0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas terapi cairan pada operasi bedah jantung dengan CPB dan efek samping dari substitusi plasma. Dokumen menjelaskan bahwa terapi cairan ideal harus mempertimbangkan komposisi, volumetubuh, dan mekanisme pengaturannya. Dokumen juga membandingkan efek kristaloid, koloid alami (albumin), dan koloid buatan (dextran, gelatin, HES) terhadap hemodinamik, koagulasi, dan fungsi ginj
Dokumen tersebut membahas terapi cairan pada operasi bedah jantung dengan CPB dan efek samping dari substitusi plasma. Dokumen menjelaskan bahwa terapi cairan ideal harus mempertimbangkan komposisi, volumetubuh, dan mekanisme pengaturannya. Dokumen juga membandingkan efek kristaloid, koloid alami (albumin), dan koloid buatan (dextran, gelatin, HES) terhadap hemodinamik, koagulasi, dan fungsi ginj
Dokumen tersebut membahas terapi cairan pada operasi bedah jantung dengan CPB dan efek samping dari substitusi plasma. Dokumen menjelaskan bahwa terapi cairan ideal harus mempertimbangkan komposisi, volumetubuh, dan mekanisme pengaturannya. Dokumen juga membandingkan efek kristaloid, koloid alami (albumin), dan koloid buatan (dextran, gelatin, HES) terhadap hemodinamik, koagulasi, dan fungsi ginj
Kontroversi cairan ideal penggantian volume mencakup kristaloid atau koloid dan koloid dengan koloid Farmakokinetik dan farmakodinamik pelarut berbeda hemodinamik sistemik, mikrosirkulasi, fungsi pulmo, dan perubahan koagulasi 24 jam post bedah jantung ↓ volume darah dan plasma Obat-obatan preoperasi, hipotermi sistemik, anestesi, substansi vasoaktif, dan penyakit yang mendasar merubah sirkulasi volume darah dan plasma pasien Perdarahan ↓darah secara absolute, vasodilatasi karena substansi vasodilatasi (seperti anestesi, nitroglycerine, dan protamin) dan penghangatan ↓volume darah secara relatif Terapi cairan resiko edema interstitial (ketidakseimbangan hukum starling /↑ permeabilitas protein) ↑ aliran cairan ke ruang interstitial ↓ integritas membran, ↑ tekanan hidrostatik, dan ↓ tekanan onkotik koloid intravascular (COP) cairan bergerak menuju interstitial
Komposisi dan volume kompartemen tubuh mekanisme
komplek {sistem antidiuretik hormon (ADH), sistem rennin aldosteron angiotensin (RAA), dan sistem nervus simpatis (SNS)} ↑sistem ADH, sistem RAA, dan SNS stress (trauma atau pembedahan) pengelolaan cairan menghambat mekanisme pengaturan sentral Kristaloid mengganti << cairan sebelumnya, tetapi volume intravaskular butuh jumlah besar menghambat sekresi ADH dan hormon yang lain Kombinasi kristaloid dan koloid (menggantikan kurangnya cairan dan peningkatan volume intravaskular) dapat diberikan COP mempertahankan keseimbangan cairan Perbedaan COP antara compartemen intravaskular dan ekstravaskular melawan tekanan hidrostatik masuknya cairan ke ruang intravaskular Penggunaan koloid bergantung COP, efek initial dan lamanya bertahan dalam pembuluh darah Sebelum CPB Penelitian penggantian volume sebelum CPB, menjaga sirkulasi volume darah dan hemodinamik sistemik yang stabil selama hemodilusi normovolemi akut atau plasma pharesis akut sebelum pembedahan Saat CPB Kristaloid pilihan utama priming berdistribusi ke luar intravascular dan dapat dibuang melalui diuresis penggunaan priming dextrose dihindari ↑ level gula darah outcome neurologis yang buruk Post CPB Segera setelah CPB dan post operasi di ICU Guideline merekomendasikan kristaloid sebagai cairan nomer satu diikuti koloid non protein dan terakhir albumin Kristaloid Larutan kristaloid dibagi dalam hipotonik (dextrose), isotonic (RL) dan hipertonik (saline 7,5%) 25% dari yang diberikan berada di intravascular dan 75% mengalami ekstravasasi ke interstitial Diberikan 4-5x lipat dibandingkan koloid mendapatkan efek sirkulasi yang sama Tidak kualifikasi untuk menggantikan volume karena membutuhkan jumlah >> untuk mencapai hemodinamik yang stabil, ↑ resiko terjadinya oedem pulmo, tidak dapat menyimpan cukup perfusi mikrovaskular Koloid Natural : Albumin Dari protein plasma, tidak ada resiko penularan penyakit BM 66.000-69.000 dalton Albumin 5% adalah isoonkotik, sedangkan 20% dan 25% hiperonkotik Pasien dengan perubahan integritas endothelial vascular (setelah CPB, sepsis), albumin dapat lewat ke ruang interstitial volume interstitial ↑ Non Protein (sintetik) koloid Dextran 6% dextran 70(berat molekul rata-rata 70 kD) dan 10% dextran 40 ↑ volume plasma pemberian 1000 ml dextran 70 600-800 ml Dapat menyebabkan reaksi anafilaksis, gangguan koagulasi, kerusakan cross-match darah Gelatin Hydroxyethylstarch berasal dari amylopectinsecara cepat dihidrolisa oleh alpha-amylase dan diekskresi oleh ginjal Karakteristik dari HES : Konsentrasi (3%, 6%, 10%) Berat molekul rata-rata : • Berat molekul rendah (LMW) -HES : 70 kD • Berat molekul sedang (MMW) -HES : 130-270 kD • Berat molekul berat (HMW) -HES : >450 kD (hetastarch) Substitusi molar (MS : ratio molar dari sejumlah hydroxyethyl pada sejumlah unit glukosa) • MS rendah : 0,4 dan 0,5
• MS tinggi : 0,62 dan 0,7
(sebagai contoh voluven yang merupakan generasi ketiga
dengan MMW dan MS 0,4 memiliki 4 grup hydroxyethyl untuk setiap 4 unit glukosa) EFEK SAMPING SUBSTITUSI PLASMA PADA BEDAH JANTUNG Efek pada Koagulasi darah Albumin memiliki sedikit atau tidak pada efek pembekuan darah aPTT memanjang pada binatang yang mendapat albumin
efek hipokoagulable dini dengan alat TEG
(thromboelastography) Dextran antigenvon Willebrand-ristocetin (VIII: Ag) dan ko faktor von Willebrand-ristocetin (VIIIR : Rco) ↓ secara signifikan ↓ ikatan membran trombosit pada reseptor protein GPIb dan GPIIb/ IIIa ↓ adhesi trombosit dan ↑ terjadinya perdarahan. Gelatin 5% polygen dan 4% succinylated gelatin ↓ kualitas pembekuan 1L gelatin 1,7 kali lipat ↑ waktu perdarahan, ↓ vWg : Ag (32%) dan von Willebrand-ristocetin co faktor (29%) dan secara signifikan merusak ristocetin yang menginduksi agregasi trombosit Hydroxyethyl starches (HES) HES generasi pertama, HMW dengan MS 0,7 (hetastarch) ↑ PT dan aPTT, ↑ tendensi perdarahan HMW-HES ↓ konsentrasi VIIIR : Ag dan VIIIR : RCo >> LMW- HES Knutson et al ↑ perdarahan dan kebutuhan darah /produk darah pada pasien dg hetastarch The Food and Drug Administration (FDA) : ”HESPAN (hetastarch) is not recommended for use as a cardiac bypass pump prime, while the patient is on cardiopulmonary bypass, or in the immediate period after the pump has been discontinued because of the risk of increasing coagulation abnormalities and bleeding in patients whose coagulation status is already impaired”. Gallandat-Huet et al MMW- HES (130kD),0,4 dengan standard HES 200/ 0,5 pada pasien CABG yang mendapat HES 130/ 0,4, vWF ↑ dibandingkan HES standard, hilangnya darah << dan penggunaan PRC juga << pada HES 130/ 0,4. Efek pada fungsi ginjal HES dg MS tinggi disfungsi ginjal, pembengkakan sel tubular ginjal (reabsorbsi makromolekul) obstruksi tubular iskemik medular, viskositas tinggi pada urin dan aliran tubular yang stasis obstruksi lumen tubular >2000ml HES BM besar atau sedang (seperti 6% HES 130/0,4 atau 6% HES 200/ 0,5) dan MS 0,4 atau 0,5 digunakan dan aman pada pasien tanpa gangguan fungsi ginjal Reaksi anafilaksis Seluruh cairan untuk terapi volume termasuk koloid natural (albumin) berpotensi reaksi anafilaksis