Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kasus 

Trauma Kepala
Setiap tahun di Amerika Serikat mencatat 1,7 juta kasus cedera
kepala, 52.000 pasien meninggal dan selebihnya di rawat inap.
Cedera kepala juga merupakan penyebab kematian ketiga dari
semua jenis cedera yang dikaitkan dengan kematian.

Mortalitas cedera kepala akibat terjatuh lebih tinggi pada laki-


laki dibanding perempuan yaitu sebanyak 28,8 per100.000 dan
41,3 per100.000

Penyebab utama cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas,


kekerasan dan terjatuh.

Pejalan kaki yang mengalami tabrakan kendaraan bermotor


merupakan penyebab cedera kepalaterhadap pasien anak-anak
bila dibandingkan dengan pasien dewasa
70% cedera otak memerlukan penatalaksanaan medik
dikategorikan sebagai cedera kepala ringan, 15% sebagaicedera
kepala sedang, dan 15% cedera kepala berat.

Cedera kepala secara umum dapat dibagi menjadi dua:

1.cedera kepala primer : Cedera kepala primer diakibatkan oleh


cedera benturan atau penetrasilangsung pada jaringan saraf

2. cedera kepala sekunder: Cedera kepala sekunder merupakan


rangkaian cedera kepalaprimer yang dapat
memperburukoutcome
Glasgowcoma scale (GCS), merupakan instrumen standar yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kesadaran pasien cedera kepala

Menurut dataKantor Kepolisian Republik Indonesia (1992-2009) tahun 2007


terdapat 49553 orang dengankorban meninggal 16955 orang, luka berat 20181,
luka ringan 46827
DEFENISI
Trauma kepala didefinisikan sebagai trauma apa pun yang mengenai
kepala, yang bukan merupakan trauma superfisial pada wajah

National Institute for Health and Care Excellence (NICE)


ANATOMI
KLASIFIKASI
1. Mekanisme Cedera Kepala

• Cedera otak dibagi atas cedera tumpul dan


cedera tembus. Cedera tumpul biasanya
berkaitan dengan kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh, atau pukulan benda tumpul.
Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak
ataupun tusukan.
2. Beratnya Cedera Kepala
Ringan Kehilangan kesadaran < 20 menit
Amnesia post traumatik < 24 jam
GCS = 13 – 15
Sedang Kehilangan kesadaran ≥ 20 menit dan ≤ 36 jam

Amnesia post traumatik ≥ 24 jam dan ≤ 7 hari


GCS = 9 - 12
Berat Kehilangan kesadaran > 36 jam
Amnesia post traumatik > 7 hari
GCS = 3 – 8
3. Morfologi

 Fraktur kranium
 Lesi Intrakranial
Etiologi dan patofisiologi
• Primer
cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa,
dapat disebabkan oleh benturan langsung kepala dengan suatu
benda keras maupun oleh proses akselerasi-deselerasi gerakan
kepala.

• Sekunder
Kerusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus
pembengkakan dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya
efek kaskade, yang efeknya merusak otak. Cedera sekunder terjadi
dari beberapa menit hingga beberapa jam setelah cedera awal.
PENATALAKSANAAN PRA RUMAH SAKIT

Segera bawa ke RS jika terdapat tanda dan gejala:


• Penurunan kesadaran.
• Defisit neurologis fokal
• Curiga fraktur tulang tengkorak atau trauma kepala
• Kejang setelah trauma.
• Trauma kepala kuat

Pasien harus ke IGD jika memiliki faktor risiko:


Penurunan kesadaran.
Amnesia.
Sakit kepala yang menetap.
Episode muntah.
Riwayat pembedahan otak.
Riwayat kelainan pendarahan/koagulasi.
Riwayat penggunaan obat antikoagulan.
Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang atau intoksikasi alkohol.
Perubahan perilaku menjadi agitasi, khususnya pada anak-anak.
1.Triage

8. Definitive Care 2.Primary Survey

7. Continued
postresuscitation 3. Resusitasi
Initial Assesment
monitoring and primary survey
reevaluation

4. Adjuncts to
6. Adjuncts to the primary survey and
secondary survey resuscitation

5.Secondary survey
1. Triage
• Cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi
dan sumber daya yang tersedia

Multiple Casualties Mass Casualties


Jumlah penolong lebih Jumlah penderita lebih
banyak dari penderita banyak dari penolong
2. Primary Survey
• Menilai keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan
jenis perlukaan, tanda-tanda vital dan mekanisme trauma

• Penilaian ada tidaknya obstruksi jalan nafas


Airway • Dapat dilakukan dengan Head Tilt, Chin Lift, Jaw Trust

• Metode ‘lihat, dengar, rasakan’ untuk menilai gawat nafas


Breathing • Beri bantuan nafas dua kali dengan volume tidal hingga
dada mengembang

• Tanda hipovolemia (nadi, tingkat kesadaran, warna kulit, crt), serta

Circulation perdarahan eksternal


• Tidak ada pulse: kompresi
• Hipovolemia: berikan cairan

• Nilai kesadaran pasien, tanda gangguan neurologis, dll


Disability • Kesadaran dapat dinilai dengan metode: AVPU, atau GCS

• Dibuka keseluruhan pakaiannya, kemudianmengevaluasi penderita

Exposure • Periksa menyeluruh, depan maupun belakang (dengan cara log-roll).


3. Resusitasi primary survey
• Resusitasi yang agresif dan pengelolaan cepat pada yang mengancam
nyawa merupakan hal yang mutlak bila ingin penderita tetap hidup

AIRWAY
•Penderita sadar dapat dipakai naso-pharingeal airway
•Penderita tidak sadar dan tidak ada refleks batuk (gag reflex)
dapat dipakai oro-pharingeal airway.
• Penderita dengan penurunan kesadaran dan saturasi rendah
dilakukan Endotracheal Tube.
BREATHING
•Mouth to mouth
•Mouth to Barrier Device
•Mouth to Nose
•Mouth to stoma
•Bag Valve Mask

CIRCULATION
•Hipovolemia: Beri cairan
•Kontrol perdarahan
•Nopulse: kompresi dada
4. Adjuncts to primary survey and resuscitation
5. Secondary Survey
6. Adjuncts to the secondary survey
7. Continued postresuscitation
monitoring and reevaluation
• Penurunan keadaan dapat dikenali apabila dilakukan
evaluasi ulang secara terus menerus
• Monitoring tanda vital dan produksi urin
• Penanganan nyeri
8. Definitive Care

• Setelah keputusan merujuk diambil, harus dipilih rumah


sakit terdekat yang cocok untuk penanganan pasien.
PENATALAKSANAAN RUMAH SAKIT

Penilaian ABCDE dan penanganan masalahnya

Pasien dengan GCS <8 harus diberi tatalaksana jalan napas dan
resusitasi segera

Penatalaksanaan nyeri dengan analgesik yang bertujuan untuk


mencegah peningkatan TIK serta terjadinya kejang

Penggunaan ventilasi mekanik sehingga dapat mengontrol PaCO 2


melalui pengaturan volume tidal.

Terapi hipotermia, ICU, dan pembedahan yaitu kraniektomi


dekompresi
STATUS ORANG SAKIT
• Nama : LP
• Umur : 56 tahun
• Suku : Batak
• Agama : Kristen
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Alamat : Desa Lumban Batu Bakti Raja
Humbang Hasundutan
• Tanggal Masuk : 9 Mei 2017 (Pukul 20.00)
• BB/TB : 60 kg / 165 cm
Anamnesis
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Telaah :Hal ini dialami pasien sejak ± 12 jam sebelum
masuk ke IGD RSUP HAM. Riwayat kecelakaan dialami
pasien terjadi ± 4 jam yang lalu, mekanisme kecelakaan
pasien mengendarai sepeda motor. Pasien tidak
menggunakan helm,melaju dengan kecepatan tinggi. Pasien
menabrak batu terjatuh ke parit lalu tidak sadarkan diri.
Riwayat pingsan, kejang, muntah menyembur sebelumnya
tidak dijumpai. Pasien merupakan rujukan dari RSUD Dolok
Sanggul.
• RPT : Tidak jelas
• RPO : Tidak jelas
TIME SEQUENCES

Tanggal 9 Mei 2017


Pukul 20.06
Pasien masuk ke line
Tanggal 13 Mei 2017
biru
Tanggal 10 Mei 2017 Pukul 08.00
Pukul 03.00 Pasien dibawa ke KBE
1 untuk dilakukan
Pasien dirawat di RA2
Craniectomy
Debridement
PRIMARY SURVEY

TandadanGejala Kesimpulan Penanganan Hasil

A (airway) clear -   Airway clear


 Snoring (-)  C-spine stabil
 
 Gurgling(-)
 Crowing (-)  
 C-spine stabil
PRIMARY SURVEY
B (breathing) Spontaneous O2 4 L/menit SaO2 :
, dyspnea via Nasal 99%
Inspeksi : Napas spontan, dispnea
Toraks simetris, tidak terlihat ketinggalan   cannule
RR: 18
bernapas. x/menit
Palpasi : SF ka=ki, Krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP/ST: vesikular/ -
- SaO2: 99%
- RR: 18x/menit
PRIMARY SURVEY
C (circulation) Adequate • Pasang IV line - CRT <2 detik
perfusion 18G, three way - AkralH/M/K
 CRT <2 detik
dan pemberian - T/V: cukup
 Akral Merah,
cairan Ringer - TD:120/80mmH
Hangat, Kering.
Laktat g
 T/V cukup
- HR = 68 x/menit,
 TD:
regular
120/80mmHg
- UOP = 200 cc
 HR: 68x/menit
PRIMARY SURVEY
D (disability) GCS 13 Mempertahankan A-B- Kesadaran
C tetap lancar
 Kesadaran: GCS    
13 (E4M5V4)
 
 AVPU: alert
 Ø pupil: 3 mm/3
mm, isokor
 RC: +/+

E (exposure)  Membuka seluruh  


baju pasien dan
 Undressed,  
menggantinya
Lakukan logroll
Secondary Survey
• B1 : Airway clear, SP: Vesikuler/ Vesikuler , ST: -/- , S/G/C : -/-/-,
riwayat asma/sesak/batuk/alergi : -/-/-/-,RR: 18x/I, SpO2 : 99%
• B2 : Akral: hangat, merah dan kering, TD: 120/80 mmHg, HR:
68x/menit, reg, T/V: cukup, CRT: < 2 detik, Temp : 37,0°C
• B3 : Sens: Compos Mentis (E4M5V4), pupil: Ø = ± 3/3 mm, isokor,
RC +/+
• B4 : BAK (+) vol: ±200cc, warna : kuning , terpasang kateter urine
• B5 : Abdomen: Soepel, timpani, peristaltik (+) normal
• B6 : Edema (-), fraktur (-)
Riwayat (AMPLE)

• Allergies : Tidak ada


• Medication : Tidak ada
• Past Ilness : Tidak jelas
• Last Meal: 15.00 WIB (1 Mei 2017)
• Event : Pasien mengalami kecelakaan
sepeda motor
DERAJAT PERDARAHAN
  I II III IV
Kehilangan ≤750 750-1.500 1.500-2.000 >2.000
darah (mL)
Kehilangan ≤15 15-30 30-40 >40
darah (%V
darah)

