Anda di halaman 1dari 23

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

NAMA KELOMPOK:
Desy Handayani
Jihan Vidrianti Putri
Nurul Fikriyah
Shafira Wahida Rais

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
Kasus

Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri
pinggang kiri sejak 1 hari yang lalu, nyeri dirasakan seperti melilit, menjalar keperut
kiri, dan nyeri hilang timbul. Saat BAK terasa nyeri (+), terutama diakhir BAK, dan rasa
tidak puas setelah BAK (+), BAK berdarah (+), hilang timbul. Demam (+), mual (-),
muntah (-). BAB dalam batas normal. Riwayat penyakit sebelumnya : riwayat asam urat
tetapi tidak rutin kontrol. Riwayat keluhan nyeri pinggang sebelumnya tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD, nadi, nafas dalam batas normal. Suhu 38,5 °C
Pemeriksaan mata dalam batas normal.
Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal.
Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Nyeri ketok CVA kiri ada.
Pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Kasus

Pemeriksaan laboratorium Hb 13 g/dL, leukosit 15.900/mm3, hematokrit 40%,


trombosit 250.000/mm3, ureum 76 mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL; asam urat 13,5
mg/dL
Dari pemeriksaan urine didapatkan eritrosit 45-50/lapangan pandang besar, leukosit
15-20/lapangan pandang besar. Pemeriksaan laboratorium lain dalam batas normal.
Dari rontgen abdomen tidak tampak gambaran batu di sepanjang traktus urinarius.
Dari pemeriksaan USG tampak gambaran batu di ureter kiri proximal.
Pasien dilakukan tindakan URS, dan didapatkan kesan batu ureter kiri proximal.
Setelah tindakan URS, batu dianalisa dengan kesan batu asam urat.
Pasien didiagnosis dengan kolik renal sinistra ec batu ureter proximal ec batu asam
urat, Infeksi Saluran Kemih.
Kasus

PASIEN DIBERIKAN TERAPI


 Diet rendah purin
 Ciprofloxacin 2 x 200 mg (iv) =AB
 Ibuprofen 2 x 400 mg (po) =demam
 Ranitidin 2 x 50 mg (iv) =mengatasi eso dari batugin
 Allupurinol 1 x 100 mg (po)
 Batugin 3 x 30 ml
Penyelesaian kasus

Subjektif
Nama : Tn.
Umur :55tahun
Keluhan :
Nyeri di pinggang kiri sejak 1 hari, nyeri seperti melilit, menjalar ke
perut kiri, nyeri hilang timbul, nyeri saat BAK berdarah.
Riwayat penyakit : asam urat
Penyelesaian kasus
Objektif

 TD: Normal
 Nadi : Normal
 Nafas: Normal
 Suhu : 38,5°C
 Pemeriksaan mata : Normal
 Pemeriksaan jantung dan paru : Normal
 Pemeriksaan abdomen : Normal
 Nyeri ketok CVA kiri : ada
 Pemeriksaan EKG : Normal
Penyelesaian kasus
Objektif
Pemeriksaan Labor
Nama Obat Hasil Normal Keterangan

Hb 13 g/dL 13-16 g/dL Normal

Leukosit 15.900/mm3 5.000-10.000/mm3 Tinggi

0 -15 % (P) Normal


Hematokrit 40%
40-50 % (L)

Trombosit 250.000/mm3 150.000-400.000mm3 Normal

ureum 76 mg/dL 10-50 mg/dL Tinggi

0,6-1,5 (P)
kreatinin 1,8 mg/dL Tinggi
0,7-1,6 (L)
2,3-6,1 (P)
asam urat 13,5 mg/dL Tinggi
3,6-8,2 (L)
Penyelesaian kasus
Objektif
Pemeriksaan urine :
Eritrosit 45-50/lapangan pandang besar
Leukosit 15-20/lapangan pandang besar

Rontgen abdomen :
Tidak tampak gambaran batu di sepanjang traktus
urinarius

Pemeriksaan USG :
Tampak gambaran batu di ureter kiri proximal.

