Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di 1. Menyediakan sarana prasarana sanitasi di LPK;
LPK dilaksanakan dengan memperhatikan arahan Wakil 2. Meningkatkan kualitas sanitasi dan pola hidup
Presiden terkait bantuan untuk Institusi Pendidikan bersih sehat di lingkungan LPK;
Keagamaan di masa pandemi Covid-19 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pemberdayaan masyarakat; dan
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menggerakkan 4. Mengurangi adanya penyebaran Covid-19 di LPK
perekonomian masyarakat setempat sehingga dapat melalui peningkatan kebersihan sarana prasarana
mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional sanitasi
(PEN)
MEKANISME
PELAKSANAAN
SWAKELOLA
KONTRAKTUAL ATAU (BERBASIS MASYRAKAT)
• Melibatkan LPK sebagai Tim
PENGADAAN LANGSUNG TENDER UMUM Pelaksana dan Tim Pengelola
(MAKSIMAL PAGU RP 200 (PAGU > RP 200 Juta)
• Pekerja dapat berasal dari
JUTA)
Mengutamakan masyarakat di sekitar LPK namun
Untuk paket dengan
tidak menutup kemungkinan akan
nilai tertentu dan keikutsertaan badan
dilaksanakan oleh pihak LPK
pekerjaan yang berskala usaha jasa konstruksi
kecil kecil
Apakah di 1
lokasi akan
Tidak
dibangun >1 Ya
unit MCK
Dilengkapi dengan surat menerima barang
dan menyerahkan mekanisme pengadaan
ke BPPW
Seluruh pilihan mekanisme pengadaan yang
dipilih harus mengutamakan penyerapan
tenaga kerja dan material setempat
semaksimal mungkin
Penggunaan Dana
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK
Penggunaan dana APBN yang diberikan adalah untuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana
sanitasi di LPK berupa pembangunan MCK untuk siswa wanita atau pria dengan minimal siswa
menginap adalah 30 orang dengan gender yang sama, yang terdiri dari sarana dan prasarana sanitasi
berupa:
a. Bangunan MCK yang tiap unitnya minimal terdiri dari 1 (satu) bilik kakus, 2 (dua) bilik mandi, 3
(tiga) bilik mandi dan kakus, tempat cuci tangan, tempat wudhu B yang dirancang sesuai SNI
dengan kapasitas maksimal untuk 100 pengguna.
b. Instalasi Ppengolahan Aair Llimbah domestikDdomestikc (IPALD).
Penggunaan dana APBN yang diberikan untuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di
LPK dengan nilai maksimum Rp 200 juta yang berupa pembangunan MCK untuk siswa putra atau
putri. Untuk BPPW khususnya Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Maluku Utara yang memiliki
harga satuan yang lebih tinggi, memiliki alokasi > Rp 200 juta.
METODE
SWAKELOLA
BERBASIS
MASYARAKAT
Dasar Pemilihan Metode Swakelola
Berbasis Masyarakat
1 2 3 4
Tahap Tahap Tahap Tahap
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pasca Konstruksi
MASYARAK
TIM PELAKSANA
TINGKAT
TIM PENGELOLA
Bertugas untuk melaksanakan kegiatan
AT
1 2 3 4 5
Dana disalurkan Tim Pelaksana Kontrak Kerjasama Penyaluran dari Tim Pelaksana melakukan
ke DIPA BPPW membuka rekening antara Tim Pelaksana dan KPPN ke Rek. Tim Pencairan Tahap I (70%)
Sesuai dengan baru PPK Pelaksana Dapat dilakukan jika dokumen
Untuk keperluan penyaluran Penyaluran Tahap I ke RKM telah diverifikasi.
jumlah lokasi yang Harus membuka
dan pencairan maka PPK dan Rekening Tim Penarikan dilakukan minimal 2x
akan dikerjakan rekening baru dan tidak
Tim Pelaksana Pelaksana (tidak bisa 1x penarikan)
oleh BPPW atas nama pribadi menandatangani Kontrak
*) Catatan:
- Pembuatan rekening
dapat dikoordinir
oleh BPPW untuk
9 8 7 6
mempermudah
administrasi. Penutupan Buku Pembuatan Pelaporan Tim Pelaksana Penyaluran Dana Tahap II
- Setiap melakukan
Rekening Penggunaan Dana melakukan Pencairan
penarikan diwajibkan Penyaluran dana tahap II ke
berdasarkan RPDB Setelah seluruh Setelah dilakukan Tahap II (30%) rekening Tim Pelaksana.
- Penarikan dilakukan pekerjaan selesai, penarikan 100% maka Dapat dilakukan jika pekerjaan
oleh 2 personil Tim diwajibkan untuk dibutuhkan Laporan fisik mencapai 60% dan LPj
Pelaksana diketahui menutup rekening agar Penggunaan Dana (LPD)
TFL, serta disetujui
tahap I telah diberikan ke PPK.
tidak banyak rekening yang turut dilampirkan
oleh Fasprov dan Penarikan dilakukan minimal
pasif di Bank dalam LPj
PPK 2x
Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
4 Commisioning Test
5 Serah Terima
Dilakukan oleh pihak Tim Pelaksana Serah terima terdiri dari serah terima pekerjaan dan serah terima
didampingi oleh TFL dan Fasprov memastikan pengelolaan.
bahwa seluruh pekerjaan terselesaikan
dengan baik sesuai dengan RKM yang telah
ditetapkan sebelumnya
A. Kegiatan serah terima pekerjaan dilakukan dengan
penandatanganan Berita Acara serah terima yang
ditandatangani antara Tim Pelaksana selaku penerima
1. Jika sarana terbangun selesai sesuai bantuan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK dan
dengan RKM dan dapat berfungsi dengan PPK Sanitasi selaku pemberi pekerjaan, dan diketahui olej
baik, maka Tim Pelaksana segera KPA. Pada saat proses serah terima pekerjaan, status
melaporkan kepada Satker/PPK untuk rekening bank Tim Pelaksana sudah harus ditutup.
mengagendakan kegiatan serah terima
sarana dari Tim Pelaksana kepada
pemberi pekerjaan tugas yaitu PPK Balai
B. Kegiatan serah terima pengelolaan dilakukan oleh KPA
kepada pihak LPK, dengan diketahui dan ditandatangani oleh
Prasarana Permukiman Wilayah untuk Kemenag Agama Kab/Kota.
kemudian diserahkan kepada pihak LPK
yang difasilitasi oleh TFL;
2. Jika sarana belum dapat berfungsi dengan
baik maka Tim Pelaksana bersama
masyarakat akan segera memperbaiki
sarana tersebut.
Tahap Paska Konstruksi
2. Pengelolaan sarana dan prasarana oleh Tim Pengelola dengan melakukan langkah-langkah:
• Melakukan pemantauan rutin/berkala untuk mengetahui dan memastikan kondisi
prasarana dan sarana berjalan dengan baik;
• Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan dan
pengelolaan yang baik;
• Melakukan rehabilitasi tepat waktu;
• Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala;
• Melakukan pengelolaan sesuai Standard Operating Procedure.
• Menginformasikan penggunaan dana operasional dan pemeliharaan.
METODE
KONTRAKTUAL
Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK
KONTRAKTUAL
PENGADAAN
LANGSUNG (MAKSIMAL
Pilihan metode kontraktual manapun, pihak LPK perlu
PAGU RP 200 JUTA)
menyampaikan surat pernyataan siap dan bersedia menerima
barang/jasa sarana dan prasarana sanitasi, serta
mengutamakan penyerapan tenaga kerja dan material
TENDER UMUM setempat semaksimal mungkin.
(PAGU > RP 200 Juta)
Organisasi Pelaksana Kegiatan Sanitasi LPK
Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4
Pemastian Penyiapan Tim Perekrutan Konsultan Penandatanganan
Komitmen dari LPK Teknis, Monev dan Individual Pelaksanaan (KI) Kontrak Kerja KI
dilakukan melalui Pelaporan KI Pelaksana direkrut dalam rangka Pelaksana sebagai dasar
penyiapan surat Tim Teknis dibentuk dan membantu PPK Sanitasi BPPW dalam kerja dalam proses
pernyataan dari LPK ditetapkan oleh BPPW penyelenggaraan kegiatan penyediaan
pendampingan kegiatan
setempat yang berisikan untuk memberikan sarana dan prasarana sanitasi LPK dan
bahwa LPK siap dan dukungan terhadap menyampaikan laporan ke Konsultan
bersedia menerima manajemen pelaporan Tingkat Pusat (Konsultan Manajemen
barang/jasa sarana dan dan pengawasan teknis Teknis) dan PPK Sanitasi
prasarana sanitasi yang yang berasal dari
telah dibangun oleh internal BPPW, dan
BPPW, bersedia untuk dapat melibatkan
melakukan operasi dan Organisasi Perangkat
pemeliharaan (OP) Daerah (OPD) teknis Kualifikasi dan Kriteria KI Pelaksanaan
melalui penyediaan terkait, termasuk Kanwil
dana OP dan Agama Provinsi, maupun a. Berusia maksimal 50 tahun, pada saat memasukkan lamaran pekerjaan;
pembentukan Tim Kemenag b. Pendidikan minimal S1 Teknik, diutamakan Teknik Sipil/Teknik Lingkungan/Teknik
Pengelola serta bersedia Kota/Kabupaten Arsitektur;
untuk menyerahkan c. Memiliki pengalaman dalam bidang perencanaan bangunan sederhana minimal 2 (dua)
mekanisme pelaksanaan tahun;
pengadaan kepada d. Memiliki kemampuan penyusunan Rencana Teknik Rinci (RTR) termasuk gambar teknis,
BPPW Rencana Anggaran Biaya (RAB), menyusun analisis dan spesifikasi teknis aspek struktur,
mekanikal, dan arsitektur;
Tahap Perencanaan
4 Serah Terima
Setelah pekerjaan konstruksi selesai maka selanjutnya adalah proses serah terima.
Serah terima terdiri dari serah terima pekerjaan dan serah terima BMN.
A. Kegiatan serah terima pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dilakukan dengan penandatanganan Berita Acara
serah terima yang ditandatangani antara Penyedia Jasa (selaku pelaksana bantuan penyediaan sarana dan prasarana
sanitasi di LPK) dan PPK Sanitasi selaku pemberi pekerjaan, diketahui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Balai
Prasarana Permukiman Wilayah.
Setelah serah terima pekerjaan, maka dilanjutkan dengan serah terima Barang Milik Negara (BMN). Namun, pada
B. masa pemeliharaan sampai dengan Final Hand Over (FHO), kegiatan perbaikan sarana dan prasarana sanitasi
terbangun masih merupakan tanggung jawab penyedia jasa. Selain itu, Tim Teknis, Monev, dan Pelaporan juga masih
memiliki kewajiban untuk mengawasi masa pemeliharaan tersebut.
Tujuan dilakukan serah terima BMN adalah agar sarana dan prasarana sanitasi terbangun dapat segera difungsikan.
Serah terima pengelolaan diserahkan oleh KPA kepada pihak LPK, dengan diketahui dan ditandatangani oleh
Kemenag Agama Kab/Kota.
Ketentuan Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK (Kontraktual)
1. Desain prototipe untuk sarana dan prasarana MCK dan instalasi pengolahan air limbah domestik yang meliputi
Detail Engineering Design, Bill of Quantity (BoQ), dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, desain prototipe dapat dilakukan penyesuaian apabila tidak
sesuai dengan keadaan lokasi, bahan bangunan dan pelaksanaan di lapangan.
3. BoQ dan RKS yang tertera dalam Buku Desain Prototipe merupakan BoQ untuk pelaksanaan dengan
mekanisme kontraktual.
4. Penyusunan BoQ mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
5. BoQ dan RKS harus disesuaikan sesuai dengan harga satuan kab/kota dan ketersediaan material setempat
dan dituangkan dalam dokumen DED yang telah disesuaikan oleh KI Pelaksanaan.
JENIS PRASARANA YANG
DIBANGUN
Bangunan
Bilik Tempat Tempat Pengolahan
Bilik Tempat
Toilet Cuci Cuci Air Limbah
Mandi Wudhu
Tangan Pakaian
2 Kapasitas Pengolahan 1 Unit 100 Jiwa (10 m³/hari) 100 Jiwa (10 m³/hari)
3 Kualitas Pengolahan Memenuhi Baku Mutu sesuai Permen LHK Memenuhi Baku Mutu sesuai Permen LHK
P.86 Tahun 2016 P.86 Tahun 2016
4 Proses Pengolahan Pengendap, Anaerobik Filter dan Sudah Tersertifikasi Puslitbangkim
Desinfektan (Dit.Bina Teknik)
5 Periode Pengurasan 1 Tahun Max 1 Tahun
Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain bangunan pengolahan air limbah domestik
Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain bangunan pengolahan air limbah domestik
antara lain:
antara lain:
1. Hydraulic Retention Time (HRT)/ Waktu Tinggal
1. Hydraulic Retention Time (HRT)/ Waktu Tinggal
Dalam bangunan IPAL non-pabrikasi ini pendekatan waktu tinggal yang digunakan adalah dengan aliran rata-rata air limbah
Dalam bangunan
domestik dalam 1 hariIPALatau
non-pabrikasi
24 jam. ini pendekatan waktu tinggal yang digunakan adalah dengan aliran rata-rata air limbah
domestik dalam 1 hari atau 24 jam.
2. Organic Loading Rate /Laju Beban Organik
2. Organic
Kandungan Loading
organik Rate /domestik
air limbah Laju BebanyangOrganik
biasa dinyatakan dalam kg BOD/hari.
Kandungan organik air limbah domestik yang biasa dinyatakan dalam kg BOD/hari.
3. Hydraulic Loading / Beban Hidrolis
3. Hydraulic
Dinyatakan Loading
sebagai volume / Beban Hidrolis
air buangan yang dapat diolah per satuan waktu persatuan luas permukaan media.
Dinyatakan sebagai volume air buangan yang dapat diolah per satuan waktu persatuan luas permukaan media.
4. Media Filter
4. Media
Hal-hal yangFilter
perlu diperhatikan dalam memilih media filter, antara lain: Beberapa contoh media filter yang dapat digunakan
Hal-hal yangLuas perluPermukaan
diperhatikan dalamBesar
memilih media mfilter, 3antara lain: antara lain:
a.Mempunyai Spesifik (150-240 2
/m ) Tabel 2. Alternatif Jenis Media Filter
a.MempunyaiFraksi
b.Mempunyai Luas Volume
Permukaan Spesifik
Rongga TinggiBesar (150-240 m 2/m3)
c.b.Mempunyai
Dibuat dari bahanFraksiyang
Volume
tidakRongga
mudah Tinggi
rusak terendam dalam air
d.Mempunyai kekuatan mekaniknya yangrusak
c. Dibuat dari bahan yang tidak mudah baik terendam dalam air
d.Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik
e.Ringan
f. e.Ringan
Fleksibilitas
f. Fleksibilitas mudah
g.Pemeliharaan
g.Pemeliharaan
h.Reduksi Cahaya mudah
Catatan
i. h.Reduksi Cahaya(wetability)
Sifat Kebasahan Pemilihan jenis media filter dapat disesuaikan dengan
i. Sifat Kebasahan (wetability)
kebutuhan dan ketersediaan material di lapangan.
PARAMETER DESAIN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
(IPAL NON-PABTIKASI) [2/2]
7. Desinfektan
7. Desinfektan
Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin, dengan waktu kontak minimal 4 menit.
Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin, dengan waktu kontak minimal 4 menit.
8. Target Efluen Pengolahan
8. Target Efluen Pengolahan
Untuk pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan IPAL Non-Pabrikasi diperkirakan efluen pengolahan sebagai
Untuk pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan IPAL Non-Pabrikasi diperkirakan efluen pengolahan sebagai
berikut:
berikut:
Tabel 3. Target Efluen Air Limbah Domestik
Tabel 3. Target Efluen Air Limbah Domestik
Efisiensi Efluen Efisiensi Efluen Efisiensi Efluen
Baku Mutu (%) (mg/L) (%) (mg/L) (%) (mg/L)
(Permen Influen
Parameter
LHK No (mg/L)
Sedimentasi Anaerobic Filter Desinfeksi
P.68/2016)