Anda di halaman 1dari 60

4

SEMINAR PRATAMA
PENDIDIKAN PARIWISATA
Pertemuan 04 : Budaya Indonesia dan Budaya Akademik

Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si.


ghoitsa.rohmah@upi.edu

Ilma I. Pratiwi, SE, MPPar


Ilma.indriasri@upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


2020
1
AGENDA

1. Budaya dan Pariwisata


2. Pelestarian dan Pemajuan Budaya
3. Budaya dan Etika Akademisi
4. Pedoman Perilaku Mahasiswa UPI
5. Tugas Pertemuan 4

P1 - Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si.


Budaya dan
Pariwisata

P1 - Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si.


Definisi

 1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa,


karsa, dan hasil karya masyarakat.
 Kebudayaan Nasional Indonesia adalah keseluruhan proses dan hasil
interaksi antar-Kebudayaan yang hidup dan berkembang di Indonesia.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Ragam Budaya Indonesia

 Bahasa daerah
 Rumah adat
 Pakaian adat
 Tradisi
 Kesenian
 Kepercayaan

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
10 Warisan Budaya Indonesia yang Diakui
Internasional

 Wayang Kulit
 Keris
 Batik
 Gamelan
 Angklung
 Upacara adat Sekaten
 Lumpia
 Tari Saman Gayo
 Tas Noken
 Sistem pertanian subak

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Benda Cagar Budaya

 Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa


Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar
Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya
karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan.
 Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan
manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan
atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang
memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah
perkembangan manusia.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Dampak Sosial Budaya (Cohen)

 Dampak antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas termasuk tingkat otonomi dan
ketergantungan
 Dampak terhdap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat
 Dampak terhadap dasar organisasi / kelembagaan social
 Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata
 Dampak terhadap ritme kehidupan social masyarakat
 Dampak terhadap pola pembagian kerja
 Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas social
 Dampak terhadap distribuso pengaruh dan kekuasaan
 Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan social
 Dampak terhdap kesenian dan adat istiadat
P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Faktor yang mempengaruhi dampak social-
budaya pariwisata
 Jumlah wisatawan pariwisata oleh masyarakat lokal
 Tipe wisatawan  Perilaku Lembaga pemerintah terhadap pariwisata
 Tahap perkembangan pariwisata  Kepercayaan-kepercayaan masyarkat lokal dan kekuatan dan
kepercayaan tersebut
 Perbedaan tingkat perkembangan ekonomi antara negara asal
wisatawan dengan negara penerima  Keterbukaan terhadap berbagai kekuatan yang mempengaruhi
perubahan teknologi, social dan budaya
 Perbedaan norma budaya antara negara asal wisatawan dengan
negara penerima  Kebijakan dalam penyebaran wisatawan
 Ukuran fisik wilayah DTW, yang mempengaruhi kepadatan  Pemasaran dan citra yang dibentuk lewat pemasaran terhadap
wisatawan DTW
 Jumlah penduduk luar daerah (migran) yang melayani  Homogenitas masyarkat penerima
kebutuhan pariwisata  Aksesibilitas DTW
 Besar kecilnya pembelian barang-barang property oleh  Kekuatan awal dari tredisi berkesenian, cerita rakyat, legenda
wisatawan
dan sifat tradisi
 Tingkat penguasaan atau kepemilikan property dan fasilitas
P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
PARIWISATA DAN DEGRADASI BUDAYA

 Untuk daerah-daerah yang memiliki daya Tarik budaya yang kental seperti Bali contohnya, kegiatan
pariwisata selain memberikan nilai ekonomi tapi juga mengancam pelestarian budaya.
 Dari sisi social ekonomi, orang berpindah mata pencaharian yang mungkin tadinya agraris lalu ke
pariwisata, sehingga akan ada kemungkinan menghilangnya kemampuan agraris pada masyarkat bali
 Dari sisi keterampilan missal perajin ukir atau penari, yang tadinya melakukan kegiatan berkesenian sebagai
bagian dari ritual keagamaan kini untuk memenuhi kebutuhan wisatawan sehingga esensi dari kegiatan
menjadi bergeser
 Pengaruh wisatawan pada gaya hidup orang lokal