Tindakan URS :
Didapatkan kesan batu ureter kiri proximal. Setelah
tindakan URS, batu dianalisa dengan kesan batu asam
urat.
Penyelesaian kasus

Assesment
Berdasarkan riwayat pemeriksaan darah, urin, USG dan URS pasien
didiagnosa dengan kolik renal sinistra ec batu ureter proximal ec batu
asam urat, Infeksi Saluran Kemih.
Penyelesaian kasus
Plan
Tujuan Terapi :
 Memberantas organisme yang menyerang
 Mencegah atau mengobati konsekuensi infeksi sistemik
 Mencegah terulangnya infeksi.
Terapi Farmakologi :
 Ciprofloxacin 2 x 200 mg (iv)
 Ibuprofen 2 x 400 mg (po)
 Ranitidin 2 x 50 mg (iv)
 Allupurinol 1 x 100 mg (po)
 Batugin 3 x 30 ml
Terapi Non Farmakologi :
 Diet rendah purin
Penyelesaian kasus

Goals
Pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk memberantas
organisme yang menyerang, mencegah atau mengobati konsekuensi
infeksi sistemik dan encegah terulangnya infeksi.
Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
TEPAT INDIKASI

Nama Obat Indikasi Mekanisme Aksi Keterangan


Menghambat kerja enzim DNA-girase yang
Infeksi oleh bakteri pada saluran
menyebabkan rantai DNA yang sedang dibuka
pernafasan, saluran kemih serta infeksi
Ciprofloxacin oleh DNA-helikase akan kusut dikarenakan oleh Tepat indikasi
lain di bagian kulit, tulang, sendi,
adanya superkoiling akibat dari aktivitas DNA-
perut, dan mata.
helikase.

Ibuprofen Anti inflamasi, analgetik dan antipiretik Menghambat produksi prostaglandin Tepat indikasi

Inhibisi histamin dengan berikatan pada reseptor


H2 yang berfungsi menstimulasi sekresi asam
Tukak lambung, sakit maag, penyakit
lambung serta substansi lain (gastrin dan
Ranitidin refluks asam lambung (GERD), dan Tepat indikasi
asetilkolin) yang menyebabkan sekresi asam
sindrom Zollinger-Ellison.
lambung, berkurang efektifitasnya pada sel
parietal
Penyakit asam urat atau gout, gangguan
ginjal, termasuk batu ginjal, dan
Allupurinol Menghambat enzim xanthine oxidase Tepat indikasi
penderita kanker yang menjalani
kemoterapi.
Dapat membantu mengikis dan melarutkan
Penyakit batu ginjal atau batu saluran Tepat indikasi
Batugin endapan batu garam kalsium oksalat di ginjal,
kemih
empedu ataupun saluran kemih.
Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
TEPAT OBAT

Nama obat Alasan sebagai drug of choice Keterangan

NamaDerivat
obat asam
Alasan isonikotinat
sebagai drug of yang
choiceberkhasiat tuberkulostatis
Keterangan
paling kuat
Isoniazid Derivatterhadap Mycobacterium
asam isonikotinat yang Tepat tuberculosis (dalam
Obat Tepat Obat
Ciprofloxacin fase istirahat)
berkhasiatdan bersifat bakterisid
tuberkulostatis paling terhadap basil yang
sedang kuat
tumbuhterhadap Mycobacterium
pesat.
tuberculosis (dalam fase istirahat)
dan bersifat bakterisid terhadap
basil yang sedang tumbuh pesat.
Untuk mengurangi
Rifampisin Untuk obat antirasa nyeri dan
tuberculosis yang dapat menurunkan
Tepat Obat
Tepat Obat
Ibuprofen demam. dikombinasikan dengan anti
tuberkulosis lain untuk terapi awal
dan lanjutan. Maka sangat penting
untuk membasmi semua basil guna
mencegah kambuhnya TBC.
Pirazinamid Bekerja
Mengatasi sebagai
efek samping bakterisida,
Ciprofloxacin Tepatdan
ObatBatugin yang
Ranitidin sprektrum kerjanya
dapat menyebabkan maag. sangat sempit Tepat Obat
dan hanya
meliputi Mycobacterium
tuberculosis  dan merupakan
Allupurinol Menurunkan kadar kombinasi
pengobatan asam urat. dalam Tepat Obat
kategori dua.
Etambutol Berkhasiat spesifik Tepat Obat
Batugin Meluruhkan batu asam
terhadapMycobacterium urat pada saluran kemih. Tepat Obat
tuberculosis.
Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
TEPAT DOSIS

Nama Obat Dosis Standar Dosis yang Diberikan Keterangan

Ciprofloxacin 2 x 200 mg Tepat Dosis

Ibuprofen 2 x 400 mg Tepat Dosis

Ranitidin 2 x 50 mg Tepat Dosis

Allupurinol 1 x 100 mg Tepat Dosis

Batugin 3 x 30 ml Tepat Dosis


Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
TEPAT PASIEN

Nama Obat Kontra Indikasi Keterangan

Hipersensitifitas atau memiliki alergi terhadap ciprofloxacin dan


antibiotik golongan kuinolon lainnya. Ibu hamil dan menyusui. Anak-
Ciprofloxacin anak atau remaja yang masih dalam usia pertumbuhan. Pasien dengan Tepat Pasien
riwayat ruptur tendon. Pasien dengan riwayat epilepsi dan penyakit
kejang lainnya
Nama Obat Kontra Indikasi Keterangan
Ibuprofen Penderita
Isoniazid gagal jantung,
Penyakit hati gangguan
yang fungsi
aktif, ginjal
Tepat Pasiendan hati Tepat Pasien
hipesensitifitas terhadap isoniazid
Hipersensitifitas terhadap
(Sukandar, 2008). ranitidin, menderita porfiria, fenilketonuria,
Ranitidin diabetes, gangguan sistemneuritis
Rifampisin Hipersensitifitas, imun, optik,
gangguan
Tepat ginjal,
Pasien gangguan hati, Tepat Pasien
gangguan paru, danhati,
kerusakan intoleransi
ikterus. terdapat gula
Pirazinamid Gangguan fungsi hati berat, Tepat Pasien
porfiria, hipersensitifitas
Hipersensitifitas terhadap
terhadap pirazinamid allupurinol,
(Sukandar, gangguan hati, ginjal, kelenjar Tepat Pasien
Allupurinol tiroid, diabetes,
2008) hipertensi, dan penyakit jantung kongestif.
Etambutol Anak dibawah 6 tahun, neuritis Tepat Pasien
optic, gangguan visual (Sukandar,
2008) Tepat Pasien
Batugin Hipersensitifitas terhadap batugin.
Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
WASPADA EFEK SAMPING
OBAT
Nama Obat Efek Samping Obat Saran

Gangguan pencernaan yang meliputi sakit maag, mual, muntah,


dan diare. Gangguan
Nama Obat sistem syaraf
Efek Samping pusat yang berupa
Obat Saran sakit Mengatasi sakit maag dapat diberikan
Ciprofloxacin kepala,Isoniazid
pusing, insomnia,
Kerusakan gelisah, euforia,
hati, neuritis halusinasi,
Menambahkan danB6
vitamin ranitidin.
psikosis. perifer, gatal-gatal, ikterus, untuk menghindari neuritis
gangguan penglihantan, perifer.
letih, anoreksia (Tjay,
2007)
Rifampisin Ikterus, kerusakan hati, Jika mual atau muntah maka Diminum sesudah makan, untuk
Perut kembung, mual dan muntah,
gangguan diaredapat
saluran cerna, atau malah
diatasi sembelit,
dengan
Ibuprofen menghindarkan terjadinya perut
sakit maag, demam, sakit kepala dan perubahan mood. pada
mual, muntah, sakit ulu penggunaan obat
hati, kejang perut, diare, malam hari sebelum tidur. kembung , mual dan muntah.
gangguan SSP, dan reaksi Jika urine berwarna merah
hipersensitifitas (Tjay, berikan info kepada pasien
2007). bahwa efek itu hanya karena
warna tablet rifampisin. Dan
Mual dan muntah, sakit kepala, insomnia, vertigo,
tidak ruam,
perlu diobati. Efek samping yang ditimbulkan tidak
Ranitidin
konstipasi dan diare.Hepatotoksik,
Pirazinamid demam Lakukan pemeriksaan kadar terlalu serius dan jarang terjadi.
anoreksia, hepatomegali, SGPT, SGOT
ikterus, gagal hati, mual, Efek samping yang ditimbulkan tidak
muntah, artralgia, anemia
Allupurinol Mengantuk, mual, sakit perut, diare,
sideroblastik, nyeri sendi
urtikaria terlalu serius dan jarang terjadi.
(Sukandar, 2008)
Etambutol Neuritis optic, gout, gatal, Nyeri sendi yang terjadi
nyeri sendi (Manjoer, 2000) dapat diberikan Aspirin.
Kandungan senyawa flavonoid di dalam daun tempuyung diduga
Mengatasi sakit maag dapat diberikan
Batugin dapat memicu mual, sakit maag, dan menurunkan nafsu makan, ranitidin.
terutama bagi penderita gangguan pencernaan.
Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
Monitoring dan Rencana Tindak
Lanjut

No. Monitoring Rencana Tindak Lanjut


Nama Obat Efek Samping Obat Saran
Isoniazid Kerusakan hati, neuritis Menambahkan vitamin B6
perifer, gatal-gatal, ikterus,
-jika setelah 48
untuk menghindari neuritis
jam pasca pemberian
gangguan penglihantan, perifer.
ciprofloxacin secara IV , tidak memberikan
letih, anoreksia (Tjay, perbaikan dilakukan evaluasi terhadap antibiotik.
2007)
Rifampisin Ikterus, kerusakan hati, -terapi
Jika mual atau muntah dengan
maka antibiotik dilakukan selama 14
1. Monitoring penggunaan antibiotik
gangguan saluran cerna, dapat hari , dengan
diatasi pasien yang mengalami ISK komplikata
mual, muntah, sakit ulu penggunaancenderung
obat mengalami infeksi berulang , sehingga
pada
hati, kejang perut, diare, malam harisebelum
sebelum tidur. dan sesudah pemberian antibiotik
gangguan SSP, dan reaksi Jika urine disarankan
berwarna merahuntuk melakukan kultur urin untuk
hipersensitifitas (Tjay, berikan info kepada pasienorganisme dan pengujian sensitivitas
identifikasi
2007). bahwa efekterhadap
itu hanya karena
mikroba.
warna tablet rifampisin. Dan
tidak perlu diobati.
PirazinamidHepatotoksik, -jika efekkadar
demam Lakukan pemeriksaan samping obat selama terapi tidak
2.
anoreksia,
Monitoring efek samping obat
hepatomegali, SGPT, SGOTdapat ditoleransi maka, obat dapat diganti
ikterus, gagal hati, mual, dengan obat lain yang masih satu golongan
muntah, artralgia, anemia terapi.
sideroblastik, urtikaria -dilakukan USG pasca pemberian batugin yang
(Sukandar, 2008)
Monitoring terhadap eradikasi batu digunakan untuk ekstraksi batu ginjal, jika
3. Etambutol Neuritis optic, gout,saluran
gatal, Nyeri sendi yang terjadi
terdapat sisa batu maka akan dilakukan terapi
kemih nyeri sendi (Manjoer, 2000) dapat diberikan Aspirin.
alternatif dengan pemberian antibiotik jangka
panjang (21 hari).
Evaluasi Kerasionalan Obat Terpilih Memakai Metode 4T+1W
Konsultasi, Informasi dan Edukasi
Pasien (KIE)

 Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai dan cara
penggunaan obat.
 Memberikan informasi, instruksi, dan peringatan kepada pasien dan keluarganya tentang  efek
terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan.
 Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat harus di minum setiap hari atau sesuai dengan
dosis, namun jika lupa segera minum obat jika waktunya dekat ke waktu minum obat
seharusnya. Tetapi jika lewat waktu minum obat sudah jauh, dan dekat ke waktu berikutnya,
maka minum obat sesuaikan saja dengan waktu/dosis berikutnya.
 Memberikan edukasi kepada pasien untuk meminum obat sesuai jadwal yang diberitahukan
oleh dokter atau petugas kesehatan lain misalnya pada pagi hari.
KONDISI KHUSUS

Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan

 Pada pasien dengan bakteriuria yang signifikan, pengobatan simtomatik atau


asimptomatik adalah dianjurkan untuk menghindari kemungkinan komplikasi
selama kehamilan. Terapi harus terdiri dari agen dengan potensi efek samping
yang relatif rendah (sefaleksin, amoksisilin, atau amoksisilin / klavulanat) yang
diberikan selama 7 hari.
 Tetrasiklin harus dihindari karena efek teratogenik dan sulfonamid tidak boleh
diberikan selama trimester ketiga karena kemungkinan perkembangan
kernikterus dan hiperbilirubinemia. Juga, fluoroquinolones seharusnya tidak
diberikan karena potensi mereka untuk menghambat pertumbuhan tulang
rawan dan tulang dibayi yang baru lahir
KONDISI KHUSUS

Pasien yang dikateterisasi

 Ketika bakteriuria terjadi pada pasien tanpa gejala, kateterisasi jangka pendek
(<30 hari), penggunaan terapi antibiotik sistemik harus ditahan dan kateter
dihapus sesegera mungkin. Jika pasien menjadi simtomatik, kateter harus lagi
dihilangkan, dan pengobatan seperti yang dijelaskan untuk infeksi yang rumit
harus mulai.
 Penggunaan antibiotik sistemik profilaksis pada pasien dengan kateterisasi jangka
pendek mengurangi kejadian infeksi selama 4 sampai 7 hari pertama. Pada pasien
kateterisasi jangka panjang, antibiotik hanya menunda perkembangan bakteriuria
dan menyebabkan munculnya organisme resisten.
KONDISI KHUSUS

 Cedera tulang belakang


Bila ditemukan ISK dengan kecurigaan retensi urin, pemeriksaan urodinamik
harus dilakukan untuk menilai fungsi kandung kemih. Untuk memastikan
pengosongan buli yang baik, dapat digunakan kateterisasi berkala (clean intermittent
catheterization/CIC). Bakteriuria asimptomatik pada penderita cederta tulang
belakang akibat CIC tidak perlu diterapi. Terapi diberikan bila timbul gejala infeksi.
Lama pemberian antiobiotik selama 7-10 hari. Pemberian antibiotika profilaksis atau
terapeutik pada bakteriuria asimptomatik penderita tulang belakang tidak akan
menurunkan kejadian infeksi.
KONDISI KHUSUS

 ISK pada transplantasi ginjal


ISK pasca transplantasi ginjal dapat dicegah dengan mempercepat melepas stent
dan kateter. Antibiotik bakterisidal lebih baik digunakan daripada bakteriostatik
karena lemahnya sistem imun akibat penggunaan imunosupresan tidak dapat melawan
bakteri. Bakteriuria asimptomatik pasca transplantasi tidak memerlukan terapi.
Terdapat interaksi antara antibiotik dan imunosupresan yang digunakan.
Ciprofloxacin dapat meningkatkan kadar calcineurin inhibitor (CNI), sementara
levofloxacin dan Ofloxacin tidak meningkatkan kadar CNI. Erthryomycin dan anti
fungal menghambat fungsi sitokrom P450 dan meningkatkan kadar CNI. Antibiotik
nefrotoksik (aminoglycosides, amphotericin) memiliki efek sinergis dengan CNI,
menyebabkan kerusakan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai