Trauma Kepala
Setiap tahun di Amerika Serikat mencatat 1,7 juta kasus cedera
kepala, 52.000 pasien meninggal dan selebihnya di rawat inap.
Cedera kepala juga merupakan penyebab kematian ketiga dari
semua jenis cedera yang dikaitkan dengan kematian.
Fraktur kranium
Lesi Intrakranial
Etiologi dan patofisiologi
• Primer
cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa,
dapat disebabkan oleh benturan langsung kepala dengan suatu
benda keras maupun oleh proses akselerasi-deselerasi gerakan
kepala.
• Sekunder
Kerusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus
pembengkakan dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya
efek kaskade, yang efeknya merusak otak. Cedera sekunder terjadi
dari beberapa menit hingga beberapa jam setelah cedera awal.
PENATALAKSANAAN PRA RUMAH SAKIT
7. Continued
postresuscitation 3. Resusitasi
Initial Assesment
monitoring and primary survey
reevaluation
4. Adjuncts to
6. Adjuncts to the primary survey and
secondary survey resuscitation
5.Secondary survey
1. Triage
• Cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi
dan sumber daya yang tersedia
AIRWAY
•Penderita sadar dapat dipakai naso-pharingeal airway
•Penderita tidak sadar dan tidak ada refleks batuk (gag reflex)
dapat dipakai oro-pharingeal airway.
• Penderita dengan penurunan kesadaran dan saturasi rendah
dilakukan Endotracheal Tube.
BREATHING
•Mouth to mouth
•Mouth to Barrier Device
•Mouth to Nose
•Mouth to stoma
•Bag Valve Mask
CIRCULATION
•Hipovolemia: Beri cairan
•Kontrol perdarahan
•Nopulse: kompresi dada
4. Adjuncts to primary survey and resuscitation
5. Secondary Survey
6. Adjuncts to the secondary survey
7. Continued postresuscitation
monitoring and reevaluation
• Penurunan keadaan dapat dikenali apabila dilakukan
evaluasi ulang secara terus menerus
• Monitoring tanda vital dan produksi urin
• Penanganan nyeri
8. Definitive Care
Pasien dengan GCS <8 harus diberi tatalaksana jalan napas dan
resusitasi segera
INTERPRETASI :
• CTR < 50persen. Jantung
tidak membesar.
• Aorta baik. Mediastinum
tidak melebar.
• Trakea di tengah. ETT
terpasang.
• Tampak infiltrat di
lapangan paru kiri
INTERPRETASI :
• Kedudukan tulang ilium,
ischium, pubis, dan kedua
kaput femur baik.
• Densitas tulang baik
• Tak tampak lesi litik,
blastik, maupun
destruksi.
INTERPRETASI :
• Kedudukan tulang femur
baik
• Bentuk dan densitas
tulang baik
• Tak tampak lesi litik,
blastik, maupun
destruksi.
Kesimpulan : SDH
Frontotemporoparietal
sinistra + SAH
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
C (circulation)
CRT <2 detik
Akral Hangat, Pucat, Kering
T/V cukup
TD: 140/80mmHg
HR: 105x/menit
Perdarahan: +
D (disability)
Kesadaran: GCS 7 (E2M3V2)
AVPU: Pain
Ø pupil: 3mm/3mm,isokor
E (exposure)
- Undressed, Lakukan Logroll, Dijumpai
jejas pada kepala kiri,Luka robek di paha
kanan
TEORI KASUS