarah ke bawah (kaudal terhadap ibu).
• Disebakan oleh : panggul sempit, bayi besar, multiparitas, lilitan tali pusat di leher,anencephaly.
• Presentasi muka, dapat dicurigai dari pemeriksaan luar : tonjolan kepala sepihak dengan punggung,
ditemukan sudut fabre,BJJ sepihak dengan bagian kecil.
• Pada persalinan dengan pemeriksaan dalam,pada pembukaan yang cukup akan teraba pinggir orbita, hidung,
tulang pipi, mulut, dagu.
• Pada pemeriksaan luar ditemukan : tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung anak, BJJ sepihak
dengan bagian kecil.
• Pada pemeriksaan dalam saat persalinan, pada pembukaan yang cukup besar akan teraba sutura frontalis,
ubun-ubun besar,pinggir orbita dan pangkal hidung.
C. Letak lintang. Sumbu Panjang anak tegak lurus atau hamper tegak pada sumbu Panjang ibu.
• Penyebab letak lintang : dinding perut yang kendur, seperti pada multiparitas, kesempitan panggul, plasenta
previa, prematuritas, Kelaina bentuk Rahim, mioma uteri, kehamilan ganda.
• Pada inspeksi, tampak bahwa perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan. Fundus uteri lebih
rendah dari biasanya, hanya beberapa jari diatas pusat.
• Pada palpasi,fundus uteri maupun baian bawah Rahim kosong, sedangkan bagian-bagian besar teraba
disamping kiri atau kanan fossa iliaca.
d. Kelainan posisi. Keadaan position occipito posterior persistent atau ppresentasi ubun-ubun kecil di belakang
adalah suatu kedaan yang disebabkan kegagalan rotasi interna.
• Etiologi. Kelianan panggul, kesempitan panggul tengah , KPD, fleksi kepala kurang serta inersia uteri.
• Penyulit yang timbul dalam persalian yaitu kala II yang lebih Panjang. Umunya dapat lahir spontan,namu bila
ada indikasi dapat dipilih vakum atau forceps.
3. Dua jari lainnya diatas simfisis, permukaan jari berada pada permukaan anterior dari simfisis.
4. Tentukan derajat tumpeng tindih Ketika kepala janin ditekan ke bawah dan ke belakang.
• Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpeng tindih dari tulang parietal, berarti CPD (-)
• Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpeng tindih dari tulang parietal, sekitar 0,5cm bearti CPD sedang, pemeriksaan
dilanjutkan dengan perasat Muller.
• Kepala tidak dapat dimasukan le dalam tulang panggul, tulang parietal menggantung di atas simfisis dengan dibatasi jari, berate
CPD (+)
3. Konjugata vera yaitu jarak tepi atas simfisi pubis dengan promontorium,
dapat juga dengan mengurangi konjugata diagonalis dengan 1,5cm.
4. Diameter transversa yaitu jarak terjauh garis lintang PAP, biasanya 12.5-
13cm
Hodge 1 Bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan promontorium
Hodge II Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis
Hodge III Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I & II terletak setiggi spina iliaca kana & kiri
Hodge IV Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II, II terletak setinggi OS coccygeus
• Menetukan konjugata digonalis dan konjugata vera : konjugata diagonalais ditentukan dengan meraba dengan dua jari dari tepi
posterior simfisis pubis k promotorium sacrum. Konjugata diagonalis normalnya harus >10cm. Konjugata vera diukur dengan
dikurangi 1,5cm dari konjugata diagonalis.
• Menilai spina ischiadca ; dengan cara meraba spina isciadika dan merasakan tulang spina
ischiadika runcing atau tumpul dan jarak antara spina ischiadika (distancia interspinosum) harus
lebih dari 10cm.
• Meraba arkus pubis dan memperkirakan besar sudutnya. Normalnya arkus pubis memiliki sudut
90º.
• Apakah mobile atau tidak. Os koksigens dipastikan agar tidak menghalangi jalan lahir.
kriteria 0 1 2 3
Dilatasi (cm) 0 1-2 3-4 5-6
Efficement (%) 0-30% 40-50% 60-70% 80%
Station dari hodge -3cm -2cm -1cm +1,+2cm
III (cm)
Konsistensi servik Keras Sedang Lunak
Posisi servik Ke belakang Searah sumbu jalan Ke arah depan
hari
• Ibu • Janin
• Gelisah
• Letih • DJJ cepat, hebat, tidak teratur
• Suhu tubuh meningkat • Air ketuban terdapat meconium kental
• Berkeringat kehijauan, cairan berbau
• Nadi cepat • Kematian janin dalam kandungan
• Nafas cepat
1. Anamnesis 2. Inspeksi
• kepala tidak masuk P.A.P • Ibu keliatan pendek ruas tulang-tulangnya
• Riwayat kesalahan letak • Skoliosis,kifosis
• Partus yang lalu berlangsung lama
• Kelainan luar panggul
• Anak mati
• Persalinan ditolong dengan alat (forceps,atau
ekstraksi vakum)
• Terdapat tanda Osborn : kepala tidak Pemeriksaan panggul luar Dari foto dapat ditentukan
mengukur tegak lurus pada kepala Metode muller munro kerr C.T imbang kepala panggul
• (+) = 3 jari
Inersia uteri
Frekuensi his < 3/ 10 menit dan lamanya <40
detik
Disporposi sefalopelvic
Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasikan tidak maju, sedangkan his
baik
Obstruksi kepala
Pembukaan bagian serviks dan turunnya bagian
janin yang dipresentasitakn tidak maju dengan
kaput terdapat molase hebat, edema serviks,
gawat janin
Malposisi/ malpresentasi
Kelainan presentasi
Kala II lama
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengejan
tetapi tidak ada penurunan
1. Power
2. Passenger
3. Passage
• Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan atau amniotomy bila terdapat gangguan power.
Pastikan tidakada gangguan passenger atau passage.
• Lakukan Tindakan operatif (forcep, vakum atau sc) untuk gangguan Passenger dan atau Passage, serta untuk
gangguan Power yang tidak dapat diatasi oleh augmentasi persalinan
• Berikan antibiotika (kombinasi ampisilin 2g IV tiap 6 jam dan gentamisin 5 mg/kgBB tidap 24 jam ) jika
ditemukan;
• Catat hasil analisis dan seluruh tidakan dalam rekam medis lalu jelaskan pada ibu dan keluarga hasil analisis
serta rencana tidakan selanjutnya
• Bila terdapat perubahan dalam penipisan dan pembukaan serviks : beri drip oksitosin dengan 5IU
dalam 500cc dextrose mulai 8 tetes/menit tiap 30 menit tambah 4 tetes bila tidak masuk fase aktif
lakukan sc
• Mangkuk (CUP) :
Bagian untuk membuat caput suksadanuem artifilasis. Untuk estraksi kepala.
Diamater 3,4,5,6cm. Pada dindingg belakang terdapat tonjolan, tanda letak denominator.
• Botol : tempat membuat tekanan negative vakum. Pada tutup botol terdapat manometer, saluran menuju ke
pompa penghisap dan saluran menuju mangkok
• Karet penghubung
• Rantai penghubung antara mangkuk dan pemegang
• Pemegang (extraction bandle)
• Pompa penghisap (vacuum pump)
• Ibu • Janin
1. kala II memanjang Gawat janin
2. Keadaan ibu dengan kontraindikasi meneran
3. Kondsi yang memerlukan kala II diperpendek
4. Kelelahan ibu
• Waktu yang diperlukan untuk pemasangan cup sampai dapat ditarik relative lebih lama kurang lebih 10
menit cara ini tidak dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat fetal
distress (gawat janin)
• Ibu • Janin
1. Perdarahan 1. Ekskoriasi kulit kepala
2. Trauma jalan lahir 2. Sefalhematoma
3. infeksi 3. Sublegeal hematoma
4. Neksrosis kulit kepala
• Ibu • Janin
1. Kala II memanjang Gawat janin
2. Kondisi ibu dengan kontra indikasi untuk
meneran
3. Kondisi yang membuthkan kala II diperpendek
4. Kelelahan ibu
5. Sikap kepala janin yang deflesi dan malpoisisi
– High Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum masuk pintu atas
panggul (floating) H4
– Mid Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah masuk pintu atas
panggul (engaged), namun belum mencapai dasar panggul H3+
– Low Forceps/ Outlet Forceps
Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah mencapai dasar
panggul (H1/2)
• Lift - bokong
- kaki
1) Suprapubic Pressure
(Manuver Massanti )
• Tidak boleh menekan fundus
• Keluarkan tangan.
Pecah ketuban yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes fern pada usia <37 minggu sebelum terjadi tanda
persalinan.
• KPD preterm
Pecahnya ketuban sebelum waktunya yang terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes fern pada usia >37 minggu.
• Perokok
• Pendarahan pervaginam
• Polihidramnion
Infeksi
Defisiensi vitamin C
Faktor Selaput Ketuban
Faktor umur dan paritas
Faktor tingkat sosial dan ekonomi
• Onset • Palpasi
• Warna
• Tanda infeksi
• Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio sesarea.
• Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
• Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri jika :
• Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
persalinan dengan seksio sesarea.
• Persalinan premature
• Infeksi
• Hipoksia/Asfiksia
• Sindrom deformitas janin