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Komersialisasi Budaya (Curtural
Commocitization) Dalam Pariwisata
 Perampasan warisan budaya dijadikan suatu komoditi untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan
 Pemalsuan tradisi asli diubah untuk memenuhi harapan wisatawan
 Pelecehan terhadap upacara agama yang dijadikan pertunjukan komersial
 Hilangnya nilai-nilai yang dapat menimbulkan anomi umum masyarakat
 Degree of Cultural Functionality (Jean Luc Maurer) empat kriteria untuk menilai dampak social-budaya pariwisate
terhadap masyarkat penerima. Masyarakat harus bisa melihat Batasan ruang linkup produksi budaya yang berbeda
antara sesuatu yang sacral dan konsumsi wisatawan.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Involusi Budaya

 Peningkatan jumlah wisatawan, bukannya merusak budaya malahan akan memperkuat ikatan orang Bali terhadap
tradisi budayanya (McKean, 1973)
 Uang dari kegiatan pariwisata merangsang orang untuk memperhatikan ebrbagai tradisi yang terancam punah,
sambil menggalakkan kreativitas seni budayanya.
 Rasa kagum pengunjung asing memperkuat jadi diri berikut kebudayaan Bali, pariwisata mempunyai andil yang
besar dalam pelestariannya dan pemanfaatannya
 Orang ingin menjadi modern sekaligus melestarikan budayanya, dan untuk itu mereka membutuhkan uang pada
wisatawan yang merupakan wahana modenisasi, tertarik pada suatu destinasi wisata karena budaya.
Mengakibatkan terdorongnya pelestarian budaya di suaru daerah sejalan dengan kebutuhan ekonomi.
 Ada proses transaksional : wisatawan mendapatkan pengalaman estetis, masyarakat mendapat sumber penghasilan
tambahan yang bisa digunakan untuk pelestarian.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Dampak Sosial Budaya Dalam Pariwisata

 Dampak ekonomi pariwisata secara garis besar menguntungkan, dampak social sebagian besar tidak
menguntungkan, sedangkan dampak terhadap lingkungan adalah campuran keduanya (Mathieson & Wall
1982:185, dalam Picard 2006:157)
 World Tourism Conference di Manila tahun 1980 merumuskan pariwisata telah mengambil suatu dimensi kurtural
dan moral yang harus dilindungi terhadap segala distorsi negative yang diakibatkan factor-factor ekonomis.
 Organisasi-organisasi pariwisata hendaknya tidak hanya memanfaatkan warisan budaya dan alam yang tersedia
demi tujuan pariwisata, serta menyebarluaskan informasi dan melakukan promosi, tapi juga wajib berperan dalam
perlindungan dan pemugaran warisan tersebut, termasuk dengan mengambil tindakan untuk mengurangi sebisanya
dampak negative yang menyertai kegiatan pariwisata (WTO 1985:13)

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pembinaan Kebudayaan dan Pengembangan
Kepariwisataan
 Bagaimana bisa mengadakan pembinaan kebudayaan dalam perkembangan kepariwisataan yang sangat pesat, dan
bagaimana pembinaan kebudayaan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perkembangan kepariwisataan untuk
kesejahteraan masyarakat. Bagaimana kebudayaan dapat memanfaatkan perkemabgna pariwisata untuk pembinaan
kebudayaan.
 Ciri khas wisata bduaya di Bali adalah orang Bali tidak merasa puas dengan hanya menawarkan kepada tamu
mereka atraksi buatan. Berbeda dengan apa yang terjadi di daerah tujuan wisata lainnya, seperti Hawaii. Dimana
budaya lokal dalam keadaan kurang lestari. <- teori authenticity ini tourism

