Anda di halaman 1dari 41

KONSEP DASAR PROGRAM PENYEDIAAN SARANA

DAN PRASARANA SANITASI DI LEMBAGA


PENDIDIKAN KEAGAMAAN (LPK) TA. 2022
Gambaran Umum
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK

Latar Belakang Tujuan

Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di 1. Menyediakan sarana prasarana sanitasi di LPK;
LPK dilaksanakan dengan memperhatikan arahan Wakil 2. Meningkatkan kualitas sanitasi dan pola hidup
Presiden terkait bantuan untuk Institusi Pendidikan bersih sehat di lingkungan LPK;
Keagamaan di masa pandemi Covid-19 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pemberdayaan masyarakat; dan
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menggerakkan 4. Mengurangi adanya penyebaran Covid-19 di LPK
perekonomian masyarakat setempat sehingga dapat melalui peningkatan kebersihan sarana prasarana
mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional sanitasi
(PEN)

Sasaran Sarana dan Prasarana yang dibangun


Sasaran kegiatan penyediaan sarana dan prasarana 1. Bangunan MCK yang tiap unitnya terdiri dari 1
sanitasi adalah warga di Lembaga Pendidikan (satu) bilik kakus, 2 (dua) bilik mandi, 3 (tiga) bilik
Keagamaan muslim dan non-muslim yang memiliki
mandi dan kakus, tempat cuci tangan, tempat
sarana prasarana sanitasi yang tidak layak dengan
minimal jumlah siswa terdaftar sebanyak 50 (lima wudhu yang dirancang sesuai SNI dengan
puluh) orang dengan gender yang sama dan jumlah kapasitas maksimal untuk 100 pengguna.
minimal siswa bermukim sebanyak 30 (tiga puluh) 2. Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD).
orang sebagai jumlah minimal pemanfaat
Kriteria Teknis Penetapan Lokasi
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK
Berdasarkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan IBM Ditjen Cipta Karya Nomor 13/SE/DC/2022 tanggal 11 Maret 2022

1. Untuk LPK Muslim :


Telah memiliki Izin Operasional/Nomor Statistik Pesantren (NSP) yang masih berlaku dan teregistrasi dalam Sistem
Informasi Kementerian Agama yaitu Education Management Information System (EMIS) Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam atau sedang melakukan proses pengurusan NSP yang dibuktikan dengan surat pengajuan izin operasional.
2. Untuk LPK non-muslim: terdaftar di Kementerian Agama atau sedang melakukan proses pengurusan registrasi yang
dibuktikan dengan surat pengajuan izin operasional.
3. Untuk LPK Muslim dan non-muslim, minimal jumlah siswa terdaftar sebanyak 50 (lima puluh) orang dengan gender
yang sama dan jumlah minimal siswa bermukim sebanyak 30 (tiga puluh) orang sebagai jumlah minimal pemanfaat.
4. Membutuhkan sarana dan prasarana sanitasi, contoh :
• LPK yang tidak memiliki sarana prasarana sanitasi (masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS));
• LPK yang sudah memiliki fasilitas MCK namun dengan jumlah bilik yang tidak mencukupi atau dengan kondisi yang
tidak layak digunakan.
5. Tersedia sumber air bersih di lokasi.
6. Memiliki lahan dengan minimum luasan total 60 m2 untuk pembangunan baru.
7. Tersedia badan air penerima untuk efluen Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD).
Skema Pemilihan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK
Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK

MEKANISME
PELAKSANAAN

SWAKELOLA
KONTRAKTUAL ATAU (BERBASIS MASYRAKAT)
• Melibatkan LPK sebagai Tim
PENGADAAN LANGSUNG TENDER UMUM Pelaksana dan Tim Pengelola
(MAKSIMAL PAGU RP 200 (PAGU > RP 200 Juta)
• Pekerja dapat berasal dari
JUTA)
Mengutamakan masyarakat di sekitar LPK namun
Untuk paket dengan
tidak menutup kemungkinan akan
nilai tertentu dan keikutsertaan badan
dilaksanakan oleh pihak LPK
pekerjaan yang berskala usaha jasa konstruksi
kecil kecil

Dapat dilakukan jika:


Dapat dilakukan jika:
• LPK tidak bersedia menjadi tim pelaksana pembangunan
• LPK bersedia menjadi tim pelaksana pembangunan
• Penyedia jasa tersedia
• LPK bersedia menerima hibah dan menyerahkan
• LPK bersedia menerima hibah dan menyerahkan mekanisme pelaksanaan
mekanisme pelaksanaan kepada BPPW
kepada BPPW

“Seluruh pilihan mekanisme pengadaan yang dipilih harus mengutamakan penyerapan


tenaga kerja dan material setempat semaksimal mungkin”
Skema Pemilihan Mekanisme Pengadaan

Dibuktikan dengan surat


pernyataan kesanggupan
LPK
PRIORITAS
PELAKSANAAN
Ya SWAKELOLA BERBASIS
MASYARAKAT
PENGADAAN
LANGSUNG

METODE Apakah LPK


dapat menjadi
PELAKSA Tim Pelaksana
NAAN pembangunan?
Tidak TENDER
UMUM

Apakah di 1
lokasi akan
Tidak
dibangun >1 Ya
unit MCK
Dilengkapi dengan surat menerima barang
dan menyerahkan mekanisme pengadaan
ke BPPW
Seluruh pilihan mekanisme pengadaan yang
dipilih harus mengutamakan penyerapan
tenaga kerja dan material setempat
semaksimal mungkin
Penggunaan Dana
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK

Penggunaan dana APBN yang diberikan adalah untuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana
sanitasi di LPK berupa pembangunan MCK untuk siswa wanita atau pria dengan minimal siswa
menginap adalah 30 orang dengan gender yang sama, yang terdiri dari sarana dan prasarana sanitasi
berupa:
a. Bangunan MCK yang tiap unitnya minimal terdiri dari 1 (satu) bilik kakus, 2 (dua) bilik mandi, 3
(tiga) bilik mandi dan kakus, tempat cuci tangan, tempat wudhu B yang dirancang sesuai SNI
dengan kapasitas maksimal untuk 100 pengguna.
b. Instalasi Ppengolahan Aair Llimbah domestikDdomestikc (IPALD).

Penggunaan dana APBN yang diberikan untuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di
LPK dengan nilai maksimum Rp 200 juta yang berupa pembangunan MCK untuk siswa putra atau
putri. Untuk BPPW khususnya Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Maluku Utara yang memiliki
harga satuan yang lebih tinggi, memiliki alokasi > Rp 200 juta.
METODE
SWAKELOLA
BERBASIS
MASYARAKAT
Dasar Pemilihan Metode Swakelola
Berbasis Masyarakat

Bantuan kegiatan diberikan dalam bentuk uang


yang diserahkan melalui mekanisme transfer
Metode swakelola berbasis masyarakat langsung ke rekening Tim Pelaksana melalui BPPW.
dapat diterapkan jika LPK setempat bersedia Perkiraan rincian biaya kegiatan yang akan dihitung
menjadi tim pelaksana dan melaksanakan pada tahap perencanaan harus berdasarkan
kegiatan penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan, dan rincian jumlah bantuan dibagi
menjadi:
sanitasi di LPK yang dibuktikan dengan
a) Minimal 65% untuk biaya bahan/material
surat pernyataan dari LPK. b) Maksimal 30% untuk biaya upah
c) Maksimal 5% untuk operasional tim pelaksana,
biaya akomodasi, print persiapan dokumen dan
lainnya)
Tahapan Pelaksanaan Penyediaan Prasarana Dan Sarana Sanitasi di LPK
(Swakelola Berbasis Masyarakat Tipe IV)

1 2 3 4
Tahap Tahap Tahap Tahap
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pasca Konstruksi

a. Survey oleh g. Pengesahan a. Sosialisasi a. Peningkatan Kapasitas


a. Sosialisasi SOP OP
BPPW daftar lokasi Pekerja (Penyiapan Tenaga
Sosialisasi oleh TFL kepada MCK
BPPW melakukan survey pelaksanaan TA
pihak LPK Kerja)
pemenuhan kriteria 2022 dengan SK Meningkatkan kemampuan
lokasi Menteri PUPR
b. Koordinasi Awal pekerja
b. Sosialisasi PHBS
Kepada Pihak LPK b. Pembentukan Tim b. Pencairan Dana
Memperkenalkan h. Penyiapan Pelaksana dan Tim Pengelola
kegiatan kepada pihak Konsultan Dilakukan sebanyak minimal
Pembentukan Tim Pelaksana 2x pada setiap tahap
LPK Managemen Teknis
KMT direkrut oleh Dit.
berjumlah minimal 3 orang dan
c. Kriteria Lokasi Sanitasi berasal dari LPK atau c. Pengelolaan
c. Tahap Pelaksanaan Sarana dan
Penerima Program masyarakat yang ditunjuk
i. Perekrutan Konstruksi Prasarana Sanitasi
Tenaga Fasilitator c. Penyesuaian Desain
Dilakukan oleh tenaga
d. Pemastian pelaksana dan didampingi
Komitmen LPK
Provinsi Dilbuat oleh TFL dan diverifikasi
j. Penyiapan Tenaga oleh Fasprov TFL
Fasilitator Lapangan d. Commisioning Test
e. Penyampaian
(TFL) d. Penyusunan
List Usulan Lokasi
dari BPPW ke Dit. Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
k. Penyiapan Tim Dilakukan oleh Tim Pelaksana dengan
Sanitasi Berdasarkan e. Serah Terima
Monev dan didampingi oleh TFL Pengelolaan dan Serah
hasil survey lokasi yang
sesuai dengan kriteria Pelaporan Terima Aset
Tim Monev dan Pelaporan e. Penandatanganan Kontrak
berasal dari BPPW yang
f. Verifikasi Hasil Tim Pelaksana dan PPK
bertugas untuk
Survey oleh mendampingi pelaksanaan
Direktorat Sanitasi konstruksi dan
Melakukan verifikasi hasil menyiapkan pelaporan
survey sesuai dengan
kriteria teknis
Organisasi Pelaksana Kegiatan Sanitasi LPK (Swakelola Berbasis Masyarakat)
DIREKTORAT JENDERAL
ORGANISASI PELAKSANA
KEMENTRIAN AGAMA
CIPTA KARYA
TINGKAT PUSAT

DIREKTORAT SANITASI DIREKTORAT BPB


KEMENTRIAN AGAMA
Dit. Sanitasi berkoordinasi dengan Dit. PD- Dit. BPB turut berkoordinasi dengan Dit.
Pontren dan berperan dalam menyampaikan Sanitasi terkait desain prototype sarana dan Kementrian Agama memberikan konfirmasi basis
kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan prasarana sanitasi
pembangunan sarana prasarana sanitasi di LPK
data terbaru terkait daftar lokasi LPK telah
memiliki NSP atau yang sedang proses registrasi
KONSULTAN MANAJEMEN TEKNIS
Memfasilitasi koordinasi antara Direktorat Sanitasi,
BPPW (termasuk Tim Monev & Pelaporan) dan
TFL.
FASPROV Kanwil Agama &
BALAI PRASARANA
FASPROV Bertugas untuk membantu BPPW dalam penyelenggaraan
PERMUKIMAN WILAYAH (BPPW) Kemenag Kab/Kota
pembangunan sarana prasarana sanitasi di LPK dan menyampaikan laporan ke
BPPW bertugas untuk menyelenggarakan Konsultan Tingkat Pusat (Konsultan Advisory) dan PPK Sanitasi
ORGANISASI PELAKSANA

Berkoordinasi dengan BPPW


kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi terkait dengan legalitas LPK
TINGKAT PROVINSI

di LPK. TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (TFL) dan proses serah terima


Bertugas untuk membantu BPPW dalam melakukan supervisi kegiatan sarana dan prasarana sanitasi
pembangunan mulai dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap LPK
pelaksanaan, dan tahap pasca konstruksi dengan memberikan dukungan
pelaporan, manajemen dan teknis dalam penyelenggaraan program.

Tim Monev dan Pelaporan


Merupakan bagian dari BPPW yang membantu monitoring
pelaksanaan kegiatan. Dapat melibatkan OPD terkait pada tingkat
Kab/Kota
ORGANISASI
PELAKSANA

MASYARAK

TIM PELAKSANA
TINGKAT

TIM PENGELOLA
Bertugas untuk melaksanakan kegiatan
AT

Bertugas untuk mengelola sarana prasarana yang


pembangunan sarana prasarana sanitasi terbangun, tidak hanya sarana prasarana sanitasi namun
di LPK juga mengelola sarana lainnya di LPK
Mekanisme Pendanaan

1 2 3 4 5

Dana disalurkan Tim Pelaksana Kontrak Kerjasama Penyaluran dari Tim Pelaksana melakukan
ke DIPA BPPW membuka rekening antara Tim Pelaksana dan KPPN ke Rek. Tim Pencairan Tahap I (70%)
Sesuai dengan baru PPK Pelaksana Dapat dilakukan jika dokumen
Untuk keperluan penyaluran Penyaluran Tahap I ke RKM telah diverifikasi.
jumlah lokasi yang Harus membuka
dan pencairan maka PPK dan Rekening Tim Penarikan dilakukan minimal 2x
akan dikerjakan rekening baru dan tidak
Tim Pelaksana Pelaksana (tidak bisa 1x penarikan)
oleh BPPW atas nama pribadi menandatangani Kontrak

*) Catatan:
- Pembuatan rekening
dapat dikoordinir
oleh BPPW untuk
9 8 7 6
mempermudah
administrasi. Penutupan Buku Pembuatan Pelaporan Tim Pelaksana Penyaluran Dana Tahap II
- Setiap melakukan
Rekening Penggunaan Dana melakukan Pencairan
penarikan diwajibkan Penyaluran dana tahap II ke
berdasarkan RPDB Setelah seluruh Setelah dilakukan Tahap II (30%) rekening Tim Pelaksana.
- Penarikan dilakukan pekerjaan selesai, penarikan 100% maka Dapat dilakukan jika pekerjaan
oleh 2 personil Tim diwajibkan untuk dibutuhkan Laporan fisik mencapai 60% dan LPj
Pelaksana diketahui menutup rekening agar Penggunaan Dana (LPD)
TFL, serta disetujui
tahap I telah diberikan ke PPK.
tidak banyak rekening yang turut dilampirkan
oleh Fasprov dan Penarikan dilakukan minimal
pasif di Bank dalam LPj
PPK 2x
Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4 Perekrutan Tenaga 5 Peningkatan


Kapasitas Teknis
Pemastian Penyiapan Tim Perekrutan
Fasilitator Lapangan Pendamping
Komitmen dari LPK Monev dan Fasilitator Provinsi
oleh BPPW Lapangan oleh
Pelaporan oleh BPPW
Tim Monev dan Direktorat Sanitasi dan
dilakukan melalui Pelaporan dibentuk dan BPPW
penyiapan surat: ditetapkan oleh BPPW
1. kesediaan LPK untuk memberikan
setempat untuk dukungan terhadap
membentuk Tim pelaporan dan
Pelaksana dan pengawasan teknis
melaksanakan pelaksanaan kegiatan.
kegiataan Tim dapat berasal dari
penyediaan internal BPPW, dan
2. kesediaan LPK dapat melibatkan
menerima sarana
dan prasarana
sanitasi yang telah
Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) teknis 7 Sosialisasi di 6 Penandatanganan
terkait, termasuk Kanwil Lingkungan LPK Kontrak Kerja Fasprov
dibangun. Agama Provinsi, maupun
melakukan operasi
dan TFL
Kemenag sebagai dasar kerja dalam
dan pemeliharaan Kota/Kabupaten
(OP) serta bersedia proses pendampingan
untuk menyerahkan kegiatan
mekanisme
pelaksanaan
pengadaan kepada *) Catatan:
BPPW - Perekrutan Fasilitator berasal dari tenaga pendamping di Tahun 2021 yang
memiliki penilaian minimal baik, berdasarkan hasil penilaian dari BPPW.
Tahap Perencanaan

