Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Keuangan

Stock Valuation
Perbedaan antara Hutang dan Ekuitas

 Debt, tidak punya hak suara dalam manajemen sedangkan pemegang saham punya
 Untuk pembayaran bunga utang dan dividen, maka yang akan didahulukan adalah
pembayaran bunga utang. Begitupula pada saat terjadi kebangkrutan maka yang
akan mendapat ganti rugi terlebih dahulu adalah debtholder
 Dari segi jatuh tempo, utang mempunyai jautuh tempo sedangkan saham tidak
 Perlakuan pajak, bunga utang dibayarkan sebelum pajak, sedangkan saham tidak
sehingga bunga utang sebenarnya lebih kecil dari dividen karena adanya potongan
pajak ersebut..
 Stock : Common and Preferred Stock
 Pemegang saham biasa, yang kadang-kadang disebut sebagai pemilik residual
atau penuntut residual, adalah pemilik sebenarnya dari perusahaan.
 Sebagai pemilik residual, pemegang saham biasa menerima apa yang tersisa
setelah semua klaim lain atas penghasilan perusahaan dan aset telah
dibayarkan.
Mereka hanya diyakinkan pada satu hal yaitu bahwa mereka tidak akan
kehilangan lebih dari apa yang mereka telah investasikan dalam perusahaan.
Karena posisi yang tidak pasti ini (ada risiko), maka pemegang saham biasa
diberikan kompensasi berupa dividen dan capital gain.
 Saham biasa dapat dimiliki secara pribadi oleh investor swasta, investor
individu atau kelompok investor, atau publik yang dimiliki oleh sekelompok
investor yang lebih besar.
 Saham perusahaan milik pribadi, biasanya adalah saham perusahaan kecil,
umumnya tidak diperdagangkan; jika sahamnya diperdagangkan maka
transaksi hanya antara
 investor swasta dan membutuhkan persetujuan perusahaan. Perusahaan-
perusahaan besar biasanya dimiliki oleh publik, dan saham mereka umumnya
aktif diperdagangkan di pasar modal.
 Nilai nominal saham biasa (par value) adalah nilai nominal saham pada saat
diterbitkan. dan dapat digunakan untuk menemukan jumlah total saham
yang beredar dengan membaginya ke dalam nilai buku saham biasa.
 Preemptive rights adalah hak memesan efek terlebih dahulu yang
memungkinkan pemegang saham biasa untuk mempertahankan kepemilikan
proporsional mereka dalam korporasi saat saham baru akan dikeluarkan,
sehingga melindungi mereka dari dilusi kepemilikan mereka.
 Dilusi kepemilikan adalah pengurangan proporsi kepemilikan pemegang
saham sebelumnya disebabkan karena penerbitan saham tambahan.
 Dilution of earnings adalah pengurangan proporsi earnings setiap pemegang
saham sebelumnya karena adanya penerbitan saham tambahan saham biasa.
 Umumnya, setiap saham biasa memberikan hak kepada pemegangnya untuk
satu suara dalam pemilihan direksi atau isu-isu khusus. Pemilihan ini bisa
diwakilkan pada saat pertemuan dalam rapat umum pemegang saham.
 Pembayaran dividen kepada pemegang saham perusahaan adalah merupakan
kebijaksanaan dewan direktur perusahaan. Dividen dapat dibayar tunai,
dengan saham, atau produk.
 Saham biasa tidak dijanjikan dividen, tetapi mereka mengharapkan
pembayaran dividen berdasarkan data historis. Sebelum dividen dibayarkan
kepada pemegang saham biasa maka harus dipastikan semua pembayaran
dividen saham istimewa maupun pembayaran tertunda harus dibayarkan
terlebih dahulu
Common Stock: Authorized, Outstanding, and Issued
Shares
Authorized shares dasar jumlah saham biasa yang disetujui
oleh RUPS untuk diterbitkan
Outstanding shares adalah saham beredar yang dimiliki oleh
investor, baik investor swasta dan publik.
Treasury stock adalah saham biasa yang dimiliki oleh
perusahaan; yang dibeli kembali oleh perusahaan.
Issued shares adalah saham yang telah diterbitkan.
Issued shares = outstanding shares + treasury stock.
Contoh

Sumber : Gitman, and Zutter, (2015) , Principles of Managerial Finance


Saham Preferen (Saham Istimewa)

 Saham preferen memberikan keistimewaan kepada pemegangnya yang


membuat mereka senior daripada pemegang saham biasa.
pemegang saham dijanjikan dividen periodik secara tetap, yang
dinyatakan baik dalam persentase atau jumlah dolar.
 Saham preferen sering dianggap kuasi-utang karena, seperti sifatnya
seperti hutang, karena mempunyai pembayaran dividen yang dibayar
periodik secara tetap yang sifatnya seperti bunga hutang. Namun tidak
seperti hutang, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
 Karena mereka memiliki klaim tetap pada pendapatan perusahaan yang
lebih diutamakan daripada klaim pemegang saham biasa, maka
pemegang saham preferen mempunyai risiko yang lebih kecil.
 Pemegang saham preferen biasanya tidak mempunyai hak pilih,
meskipun terkadang pemegang saham preferen diizinkan untuk memilih
salah satu anggota dewan direksi.
Going Public
Ketika sebuah perusahaan ingin menjual sahamnya di pasar
primer, maka memiliki tiga alternatif.
Public offering (penawaran umum), di mana perusahaan
menawarkan sahamnya untuk dijual kepada masyarakat
umum.
Rights offering di mana saham baru dijual kepada pemegang
saham lama.
Private placement, di mana perusahaan menjual sekuritas
baru langsung ke investor atau sekelompok investor.
Common Stock Valuation
DDM (Dividend Discount Model)
Nilai dari saham biasa diasumsikan berasal dari nilai sekarang
dari seluruh arus kas masa depan (dividen) yang diharapkan
DDM ini terdiri dari model yaitu:
Zero Growth Model
Constant-Growth Model
Variable-Growth Model

.
Sumber : Gitman, and Zutter, (2015) , Principles of Managerial Finance
Zero Growth Model

Model ini mengasumsikan bahwa saham akan


membayar dividen yang sama setiap tahun

Rumus : D1/ rs
Yang mana D1 = Dividen tahun depan
rs = Required return
Contoh:
Chuck Swimmer memperkirakan bahwa dividen dari
perusahaan Denham, produsen tekstil, diperkirakan tetap
konstan pada $ 3 per saham untuk seterusnya.
maka, Jika required return pada saham tersebut adalah 15%,
Constant Growth Model
Model ini mengasumsikan bahwa dividen akan tumbuh pada tingkat yang
konstan, tetapi tingkat pertumbuhan yang kurang dari required return.

P0= D1/ rs - g
Di mana:
P0 = Price pada tahun ini
g = growth dari company
Constant Growth Model
Contoh:
Perusahaan Lamar adalah perusahaan kosmetik yang membayar dividen setiap
tahun sebagai berikut:

Contoh:
 Jika diperoleh rata-rata
pertumbuhan dividen perusahaan
  tersebut adalah sebesar 7% dan
dividen 2014 adalah 1.40. Maka
nilai intrinsik saham perusahaan
Lamar pada tahun 2015 adalah:
Sources
Laurence J. Gitman . (2012). Principles of managerial
finance : global edition. 13. Pearson Education. ISBN:
9780273754282

Anda mungkin juga menyukai