Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN

LINGKUNGAN
“BATASAN”

KELOMPOK 8

ADINDA RAHAYU LYNUWIH (P23133015001)


DINDA VIRGIANA SURYANTI (P23133015016)
IRENE NATASHA (P23133015028)

3 D3 A
Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL)

Ada dua pengertian yang dikaitkan


dalam lingkup analisis dampak
kesehatan

Analisis Risiko Kesehatan


Lingkungan (ARKL)
Menggunakan suatu rencana pembangunan
sebagai titik awal dan melihat dampak kesehatan
yang berhubungan.

ADKL

ADKL berupaya untuk


ADKL merupakan bagian memperkirakan dampak kesehatan
tak terpisahkan dari dari suatu pembangunan sebelum
proses perencanaan untuk usulan pembangunan itu disetujui.
suatu pembangunan Melalui cara ini potensi dampak
negatif dapat dikenali dan dikurangi
atau dihindari dan pada saat yang
bersamaan potensi dampak positif
yang ditingkatkan.
Dimulai dengan masalah lingkungan yang telah dikenal
dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia
yang berkaitan dengan masalah lingkungan tersebut.

Analisis risiko kesehatan ARKL berupaya untuk


biasanya berhubungan dengan mempelajari faktor
masalah lingkungan saat ini atau
di masa lalu
ARKL lingkungan yang
mempengaruhi distribusi
dan determinan penyakit
pada manusia.

Upaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan,


yaitu : Upaya analisis yang diawali dengan adanya
kasus gangguan kesehatan yang diikuti dengan
pengujian bahaya potensial, Upaya analisis yang
diawali dengan identifikasi bahaya potensial dan
kemudian menguji dampaknya pada kesehatan
manusia.
Analisis Risiko mempunyai batasan yang bermacam-
macam, analisis risiko umumnya mencakup empat langkah
sebagai berikut :
 Langkah Pertama – Hazard Identification (Identifikasi
Bahaya)
 Langkah Kedua – Dose Response Evaluation (Evaluasi
Dose-Response)
 Langkah Ketiga – Exposure Assesment (Pengukuran
Pemajanan)
 Langkah Keempat – Risk Characteristion (Penetapan
Risiko)
Identifikasi Bahaya – Bertujuan untuk mengenali dampak
buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan suatu
bahan yang sedang dipelajari dan memastikan mutu dan
kekuatan bukti-bukti yang mendukungnya. Dampak buruk
kesehatan yang perlu memperoleh perhatian adalah daya
racun bersifat sistemik dan karsinogen.
 1.5.2 Daya racun karsinogen adalah untuk menjelaskan
bahan yang dapat menimbulkan kanker. Cara-cara yang
digunakan untuk menilai apakah suatu bahan bersifat
karsinogen sama dengan cara untuk menilai daya racun
sistemik, tetapi ada beberapa “caution” yang perlu
mendapat perhatian dalam ekstrapolasi data dari hewan
percobaan ke manusia. Ekstrapolasi bukan satu-satunya
cara untuk menjelaskan dampak karsinogen; studi
epidemilogi merupakan cara lain yang slaing
melengkapi.
 1.6 Evaluasi Dose Response – bertujuan untuk melihat
daya racun ynag terkandunng dalam suatu bahan (kimia
berbahaya) atau secara spesifik adalah untuk
menjelaskan bagaimana suatu kondisi pemajanan (cara,
dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan
berhubungan dengan dapak kesehatan yang timbul.
 1.7 Pengukuran Pemajanan – adalah suatu proses
pengukuran atau perkiraan besaran, frekuensi, dan
lamanya pemajanan pada manusia oleh senyawa dalam
lingkungan. Dalam pengukuran pemajanan juga
diperkirakan jumlah, sifat, dan tipe populasi yang
terpajan.
 1.8 Penetapan Risiko – merupakan langkah akhir dari
analisis risiko dalam mana informasi tentang daya racun
dan pemajanan diintegrasikan kedalam “Perkiraan Batas
Atas” dari risiko kesehatan yang terkandung dalam suatu
senyawa. Batas Atas cenderung digunakan untuk tujuan
melindungi kesehatan masyarkat, apakah batas atas suatu
bahaya, dosis dan/ atau pemajanan
 1.9 Pengeloalaan Risiko – adalah upaya untuk
mengendalikan risiko sampai pada tingkat yang tidak
membahayakan. Upaya ini umumnya meliputi 3 langkah,
yaitu : (a) Partisipasi Masyarakat, (b) Pengendalian
Bahaya, dan (c) Pemantauan Risiko. Perlu diingat bahwa
tujuan perbaikan berbeda-beda untuk setiap
“stakeholder”.
 1.9.1 Masyarakat seringkali berharap bahwa kondisi
lingkungan bisa dikembalikan seperti “dahulu kala” (keadaan
sebelum terjadi pencemaran); bagi pengusaha adalah
bagaimana menyelesaikan issue dengan biaya semurah-
murahnya tanpa kehilangan citranya sebagai warga negara
yang baik; sementara bagi pemerintah adalah bagaimana
menyelesaikan issue secepat-cepatnya tanpa kehilangan
citranya sebagai pemerintah yang bertanggung jawab. Untuk
kondisi ini seperti itu perlu parsipasi dan menerima sifat dasar
partisipasi bahwa dia membutuhkan waktu dan menguras
sumberdaya untuk sampai pada keputusan walau untuk
menyelesaikan masalah yang sebenernya sederhana.
 1.9.2 Apabila keputusan telah dibuat tentang bahaya atau
risiko yang ingin dikendalikan, maka pilihan
pengendalian risiko perlu dirumuskan. Pengendalian itu
biasanya diarahkan kepada dua sasaran, yaitu : (a)
pengendalian pada sumbernya dan (b) pengendalian
pemajanan. Kegiatan pengendalian itu perlu diikuti
dengan pemantauan untuk menjamin bahwa resiko dapat
dijaga pada tingkat tidak membahayakan.
 1.10 Komunikasi Risiko – suatu upaya untuk
menginformasikan dan menyarankan masyarakat umum
tentang hasil analisis risiko dan dampaknya, mendengar
reaksi mereka, dan melibatkan mereka dalam
perencanaan pengelolaan risiko. Komunikasi risiko yang
baik adalah proses dua arah antara masyrakat yang
terkena risiko dan institusi pengatur untuk merumuskan
kesepakatan tentang bagaimana bahaya lingkungan akan
diatasi dan harus menjadi bagian integral dalam analisi
risiko dan pengelolaan risiko.
DAFTAR PUSTAKA
 Modul ADKL

Anda mungkin juga menyukai