1 Pembentukan Tim Pelaksana 2 Pembentukan Tim Pengelola


dilakukan berdasarkan keputusan
3 Penyesuaian DED oleh TFL di
BPPW dilakukan dengan
dari pihak pengurus LPK. Tim mempertimbangkan kondisi
Pengelola tidak hanya eksisting di lapangan namun
dikhususkan untuk dapat tetap memperhatikan spesifikasi
mengelola kegiatan penyediaan teknis minimal yang telah
sarana prasarana sanitasi saja ditetapkan oleh Direktur Jenderal
namun juga sarana terbangun Cipta Karya
yang berasal dari kegiatan lain.
Tim Pengelola dibentuk melalui
Surat Keputusan Ketua/Pengurus
LPK
Penyusunan Rencana Kerja
4 Masyarakat (RKM) oleh Tim
Pelaksana dibantu oleh TFL dan
diverifikasi oleh Fasprov
Pembentukan Tim Pelaksana
dilaksanakan pada rembug di
lingkungan LPK yang berasal dari
pengurus LPK. Tim dibentuk melalui
Surat Keputusan (SK) Kuasa 5 Penandatanganan Kontrak
Kerja PPK dengan Tim
Pengguna Anggaran (KPA) BPPW Pelaksana
Tahap Pelaksanaan [1/2]

1 Tahap Persiapan Konstruksi 2 Pelaksanaan Konstruksi 3 Addendum dan Amandemen


Kontrak

Pengadaan barang dan jasa di Apabila terdapat perbedaan antara


1. Memeriksa atau memastikan
tingkat masyarakat adalah kondisi lapangan pada saat
kembali jadwal pelaksanaan
Peraturan Presiden Nomor 12 pelaksanaan dengan gambar
yang telah disusun di dalam
Tahun 2021 tentang Perubahan dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
RKM, disesuaikan dengan kondisi
atas Peraturan Presiden Nomor 16 ditentukan dalam dokumen RKM
saat ini jika memang diperlukan
Tahun 2018 tentang Pengadaan bagian dari kontrak.
penyesuaian kembali;
2. Mengidentifikasi pekerjaan dan Barang/Jasa Pemerintah, serta
turunannya yaitu Peraturan Perubahann kontrak harus
tenaga pelaksana pembangunan
Lembaga Kebijakan Pengadaan dilengkapi dengan justifikasi teknis,
seperti: tenaga terampil yang
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 3 serta telah diverifikasi oleh Fasprov
dibutuhkan dalam hal ini adalah
Tahun 2021 tentang Pelaksanaan dan disetujui oleh PPK Sanitasi.
pekerja untuk tahapan
pembangunan; dan Swakelola.
3. Membentuk tim pekerja
konstruksi. pelaksanaan konstruksi mengacu
pada Rencana Kerja dan Syarat-
Pada tahap persiapan konstruksi syarat (RKS)
harus dilakukan penguatan kapasitas
oleh TFL terhadap pekerja, Tim
Pelaksana, Tim Pengelola.
Tahap Pelaksanaan [2/2]

4 Commisioning Test
5 Serah Terima

Dilakukan oleh pihak Tim Pelaksana Serah terima terdiri dari serah terima pekerjaan dan serah terima
didampingi oleh TFL dan Fasprov memastikan pengelolaan.
bahwa seluruh pekerjaan terselesaikan
dengan baik sesuai dengan RKM yang telah
ditetapkan sebelumnya
A. Kegiatan serah terima pekerjaan dilakukan dengan
penandatanganan Berita Acara serah terima yang
ditandatangani antara Tim Pelaksana selaku penerima
1. Jika sarana terbangun selesai sesuai bantuan penyediaan sarana prasarana sanitasi di LPK dan
dengan RKM dan dapat berfungsi dengan PPK Sanitasi selaku pemberi pekerjaan, dan diketahui olej
baik, maka Tim Pelaksana segera KPA. Pada saat proses serah terima pekerjaan, status
melaporkan kepada Satker/PPK untuk rekening bank Tim Pelaksana sudah harus ditutup.
mengagendakan kegiatan serah terima
sarana dari Tim Pelaksana kepada
pemberi pekerjaan tugas yaitu PPK Balai
B. Kegiatan serah terima pengelolaan dilakukan oleh KPA
kepada pihak LPK, dengan diketahui dan ditandatangani oleh
Prasarana Permukiman Wilayah untuk Kemenag Agama Kab/Kota.
kemudian diserahkan kepada pihak LPK
yang difasilitasi oleh TFL;
2. Jika sarana belum dapat berfungsi dengan
baik maka Tim Pelaksana bersama
masyarakat akan segera memperbaiki
sarana tersebut.
Tahap Paska Konstruksi

1. Sosialisasi SOP MCK dan PHBS


• SOP Operasional MCK disusun oleh TFL. Sosialisasi ini diperlukan pemahaman tentang
cara penggunaan dan pengelolaan sarana agar tetap berfungsi dengan baik melalui
sistem dan mekanisme operasi dan pengelolaan yang baik.
• Sosialisasi PHBS. Sosialisasi ini diberikan agar kedepan warga di lingkungan LPK dapat
menerapkan PHBS sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