Pols (/menit) <100 100-120 120-140 >140


T/V N Turun Turun Turun
TD N N Turun Turun
RR (/menit) 14-20 20-30 30-40 >40
UOP (mL/jm) >30 20-30 5-15\ Tidak ada
Sensorium Agitasi ringan Agitasi sedang Agitasi, Letargis
kebingungan
DERAJAT PERDARAHAN
• Kelas pendarahan: kelas 2 (15-30%)
• Estimasi volume darah: 70 x BB = 70 x 60kg =
4200 mL
• Estimasi Blood Loss 15% = 630mL
30% = 1.260 mL
• Resusitasi pendarahan: IVFD Ringer Solution
(3:1) 3500 mL (7fl) habis dalam 30-60 menit
(di cor)
TATA LAKSANA DI IGD
• Pantau jalan nafas agar tetap clear
• Beri oksigen 4 L/i via Nasal Cannule
• IV line ukuran 18G dan threeway terpasang di kaki kanan, pastikan
lancar
• Pasang IV line ukuran 18G dan threeway yang dipasasng di tangan
kanan, pastikan lancar.
• IVFD RL : Resusitasi cairan: 3500 cc (7 fl), habis dalam 30-60 menit,
pasien total respond  Maintenance : 2100 cc habis dalam 24 jam
(30 gtt/menit)
• Pasang monitor untuk memantau hemodinamik pasien.
• Kateter urine terpasang untuk memantau urine output.
• Rencana : Konsul Bedah Orthopaedi dan Bedah Saraf
LABORATORIUM
Jenis pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 10,0 g/dL 12 – 16 g/dL
Leukosit (WBC) 19.060 /µL 4,0 - 11,0x103/µL
Hematokrit 31 % 36 – 47 %
Trombosit (PLT) 250.000/µL 135 - 155x103/µL
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 139 mEq/L 135–155 mEq/L
Kalium (K) 3,4 mEq/L 3,6–5,5 mEq/L
Klorida (Cl) 102 mEq/L 96–106 mEq/L
KIMIA KLINIK
BUN 14 mg/dL 9-21 mg/dL

Ureum 30 mg/dL 15 – 40 mg/dL


Kreatinin 0,84 mg/dL 0,7-1,3 mg/dL
FOTO THORAX

INTERPRETASI :
• CTR < 50persen. Jantung
tidak membesar.
• Aorta baik. Mediastinum
tidak melebar.
• Trakea di tengah. ETT
terpasang.
• Tampak infiltrat di
lapangan paru kiri

Kesimpulan : Susp. TB Paru.


ETT terpasang.
X-RAY PELVIS

INTERPRETASI :
• Kedudukan tulang ilium,
ischium, pubis, dan kedua
kaput femur baik.
• Densitas tulang baik
• Tak tampak lesi litik,
blastik, maupun
destruksi.

Kesimpulan : Tidak tampak


kelainan pada foto pelvis.
X-RAY FEMUR

INTERPRETASI :
• Kedudukan tulang femur
baik
• Bentuk dan densitas
tulang baik
• Tak tampak lesi litik,
blastik, maupun
destruksi.

Kesimpulan : Tak tampak


kelainan pada tulang femur.
CT SCAN

Kesimpulan : SDH
Frontotemporoparietal
sinistra + SAH
PEMBAHASAN
TEORI KASUS

Keadaan-keadaan gawat darurat yang Ny. SB, Perempuan berusia 74 tahun,


dapat kita temukan sehari-hari adalah dibawa ke IGD RSUP HAM dengan keluhan
seperti (American College of Emergency penurunan kesadaran.Hal ini dialami sejak
Physicians, 2004) : 4 jam SMRS,paisen mengalami kecelakaan
a. Nyeri dada lalulintas,. mekanisme kecelakaan pasien
b. Sindroma Koroner Akut menyebrang jalan dan ditabrak oleh
c. Diseksi Aorta motor. Keluarga pasien tidak tahu dengan
d. Nyeri Abdomen pasti bagaimana kejadiannya. Muntah
e. Aneurisma Aorta Akut menyembur dijumpai, kejang tidak
f. Apendisitis Akut dijumpai.
g. Perdarahan subarahnoid
h. Demam pediatrik
i. Meningitis
j. Masalah airway
k. Trauma
l. Cedera Kepala
m. Cedera Spinal
n. Luka
o. Fraktur
p. Torsi Testikular
q. Kehamilan Ektopik
r. Sepsis
TEORI KASUS

Primary Survey A (airway)


Penanganan awal dalam Primary Survey Snoring (+)
membantu mengidentifikasi keadaan- Gargling (-)
keadaan yang mengancam nyawa, yang Crowing (-)
terdiri dari tahapan-tahapan sebagai C-spine stabil
berikut :
B (breathing)
A : Airway, pemeliharaan airway dengan Inspeksi
proteksi servikal Nafas spontan,dyspnoe (+)
B : Breathing, pernapasan dengan Thoraks simetris, tidak terlihat
ventilasi ketinggalan bernafas
C : Circulation, kontrol perdarahan Palpasi
D : Disability, status neurologis Stem fremitus kanan=kiri
E :Exposure/Environmental control, Perkusi
membuka seluruh baju penderita, tetapi Sonor dikedua lapangan paru
cegah hipotermia Auskultasi
SP/ST: vesikuler/-
SaO2: 99%
RR: 26 kali /menit
TEORI KASUS

C (circulation)
CRT <2 detik
Akral Hangat, Pucat, Kering
T/V cukup
TD: 140/80mmHg
HR: 105x/menit
Perdarahan: +

D (disability)
Kesadaran: GCS 7 (E2M3V2)
AVPU: Pain
Ø pupil: 3mm/3mm,isokor

E (exposure)
- Undressed, Lakukan Logroll, Dijumpai
jejas pada kepala kiri,Luka robek di paha
kanan
TEORI KASUS

Secondary Survey : Pemeriksaan B1 : Airway : gurgling/snoring/crowing:-/+/-,


AMPLE dan Head to Toe RR: 26 x/mnt , SP: Vesikuler, ST: (-), SPO2:
99%, Riwayat asma (-) alergi (-), batuk (-),
sesak (-).
B2 : Akral : H/M/K, TD : 140/80 mmHg, HR :
105 x/mnt, reguler, T/V kuat/cukup. Temp :
36,8°C, CRT < 2s.
B3 : Sens : sopor (GCS E2M3V2) Pupil , : Ø =
± 3/3 mm, isokor, RC +/+
B4 : UOP : BAK (+), volume 200 cc/jam,
kateter terpasang, warna : kuning pekat,
proteinuria (-)
B5 : Abdomen:simetris, soepel, peristaltik (+)
B6 : Oedem (-), fraktur (-) os fibula dan ulna
TEORI KASUS

Riwayat AMPLE RIWAYAT :


Allergies : Tidak ada
Medication : Tidak ada
Past Ilness : Tidak jelas
Last Meal : 15.00 WIB (1 Mei 2017)
Event : Pasien mengalami
kecelakaan karena ditabrak sepeda motor
KESIMPULAN
Pasien SB, perempuan usia 74 tahun, datang ke IGD RSUP HAM,
dengan keluhan utama penurunan kesadaran, setelah
mengalamai kecelakaan 4 jam yang lalu. Pasien didiagnosa
dengan Head Injury Berat (GCS 7) + Jejas pada kepala kiri, dan
luka robek di paha kanan. Telah dilakukan initial assesment
dan diberi penatalaksanaan :
• Pantau jalan napas agar tetap clear
• Beri oksigen 10 L via masker non rebreathing
• Head-up 30°
• Pasang collar neck
• Pemasangan IV line ukuran 18G, threeway, pastikan lancar
• IVFD RL cor cepat (terapi cairan perdarahan kelas II)
• Pasang monitor untuk memantau hemodinamik
• Pasang kateter urine untuk memantau urine output
• Pasang Naso Gastric Tube (NGT)
• Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap, Elektrolit, fungsi
ginjal)
• Pemeriksaan CT Scan, X-Ray Thorax, Femur
• Rencana : Konsul Anestesi, Bedah Orthopaedi dan Bedah Saraf
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai