Anda di halaman 1dari 20

PROSES KEPERAWATAN

DAN DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN

DESI PUSPITA INDAH, S.KEP.,NERS


PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN

 Proses keperawatan merupakan lima Proses keperawatan


tahap proses yang konsisten, sesuai professional di Indonesia telah
dengan perkembangan profesi dijabarkan oleh PPNI (2000) yang
keperawatan terdiri dari 5 standar yaitu :
 Pada dasarnya proses keperawatan • Pengkajian
adalah suatu metode ilmiah yang
sistematis dan terorganisir untuk
• Diagnosa
memberikan asuhan keperawatan • Perencanaan
kepada klien. • Implementasi
• Evaluasi
Kegiatan Dalam Tahap-Tahap Keperawatan

Format Lima Tahap Tingkah Laku Keperawatan


Pengkajian Pengumpulan data

Diagnosa 1. Pengelompokan data


2. Analisis data
3. Interpretasi data
4. Validasi data
5. Perumusan diagnosa keperawatan
Perencanaan 1. Menentukan prioritas
2. Menentukan tujuan dan kriteria hasil
3. Menentukan rencana tindakan
4. Dokumentasi
Pelaksanaan/Implementasi 1. Tahap 1 : persiapan
2. Tahap 2 : pelaksanaan
3. Tahap 3 : dokumentasi
Evaluasi 1. Mengukur pencapaian tujuan klien
2. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Standar ANA untuk pengkajian meliputi
Pengkajian kriteria tindakan yang berfokus pada hal-hal
berikut :
• Menggunakan kondisi pasien atau kebutuhan
 Pengkajian adalah tahap awal dari akan pelayanan kesehatan saat ini untuk
proses keperawatan dan menetapkan prioritas pengumpulan data
merupakan proses yang sistematis • Menggunakan teknik pengkajian yang tepat
dalam pengumpulan data dari untuk mengumpulkan data-data penting
berbagai sumber data untuk • Melibatkan klien, teman dekat klien dan
mengevaluasi dan petugas kesehatan lainnya jika perlu untuk
mengidentifikasi status kesehatan mengumpulkan data
klien (Lyer et al., 1996)
• Menggunakan proses pengumpulan data
yang sistematik dan continue
• Mendokumentasikan data yang relevan
dengan cara yang mudah ditinjau kembali
Kegunaan Pengkajian

 Menggambarkan kebutuhan pasien untuk membuat diagnosis keperawatan dan


menetapkan prioritas yang akurat sehingga perawat juga dapat menggunakan
waktunya dengan lebih efektif
 Memfasilitasi perencanaan intervensi
 Menggambarkan kebutuhan keluarga dan menunjukan dengan tepat factor-factor
yang akan meningkatkan pemulihan pasien dan memperbaiki perencanaan pulang
 Memenuhi obligasi professional dengan mendokumentasikan informasi
pengkajian yang bersifat penting
Bentuk Format Pengkajian

• Pengkajian Tertutup (format tertutup)