2. Pengelolaan sarana dan prasarana oleh Tim Pengelola dengan melakukan langkah-langkah:
• Melakukan pemantauan rutin/berkala untuk mengetahui dan memastikan kondisi
prasarana dan sarana berjalan dengan baik;
• Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan dan
pengelolaan yang baik;
• Melakukan rehabilitasi tepat waktu;
• Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala;
• Melakukan pengelolaan sesuai Standard Operating Procedure.
• Menginformasikan penggunaan dana operasional dan pemeliharaan.
METODE
KONTRAKTUAL
Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK

KONTRAKTUAL

PENGADAAN
LANGSUNG (MAKSIMAL
Pilihan metode kontraktual manapun, pihak LPK perlu
PAGU RP 200 JUTA)
menyampaikan surat pernyataan siap dan bersedia menerima
barang/jasa sarana dan prasarana sanitasi, serta
mengutamakan penyerapan tenaga kerja dan material
TENDER UMUM setempat semaksimal mungkin.
(PAGU > RP 200 Juta)
Organisasi Pelaksana Kegiatan Sanitasi LPK
Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

1 2 3 4
Pemastian Penyiapan Tim Perekrutan Konsultan Penandatanganan
Komitmen dari LPK Teknis, Monev dan Individual Pelaksanaan (KI) Kontrak Kerja KI
dilakukan melalui Pelaporan KI Pelaksana direkrut dalam rangka Pelaksana sebagai dasar
penyiapan surat Tim Teknis dibentuk dan membantu PPK Sanitasi BPPW dalam kerja dalam proses
pernyataan dari LPK ditetapkan oleh BPPW penyelenggaraan kegiatan penyediaan
pendampingan kegiatan
setempat yang berisikan untuk memberikan sarana dan prasarana sanitasi LPK dan
bahwa LPK siap dan dukungan terhadap menyampaikan laporan ke Konsultan
bersedia menerima manajemen pelaporan Tingkat Pusat (Konsultan Manajemen
barang/jasa sarana dan dan pengawasan teknis Teknis) dan PPK Sanitasi
prasarana sanitasi yang yang berasal dari
telah dibangun oleh internal BPPW, dan
BPPW, bersedia untuk dapat melibatkan
melakukan operasi dan Organisasi Perangkat
pemeliharaan (OP) Daerah (OPD) teknis Kualifikasi dan Kriteria KI Pelaksanaan
melalui penyediaan terkait, termasuk Kanwil
dana OP dan Agama Provinsi, maupun a. Berusia maksimal 50 tahun, pada saat memasukkan lamaran pekerjaan;
pembentukan Tim Kemenag b. Pendidikan minimal S1 Teknik, diutamakan Teknik Sipil/Teknik Lingkungan/Teknik
Pengelola serta bersedia Kota/Kabupaten Arsitektur;
untuk menyerahkan c. Memiliki pengalaman dalam bidang perencanaan bangunan sederhana minimal 2 (dua)
mekanisme pelaksanaan tahun;
pengadaan kepada d. Memiliki kemampuan penyusunan Rencana Teknik Rinci (RTR) termasuk gambar teknis,
BPPW Rencana Anggaran Biaya (RAB), menyusun analisis dan spesifikasi teknis aspek struktur,
mekanikal, dan arsitektur;
Tahap Perencanaan

1 Penyesuaian Desain 2 Proses pemilihan 3 Proses Pemilihan penyedia 4


oleh KI jasa konsultan supervisi Penanda-
penyedia jasa
Pelaksanaan di tanganan
konstruksi yang akan
BPPW dilakukan dengan mengacu pada Permen Kontrak
melaksanakan
PUPR Nomor 14 Tahun 2020. Untuk Kerja
pembangunan sarana mekanisme pengadaan langsung, dapat
dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi
prasarana sanitasi di dilakukan sesuai kebutuhan dimana
a. Penyedia Jasa
LPK pelaksana supervisi dapat dilakukan oleh
eksisting di lapangan dan juga Konstruksi
konsultan supervisi perseorangan
beberapa hal lainnya, dengan b. Konsultan
(konsultan individual supervisi) atau
tetap memperhatikan didasarkan pada Permen PUPR Supervisi
penyedia jasa konsultansi supervisi.
spesifikasi teknis desain Nomor 14 Tahun 2020 yang Apabila menggunakan konsultan supervisi
prototipe yang terdapat dalam didalamnya telah dijelaskan perseorangan, 1 orang akan mengawasi 2
Petunjuk Teknis tentang pemilihan melalui metode unit. Jika menggunakan konsultan badan
pengadaan langsung, tender usaha, 1 badan usaha akan mengawasi
umum. Untuk PPK Sanitasi antara 4 - 8 unit (menyesuaikan dengan
khususnya di wilayah Pulau Jawa anggaran yang tersedia).
dapat memilih penyedia jasa yang
terdapat pada e-katalog: https://e-
katalog.lkpp.go.id
Tahap Pelaksanaan [1/2]

1 Tahap Persiapan Konstruksi 2 Pelaksanaan Konstruksi 3 Commissioning Test

Kegiatan commissioning test dituangkan dalam


Tahapan persiapan konstruksi pelaksanaan konstruksi mengacu bentuk Berita Acara yang ditandatangani oleh
meliputi penyiapan lahan mulai dari pada Rencana Kerja dan Syarat- Penyedia Jasa disetujui oleh KI
pembersihan lahan, pemasangan syarat (RKS) Pelaksanaan/Tim Teknis, Monev dan Pelaporan
bouwplank dan penyiapan lainnya serta disaksikan oleh pihak LPK, khususnya
termasuk peletakan material yang oleh Tim Pengelola
aman dan tidak mengganggu akses
pada saat proses pelaksanaan. Uji fungsi/commissioning test terdiri dari:
Diharapkan seluruh material telah 1. Uji fungsi aliran untuk bangunan atas
tersedia di lokasi. dapat dilakukan pada saat bangunan sudah
selesai 100%. Uji fungsi aliran ini
dilakukan untuk memastikan aliran air yang
dimulai dari menara air ke kran air di
bangunan atas sampai dengan aliran air
dari floor drain kamar mandi, kloset,
tempat wudhu, tempat cuci dan cuci
tangan, mengalir sampai dengan inlet
IPALD;
2. Uji fungsi untuk bangunan bawah (IPALD)
meliputi uji kebocoran dan aliran air dalam
IPAL sebelum pemasangan filter dan
pemasangan penutup IPALD.
Tahap Pelaksanaan [2/2]

4 Serah Terima

Setelah pekerjaan konstruksi selesai maka selanjutnya adalah proses serah terima.
Serah terima terdiri dari serah terima pekerjaan dan serah terima BMN.

A. Kegiatan serah terima pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dilakukan dengan penandatanganan Berita Acara
serah terima yang ditandatangani antara Penyedia Jasa (selaku pelaksana bantuan penyediaan sarana dan prasarana
sanitasi di LPK) dan PPK Sanitasi selaku pemberi pekerjaan, diketahui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Balai
Prasarana Permukiman Wilayah.

Setelah serah terima pekerjaan, maka dilanjutkan dengan serah terima Barang Milik Negara (BMN). Namun, pada
B. masa pemeliharaan sampai dengan Final Hand Over (FHO), kegiatan perbaikan sarana dan prasarana sanitasi
terbangun masih merupakan tanggung jawab penyedia jasa. Selain itu, Tim Teknis, Monev, dan Pelaporan juga masih
memiliki kewajiban untuk mengawasi masa pemeliharaan tersebut.

Tujuan dilakukan serah terima BMN adalah agar sarana dan prasarana sanitasi terbangun dapat segera difungsikan.
Serah terima pengelolaan diserahkan oleh KPA kepada pihak LPK, dengan diketahui dan ditandatangani oleh
Kemenag Agama Kab/Kota.
Ketentuan Pelaksanaan
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di LPK (Kontraktual)

1. Pelaksanaan Kontraktual mengikuti Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2020


tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia dan Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Penyedia.
2. Ketentuan Uang Muka
Terdapat beberapa ketentuan yang diperlukan untuk penetapan uang muka yaitu:
 Paling rendah 50% (lima puluh persen) dari nilai kontrak untuk Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;
 Paling rendah 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak untuk Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah atau besar;
 Ketentuan lain terkait pemberian uang muka sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Ketentuan Pemilihan Penyedia Jasa khususnya di pulau jawa dapat dilakukan melalui e-
katalog.
4. Ketentuan Konsultan supervisi:
 Konsultan supervisi perseorangan, 1 orang akan mengawasi 2 unit.
 Konsultan badan usaha akan mengawasi antara 4 - 8 unit (menyesuaikan dengan
anggaran yang tersedia).
PROTOTIPE DESAIN
BANGUNAN ATAS
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TERKAIT DESAIN PROTOTIPE

1. Desain prototipe untuk sarana dan prasarana MCK dan instalasi pengolahan air limbah domestik yang meliputi
Detail Engineering Design, Bill of Quantity (BoQ), dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, desain prototipe dapat dilakukan penyesuaian apabila tidak
sesuai dengan keadaan lokasi, bahan bangunan dan pelaksanaan di lapangan.
3. BoQ dan RKS yang tertera dalam Buku Desain Prototipe merupakan BoQ untuk pelaksanaan dengan
mekanisme kontraktual.
4. Penyusunan BoQ mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
5. BoQ dan RKS harus disesuaikan sesuai dengan harga satuan kab/kota dan ketersediaan material setempat
dan dituangkan dalam dokumen DED yang telah disesuaikan oleh KI Pelaksanaan.
JENIS PRASARANA YANG
DIBANGUN
Bangunan
Bilik Tempat Tempat Pengolahan
Bilik Tempat
Toilet Cuci Cuci Air Limbah
Mandi Wudhu
Tangan Pakaian

Desain Prototipe MCK Desain Prototipe MCK


Pria Wanita
6 Bilik: 6 Bilik:
∙ 2 bilik mandi ∙ 2 bilik mandi
∙ 1 bilik kakus ∙ 1 bilik kakus 30
∙ 3 bilik gabungan mandi dan kakus ∙ 3 bilik gabungan mandi dan kakus
PROTOTIPE DESAIN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
ALTERNATIF TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

No Uraian IPAL Non-Pabrikasi IPAL Pabrikasi

1 Volume Bangunan 1 Unit: 27,02 m³ Sesuai Desain

2 Kapasitas Pengolahan 1 Unit 100 Jiwa (10 m³/hari) 100 Jiwa (10 m³/hari)

3 Kualitas Pengolahan Memenuhi Baku Mutu sesuai Permen LHK Memenuhi Baku Mutu sesuai Permen LHK
P.86 Tahun 2016 P.86 Tahun 2016
4 Proses Pengolahan Pengendap, Anaerobik Filter dan Sudah Tersertifikasi Puslitbangkim
Desinfektan (Dit.Bina Teknik)
5 Periode Pengurasan 1 Tahun Max 1 Tahun

