Anda di halaman 1dari 35

Petemuan ke 5

BAB IV dan BAB V

BAB IV

MANAJEMEN PENGELOLAAN
PERUSAHAAN BISNIS

Mata Kuliah Pengantar Bisnis


Lecture ; Adi Penawan, SE., MM.
Materi dan Pokok Bahasan
Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis
A.FAKTOR-FAKTOR PENENTU ORGANISASI
B.DASAR-DASAR PEMBENTUKAN STRUKTUR
ORGANISASI
C.MENETAPKAN HIERARKI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
D.BENTUK-BENTUK DASAR STRUKTUR
ORGANISASI.

1-2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini,
Mahasiswa akan memahami dan mampu
menjelaskan tentang ;
Faktor-faktor Penentu Organisasi
Dasar-dasar Pembentukan Struktur
Organisasi
Menetapkan Hierarki Pengambilan
Keputusan
Bentuk-bentuk Dasar Struktur Organisasi.

1-3
A. FAKTOR-FAKTOR PENENTU ORGANISASI
Faktor utama yang menjadi penentu struktur
organisasi agar memiliki peran yang optimal
adalah :

1.Misi, Visi dan strategi organisasi.

2.Struktur organisasi

memungkinkannya menjadi lebih fleksibel,


merespons terhadap perubahan dalam lingkungan
dan strateginya dan untuk berkembang.

1-4
B. DASAR-DASAR PEMBENTUKAN STRUKTUR
ORGANISASI

1. Spesialisasi, menentukan siapa yang akan


mengerjakan apa.

2. Departementalisasi, menentukan bagaimana


sebaiknya mengelompokkan orang-orang
yangmelaksanakan tugas-tugas tertentu.

3. Penciptaan Hierarki Pengambilan Keputusan,


memutuskan siapa yang akan diberikantanggung
jawab untuk membuat keputusan tertentu dan
siapa yang memiliki wewenang ataskelompok
tertentu.
1-5
B. DASAR-DASAR PEMBENTUKAN STRUKTUR
ORGANISASI

1. Manajemen Puncak (TOP Management)

Para pimpinan yang membuat keputusan-keputusan


mengenai sebaran perusaan dalam jangka panjang

2. Manajemen Menengah (Midle Management)

Manajemen yang bertanggungjawab dalam


keputusan-keputusan jangka pendek

3. Manajemen Pengawasan (Low Managenent)

Manajemen yang umumnya selalu terlibat dalam


melaksanakan proses produksi perusahaan sehari-
hari 1-6
Peran Manajer dalam menetapkan sasaran dan
merumuskan Strategi

1. Manajemen Puncak (TOP Management)

a.Menyusun rencana baru utnuk perluasan produkdi


dan meningkatkan penjualan

b.Mengkomunikasikan semua rencana-rencana


tersebut kepada semua manajer

1-7
2. Manajemen Menengah (Midle Management)

a. Menentukan jumlah karyawan

b. Menetapkan harga produk

c. Menentukan promosi penjualan

c. Mencari pendanaan

1-8
3. Manajemen Pengawasan (Low Managenent)

a. Mempersiapkan tugas pekerjaan bagi karyawan


baru

b. Mempersiapkan jadwal waktu kerja bagi


karyawan

1-9
C. MENETAPKAN HIERARKI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

c.1. Konsep pengambilan keputusan


dalam organisasi
c.2. Membedakan pengambilan
keputusan administratif dan
operasional
c.3. Proses pengambilan keputusan
dalam organisasi

1-10
c.1. Konsep pengambilan keputusan
dalam organisasi
Model Klasik Hirarki pembagian wewenang ;
 Pucuk pimpinan khusus nenutuskan berbagai
masalah strategis,
 manajer level menengah mengurus
pengaturan internal organisasi dan koordinasi
antar unit,
 sedangkan manajer level bawah bertanggung
jawab atas keputusan-keputusan operasional
sehari-hari di masing-masing unit

1-11
c.2. Membedakan pengambilan keputusan
administratif dan operasional
 keputusan operasional 
 berurusan dengan Teknis/taktik di tingkat
dasar untuk melaksanakan rencana. 
 membahas secara spesifik tentang bagaimana
menyelesaikan sesuatu.
 Keputusan administratif 
 biasanya berfungsi sebagai jembatan antara
sisi strategis dan operasional.

1-12
c.3. Poses pengambilan keputusan
dalam organisasi
 Menurut Elbing ada lima langkah dalam
proses pengambilan keputusan:
 Identifikasi dan Diagnosa masalah.
 Pengumpulan dan Analisis data yang relevan.
 Pengembangan dan Evaluasi alternative
alternatif.
 Pemilihan Alternatif terbaik.
 Implementasi keputusan dan Evaluasi
terhadap hasil-hasil.

1-13
D. Bentuk-bentuk dasar struktur
organisasi.
 oleh Henry Fayol, di
bentuk organisasi garis
merupakan bentuk
organisasi yang paling
sederhana. Disebut
sebagai organisasi
lini/garis/komando
apabila pucuk pimpinan
dipandang sebagai
sumber kekuasaan
tunggal.

1-14
Bentuk organisasi
fungsional 
Organisasi fungsional
memiliki beberapa ciri
khusus antara lain
wewenang dari pucuk
pimpinan dilimpahkan
kepada satuan-satuan
organisasi yang ada di
bawahnya, sehingga
seorang bawahan dapat
menerima perintah dari
beberapa orang pimpinan,
tidak menekankan hierarki
struktural.

1-15
Bentuk organisasi lini dan staf 

Organisasi yang telah berkembang semakin luas,


akan timbul berbagai kesulitan bagi seorang
pimpinan dalam mengambil suatu keputusan
(decision making), sehingga pimpinan tersebut
merasa perlu untuk minta bantuan kepada orang
lain yang dianggap mampu dan ahli. 1-16
Petemuan ke 4

BAB V

Mengelola Sumber Daya Manusia dan


Hubungan Tenaga Kerja

Mata Kuliah Pengantar Bisnis


Lecture ; Adi Penawan, SE., MM.
Mengelola Sumber Daya Manusia dan
Hubungan Tenaga Kerja
A.Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia
B.Penyusunan staf,
C.Mengembangkan tenaga kerja

1-18
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini,
Mahasiswa akan memahami dan mampu
menjelaskan tentang ;
Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia
Penyusunan staf,
Mengembangkan tenaga kerja

1-19
A. Pengertian Manajemen Sumber
Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah


pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi. (Mondy 2008)
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah
meningkatkan kontribusi produktif para karyawan
bagi organisasi secara stratejik, etis, dan
bertanggung jawab sosial. (Werther & Davis 1996)
SDM adalah aset yang harus dikelola secara cermat
dan sejalan dengan kebutuhan organisasi. (Schuler
& Jackson 2006)
1-20
B. Penyusunan Personalia
Organisasi
 Sumber daya terpenting suatu
organisasi adalah sumber daya
manusia, orang-orang yang
memberikan tenaga, bakat, kreatifitas
dan usaha mereka kepada organisasi
 Penyusunan Personalia  fungsi
manajemen yang berkenaan dengan
penarikan, penempatan, pemberian
latihan dan pengembangan anggota-
anggota organisasi.
 Proses penyusunan personalia
(staffing process)  serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan terus
menerus untuk menjaga pemenuhan
kebutuhan personalia organisasi
dengan orang-orang yang tepat
dalam posisi-posisi tepat dan pada
waktu yang tepat.
 Fungsi ini dilaksanakan dalam 2 tipe
lingkungan yang berbeda, yaitu :
1. Lingkungan Eksternal
2. Lingkungan Internal
Langkah-langkah Proses
Penyusunan Personalia
1. Perencanaan sumber daya manusia
2. Penarikan
3. Seleksi
4. Pengenalan dan orientasi
5. Latihan dan pengembangan
6. Penilaian pelaksanaan kerja
7. Pemberian balas jasa dan penghargaan
8. Perencanaan dan pengembangan
karier (promosi, demosi, lateral)
Penentuan Kebutuhan Jabatan
1. Penentuan tujuan-tujuan dan rencana
organisasi
2. Penentuan spesifikasi jabatan
3. Mengestimasi jumlah karyawan total
yang dibutuhkan selama periode
tertentu di masa yang akan datang
4. Mempertimbangkan persediaan
karyawan yang telah tersedia untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan.
Sumber Penawaran Personalia

Eksternal
Lamaran
Internal
Pribadi
Organisasi Promosi
Buruh
Kantor
Manajer
PenempatanTK Transfer
Personalia
Sekolah
Sekolah
Perusahaan Penataran
Pesaing
Migrasi &
imigrasi
PENARIKAN PERSONALIA
Penarikan (recruitment)pencarian dan
penarikan sejumlah karyawan potensial yang
akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan organisasi

Metode penarikan :
1. Pengiklanan
2. Rekomendasi dari karyawan yang sedang
bekerja
3. Penarikan lewat lembaga pendidikan
4. Kantor penempatan TK
5. Serikat buruh
6. Penggunaan komputer atau internet
SELEKSI PERSONALIA
Seleksi  pemilihan seseorang tertentu dari
sekelompok karyawan potensial untuk
melaksanakan suatu jabatan tertentu

Prosedur seleksi :
1. Wawancara pendahuluan
2. Pengumpulan data pribadi
3. Pengujian
4. Wawancara
5. Pemeriksaan referensi-referensi prestasi
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan
Pemberian Kompensasi
KOMPENSASI  pemberian kepada karyawan
dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai
motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu
yang akan datang
Penentuan Kompensasi
1. Kesediaan membayar
2. Kemampuan membayar
3. Persyaratan-persyaratan pembayaran
Bentuk-bentuk pembayaran :
1. Upah harian
2. Gaji tetap mingguan
3. Upah insentif (bonus, komisi)
C. MENGEMBANGKAN TENAGA
KERJA

1. Pelatihan adalah Proses yang didesain


untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan teknis, ataupun meningkatkan
kinerja pegawai

2. Pengembangan adalah Proses yang


didesain untuk meingkatkan kemampuan
konseptual, kemampuan dalam
pengambilan keputusan, dan memperluas
human relation.
1-29
Tujuan Pelatihan, Pengembangan
 Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan
perubahan teknologi. Melalui pelatihan SDM, pelatih (trainer)
memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif
menggunakan teknologi-teknologi baru.
 Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk
menjadi kompeten dalam pekerjaan.
 Membantu memecahkan persoalan operasional.
 Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
 Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam
melaksanakan tugas dalam bekerja.
 Meningkatkan tingkat professionalisme para karyawan.
Manfaat Pelatihan dan
Pengembanagn SDM
 Mengurangi da menghilangkan kinerja yag buruk
 Meningkatkan produktivitas
 Membentuk sikap, loyalitas, da kerja sama yag lebih
menguntungkan
 Memenuhi kebutuhan perencanaan sumberdaya manusia
 Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja
 Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan
pribadi mereka
JENIS PELATIHAN PENGEMBANGAN
SDM
Pelatihan Keahlian (Skill Training)
Pelatihan Ulang
Pelatihan yang memberikan para karyawan keahlian yg mereka
butuhkan ntuk menghadapi tuntutan kerja yag berubah – ubah
Pelatihan Lintas Fungsional
Pelatihan karyawan lintas bidang yang tidak sesuai jobdesk
sebelumnya.
Pelatihan Tim
Sekelompok individu menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama
dalam sebuah tim kerja
Pelatihan Kreatifitas
Tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas
mungkin yng berdasar pada penilaian rasional
Langkah-langkah Pelatihan dan
Pengembangan SDM
1. Penilaian kebutuhan pelatihan.
Penilaian kebtuhan perusahaan
Penilaian kebutuhan tugas
Penilaian kebutuhan karyawan.

2. Perumusan tujuan pelatihan.


Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara
input, output, outcome, dan impact dan pelatihan itu sendiri.
3. Prinsip-prinsip pelatihan.
- Partisipasi - Umpan balik
- Pendalaman - Pengalaman
- Relevansi – Suasana Nyaman
- Memiliki Kriteria
4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan
 Pelatihan instruksi pekerjaan
 Perputaran pekerjaan
 Magang dan pelatihan
 Kuliah dan presentasi
 Permainan peran dan pemodelan perilaku
 Studi kasus
 Simulasi
 Studi mandiri dan pembelajaran program
 Pelatihan laboratorium
 Pembelajaran aksi
1-35

Anda mungkin juga menyukai