 Pengkajian Terbuka (format terbuka)
Format ini biasanya berupa sistem yang Format ini berisi petunjuk
diikuti oleh baris-baris kosong tempat perawat spesifik atau pertanyaan yang
menuliskan informasi tentang keluhan spesifik dirancang untuk mengkaji setiap
klien dan juga gejala yang disangkal klien. sistem tubuh. Format ini biasanya
Keuntungan dari jenis format ini adalah perawat
dapat mencatat informasi klien secara spesifik
berisi sejumlah gejala pada setiap
dengan penggunaan tempat yang paling efisien. sistem tubuh, yang masing-masing
Kekurangan dari pendekatan ini adalah bahwa disertai sebuah kotak untuk diberi
pertanyaan perawat akan bervariasi berdasarkan tanda jika gejala tersebut ada. Selain
tingkat pengetahuannya dan mengisi baris-baris itu ruang kosong juga harus
kosong lebih menghabiskan waktu daripada
memberi tanda pada serangkaian kotak.
disediakan untuk penjelasan yang
mendetail jika pasien menegaskan
bahwa terdapat gejala spesifik dalam
sistem tersebut.
Tipe Data
 Data Subjektif
Yaitu data yang didapatkan dari
klien sebagai suatu pendapat terhadap
penyakitnya, situasi dan kejadian.  Data Objektif
Data ini didapatkan dari riwayat Adalah data yang didapat dari
keperawatan termasuk persepsi klien, hasil observasi dan pengukuran yang
perasaan dan ide tentang status dilakukan oleh tenaga kesehatan.
kesehatannya Informasi data ini biasanya diperoleh
melalui sense.
Sumber Data 3. Sumber Data tersier
 Catatan klien (catatan yang sudah ditulis oleh
anggota kesehatan lain)
1. Sumber Data Primer  Riwayat penyakit klien (pemeriksaan fisik dan
Klien adalah sumber data catatan perkembangan klien)
primer dan perawat dapat  Konsultasi (konsultasi dengan anggota tim
menggali informasi yang kesehatan spesialis)
sebenarnya mengenai masalah  Hasil pemeriksaan diagnostik (hasil pemeriksaan
klien. lab dan tes diagnostik)
 Catatan medis dari anggota tim kesehatan lainnya
2. Sumber Data Sekunder (catatan kesehatan terdahulu)
Informasi ini dapat diperoleh  Perawat lain (informasi dari perawat yang merawat
dari orang tua, suami atau istri sebelumnya)
dan teman klien.  Kepustakaan (literature yang berhubungan dengan
masalah klien )
Metode Pengumpulan Data
Pada anamnesis yang perlu ditanyakan
 Wawancara/Anamnesis adalah :
Anamnesis adalah menanyakan  Identitas pasien dan penanggung jawab
atau Tanya jawab yang berhubungan (nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan
dengan masalah yang dihadapi klien dengan pasien dll)
dan merupakan suatu komunikasi yang  Anamnesis penyakit : keluhan utama,
direncanakan. Anamnesis dapat riwayat penyakit sekarang (onset,
dilakukan secara langsung pada pasien frekuensi, sifat, waktu, durasi, lokasi),
(autoanamnesis) atau terhadap riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga atau kerabat terdekat pasien keluarga (keturunan atau penularan),
(hetero/alloanamnesis) keluhan tambahan dan riwayat pekerjaan
Tujuan Wawancara

 Mendapatkan informasi yang dilakukan


 Meningkatkan hubungan perawat-klien dalam komunikasi
 Membantu klien untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
 Membantu perawat dalam menentukan investigasi lebih lanjut selama
pengkajian
Observasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan


dalam melakukan observasi adalah :
 Observasi adalah mengamati  Sebaiknya tidak diketahui oleh klien
perilaku dan keadaan klien untuk
sehingga data yang diperoleh murni
memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan keperawatan klien  Hasilnya dicatat dalam catatan
keperawatan sehingga dapat dibaca
dan dimengerti oleh perawat lain
Pemeriksaan Fisik
 Pengkajian ini digunakan untuk memperoleh
data objektif dari riwayat keperawatan klien. Head To Toe
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan
prosedur yang umum seperti pengukuran
tanda-tanda vital yang meliputi tekanan darah,
 Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan
pernafasan, nadi dan suhu. Kemudian secara berurutan sampai ke kaki. Pengkajian
dilanjutkan dengan pemeriksaan status nutrisi dilakukan pada setiap bagian tubuh, secara
klien dilihat dari BB, TB dan IMT, keluhan anatomis dan fungsinya.
nyeri klien, resiko jatuh dan resiko decubitus  Keuntungan metode ini adalah mudah
 Aspek pengkajian fisik dapat menggunakan 3 mengingat urutan pemeriksaan
cara yaitu :  Kerugiannya adalah memerlukan penyeleksian
dan organisasi data
Review of system (ROS)
Berdasarkan Kebutuhan
 Lingkup mayor body system meliputi :
keadaan umum, tanda-tanda vital, system
pernafasan, system kardiovaskuler, system
 Pengkajian yang menggunakan pendekaan
persyarafan, system perkemihan, system fungsi biopsikososiokultural termasuk analisis
pencernaan, system musculoskeletal, system terhadap factor biologis, perkembangan,
integument, dan system reproduksi. psikologis, social dan spiritual.

 Keuntungan utama pemeriksaan dengan


 Keuntungan metode pengkajian ini adalah
metode ini adalah data sudah terorganisasi pengumpulan data dan pengorganisasian data
sesuai dengan format. Kerugiannya adalah sesuai dengan lingkup atau perspektif
data yang peting tidak terkaji keperawatan. Kerugiannya adalah timbul
kesulitan untuk menganalisis sehingga
diperlukan pendekatan model keperawatan juga
dalam menganalisisnya
Diagnosa Keperawatan

 Nanda menyatakan bahwa  Diagnosis keperawatan terdiri dari 3 komponen yaitu


diagnose keperawatan adalah respon manusia (masalah), factor yang berhubungan,
tanda dan gejala
keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan,
sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai
dengan kewenangan perawat
Respon Manusia (Problem) disingkat “P”

 Respon manusia adalah respon klien dalam bentuk (bio psiko sosio spiritual) terhadap
situasi atau keadaan yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian.
 Respon manusia bisa dalam bentuk siatuasi atau keadaan yang mengganggu, adanya
keadaan patologis dalam tubuhnya, dan karena adanya gangguan tumbuh kembangnya
shingga mengganggu pemenuhan kebutuhannya
 Contoh : ny. Arik mengeluh sesak nafas dan dari pemeriksaan didapatkan pengumpulan
sekresi sehingga mucus berlebih, didapatkan wheezing di paru-parunya. Frekuensi
pernafasan 30x/m. Dari kasus ini maka masalah yang timbul adalah adanya
ketidakefekifan jalan nafas
Faktor yang berhubungan (Etiologi) disingkat
“E”

 Etiologi adalah identifikasi dari situasi atau keadaan patologis atau


factor tumbuh kembang yang dianggap sebagai penyebab dari
masalah. Secara menyeluruh factor yang berhubungan dapat
dicerminkan dalam respon fisiologik yang dipengaruhi oleh unsur
psikososial, spiritual dan factor-factor lingkungan yang dipercaya
berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab maupun factor
resiko.
Penulisan etiologi meliputi beberapa unsur antara lain :
 Patofisiologi dari penyakit : semua proses penyakit termasuk dalam kategori
ini. Misalnya : ketidakmampuan berkomunikasi berhubungan dengan CVA,
intubation
 Situasional : keadaan lingkungan perawatan. Misalnya kurang pengetahuan,
isolasi social, kurang penjelasan, kekurangan biaya kurangnya antisipasi klien
dalam mengambil keputusan, dll
 Medication : pengobatan yang diberikan. Misalnya pengaruh obat-obatan yang
diberikan
 Maturasi : tingkat kematangan/kedewasaan klien. Misalnya ketergantungan
kelompok, independen dari keluarga, dll
Tanda dan Gejala (Simpton) disingkat “S”

 Tanda dan gejala adalah data yang menunjang adanya masalah maupun
etiologi dan disebut juga karakteristik penjelas. Cara penulisan dalam
diagnose dengan kata-kata “yang dimanifestasikan dengan atau yang tidak
ditandai dengan”
 Tanda dan gejala yang ditulis dalam diagnose keperawatan adalah yang
paling signifikan yang berkaitan dengan respon manusia untuk
menghindari diagnosis keperawatan yang panjang.
Contoh Diagnosa Keperawaan

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan dan ketalnya secret di
trakeobronkhial yang ditandai dengan adanya batuk, secret banyak dan kental, tidak bisa
dikeluarkan, adanya ronkhi, frekuensi nafas meningkat 30x/m.
Keterangan :
 Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah problem/masalah
 berhubungan dengan peningkatan dan ketalnya secret di trakeobronkhial adalah etiologi
 yang ditandai dengan adanya batuk, secret banyak dan kental, tidak bisa dikeluarkan, adanya
ronkhi, frekuensi nafas meningkat 30x/m adalah simpton
SUMBER

Anda mungkin juga menyukai