6 Mutu Beton K 225 K 225 (casing)


PARAMETER DESAIN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Perhitungan Kapasitas Pengolahan
Perhitungan Kapasitas Pengolahan
• Jumlah Pengguna: 100 jiwa
• Jumlah Pengguna: 100 jiwa
• Faktor Keamanan: 1,3
• Faktor Keamanan: 1,3
• Kebutuhan air bersih: 120 liter/orang/hari
• Kebutuhan air bersih: 120 liter/orang/hari
• Total timbulan air limbah domestik: 80% dari kebutuhan air bersih = 80% x 120 liter/orang/hari
• Total timbulan air limbah domestik: 80% dari kebutuhan air bersih = 80% x 120 liter/orang/hari
• = 96 liter/orang/hari
• = 96 liter/orang/hari
• Timbulan air limbah domestik di MCK (dari kegiatan mandi, cuci, kakus, cuci tangan dan wudhu) = 80% x 96
• Timbulan air limbah domestik di MCK (dari kegiatan mandi, cuci, kakus, cuci tangan dan wudhu) = 80% x 96
liter/orang/hari = 76,8 liter/orang/hari
liter/orang/hari = 76,8 liter/orang/hari
• Timbulan air limbah domestik di MCK per hari
• Timbulan air limbah domestik di MCK per hari
= 76,8 liter/orang/hari x 100 jiwa x 1,3 = 9.984 liter/hari
= 76,8 liter/orang/hari x 100 jiwa x 1,3 = 9.984 liter/hari
= 9,984 m3/hari ~ 10 m3/hari
= 9,984 m3/hari ~ 10 m3/hari

Tabel 1. Karakteristik Influen Air Limbah Domestik


Tabel 1. Karakteristik Influen Air Limbah Domestik
Karakteristik Influen
Baku Mutu Efluen
Satuan Referensi
Parameter (PermenLHK No.
Besaran
P.68/2016)
Air limbah yang diolah adalah greywater +
BOD 30 190 mg/L
Metcalf & Eddy 4th Edition, 2003 blackwater yang dihasilkan dari kegiatan
COD 100 430 mg/L
(Karakteristik Sedang) mandi, cuci, kakus, wudhu, dan cuci tangan
TSS 30 210 mg/L
mg/L US EPA, Wastewater Treatment dengan kapasitas pengolahan 10 m3/hari
Ammonia 5 7
Design Manual
Minyak & mg/L
10 15 Bodkhe, S, 2009
Lemak
jumlah/100 Metcalf & Eddy 4th Edition, 2003
Total Coliform 3000 106
mL (Karakteristik Rendah)
Debit 100 76,8 L/o/hari Perhitungan
PARAMETER DESAIN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
(IPAL NON-PABTIKASI) [1/2]

Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain bangunan pengolahan air limbah domestik
Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain bangunan pengolahan air limbah domestik
antara lain:
antara lain:
1. Hydraulic Retention Time (HRT)/ Waktu Tinggal
1. Hydraulic Retention Time (HRT)/ Waktu Tinggal
Dalam bangunan IPAL non-pabrikasi ini pendekatan waktu tinggal yang digunakan adalah dengan aliran rata-rata air limbah
Dalam bangunan
domestik dalam 1 hariIPALatau
non-pabrikasi
24 jam. ini pendekatan waktu tinggal yang digunakan adalah dengan aliran rata-rata air limbah
domestik dalam 1 hari atau 24 jam.
2. Organic Loading Rate /Laju Beban Organik
2. Organic
Kandungan Loading
organik Rate /domestik
air limbah Laju BebanyangOrganik
biasa dinyatakan dalam kg BOD/hari.
Kandungan organik air limbah domestik yang biasa dinyatakan dalam kg BOD/hari.
3. Hydraulic Loading / Beban Hidrolis
3. Hydraulic
Dinyatakan Loading
sebagai volume / Beban Hidrolis
air buangan yang dapat diolah per satuan waktu persatuan luas permukaan media.
Dinyatakan sebagai volume air buangan yang dapat diolah per satuan waktu persatuan luas permukaan media.
4. Media Filter
4. Media
Hal-hal yangFilter
perlu diperhatikan dalam memilih media filter, antara lain: Beberapa contoh media filter yang dapat digunakan
Hal-hal yangLuas perluPermukaan
diperhatikan dalamBesar
memilih media mfilter, 3antara lain: antara lain:
a.Mempunyai Spesifik (150-240 2
/m ) Tabel 2. Alternatif Jenis Media Filter
a.MempunyaiFraksi
b.Mempunyai Luas Volume
Permukaan Spesifik
Rongga TinggiBesar (150-240 m 2/m3)
c.b.Mempunyai
Dibuat dari bahanFraksiyang
Volume
tidakRongga
mudah Tinggi
rusak terendam dalam air
d.Mempunyai kekuatan mekaniknya yangrusak
c. Dibuat dari bahan yang tidak mudah baik terendam dalam air
d.Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik
e.Ringan
f. e.Ringan
Fleksibilitas
f. Fleksibilitas mudah
g.Pemeliharaan
g.Pemeliharaan
h.Reduksi Cahaya mudah
Catatan
i. h.Reduksi Cahaya(wetability)
Sifat Kebasahan Pemilihan jenis media filter dapat disesuaikan dengan
i. Sifat Kebasahan (wetability)
kebutuhan dan ketersediaan material di lapangan.
PARAMETER DESAIN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
(IPAL NON-PABTIKASI) [2/2]

7. Desinfektan
7. Desinfektan
Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin, dengan waktu kontak minimal 4 menit.
Jenis desinfektan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tablet klorin, dengan waktu kontak minimal 4 menit.
8. Target Efluen Pengolahan
8. Target Efluen Pengolahan
Untuk pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan IPAL Non-Pabrikasi diperkirakan efluen pengolahan sebagai
Untuk pengolahan air limbah domestik dengan menggunakan IPAL Non-Pabrikasi diperkirakan efluen pengolahan sebagai
berikut:
berikut:
Tabel 3. Target Efluen Air Limbah Domestik
Tabel 3. Target Efluen Air Limbah Domestik
Efisiensi Efluen Efisiensi Efluen Efisiensi Efluen
Baku Mutu (%) (mg/L) (%) (mg/L) (%) (mg/L)
(Permen Influen
Parameter
LHK No (mg/L)
Sedimentasi Anaerobic Filter Desinfeksi
P.68/2016)

BOD 30 190 25 142,5 80 28,5 0 28,5


COD 100 430 20 344 80 68,8 0 68,8
TSS 30 210 60 84 80 16,8 0 16,8
Ammonia 5 7 0 7 30 4,9 0 4,9
Minyak &
10 15 60 6 0 6 0 6
Lemak
Total Coliform
jumlah/ 100 3000 106 50 500000 90 50000 99 500
mL
DESAIN PROTOTIPE IPAL NON-PABRIKASI
DESAIN PROTOTIPE IPAL NON-PABRIKASI
DESAIN PROTOTIPE IPAL NON-PABRIKASI
CONTOH DESAIN IPAL PABRIKASI
Parameter Desain IPAL Pabrikasi
Parameter Desain IPAL Pabrikasi
• Kapasitas debit pengolahan air limbah domestik minimal 10 m 3/hari;
• Kapasitas debit pengolahan air limbah domestik minimal 10 m 3/hari;
• Mampu memenuhi baku mutu efluen sesuai dengan Permen LHK No. P.68 Tahun 2016 untuk karakteristik influen
• Mampu memenuhi baku mutu efluen sesuai dengan Permen LHK No. P.68 Tahun 2016 untuk karakteristik influen
seperti yang tertera pada tabel 1;
seperti yang tertera pada tabel 1;
• Wajib tersertifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perumahan dan Permukiman Kementerian
• Wajib tersertifikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perumahan dan Permukiman Kementerian
PUPR (Direktorat Bina Teknik);
PUPR (Direktorat Bina Teknik);
• Wajib menggunakan casing beton bertulang untuk menghindari longsor atau kebocoran;
• Wajib menggunakan casing beton bertulang untuk menghindari longsor atau kebocoran;
• Penyedotan lumpur yang dihasilkan dari pengolahan air limbah domestik di IPAL Pabrikasi dilakukan maksimal 1
• Penyedotan lumpur yang dihasilkan dari pengolahan air limbah domestik di IPAL Pabrikasi dilakukan maksimal 1
(satu) kali dalam setahun.
(satu) kali dalam setahun.
Pelaporan
No. Pelaporan Penyusun Diserahkan ke- Bentuk Form dan Jadwal
1. Laporan Bulanan Penyedia Barang/Jasa Satker/Balai (Tim Laporan Bulanan (Word),
Pelaporan Kegiatan
Teknis, Monev dan deadline:
dilakukan dengan
Pelaporan)
memanfaatkan sistem Tanggal 27 setiap bulan
Satker/Balai (Tim Teknis, Konsultan Manajemen
informasi yang tersedia, (Penyedia Barang/Jasa)
Monev dan Pelaporan) Teknis
yaitu E-monitoring dan Tanggal 30 setiap bulan (Tim
SIM IBM Sanitasi. Konsultan Manajemen Satgas IBM Bidang Monev dan Pelaporan)
Teknis Sanitasi
Dalam melakukan 2. Laporan Penyedia Barang/Jasa Satker/Balai (Tim ∙ Form Progres Tahapan
pelaporan digunakan 2 Mingguan Teknis, Monev dan Kegiatan
  ∙ Form Kemajuan
(dua) form pelaporan Pelaporan)
  Penyerapan Kegiatan
berupa:  
  ∙ Dokumentasi
Form Progres Tahapan
Setiap Senin pukul 12.00
Kegiatan dan Form
WIB setiap minggu
Kemajuan Penyerapan
Kegiatan Satker/Balai (Tim Teknis, Konsultan Managemen Form Rekapitulasi Provinsi
Monev dan Pelaporan) Teknis
Kedua form tersebut Setiap Selasa pukul 12.00 WIB
setiap minggu
dapat dijadikan acuan
sebagai data pada Konsultan Managemen Satgas IBM Bidang Rekapitulasi Laporan
Laporan Mingguan dan Teknis Sanitasi Mingguan
Bulanan Setiap Rabu pukul 12.00 WIB
setiap minggu
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai