Anda di halaman 1dari 45

Implementasi

Kesehatan Kerja pada


Industri Batik
Oleh :
Dr. Hat Sukarmadani
Puskesmas Pajang
2

VISI Puskesmas Pajang

Terwujudnya masyarakat yang sehat, mandiri


dan berbudaya menuju Surakarta sebagai Kota
Budaya yang Modern, Tangguh, Gesit, Kreatif
dan Sejahtera
3

MISI Puskesmas Pajang

1 2 3 5
4
Mendorong
Menyelenggarakan kemandirian
pelayanan masyarakat melalui Memantapkan
Mengembangkan
kesehatan tingkat Mengembangkan pendekatan keluarga manajemen
kemitraan lintas
pertama yang sumber daya untuk berperilaku
hidup bersih dan
program, lintas puskesmas yang
profesional, manusia yang
sehat sebagai upaya sektoral, swasta, efektif, efisien, dan
bermutu, professional dan
kesehatan dan rumah sakit. akuntabel, swasta,
terjangkau, merata, berkualitas.
masyarakat secara
adil dan dan rumah sakit
komprehensif.
berkelanjutan.
4

Moto dan Tata Nilai Puskesmas Pajang

MOTO
SEHAT untuk semua

Tata Nilai
Pajang SEHAT :
1. Santun
2. Empati
3. Handal
4. Adil
5. terpercaya
5

1
Pengantar
6

DATA KOMPOSISI
PENDUDUK INDONESIA
(BPS, FEB 2020)

PENDUDUK USIA KERJA : 171,02 JUTA


INDONESIA ANGKATAN KERJA : 139.810.313
270,2 JUTA BUKAN ANGKATAN KERJA : 65.550.123

BEKERJA  131.064.305 PENGANGGUR


8.746.008 JUTA
7

Data_
8

Prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) penduduk di usia produktif akan berpengaruh pada produktifitas
kerja. Di bawah ini tujuh penyakit tidak menular tertinggi menurut Riskesdas tahun 2013 yang akan
mempengaruhi pada produktifitas kerja kelompok penduduk angkatan kerja dan bekerja.
9

Setiap orang memerlukan pekerjaan yang bertujuan :


 Untuk kehidupan

 Untuk aktualisasi diri

Lebih 1/3 waktu hidup pekerja habis di tempat kerja (mencari pendapatan,
karier, hubungan sosial dll)

Pekerjaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan


pekerja di setiap sektor pembangunan
10

 Setiap PEKERJAAN mempunyai POTENSI BAHAYA yang


berdampak pada Keselamatan dan Kesehatan pekerja

 Untuk dapat bekerja dengan produktif  pekerja yang sehat dan


terampil

 Setiap pekerja mempunyai Hak mendapatkan Pelayanan:


● Kesehatan Umum
● Kesehatan Kerja
11

2
Kesehatan Kerja
12
Kesehatan Kerja
dan
Penyakit Akibat kerja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 88 TAHUN 2OI9 TENTANG KESEHATAN KERJA

● Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang
berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.

● Kesehatan Kerja Adalah Adanya Jaminan Kesehatan Pada Saat Melakukan Pekerjaan
(ILO Dan Who (1995)

● Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau
lingkungan kerja
13

Penyelenggaraan Kesehatan Kerja

Meliputi Upaya
a. Pencegahan penyakit (PREVENTIF)
b. Peningkatan Kesehatan (PROMOTIF)
c. Penanganan Penyakit (KURATIF)
d. Pemulihan Kesehatan ( REHABILITATIF)
14

Penyakit Akibat Kerja


Ada beberapa jenis penyakit akibat kerja menurut Simposium Internasional oleh ILO dalam Anizar (2009), yaitu :

● Penyakit akibat kerja (occupational disease) : Penyakit yang mempunyai penyebab


yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjan, yang pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab yang sudah diakui.
● Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease) : Penyakit
yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang
peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang
mempunyai etiologi yang kompleks.
● Penyakit yang mengenai populasi kerja (disease affecting working populations) :
Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat
pekerja. Namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk untuk kesehatan.
15
Faktor yang menjadi penyebab Penyakit Akibat Kerja maupun
Kecelakaan Akibat Kerja
• Bakteri
• jamur • Mengangkat manual
• serangga • pekerjaan/pergerakan yang
• Virus berulang
• Binatang2 • bekerja ditempat yang terbatas

• tersandung
• kebisingan BIOLOGICAL ERGONOMICAL • jatuh dari
• getaran letinggian
PHYSICAL SAFETY HAZARD • listrik
• Radiasi
• penerangan • ruang terbatas
• suhu panas CHEMICAL PSYCHOLOGICAL • ledakan
• suhu dingin • kebakaran

• Fume • stress
• Gas • pekerjaan monoton
• Aerosols • jam kerja yang berlebihan
• Mists • organisasi
• cairan
• uap
16
Kasus Kecelakaan Kerja (KK) & Penyakit Akibat Kerja (PAK) menimbulkan kerugian
pada pekerja, pengusaha, pemerintah, masyarakat serta lingkungan:
 Kasus KK diIndonesia rata-rata: 103.000 sd 105.000/tahun dari kurang lebih 30
juta pekerja yang telah menjadi peserta BPJSTK.
 Kasus PAK yang diajukan klaim JKK tidak lebih dari 30kasus/tahun
 Jumlah pekerja 114,63jt (BPS Sakernas Agustus 2014)

Angka global : jumlah pekerja mengalami kecelakaan kerja ±270 jt/th, dan jumlah
pekerja mengalami PAK ±160 juta/th, 2jt /th meninggal akibat kerja. Kerugian ±4 %
GDP(Survey ILO 2003, Global Strategy on Occupational Safety and Health, ILC 91th Session,
Geneva, 2003)

Dapat di asumsikan bahwa kasus PAK di Indonesia banyak yang tidak terdeteksi
sehingga salah penanganan/tidak sembuh, biaya tinggi, tidak diberikan kompensasi.
17

Kesehatan Kerja pada


Pekerja di Sentra Industri
Batik
18

Bagaimana
Penerapan Kesehatan
Kerja di Industri
Batik?
Menurut Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik
(1991:1) proses membatik adalah proses
pelekatan lilin pada kain sesuai dengan pola
yang dikehendaki, baik dikerjakan dengan
tangan maupun dengan cap batik atau
dengan cara lain misalnya dengan
menggunakan kuas
19

Tujuan Penerapan Kesehatan Kerja pada Industri Batik

 Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja


di sektor industri batik.
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
 Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja di sektor industri batik.
 Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
 Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan
oleh sektor industri batik.
 Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk-produk perusahaan.
20

Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Kerja dan Daya Kerja


pada Industri Batik

Fisik Kimia Ergonomi


 Penerangan  Naftol,indigosol,benzidinHCL, NaOH  Bekerja pada posisi tidak normal
 Iklim kerja  Asetaldehide, formaldehid, (misal : saat membatik dalam
krotonaldehid, acrolein, parafin
 Suhu Panas Pada posisi membungkuk)
 Debu
Pembakaran

Psikologi Bahaya Keselamatan

stress  Listrik
 Terpeleset /tersandung
 hubungan antar karyawan  Kebakaran
 beban kerja  Terpercik bahan panas
 Terkena palu
 Luka bakar
21

Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di


tempat kerja dengan tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
tenaga kerja yang berdampak positif bagi
peningkatan produktifitas kerja.
22

Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja &


pekerja

Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif,


kuratif & rehabilitatif)
RUANG LINGKUP
KEGIATAN
PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja

Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja &


lingkungan kerja

Pembentukan & pembinaan partisipasi


masyarakat pekerja dalam pelayanan
kesehatan kerja dalam bentuk Pos Usaha
Kesehatan Kerja (Pos UKK)
23

JENIS PROGRAM PELAYANAN


KESEHATAN KERJA

Promotif prenfentif Kuratif rehabiilitas Rujukan


24
Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif
Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pemeliharaan berat badan yang ideal

Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat

Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)

Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran

Konseling berhenti merokok /napza

Koordinasi Lintas Sektor

Advokasi
25

Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif

• Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)


• Imunisasi
• Identifikasi & pengukuran potensi risiko
• Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
• Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan
• Kerja (PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.
• Monitoring Lingkungan Kerja .
26
Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif

• Pertolongan pertama pada kasus emergency.


• Pemeriksaan fisik dan penunjang
• Melakukan rujukan
• Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami
gangguan kesehatan.
• Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit
umum maupun penyakit akibat kerja.
• Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi
kasual/utama & terapi simtomatis
27

Pelayanan Kesehatan Kerja


Rehabilitatif
• Rehabilitasi medik
• Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih
ada secara maksimal.
• Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
28
Pelayanan Kesehatan Kerja
Rujukan

RUJUKAN MEDIK  –> pengobatan & rehabilitasi –>  Pos UKK –> Puskesmas
–> BKKM –> RSU/RS.Khusus
RUJUKAN KESEHATAN :
1. Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
3. Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Ko
29
Pemeriksaan
Kesehatan

Pada lingkungan kerja, pekerja dapat melakukan pemeriksaan kesehatan.


Pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan sebelum kerja yaitu pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk
melakukan pekerjaan. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ini terdiri dari
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana
mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Setelah pekerja terpilih, mereka berhak memperoleh pemeriksaan kesehatan secara
berkala maupun secara khusus.
30

Pelaksanaan Kesehatan Kerja di Industri Batik memerlukan kerjasama dari


beberapa sektor. Diantaranya adalah dari Pemilik Perusahaan Industri Batik,
Stake Holder di Lingkungan (RT,RW, Kelurahan, Kecamatan) dan Penyedia
Layanan Kesehatan (dalam hal ini Puskesmas) untuk melakukan pembimpingan
dan penyediaan regulasi yang mendukung. Hal tersebut memiliki tujuan untuk
kemandirian dari Perusahaan dan karyawan di industri batik untuk
mengusahakan kesehatan karyawan melalui wadah yang disebut Pos Usaha
Kesehatan (Pos UKK).
31

MENGAPA PERLU POS UKK ?


• Jumlah pekerja semakin banyak, sebagian besar
belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai, serta msh banyak t4 kerja yg blm
melaksanakan kesker.

• Banyak pekerja mengalami PAK dan laka kerja

• Pos UKK bisa memberikan pengobatan sederhana


sehingga mampu menolong dirinya sendiri.
32

DIMANA DAPAT DIBENTUK


POS UKK ?

• Dilokasi kelompok pekerja dengan


jumlah minimal 10 orang, maksimal 50
orang
• Diutamakan jenis pekerjaan yang sama
• Dibentuk harus berasal dari keinginan
masyarakat pekerja sendiri
MANFAAT POS 33

UKK
34

PERAN PUSKESMAS
1. Sebagai fasilitator dalam
pembentukan dan pembinaan Pos
UKK
2. Memfasilitasi pemeriksaan
kesehatan
3. Sebagai rujukan pelayanan
kesehatan kerja
4. Menggalang kerja sama dengan
berbagai pihak
5. Membangun komitmen dengan
kader, toma, toga, perusahaan dan
sektor swasta
35

PEMBINAAN POS UKK


1. Aspek Kesehatan  petugas Puskesmas/kesehatan yang
terlatih
2. Aspek kelembagaan  perangkat desa/kelurahan
3. Aspek teknis yang berhubungan dengan pekerjaan 
lintas sektor terkait (PPL, LSM, Swasta dan lain-lain)
36

KEGIATAN DI POS UKK


Kegiatan dilaksanakan oleh kader Pos UKK
dibantu oleh petugas Puskesmas secara berkala
meliputi kegiatan:

1. Promotif
(PHBS, penyuluhan, konsultasi kesehatan kerja sederhana,
sarasehan dan pencatatan/pelaporan)
2. Preventif
(Mendata jenis pekerjaan, pengenalan risiko bahaya,
mendorong upaya perbaikan lingkungan, membantu
pelaksanaan pemeriksaan dan contoh APD)
3. Kuratif  P3K, P3P, pencatatan dan pelaporan
37

Very interesting
facts!
38

Bentuk
Kegiatan di
Pos UKK
Pos UKK di Hotel Swiss Bellin Saripetojo
Solo
39

Kegiatan Pos UKK


Monitoring dan Evaluasi Pos UKK. Kegiatan ini
dilakukan setiap tahun untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan dari Pos UKK, kegiatan ini juga
dilakukan bersamaan dengan penyuluhan
kesehatan untuk karyawan.
40

Kegiatan Pos UKK


Monitoring dan Evaluasi Pos UKK.

Pengisian Checklist monitoring bersama pihak


terkait
41

Kegiatan Pos UKK


Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan First Aid
(P3K).

Kegiatan ini dilakukan setiap tahun untuk


refreshing Kembali tentang penanganan pertama
pada kecelakaan.
42

Kegiatan Pos UKK


Kegiatan Simulasi Bencana Kebakaran
(Simulasi Fire and Drill) Hotel SwissBelinn
bekerjasama dengan Puskesmas Pajang dan
DAMKAR Solo

Kegiatan ini dilakukan setiap tahun untuk


refreshing Kembali tentang penanganan kebakaran
43

Kegiatan Pos UKK


Pemeriksaan Kesehatan untuk Screening
Penyakit Tidak Menular.

Kegiatan ini dilakukan untuk screening karyawan


untuk mengetahui status kesehatan karyawan
melalui Posbindu Karyawan
44

Kegiatan Pos UKK


Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan First Aid
(P3K).

Kegiatan ini dilakukan setiap tahun untuk


refreshing Kembali tentang penanganan pertama
pada kecelakaan.
45

Terimakasih!

Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai