Anda di halaman 1dari 37

MODUL 1

INTRODUKSI PELATIHAN
Modul 1 Objektif Pembelajaran

 Menjelaskan keseluruhan objektif pelatihan,


setidaknya 4 objektif dari 5 hari pelatihan.
 Menyatakan setidak-tidaknya satu tujuan
pembelajaran personal.
 Menjelaskan konsep dan pentingnya gaya
konselor
 Menyebutkan setidaknya 5 karakter dari
konselor efektif

1.2
Latihan: Perkenalan

 Siapa nama Anda?


 Di kota mana Anda tinggal dan bekerja?
 Apa posisi atau jabatan Anda saat ini?
 Dalam lingkup masalah apa pekerjaanmu?
 Kenapa Anda bisa tertarik dengan bidang
konseling?

1.3
Materi Pelatihan

1.4
Masalah Global

 Sekitar149–272 juta orang di dunia pernah


setidaknya sekali menggunakan zat terlarang
pada tahun 2009

Sumber: UNODC. (2011). World drug report 2010. New York: United Nations.

1.5
Gangguan Terkait Penggunaan Zat—
DSM-IV-TR

 Gangguan Terkait Penggunaan Zat


 Gangguan penggunaan zat
Penyalahgunaan zat
Ketergantungan zat
 Gangguan yang dipicu karena penggunaan zat
Intoksikasi
zat
Sindroma putus zat
Gangguan mental yang diinduksi oleh penggunaan
zat

Source: American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. (4th ed., text
revisions). Washington, DC: Author.
1.6
Gangguan Penyalahgunaan Zat

 Termasuk kategori-kategori Penggunaan


Berbahaya dan Sindrom Ketergantungan—
World Health Organization’s International
Classification of Diseases (ICD)-10.

Source: World Health Organization. (2007). International statistical classification of disease and related
health matters (10th revision). Geneva: Author. 1.7
Masalah Global

 15–39 juta orang dengan “masalah


penggunaan zat”
 “Masalah penggunaan zat” didefinisikan
berdasarkan:
 Jumlah orang yang dilaporkan mengalami
masalah ketergantungan zat (narkoba)
 Jumlah orang yang menyuntikkan zat (narkoba)
 Jumlah orang yang mengunakan opioids,
amfetamin, atau kokain dalam waktu yang lama

1.8
Source: UNODC. (2011). World drug report 2011. New York: United Nations.
Masalah Global

 11–21 juta orang menyuntikkan narkoba pada


tahun 2009
 Sekitar 18% dari mereka yang menyuntikkan
narkoba, mengidap HIV positif
 Sekitar 50% dari mereka yang menyuntikkan
narkoba, terinfeksi hepatitis C

Source: UNODC. (2011). World drug report 2011. New York: United Nations. 1.9
Masalah Global

 Konsekuensi global dari GPZ sangat luas,


mencakup:
 Tingginya angka hepatitis and tuberculosis
 Hilangnya produktivitas
 Kecacatan dan kematian terkait kecelakaan mobil
dan kecelakaan lainnya
 Overdosis dan kematian terkait penggunaan zat
 Bunuh diri
 Kekerasan

1.10
Masalah Global

 “Ada kondisi keberlanjutan dari kebutuhan tidak


terpenuhi yang sangat besar dalam hal
pencegahan, terapi, rawatan dan dukungan bagi
masalah NAPZA, terutama di negara
berkembang”
—Yuri Fedotov, Direktur Eksekutif, UNODC

Source: UNODC. (2011). World drug report 2011 (p. 9). New York: United Nations.
1.11
Masalah di Indonesia

 Diperkirakan pada tahun 2009 terdapat 3,6 juta


pengguna narkoba, dimana 900 ribu orang
diantaranya menjadi pecandu.
 Hingga Maret 2011, secara kumulatif jumlah kasus
AIDS yang dilaporkan sebanyak 24.482 kasus, dimana
penasun (pengguna napza suntik) menyumbangkan
angka penularan sebanyak 37.9%.

Sumber: Badan Narkotika Nasional (2010) & Kementerian Kesehatan RI (2011).


1.12
Masalah di Indonesia

 Hingga Maret 2011, secara kumulatif jumlah kasus


AIDS yang dilaporkan sebanyak 24.482 kasus,
dimana penasun (pengguna narkotika suntik)
menyumbangkan angka penularan sebanyak 37.9%.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI (2011).


1.13
Tujuan Rangkaian Pelatihan

Membangun kapasitas terapi bertaraf


internasional dalam:
 Melatih
 Menjadi profesional
 Menyebar luaskan

1.14
Serial Kurikulum

 Kurikulum1: “Fisiologi dan Farmakologi Adiksi


untuk Profesional Adiksi” (3 hari)
 Pemahaman dasar, bukan materi berbasis
keterampilan atau praktek
 Tinjauan tentang fisiologi adiksi sebagai
penyakit otak dan farmakologi zat psikoaktif

1.15
Serial Kurikulum

 Kurikulum
2 : “Terapi Gangguan Penggunaan Zat –
Perawatan Berkelanjutan untuk Profesional Adiksi”
(5 hari)
 Pemahaman dasar, bukan materi berbasis
keterampilan atau praktek
 Ikhtisar tentang pemulihan dan manajemen
pemulihan; tahap perubahan perilaku; faktor yang
mempengaruhi hasil terapi; prinsip terapi efektif;
komponen terapi; dan praktik berbasis bukti,
termasuk konseling pasangan dan keluarga.

1.16
Serial Kurikulum

 Kurikulum3 : “Komorbiditas Gangguan Jiwa


dan Gangguan Medik – Ikhtisar untuk
Profesional Adiksi” (2 hari)
 Pemahaman dasar, bukan materi berbasis
keterampilan atau praktek
 Ikhtisar tentang hubungan antara gangguan
komorbiditas satu dengan yang lainnya; masalah
terapi, deskripsi tentang gangguan jiwa penyerta
dan gangguan medik yang umum terjadi.

1.17
Serial Kurikulum

 Kurikulum5 : “Asesmen dan Wawancara,


Perencanaan Terapi dan Pendokumentasian,
untuk Profesional Bidang Adiksi”
 Pelatihan berbasis ketrampilan.
 Asesmen yang efektif dan terintegrasi,
perencanaan terapi dan pendokumentasian
sebagai perangkat dalam terapi.

1.18
Serial Kurikulum

 Kurikulum6 : “Manajemen Kasus untuk


Profesional Bidang Adiksi” (2 hari)
 Pemahaman dasar, bukan materi berbasis
keterampilan atau praktek.
 Ikhtisar manajemen kasus dalam terapi GPZ dan
keterampilan praktik dalam fungsi manajemen
kasus (perencanaan, jejaring, monitoring,
advokasi, konsultasi, dan kolaborasi).

1.19
Serial Kurikulum

 Kurikulum7 : “Intervensi Krisis untuk Para


Profesional Bidang Adiksi” (2 hari)
 Pelatihan dasar dan juga berbasis-ketrampilan.
 Krisis merupakan bagian dari kehidupan;

pedoman manajemen krisis; manajemen


risiko bunuh diri; dan menghindarkan dari
krisis diri melalui perawatan diri konselor
sendiri.

1.20
Serial Kurikulum

 Kurikulum
8 : “Etik untuk Para Profesional
Bidang Adiksi” (2 hari)
 Pelatihan dasar.
 Panduan profesional dan etika perilaku;
kerahasiaan; prinsip-prinsip etika dan kode etik
profesional; etika pengambilan keputusan; dan
pentingnya supervisi dalam etika praktik .

1.21
Serial Kurikulum

 Kurikulum
9 : “Bekerja bersama Keluarga yang
Mengalami Gangguan Penggunaan Zat” (3 hari)
 Pelatihan dasar dan ketrampilan.
 Dampak GPZ dalam sistem keluarga; manfaat
menyertakan keluarga dalam terapi; melibatkan
anggota keluarga; menyiapkan layanan terapi
(psikoedukasi, sesi bersama keluarga, konseling
kelompok dengan banyak keluarga); perbedaan
antara konseling keluarga dan terapi keluarga; dan
pentingnya melakukan rujukan.

1.22
Kurikulum 1 Objektif Pelatihan

 Menjelaskan konsep dan pentingnya gaya


konselor
 Menyebutkan setidaknya 5 karakteristik dari
konselor yang efektif
 Mendefenisikan hubungan yang membantu
 Menjelaskan 3 tipe dari mendengarkan reflektif
 Mendemonstrasikan kompetensi dasar dalam
mendengarkan reflektif

1.23
Kurikulum 1 Objektif Pelatihan (lanjutan)

 Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengajukan


pertanyaan terbuka, afirmasi, rangkuman, dan bergulir
dengan resistensi
 Mengidentifikasi setidaknya 2 strategi konseling efektif
dari setiap tahapan perubahan
 Mendemonstrasikan kompetensi dasar dalam 3 tipe
konseling berbasis keterampilan
 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari konseling
kelompok
 Menjelaskan setidaknya 2 masalah dasar atau tugas
untuk setiap tahapan fase khusus
1.24
Rehat
15 menit

1.25
Latihan Kelompok-Besar: Harapan akan
Pelatihan

 Tuliskan2 harapan (ekspekstasi) kamu akan


pelatihan ini di dalam kertas selembar (post-it)
yang disediakan

1.26
Pencitraan Terpandu: Orang Spesial

1.27
Gaya dan Karakteristik Konselor

 Karakteristik
dari konselor itu sendiri memiliki
efek yang sangat besar pada proses terapi,
terutama dalam hal hubungan konselor-klien

1.28
Gaya dan Karakteristik Konselor

 Klien dengan hasil akhir terapi yang terbaik


adalah klien dengan konselor yang memiliki
kemampuan interpersonal terbaik, yang
melakukan paling sedikit konfrontatif, dan yang
paling empatik

Source: Finney, J. W., Wilbourne, P. L., & Moos, R. H. (2007). Psychosocial treatment for substance use disorders. In 1.29
P. E.
Nathan & J. M. Gorman (Eds.), A guide to treatments that work (3rd ed., pp. 179–202). New York: Oxford University Press.
Keterampilan Interpersonal yang Diharapkan

 Kemampuan pribadi  Empatidan kehangatan


 Ketulusan  Penghormatan dan
(genuineness) penghargaan positif
 Kesiapan

1.30
Kemampuan Pribadi

 Kesehatan psikologis
 Kenyamanan dalam membicarakan masalah-
masalah yang umum dan luas
 Kesadaran diri
 Kemampuan untuk menetapkan batasan diri
dan profesional
 Memiliki pengetahuan dan kompetensi yang
tinggi terkait masalah GPZ

1.31
Ketulusan

 Minat yang kuat untuk membantu orang lain


 Mampu menjalin hubungan tanpa bermain
peran (berpura-pura atau berakting)
 Keinginan yang tulus untuk memahami orang
lain
 Jujur dalam menjalin hubungan atau bekerja
dengan orang lain

1.32
Kesiapan

 Menghadiri sesi dan berbagi mengenai apa yang


terjadi, di dalam konteks hubungan profesional
 Fokus pada masalah yang dihadapi
 Memperhatikan masalah yang penting bagi klien
 Menyesuaikan dengan mudah dan pandai dalam
mengubah topik bila diperlukan

1.33
Empati dan Kehangatan

 Benar-benar ramah
 Memperlihatkan sifat manusiawi
 Menerima klien apa adanya
 Menunjukkan pengertian

1.34
Empati

 Sebuah proses aktif dari perasaan dengan orang


lain, menempatkan diri di tempat (pada sisi)
orang itu, memiliki rasa yang baik dari apa yang
dirasakan orang lain itu, dan (untuk beberapa
derajat) memahami perasaan orang itu

1.35
Sikap dan Penghormatan Positif

 Sikap positif adalah sebuah bentuk sikap yang


menghormati
 Menghormati adalah tindakan; hal itu harus
diterapkan/ditunjukkan
 Sikap ini mencakup tidak melakukan
penghakiman, berpikiran terbuka, dan objektif
 Bersikap penuh penghormatan berarti
menunjukkan kepekaan dan dapat dipercaya
 Terkait dengan keyakinan bahwa orang bisa dan
mampu memecahkan masalah mereka 1.36
Jurnal: Asesmen–Diri

 Kekuatan apa yang harus saya miliki sebagai


seorang konselor
 Bidang apa yang saya butuh untuk lebih
ditingkatkan?

1.37

Anda mungkin juga menyukai