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pembinaan Kebudayaan dan Pengembangan
Kepariwisataan
 Bagaimana bisa mengadakan pembinaan kebudayaan dalam perkembangan kepariwisataan yang sangat pesat, dan
bagaimana pembinaan kebudayaan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perkembangan kepariwisataan untuk
kesejahteraan masyarakat. Bagaimana kebudayaan dapat memanfaatkan perkemabgna pariwisata untuk pembinaan
kebudayaan.
 Ciri khas wisata bduaya di Bali adalah orang Bali tidak merasa puas dengan hanya menawarkan kepada tamu
mereka atraksi buatan. Berbeda dengan apa yang terjadi di daerah tujuan wisata lainnya, seperti Hawaii. Dimana
budaya lokal dalam keadaan kurang lestari. <- teori authenticity ini tourism

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pelestarian dan
Pemajuan Budaya
1
Pemajuan Kebudayaan

UUD 1945 Pasal 32:


Pemerintah atau negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia, pemerintah
atau negara

Bersama dengan masyarakat pendukung kebudayaan bergerak memajukan


kebudayaan bangsa. Amanat memajukan itu selanjutnya dijabarkan ke dalam
bentuk langkah kebijakan yang bersifat pelestarian tetapi tidak diartikan tetap
seperti keadaan semula.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
1
UU No 5 Tahun 2017 Tentang
Pemajuan Kebudayaan

 Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan


kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Objek Pemajuan Kebudayaan

1. tradisi lisan;
2. manuskrip;
3. adat istiadat;
4. ritus;
5. pengetahuan tradisional;
6. teknologi tradisional;
7. sem;
8. bahasa;
9. permainan rakyat; dan
10. olahraga·tradisional

P1 - Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si.


Kegiatan Pemajuan Kebudayaan

 Perlindungan
 Pengembangan
 Pemanfaatan
 Pembinaan

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Perlindungan

 Mencegah dan menanggulangi kerusakan kehancuran


kebudayaan bangsa. Perlindungan terhadap budaya
bentuk benda (tangible) maupun tak benda (intangible)

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pengembangan

 Upaya meningkatkan kualitas dan memperkaya ragam


masing-masing unsur kebudayaan.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pemanfaatan

 Pendayagunaan perwujudan kebudayaan untuk fungsi-


fungsi social, pendidikan, ilmu pengetahuan, pariwisata
dan bagi kebudayaan itu sendiri.

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pembinaan

 Upaya meningkatkan kualitas para pendukung


kebudayaan seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu
dan teknologi dan persaingan global.
 Borderless information
 Transcultural
 Crosscultural

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Budaya dan Etika
Akademik
Pengertian Etika

 Secara etimologis kata etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata Ethos
yang berarti watak kesusilaan atua adat. Kata yang maknanya identic dengan
etika adalah kata moral yang berasal dari Bahasa latin yaitu Mos atau Mores
yang berarti adat atau cara hidup. Etika dan moral sering diartikan sama
dalam pemaknaan kata, tapi berbeda alam pemakaian dan penerapannya.
Etika sering dipakai untuk nilai-nilai sementara moral sering dipakai untuk
perbuatan. Istilah lain dari etika adalah Susila, tata karma dan akhlak.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Etika dan Keilmuan

 Sosiologi
 Antropologi
 Psikologi
 Ekonomi
 Politik
 Hukum

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Apa itu Etika Akademik?
 perilaku baik atau buruk
Etika Akademik dapat diartikan sebagai ketentuan yang menyatakan
dari para anggota sivitas akademika perguruan tinggi, ketika mereka
berinteraksi dalam kegiatan yang berkaitan dengan ranah pempelajaran.
Penegakan etika akademik akan mengarahkan pada terciptanya suasana akademik yang kondusif bagi
perkembangan perguruan tinggi sesuai dengan stadar yang telah ditentukan. Melalui suasana akademik
yang kondusif itulah kemudian akan tercipta adanya perbaikan kualitas hasil pembelajaran secara
berkelanjutan

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Landasan Etika Akademik
 Sikap akademik dipengaruhi oleh tingkat penguasaan ilmu dan luasnya wawasan seseorang. Semakin
tinggi tingkat keilmuan, semakin luas wawasan seseorang. Semakin tinggi tingkat keilmuan yang
dimiliki dan semakin luas wawasan seseorang akan semakin baik akademik seseorang. Perilaku seorang
pakar yang berpengalaman dan lebih kompeten di bidangnya tentunya atau seharusnya memiliki kadar
akademis lebih tinggi ketimbang para mahasiswa baru yang memasuki dunia kampus. Sikap akademik,
dengan demikian, sangat memerlukan penguasaan ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
karena wawasan seseorang dipengaruhi juga oleh pengalaman empirki.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Sikap Akademik
 Perbuatan, perilaku, gerak-gerik yang berdasarkan pada pendirian yang mengandung kearifan dan dilandasi dengan ilmu. Perilaku ini mencirikan anggota masyarkat
akademik dengan anggota masyarakat yang tidak mengecam pendidikan tinggi. Kampus sebagai masyarakat yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge based
society) menuntut perilaku anggota masyarkatnya dijiwai dan didasarkan kepada ilmu pengetahuan yang diikuti dengan kearifan.
 Keingintahuan
 Kritis
 Terbuka
 Obyektif
 Analitis
 Menghargai Waktu
 Bebas dari prasangka
 Tekun dan konsisten
 Berani mempertahankan kebenaran
 Berpandangan kedepan
 Independen
P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
 Kreatif
Ciri Khas Akademisi
 Apresiatif
 Terhadap karya orang lain dengan alasan yang masuk akal
 Agnostik / Tawadhu
 Menganggap dirinya rendah dalam pengetahuan dihadapan alam yang kompleks dan misterius
merupakan hasil dari pengalaman ilmiah yang luas
 Mengakui otoritas
 Setiap menggunakan hasil karya ilmiah orang lain baik dalam penyampaian lisan maupun
tulisan harus dinyatakan penulisnya

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pelanggaran Etika Akademik
 Penyontekjan / Kecurangan Dalam Ujian
 Plagiat
 Perjokian
 Pemalsuan
 Nepotisme
 Diskriminatif

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Budaya Akademik
 cenderung diarahkan pada budaya kampus (campus culture) yang tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan intelektual, tetapi juga kejujuran, kebenaran dan pengabdian kepada kemanusiaan,
sehingga secara keseluruhan budaya kampus adalah budaya dengan nilai-nilai karakter positif.
 merujuk pada cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk dan multikultural yang bernaung dalam
sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas.

KNOWLEDGE – SKILL - ATTITUDE


P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
UU No 2 Tahun 1989 Bab VI Pasal
17 Ayat 1: Kebebasan Akademik
 Kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk secara bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan
akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Tidak merugikan kegiatan akademik perguruan tinggi
 Bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan
norma dan kaidah keilmuan
 Tidak merugikan pribadi lain dan tidak semata-mata untuk memperoleh
keuntungan materi bagi pribadi yang melaksanakannya
 Pelaksanaan kebebasan akademik ini sejalan dengan kebebasan mimbar
akademik

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Sivitas Akademik

Mahasiswa – Dosen - Administrasi


 Tridharma perguruan tinggi:
Pendidikan dan pengajaran
Penelitian

Pengabian kepada masyarakat

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional

 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional

 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,


dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
 (1)  Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
 (2)  Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
 (3)  Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.
 (4)  Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
 (5)  Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat.
 (6)  Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Jalur Pendidikan

 Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya.
 Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
 Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
 Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
 Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya,
aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan Nonformal (1)
 (1)  Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
 (2)  Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.
 (3)  Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan Nonformal (2)
 (4)  Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
 (5)  Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi,
bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
 (6)  Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah
melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan Informal
 (1)  Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri.
 (2)  Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal
dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
 (3)  Ketentuan mengenai pengakuan hasil pendidikan informal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan Jarak Jauh
 (1)  Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
 (2)  Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat
yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
 (3)  Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung
oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan
standar nasional pendidikan.
 (4)  Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan Berbasis Masyarakat
 (1)  Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal
dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan
masyarakat.
 (2)  Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan
evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.
 (3)  Dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara,
masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
 (4)  Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan
sumber daya lain secara adil dan merata dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Jenis Pendidikan

 Pendidikan umum
 Kejuruan
 Akademik
 Profesi
 Vokasi
 Keagamaan
 Dan Khusus

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Perguruan Tinggi dan Etika Akademik

 Perguruan tinggi sebagai masyarakat akademis dengan ciri khasnya menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran kebenaran ilmiah, perilaku segenap sivitas akademikanya dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya akan selalu terikat pada etika-moral. Artinya segala tindakan-tindakan mereka dalam proses
pembelajaran, harus selalu mempertimbangkan nilai-nilai kebaikan dan kenenaran yang dapat diterima
oleh orang banyak, bukan saja di lingkungan perguruan tinggi tersebut.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Etika Dosen dan Dosen Beretika

 Dosen adalah sebuah profesi pilihan yang  secara sadar diambil oleh seseorang yang ingin terlibat dalam
proses mencerdaskan anak bangsa. Untuk itu dosen wajib untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
kualitasnya dalam kerangka melaksanakan Tridharma PT secara berkelanjutan dan bertanggungjawab.
 Etika dosen harus dijabarkan menjadi peraturan atau kontrak kerja yang mengikat, serta diikuti dengan
sanksi akademik maupun kepegawaian bagi mereka yang melakukan pelanggaran.
 Implementasi etika dosen, yaitu dalam kegiatan akademik seorang dosen wajib menghargai dan mengakui
karya ilmiah yang dibuat orang lain (termasuk mahasiswa). Tindakan plagiat yang dilakukan oleh dosen
dalam karya akademik dianggap sebagai penipuan, pencurian dan bertentangan dengan moral akademik.
 Kewajiban utama seorang dosen adalah meningkatkan aspek kognitif dari mahasiswa dengan memberikan
pengajaran, maka ketidakhadiran dosen dalam proses pembelajaran yang terlalu sering tidak hanya
melanggar etika akademik, tetapi juga melanggar peraturan, komitmen, tanggung jawab dan sangat tidak
profesional.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Etika Mahasiswa dan Mahasiswa Beretika

 Mahasiswa sebagai salah satu unsur sivitas akademika yang merupakan obyek dan sekaligus subyek
dalam proses pembelajaran juga perlu memiliki, memahami dan mengindahkan etika akademik
khususnya pada saat mereka sedang berinteraksi dengan dosen maupun sesama mahasiswa yang lain
pada saat mereka berada dalam lingkungan kampus.
 Kegiatan kemahasiswaan seperti pembinaan sikap ilmiah, sikap hidup bermasyarakat, sikap
kepemimpinan dan sikap kejuangan merupakan kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler yang
bertujuan untuk menjadikan mahasiswa lebih kompeten dan profesional. Mahasiswa tidak cukup hanya
memiliki pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), tetapi juga sikap mental (attitude) yang baik.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Pedoman Perilaku
Mahasiswa UPI
Latar Belakang

 Mahasiswa Bagian dari Civitas Akademika dan Masyarakat Ilmiah UPI


 Tridarma Perguruan Tinggi dengan kebebasan Akademik dan mimbar akademik
 UPI Kampus Edukatif, Ilmiah, dan Religius
 Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Kewajiban Mahasiswa

 Mentaati peraturan yang berlaku


 Memelihara seluruh sarana dan prasarana
 Toleransi terhadap kemajemukan masyarakat kampus
 Menjaga nama baik dan kehormatan UPI
 Menjunjung tinggi jati diri bangsa

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Sikap Hidup Mahasiswa

  Orientasi pada kebermanfaatan sebagai pengabdian diri pada Tuhan YME


  Bersikap optimis, aktif, kreatif, dan demokratis terhadap perkembangan IPTEKS
  Menjauhkan diri dari sikap rendah diri, arogan, apriori pada pendapat orang
  Tidak Pesimistik dalam memandang masa depan
  Mengendalikan diri dan tidak mementingkan diri sendiri

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Etika Penampilan

  Berpakaian Bersih, Rapih, dan Sopan sesuai sikon, Budaya, dan Agama
  Tidak Menggunakan sandal, kaos oblong, dan pakaian yang kurang sopan dalam kegiatan
akademik
  Tidak berbusana mini, ketat, tembus pandang, menggunakan perhiasan, dan mode
berlebihan
  Laki-laki tidak diperbolehkan memakai perhiasan dan berambut panjang

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Perilaku Bertutur Kata

  Hindari bahasa menyindir, melecehkan, dan menyinggung perasaan


  Bertegur sapa dengan bahasa yang sopan, wajar dan sesuai masyarakat terpelajar
  Berpendapat dengan sikap terbuka, tidak menghina, memfitnah, dan menantang

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Perilaku Mobilitas

 1. Berkendaraan di kampus
 Kecepatan maksimum 20 km/jam
 Mentaati rambu-rambu lalu lintas
 Memarkir pada tempat yang disediakan
 Tidak menimbulkan polusi suara dan udara
 2. Mahasiswa di kampus
 Berjalan di pinggir jalan dan tidak bergerombol
 Tidak berbincang di tengah pintu atau jalan
 Tidak duduk di pintu, tangga, atau jalan

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Perilaku Umum

 Peduli terhadap ketertiban, kebersihan, dan keindahan ( K3 )


 Menjunjung ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan
 Tidak melakukan perusakan, corat-coret, dan mengusik ketenangan
 Berdisiplin dalam sistim perkuliahan, aturan akademik, dan prosedur administrasi
 Dilarang berjudi, memiliki dan memperjualbelikan NARKOBA dan bahan peledak

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
Sanksi

  Teguran lisan
  Teguran tertulis
  Larangan mengikuti kegiatan Ormawa
  Larangan bimbingan Studi
  Larangan mengikuti perkuliahan
  Pemberhentian kuliah sementara
  Diberhentikan secara permanen

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
1
SUMBER REFERENSI

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Tata Krama Pergaulan. Depdikbud


 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992. Statuta Universitas Jenderal Soedirman. Depdikbud Jakarta.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Tahun 2003
 Karso, H. 2009. Pedoman Sikap dan Perilaku Mahasiswa UPI: Belajar dan Berperilaku Sebagai Mahasisiwa
 Picard, Michel. 2006. Bali:Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Kepustakaan Populer Gramedia.
 Yoety, Oka A. 1994. Komersialisasi Seni Budaya Dalam Pariwisata. Angkasa.
 https://redioka.wordpress.com/2012/11/05/etika-akademik-sebagai-landasan-penjaminan-mutu-pendidikan-tinggi.
 http://jdufkunsoed.blogspot.com/2017/05/vi-etika-dan-etika-akademik.html
 https://www.kompasiana.com/yusrintosepu0393/5b42076fab12ae31ea0f5963/menelisik-budaya-dan-etika-akademik?page=all

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
TUGAS PERTEMUAN 4

 Berkenalanlah dan ceritakan tentang ragam budayamu dan teman sekelasmu yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda denganmu. Rekam video wawancara yang kamu lakukan dalam
video. Maksimal waktu wawancara 10 menit. Wawancara bisa dilakukan melalui media whatsap
call, zoom, google meet, google hangout, skype atau platform video meeting yang lainnya.

P4- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar
TERIMA KASIH
SAMPAI BERTEMU DI
PERTEMUAN 5

P3- Seminar Pratama - Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. & Ilma I. Pratiwi, M.PPar

Anda mungkin juga menyukai