3 D3 A Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
Ada dua pengertian yang dikaitkan
dalam lingkup analisis dampak kesehatan
Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan (ARKL) Menggunakan suatu rencana pembangunan sebagai titik awal dan melihat dampak kesehatan yang berhubungan.
ADKL
ADKL berupaya untuk
ADKL merupakan bagian memperkirakan dampak kesehatan tak terpisahkan dari dari suatu pembangunan sebelum proses perencanaan untuk usulan pembangunan itu disetujui. suatu pembangunan Melalui cara ini potensi dampak negatif dapat dikenali dan dikurangi atau dihindari dan pada saat yang bersamaan potensi dampak positif yang ditingkatkan. Dimulai dengan masalah lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang berkaitan dengan masalah lingkungan tersebut.
Analisis risiko kesehatan ARKL berupaya untuk
biasanya berhubungan dengan mempelajari faktor masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu ARKL lingkungan yang mempengaruhi distribusi dan determinan penyakit pada manusia.
Upaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan,
yaitu : Upaya analisis yang diawali dengan adanya kasus gangguan kesehatan yang diikuti dengan pengujian bahaya potensial, Upaya analisis yang diawali dengan identifikasi bahaya potensial dan kemudian menguji dampaknya pada kesehatan manusia. Analisis Risiko mempunyai batasan yang bermacam- macam, analisis risiko umumnya mencakup empat langkah sebagai berikut : Langkah Pertama – Hazard Identification (Identifikasi Bahaya) Langkah Kedua – Dose Response Evaluation (Evaluasi Dose-Response) Langkah Ketiga – Exposure Assesment (Pengukuran Pemajanan) Langkah Keempat – Risk Characteristion (Penetapan Risiko) Identifikasi Bahaya – Bertujuan untuk mengenali dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan suatu bahan yang sedang dipelajari dan memastikan mutu dan kekuatan bukti-bukti yang mendukungnya. Dampak buruk kesehatan yang perlu memperoleh perhatian adalah daya racun bersifat sistemik dan karsinogen. 1.5.2 Daya racun karsinogen adalah untuk menjelaskan bahan yang dapat menimbulkan kanker. Cara-cara yang digunakan untuk menilai apakah suatu bahan bersifat karsinogen sama dengan cara untuk menilai daya racun sistemik, tetapi ada beberapa “caution” yang perlu mendapat perhatian dalam ekstrapolasi data dari hewan percobaan ke manusia. Ekstrapolasi bukan satu-satunya cara untuk menjelaskan dampak karsinogen; studi epidemilogi merupakan cara lain yang slaing melengkapi. 1.6 Evaluasi Dose Response – bertujuan untuk melihat daya racun ynag terkandunng dalam suatu bahan (kimia berbahaya) atau secara spesifik adalah untuk menjelaskan bagaimana suatu kondisi pemajanan (cara, dosis, frekuensi, dan durasi) oleh suatu bahan berhubungan dengan dapak kesehatan yang timbul. 1.7 Pengukuran Pemajanan – adalah suatu proses pengukuran atau perkiraan besaran, frekuensi, dan lamanya pemajanan pada manusia oleh senyawa dalam lingkungan. Dalam pengukuran pemajanan juga diperkirakan jumlah, sifat, dan tipe populasi yang terpajan. 1.8 Penetapan Risiko – merupakan langkah akhir dari analisis risiko dalam mana informasi tentang daya racun dan pemajanan diintegrasikan kedalam “Perkiraan Batas Atas” dari risiko kesehatan yang terkandung dalam suatu senyawa. Batas Atas cenderung digunakan untuk tujuan melindungi kesehatan masyarkat, apakah batas atas suatu bahaya, dosis dan/ atau pemajanan 1.9 Pengeloalaan Risiko – adalah upaya untuk mengendalikan risiko sampai pada tingkat yang tidak membahayakan. Upaya ini umumnya meliputi 3 langkah, yaitu : (a) Partisipasi Masyarakat, (b) Pengendalian Bahaya, dan (c) Pemantauan Risiko. Perlu diingat bahwa tujuan perbaikan berbeda-beda untuk setiap “stakeholder”. 1.9.1 Masyarakat seringkali berharap bahwa kondisi lingkungan bisa dikembalikan seperti “dahulu kala” (keadaan sebelum terjadi pencemaran); bagi pengusaha adalah bagaimana menyelesaikan issue dengan biaya semurah- murahnya tanpa kehilangan citranya sebagai warga negara yang baik; sementara bagi pemerintah adalah bagaimana menyelesaikan issue secepat-cepatnya tanpa kehilangan citranya sebagai pemerintah yang bertanggung jawab. Untuk kondisi ini seperti itu perlu parsipasi dan menerima sifat dasar partisipasi bahwa dia membutuhkan waktu dan menguras sumberdaya untuk sampai pada keputusan walau untuk menyelesaikan masalah yang sebenernya sederhana. 1.9.2 Apabila keputusan telah dibuat tentang bahaya atau risiko yang ingin dikendalikan, maka pilihan pengendalian risiko perlu dirumuskan. Pengendalian itu biasanya diarahkan kepada dua sasaran, yaitu : (a) pengendalian pada sumbernya dan (b) pengendalian pemajanan. Kegiatan pengendalian itu perlu diikuti dengan pemantauan untuk menjamin bahwa resiko dapat dijaga pada tingkat tidak membahayakan. 1.10 Komunikasi Risiko – suatu upaya untuk menginformasikan dan menyarankan masyarakat umum tentang hasil analisis risiko dan dampaknya, mendengar reaksi mereka, dan melibatkan mereka dalam perencanaan pengelolaan risiko. Komunikasi risiko yang baik adalah proses dua arah antara masyrakat yang terkena risiko dan institusi pengatur untuk merumuskan kesepakatan tentang bagaimana bahaya lingkungan akan diatasi dan harus menjadi bagian integral dalam analisi risiko dan pengelolaan risiko. DAFTAR PUSTAKA Modul ADKL