Anda di halaman 1dari 33

Dosen Pengampu :

apt. Delisma Simorangkir, S.Si., M.Si.

ASPEK ASPEK ETIKA


DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN
.
Kelompok 6:
Dini Febrian Zebua (19.18.054)
Erika Sri Rezeki (19.18.067)
Evy Irma Sari Br L.Toruan (19.18.072)
Ismayanti (19.18.106)
Muhammad Rofi Naufal Sulaika (19.18.141)
Novrina Br Hombing (19.18.155)
Silvi Doriati Silalahi (19.18.197)
Sulastri (19.18.211)
ASPEK ASPEK ETIKA
DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN

1 Defenisi Etika

2 Kode Etik Farmasi 4 Tenaga Teknis Kefarmasian

3 Prinsip-Prinsip Etika Farmasi 5 Macam-Macam Etika


ASPEK ASPEK ETIKA
DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN

Macam-Macam
6 Kode Etik Tenaga Kefarmasian

Tujuan Standar Pelayanan


7 Kode Etik Tenaga Kefarmasian 9 Kefarmasian di Apotek

Fungsi
8 Kode Etik Tenaga Kefarmasian 10 Kaidah Etika dan Hukum
01
Defenisi Etika
1 Defenisi Etika

Menurut Kamus Menurut Abdullah dalam MenurutBertens Menurut Riady dalam


Besar Bahasa buku yang berjudul dalam Etika seri Filsafat Kuno dan
Indonesua Pengantar Studi Filsafat Atma Jaya Manajemen Modern
a. Ilmu tentang apa yang Etika (2006:4) menjelaskan Memaparkan pengertian Menjelaskan bahwa etika
baik dan buruk, tentang hak arti kata etika berdasarkan etika dalam dalam bentuk dalam bahasa Latin diartikan
dan kewajiban moral. etimologinya yang berasal jamak ta etha yang juga sebagai Moralis yang berasal
b. Kumpulan asas atau nilai
dari bahasa Yunani,ethos, berarti adat kebiasaan dari kata Mores dengan
yang berkenaan dengan
akhlak. yang bermakna kebiasaan makna adat- istiadat yang
c. Nilai mengenai benar dan atau adat-istiadat.. realistis bukan teoritis.
salah yang dianut di
masyarakat
02
Kode Etik Profesi
2 Kode Etik Profesi

Kode Profesi
Tanda-tanda atau simbol-simbol yang Pekerjaan yang dilakukan sebagai
berupa kata-kata, tulisan atau benda kegiatan pokok untuk menghasilkan
yang disepakati untuk maksud- nafkah hidup dan yang mengandalkan
maksud tertentu suatu
keahlian.

Etik Kode Etik Profesi


Berasal dari kata ethos Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
(bahasa Yunani) yang dalam melaksanakan tugas dan dalam
berarti karakter, watak kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi dapat
kesusilaan atau adat. menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari
suatu profesi, sehingga kode etik ibarat
kompas yang menunjukan arah moral bagi
suatu profesi
03
Prinsip-Prinsip Etika Profesi
3 Prinsip-Prinsip Kode Etik profesi

a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan Prinsip ini menuntut agar


terhadap hasilnya. setiap kaum profesional
b) Terhadap dampak dari profesi itu untuk memiliki dan diberi
kehidupan orang lain atau kebebasan dalam
masyarakat pada umumnya. menjalankan profesinya

Tanggung Jawab Otonomi

Keadilan
Prinsip ini menuntut kita
untuk memberikan kepada
siapa saja apa yang
menjadi haknya.
04
Tenaga Teknis Kefarmasian
4 Tenaga Teknis Kefarmasian

Berdasarkan Peraturan Menteri Peran seorang Tenaga Teknis


Kesehatan Republik Indonesia Nomor Kefarmasian, terutama untuk pekerjaan
889/Menkes/Per/V/2011 tentang pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja care ) yakni satu bentuk pelayanan dan
Tenaga Kefarmasian, Tenaga Teknis tanggung jawab langsung profesi
Kefarmasian adalah tenaga yang apoteker dalam pekerjaan kefarmasian
membantu Apoteker dalam menjalankan untuk meningkatkan kualitas hidup
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas pasien
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi,
Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/ Asisten Apoteker
05
Macam-Macam Eti ka
5 Macam-Macam Etika

Etika Umum
1
2 Etika Khusus
Menurut Sonny Keraf
5 Macam-Macam Etika

Ada dua macam etika yang harus kita pahami


dalam menentukan baikdan buruknya
perilaku manusia

Etika Deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong


secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan

1 apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai


sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil.

Etika normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan


berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya
2 dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan
yang akan diputuskan
06
Macam-Macam Kode Eti k
Tenaga Kefarmasian
6 Macam-Macam Kode Etik Tenaga Kefarmasian

Kewajiban
Terhadap Pasien
Kewajiban atau Pemakai
sebagai profesi Kewajiban Jasa
Kewajiban
Ahli Farmasi
Ahli Farmasi
Terhadap Teman
Terhadap Profesi
Sejawat
Kesehatan Lainnya
Kewajiban Sebagai Profesi

1 3
Seorang asisten Apoteker harus Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus
menjunjung tinggi serta memelihara melakukan pekerjaan profesinya sesuai
martabat, kehormatan profesi, menjaga dengan standar operasional prosedur,
integritas dan kejujuran serta dapat standar profesi yang berlaku, dan kode etik
dipercaya profesi.

2 4
Seoang Asisten Apoteker berkewajiban Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus
untuk meningkatkan keahlian dan menjaga profesionalisme dalam memenuhi
pengetahuan sesuai dengan perkembangan panggilan tugas dan kewajiban profesi
teknologi.
Kewajiban Ahli Farmasi terhadap Teman Sejawat

Seorang ahli Farmasi Indonesia memandang


teman sejawat sebagaimana dirinya dalam
memberikan penghargaan.

Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa


menghindari perbuatan yang merugikan teman
sejawat secara material maupun moral

Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa


meningkatkan kerja sama dan memupuk
keutuhan martabat jabatan kefarmasian,
mempertebal rasa saling percaya didalam
menunaikan tugasnya
Kewajiban Terhadap Pasien atau Pemakai Jasa

Seorang asisten
Seorang asisten Apoteker harus
Seorang asisten Apoteker berkonsultasi atau
harus bertanggung jawab Apoteker harus
menjaga rahasia merujukkepada
danmenjaga teman sejawat
 kemampuannya dalam kedokteran dan
rahasia kefarmasian, untuk
memberikan pelayanan mendapatkan hasil
kepada pasien secara serta hanya
memberikan kepada yang akurat dan
professional baik.
pihak yang berhak

1 2 3
Kewajiban Ahli Farmasi terhadap Profesi Kesehatan Lainnya

Seorang ahli Farmasi Indonesia Seorang ahli Farmasi Indonesia


senantiasa harus menjalin harus mampu menghindarkan diri
kerjasama yang baik, saling terhadap perbuatan-perbuatan
percaya, menghargai dan yang dapat merugikan,
menghormati terhapa profesi menghilangkan kepercayaan,
kesehatan lainnya penghargaan masyarakat
terhadap profesi lainnya
07
Tujuan Kode Eti k
Tenaga Kefarmasian
7 Tujuan Kode Etik Tenaga Kefarmasian

Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

Untuk menjaga dan memelihara


kesejahteraan para anggota Untuk meningkatkan pengabdian
para anggota profesi.

Untuk meningkatkan mutu profesi


7 Tujuan Kode Etik Tenaga Kefarmasian

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Untuk meningkatkan layanan di atas


keuntungan pribadi. Untuk mempunyai organisasi
profesional yang kuat dan terjalin
erat.

Untuk menentukan baku standarnya sendiri


08
Fungsi Kode Eti k
Tenaga Kefarmasian
8 Fungsi Kode Etik Tenaga Kefarmasian

Memberikan pedoman Sebagai sarana kontrol Mencegah campur


bagi setiap anggota sosial bagi masyarakat tangan pihak di luar
profesi tentang prinsip atas profesi yang organisasi profesi
profesionalitas yang bersangkutan tentang hubungan etika
digariskan dalam keanggotaan
profesi
09
Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, pelayanan kefarmasian pada saat ini
telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu
kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan
pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang
komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dari pasien.
10
Kaidah Eti ka dan Hukum
Dalam melakukan penyerahan perbekalan farmasi (obat) kepada
konsumen di apotek diatur oleh 2 macam kaidah yaitu kaidah etika
dan kaidah hukum, sehingga seorang apoteker dapat mengetahui
wewenang dan tanggungjawab apa saja yang dapat dilimpahkan
kepadanya dalam pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.
Bagaimana seorang apoteker (APA) melaksanakan tugas dan
tanggung jawab pekerjaan kefarmasian di apotek sesuai dengan kode
etik kefarmasian baik kepada konsumen ataupun kepada profesi lain?
Apakah bila seorang apoteker melanggar kode etik pelayanan
kefarmasian akan ada sanksi pidananya?
Kode Etik Tenaga Kefarmasian

Yang menjadi dasar kode etik pelayanan kefarmasian bagi apoteker dalam melaksanakan fungsinya di apotek dapat dilihat
dari dua sudut yaitu :
1) Batas keilmuan dan wewenang apoteker yaitu hanya sebatas : membuat, mengolah, meracik, mengubah bentuk,
mencampur, menyimpan dan menyerahkan obat atau bahan obat kepada konsumen.
2). Tugas dan Tanggung Jawab Moral Apoteker, yaitu :
• Wajib melayani permintaan obat dari dokter, dokter gigi, dokter hewan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Tidak mengurangi jumlah obat artinya bahwa apoteker itu dilarang untuk menyerahkan jumlah obat yang tidak sesuai
dengan yang diminta di resep tanpa adanya persetujuan dari dokter atau konsumennya
• Tidak menyerahkan obat yang sudah rusak atau melampaui batas kadaluarsa (expired) artinya bahwa apoteker
dilarang untuk menyerahkan obat yang tidak lagi memenuhi syarat baku yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia.
• Tidak mengganti jenis obat artinya bahwa apoteker dilarang untuk menyerahkan obat yang tidak sesuai dengan yang
diminta di resep atau mengganti dengan obat lain yang fungsi dan isinya sama (lain merk) tanpa adanya persetujuan
dokter atau dari konsumennya.
• Wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun, dan dapat memberikan informasi kembali tentang resep tersebut,
apabila konsumen atau dokter penulis resep tersebut memerlukannya.
• Wajib memberikan informasi tentang cara dan waktu pakai, jumlah pemakaian dalam sehari, cara menyimpan obat di
rumah, efek samping yang mungkin akan terjadi dan cara mengatasinya.
Menghormati Hak-Hak Profesi Lain (Dokter)

• Tidak melakukan diagnosis penyakit, pengobatan dan perawatan artinya bahwa apoteker dan petugas apotek
lainnya tidak melakukan suatu diagnosis dan pengobatan terhadap (gejala) suatu penyakit yang dialami ,
konsumen menetapkan untuk membeli obat dan mengobati sendiri penyakitnya (self medication), maka
apoteker dan petugas apotek dapat menyerahkan obat tersebut sesuai dengan etika dan peraturan yang berlaku.
• Tidak mengganti jenis obat artinya bahwa apoteker dan petugas apotek lainnya dilarang mengganti obat yang
diminta di resep dengan obat lain yang fungsi dan isinya sama (lain merk) tanpa adanya persetujuan dokternya.
• Bila dokter menulis dosis obat yang melebihi dosis maksimal, maka apoteker dan petugas apotek lainnya harus
meminta “paraf dokter” dan :tanda seru” dibelakang jumlah obatnya sebelu m obat tersebut diserahkan kepada
konsumen.
• Tidak menangani efek samping obat yang dialami oleh konsumen artinya bahwa apoteker dan petugas apotek
lainnya dilarang mengobati (memberi obat) untuk mengatasi efek samping yang dialami oleh konsumen tanpa
persetujuan dokter.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai