Anda di halaman 1dari 26

Masalah Gizi 

adalah Gangguan kesehatan dan


kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau
masyarakat sebagai akibat adanya ketidak
seimbangan antara asupan (intake) dengan
kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh
interaksi penyakit (infeksi).
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat
berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dari makanan sehari-hari dalam waktu yag
cukup lama, yang ditandai dengan berat badan menurut
umur (BB/U) berada pada <-3 SD tabel baku WHO-
NCHS atau tanda-tanda klinis gizi buruk yaitu marasmus
dan kwashiorkor..
Ketidak seimbangan atau gangguan dari masalah gizi bisa karena
kekurangan asupan bisa juga karena kelebihan asupan. Dari berbagai penelitian
dan pemantauan pada konsumsi gizi masyarakat, ketidak seimbangan atau 
gangguan  yang  muncul  dapat mengakibatkan

1. Menurunnya pertahanan tubuh terhadap penyakit (imunitas) yang


berdampak pada tingginya angka penyakit infeksi dan kematian bayi dan balita

2. Gangguan pertumbuhan fisik pada siklus kehidupan manusia sejak


janin, bayi baru lahir,balita yang dapat berdampak sampai dewasa

3. Gangguan perkembangan otak pada janin, bayi dan balita yang


berdampak pada kecerdasan pada usia sekolah

4. Rendahnya produktifitas kerja

5. dan Gangguan-gangguan gizi dan kesehatan lainnya


Jenis masalah gizi yang pertama adalah ketidak seimbangan
karena kekurangan asupan makanan dari kebutuhan tubuh  biasa
disebut  dengan gizi yang kurang atau yang lazim disebut dengan
“gizi kurang” atau biasa juga diistilahkan dengan  “kelaparan”,
baik yang kentara maupun tidak kentara.  Gizi kurang juga
 dibedakan  atas kekurangan komponen-komponen gizinya yaitu
“gizi kurang makro” dan “gizi kurang mikro”. Gizi kurang makro
dikenal dengan “kurang energy protein”. Sedang gizi kurang mikro
yang banyak ditemukan atau menjadi masalah adalah Kurang Zat
Yodium, Kurang Zat Besi, Kurang Vitamin A, Kurang Zat Zeng,
Kurang Asam Folat, Kurang Vitamin B12 dan lain
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi
gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat
masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan
kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup
lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu
penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya
defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang
bervariasi pada defisiensi protein maupun energi
(Sediatoema, 1999).
 KKP ringan/sedang disebut juga sebagai gizi
kurang (undernutrition) ditandai oleh adanya
hambatan pertumbuhan.
 KKP berat, meliputi:

 Kwashiorkor
 Marasmus
 Marasmik-kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik
yang timbul sebagai suatu akibat adanya kekurangan
protein yang parah dan pemasukan kalori yang
kurang dari yang dibutuhkan (Behrman dan
Vaughan, 1994).
Kwashiorkor adalah penyakit gangguan
metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan
perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan
asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama
(Ngastiyah, 1997).
Marasmus adalah penyakit yang timbul
karena kekurangan energi (kalori) sedangkan
kebutuhan protein relatif cukup (Ngastiyah,
1997).
Marasmus merupakan gambaran KKP
dengan defisiensi energi yang ekstrem
(Sediaoetama, 1999).
Marasmik – kwashiorkor merupakan kelainan
gizi yang menunjukkan gejala klinis campuran antara
marasmus dan kwashiorkor. (Markum, 1996)
Marasmik – kwashiorkor merupakan
malnutrisi pada pasien yang telah mengalami
kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan
cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi
fisiologi. (Graham L. Hill, 2000).
Kekurangan vitamin A atau KVA dapat
menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan
tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang
sering menyebabkan kematian pada anak-anak.
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A
adalah buta senja (niktalopia) yaitu
ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari
cahaya terang ke cahaya remang-remang/senja.
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh
kekurangan vitamin A. Kelenjar air mata tidak
mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi
pengeringan mata pada selaput yang menutupi
kornea.
Kulit menjadi kering dan kasar dan folikel
rambut menjadi kasar, mengeras dan mengalami
keratinisasi yang dinamakan hiperkeratosis
folikular.
Kekurangan vitamin A menghambat
pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang yang
membentuk email gigi terganggu dan terjadi
atrofisel-sel yang membentuk dentin, sehigga gigi
mudah rusak.
Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-
paru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan
lendir, sehingga mudah dimasuki
mikroorganisme atau bakteri dan virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Penyebab masalah AGB adalah kurangnya
daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi
makanan sumber zat besi, terutama dengan
ketersediaan biologik tinggi (asal hewan), dan
pada perempuan ditambah dengan kehilangan
darah melalui haid atau pada persalinan.
GAKI dapat menyebabkan pembesaran
kelenjar gondok (tiroid). Pada anak-anak
menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan
jasmani, maupun mental. Ini menampakkan diri
berupa keadaan tubuh yang cebol, dungu,
terbelakang atau bodoh.

Anda mungkin juga menyukai