Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP-PRINSIP

PEMBELAJARAN
MIKRO
KELOMPOK 3
SAINAN
SAIPULOH
SUPANDI
THOMAS ADITYA P
TUBAGUS SATYA H
VINKA MUTIARA
WAHYU RAMDHANY
EGHY A
Prinsip Pembelajaran Mikro
Prinsip pembelajaran mikro merupakan ketentuan, kaidah atau
hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan
pembelajaran mikro. Sesuatu yang telah disepakati sebagai
ketentuan, hukum, atau prinsip, maka ketika aturan itu ditaati
maka akan berdampak positif terhadap proses dan hasil
pembelajaran mikro. Sebaliknya apabila ketentuan, aturan itu
diabaikan atau tidak ditaati, maka pembelajaran mikro sebagai
salah satu pendekatan pembelajaran untuk membina dan
meningkatkan kemampuan mengajar, tidak akan membawa
dampak yang positip.
Adapun prinsip yang menjadi aturan atau ketentuan dalam penerapan
pembelajaran mikro antara adalah sebagai berikut:
1. Fokus pada penampilan; yaitu yang menjadi sasaran utama dalam
pembelajaran mikro adalah penampilan setiap peserta yang berlatih. Penampilan
dimaksud adalah perilaku atau tingkah laku peserta (calon guru/ guru) dalam
melatihkan setiap jenis keterampilan mengajarnya. Penampilan biasanya
menunjukkan pada performance seseorang yang secara konkrit bisa dilihat atau
diamati. Misalnya Bu Elly dengan kesadaran sendiri akan berlatih bagaimana
cara membuka pembelajaran yang dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi
belajar siswa. Maka fokus penampilan Bu Elly hanya pada keterampilan
membuka saja, tidak pada aspek-aspek lainnya.
Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran mikro yang sudah Anda
pelajari di atas, yaitu sebagai pendekatan untuk melatih kemampuan mengajar
dalam skala yang disederhanakan, misalnya pada penampilan membuka saja,
menutup, memberikan balikan dan penguatan, penggunaan media dan metoda
atau fokus pada jenis-jenis keterampilan yang lain. Dengan demikian fokus
perhatian setiap yang terlibat dalam pembelajaran mikro sepenuhnya hanya pada
penampilan peserta dalam melaksanakan keterampilan-keterampilan yang
dilatihkan, dan bukan pada unsur kepribadiannya.
2. Spesifik dan konkrit; seperti dijelaskan di atas, jenis keterampilan yang
dilatihkan harus terpusat pada setiap jenis keterampilan mengajar yang
dilakukan secara bagian demi bagian. Misalnya berlatih membuka dan
menutup pembelajaran, dilakukan secara tersendiri dan tidak digabungkan
dengan jenis keterampilan mengajar lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Selain itu penampilan dalam membuka atau menutup pembelajaran
tersebut bisa ditekankan pada aspek-aspek yang lebih khusus lagi. Misalnya
bagaimana dalam menyampaikan tujuan ketika membuka pembelajarannya,
bagaimana ketika mengkondisikan lingkungan belajar, bagaimana cara atau
gayanya, bagaimana vokalnya, dan lain sebagainya. Penekanan pada hal-hal
yang lebih khusus dari setiap keterampilan yang dilatihkan, itulah makna dari
prinsip ”spesifik dan konkrit”.
Cara yang dilakukan seperti itu dalam pembelajaran mikro, dimaksudkan
agar pihak yang berlatih secara optimal memfokuskan pada jenis keterampilan
tersebut. Demikian pula pihak observer atau supervisor dalam melakukan
pengamatannya secara cermat dan akurat hanya mengamati perilaku calon
guru atau para guru dalam kemampuan membuka dengan aspek-aspek khusus
tadi. Dengan demikian akan diperoleh gambaran yang konkrit tingkat
kemampuan peserta dalam membuka pembelajarannya.
3. Umpan balik; prinsip berikutnya dari pembelajaran mikro yaitu umpan balik,
yaitu proses memberikan balikan (komentar, saran, solusi pemecahan, dll) yang
didasarkan pada hasil pengamatan dari penampilan yang telah dilakukan seorang
yang berlatih. Setelah selesai setiap peserta melakukan proses latihan melalui
pembelajaran mikro, pada saat itu pula dengan segera dilakukan proses umpan
balik.
Misalnya melihat hasil rekaman (kalau pada saat latihan direkam/video) atau
penyajian dari pihak observer atau supervisor memberikan komentar terhadap
penampilan yang telah dilakukan oleh peserta. Setelah melihat rekaman atau
memperhatikan beberapa komentar, kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan
diskusi dan refleksi untuk memberikan saran atau pemecahan yang harus dilakukan
untuk diperbaiki dalam penampilan berikutnya.
Salah satu tip yang harus menjadi konsensus bersama (peserta yang berlatih,
observer, supervisor) yaitu ketika memberikan umpan balik (komentar, saran, solusi
pemecahan yang diajukan) harus didasarkan pada niat baik untuk saling
melengkapi. Observer atau supervisor ketika memberikan komentar bukan untuk
”menjelekkan” peserta, tetapi saling melengkapi untuk kebaikan bersama. Demikian
pula sebaliknya bagi pihak yang berlatih (calon guru / guru) ketika komentar
disampaikan (positif atau negatif) sebaiknya berlapang Karakteristik Pembelajaran
Mikro dada untuk menerima demi kebaikan dan peningkatan profesionalitas.
4. Keseimbangan; prinsip ini terkait dengan prisnisp sebelumnya
yaitu ”umpan balik”, maksudnya ketika observer atau supervisor
menyampaikan komentar, saran, atau kritik terhadap penampilan
peserta yang berlatih (calon guru / guru) tidak hanya menyoroti
kekurangan atau kelemahannya saja dari peserta yang berlatih
tersebut. Dengan demikian pihak yang berlatih dapat memperoleh
masukan yang berharga baik dari sisi kelebihan maupun
kekurangannya. Informasi melalui umpan balik yang disampaikan
dengan jujur, transparan dan akuntabel dan seimbang, diharapkan
akan menjadi motivasi untuk memelihara dan meningkatkan
kelebihannya dan memperbaiki terhadap kekurangannya.
5. Ketuntasan; adalah kemampuan yang maksimal terhadap
keterampilan yang dipelajarinya. Apabila dari satu atau dua kali
latihan ternyata berdasarkan kesepakatan bersama masih ada yang
harus diperbaiki dalam menerapkan jenis keterampilan tertentu, maka
semua pihak harus membantu (memfasilitasi) latihan ulang sehingga
diperoleh kemampuan yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan
(tuntas).
6. Maju berkelanjutan; yaitu siapapun yang berlatih dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran mikro, ia harus mau belajar secara terus menerus, tanpa
ada batasnya (life long of education). Ilmu pengetahuan dan teknologi terus
berkembang, demikian pula pengetahuan tentang keguruan dan pembelajaran,
setiap saat mengalami perkembangan baik kuantitas maupun kualitas.
Oleh karena itu ketika seseorang telah terampil menguasai satu model atau
jenis keterampilan yang dilatihkan, tidak berarti segalanya dianggap sudah selesai,
akan tetapi masih banyak tantangan lain yang harus dipelajari, dilatihkan dan
dikuasai. Inilah makna dari prinsip maju berkelanjutan, yaitu keinginan untuk
terus memperbaiki dan meningkatkan diri. Keinginan untuk maju harus tumbuh
dari setiap yang memegang profesi, dengan keinginan untuk maju maka selalu
terdorong (motivasi) untuk belajar, berlatih, bertanya, mencari berbagai sumber
informasi. Menurut Mohamad Surya yang harus ditanamkan dalam pendidikan
keguruan antara yaitu ”apresiasi yang berkesinambungan terhadap jabatan guru
dan guru-guru serta pihak lainnya yang diakui sebagai sumber pembelajaran”
(2008).
Ungkapan yang disampaikan oleh Mohamad Surya sejalan dengan prinsip
”maju berkejalnjutan” Dengan prinsip tersebut, setiap peserta yang akan berlatih
tidak akan dihinggapi kebosanan, tetapi selalu berupaya, belajar dan belajar untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Pertanyaan:
1. Apa manfaat dari Micro Teaching (Alifa – Kel 1) = Eghy A
Jawaban: Membuat calon guru lebih trampi, mendapatkan pengalaman
mengajar, dapat mengembangkan keterampilan, calon pendidik
menjadi peka terhadap fenomena.
2. Prinsip-prinsip dalam memberikan penguatan materi pada siswa
(Fajri – Kel 2) = Supandi
Jawaban: Kehangatan sifat dan sikap guru akan menjadikan penguatan
yang diberikan menjadi lebih efektif. Antusiasme guru dalam
memberikan penguatan dapat membawa kesan pada siswa akan
kesungguhan dan ketulusan seorang guru. Inti dari kebermaknaan
adalah siswa mengerti dan yakin bahwa dirinya layak diberi penguatan.
3. Jelaskan apa yang dimaksud Psikomotor dalam belajar (Umam – Kel

(4) = Saipuloh
Jawaban: Adalah ranah yang berkaitan dengan skill atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Anda mungkin juga menyukai