Anda di halaman 1dari 33

DHF

DEWI CITRAWATI
2017 4011 123
Identitas pasien
◦ Nama : Sdr. FCN
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Usia : 17 tahun
◦ Pekerjaan : Pelajar
◦ Status : Belum menikah
◦ Alamat : Jonggrangan
◦ Tanggal masuk RS : 21/02/2018
Anamnesis
◦ Keluhan utama : Demam tinggi
◦ Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Tidar dengan keluhan demam tinggi, pusing, mual
dan nyeri pada seluruh tubuh, muntah (-), mimisan(-), BAK normal, BAB (-),
gusi berdarah (-), nyeri pada mata (-), petekie (-)
PENYAKIT RPD RPK
Keluhan serupa (-) (-)
Hipertensi (-) (-)
Diabetes mellitus (-) (-)
Penyakit ginjal (-) (-)
Penyakit jantung (-) (-)

RIWAYAT PERSONAL SOSIAL

Pasien seorang pelajar, Kebersihan lingkungan baik, rawat diri baik, status gizi
baik, tidak merokok.
Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan umum : Sedang
◦ Kesadaran : Compos mentis
◦ Vital sign :
◦ Tekanan darah : 100/70 mmHg
◦ Nadi : 85x/menit, reguler
◦ Suhu : 38 derajat celcius
◦ Frekuensi pernapasan : 18x/menit
Kepala
Mata: conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-) Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran
edem palpebra (-/-) kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi (-)

Hidung: sekret (-), epistaksis (-)


Mulut: bibir pucat (-)
Thoraks :
Ins : Takipneu (-), Simetris
Telinga: nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), (+), retraksi (-)
Pal : Pengembangan paru &
hearing loss (-)
vocal fremitus dbn, NT (-), IC
tidak kuat angkat, trill (-)
Per : Sonor +/+
Aus :
Abdomen Pulmo : SDV +/+ , STP -/-
Ins: tidak ada sikatrik Cor : S1/S2 Reguler, bising (-)
Aus: bising usus (+) , peristaltik (+)
Per: pekak (-) undulasi (-) nyeri
ketok ginjal (-/-)
Pal: supel (+) nyeri tekan Ekstremitas

epigastrium(-), Nyeri Suprapubic (-), Akral hangat (+/+), nadi teraba

hepar dan lien tidak teraba kuat, perfusi <2detik, Edema ekst
bawah (-/-)
Pemeriksaan penunjang
Hasil
Pemeriksaan Nilai normal
21/02/18 23/02/18 25/02/18 26/02/18
Hb 14.1 13.0 13,0-18,0 g/dL
Angka trombosit 163 93 23 46 150 – 450 103/uL
Leukosit 1.8 4 – 11 103/uL
Hematokrit 40.4 37.1 48 39.5 40.0 – 54.0 %
Netrofil segmen 81 73 40.0 – 75.0 &
Limfosit 12 21 20.0 – 45.0 %
igM (Tubex) ++ -
NS-1 + -
SGOT 77 < 40 U/L
SGPT 58 < 41 U/L
Diagnosis
◦ Febris
◦ DHF
◦ Hepatopathy reaktif
Penatalaksanaan
◦ Infus RL 30 tpm
◦ Injeksi Ranitidin 2x1
◦ Paracetamol 3x1
◦ Imunos 1x1
◦ Curcuma 3x1
◦ Cek DL/24 jam
21/02/2018 22/02/2018 23/02/2018 24/02/2018

S Demam (+), Pusing (+), Demam (+), Pusing (+), Demam (+), Pusing (+), Demam (+), Pusing (-),
nyeri seluruh tubuh (+), nyeri seluruh tubuh (+), nyeri seluruh tubuh (+), nyeri seluruh tubuh
mual (+) mual (+) mual (+) (+), mual (+), batuk (+),
dahak (-)
O TD: 110/70, N: 58, S: 38, TD: 120/80, N: 53, S: 38, TD: 120/80, N: 88, S: 40 TD: 110/80, N: 84, S:
RR: 18 RR: 20 37.7
Kepala dbn, Thorax dbn, Kepala dbn, Thorax dbn, Kepala dbn, Thorax dbn,
Abd dbn, Eks dbn Abd dbn, Eks dbn Abd dbn, Eks dbn Kepala dbn, Thorax dbn,
IgM Tubex (++), NS1 (+), AT: 93.000, SGOT: 77 Abd Nyeri tekan kanan
AT: 163.000 Hematokrit SGPT: 58, Hematokrit atas, Eks dbn. Rumple
40.4 37.1 Leed (+)

A Febris hari ke 1 Febris hari ke 2 Febris hari ke 3 Febris hari ke 4


Dengue Fever Dengue Fever Dengue Fever DHF
Hepatopathy reaktif Hepatopathy reaktif

P Inf. RL 20 tpm Inf. RL 20 tpm Inf. RL 30 tpm Inf. RL 30 tpm


Inj. Ranitidin Inj. Ranitidin Inj. Ranitidin 2x1A Inj. Ranitidin 2x1A
Inj. Ketorolac Inj. Ketorolac Paracetamol 3x1 Paracetamol 3x1
Inj. Ondansetron Inj. Ondansetron Cek DL/24 jam Imunos 1x1
Cek DL/24 jam
25/02/2018 26/02/2018 27/02/2018

S Demam (-), Pusing (-), nyeri Demam (-), Pusing (+), nyeri
seluruh tubuh (+), mual (-), seluruh tubuh (-), mual (-),
nyeri ulu hati, batuk(+), nyeri perut (+) batuk(+),
dahak(-) dahak(-)
O TD: 100/70, N: 84, S: 36, RR: TD: 110/90, N: 84, S: 36.4
20
Kepala dbn, Thorax dbn, Abd Kepala dbn, Thorax dbn, Abd
nyeri tekan kanan atas, Eks nyeri tekan kiri bawah &
petekie ekstremitas atas dan petekie (+), Eks petekie
bawah. AT: 23.000 ekstremitas atas dan bawah.
AT: 46.000. hematokrit 39.5

A Febris hari ke 5 Febris hari ke 6 Febris hari ke 7


DHF DHF DHF
Hepatopathy reaktif Hepatopathy reaktif Hepatopathy reaktif

P Inf. RL 30 tpm Inf. RL 30 tpm Inf. RL 30 tpm


Inj. Ranitidin 2x1A Inj. Ranitidin 2x1A Inj. Ranitidin 2x1A
Paracetamol 3x1 Paracetamol 3x1 Paracetamol 3x1
Imunos 1x1 Imunos 1x1 Imunos 1x1
Cek DL/24 jam Curcuma 3x1 Curcuma 3x1
Cek DL/24 jam BLPL
Masalah yang dikaji
◦ Bagaimana penegakkan diagnosis DHF?
◦ Bagaimana penatalaksanaan DHF?
Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever|DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, trombositopenia dan perdarahan. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
Etiologi
◦ Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
◦ Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-l , DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
◦ Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat
berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam bedarah dengue.
◦ Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti
oleh fase kritis selama 2-3 hari.
Penegakan Diagnosis
◦ Demam Dengue (DD)/ DF
◦ Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi
klinis sebagai berikut:
◦ Nyeri kepala
◦ Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)
◦ Nyeri retro-orbital
◦ Ruam kulit
◦ Mialgia
◦ Arthralgia
◦ Leukopenia.
Dan pemeriksaan serologi dengue positif; atau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi
pada lokasi dan waktu yang sama.
Penegakan Diagnosis
◦ Demam Berdarah Dengue (DBD)/ DHF
◦ Diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal di bawah ini dipenuhi
◦ Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
◦ Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut:
◦ Uji bendung positif.
◦ Petekie, ekimosis, atau purpura.
◦ Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau
perdarahan dari tempat lain.
◦ Hematemesis atau melena.
◦ Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
◦ Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai
berikut :
◦ Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur
dan jenis kelamin.
◦ Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.
◦ Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
◦ Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah ditemukan kebocoran
plasma pada DBD.
Penegakan Diagnosis
◦ Laboratorium
◦ Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka
demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat
adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru.
◦ trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
◦ Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai
pada hari ke-3 demam.
◦ SGOT/SGPT dapat meningkat
◦ Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
IgM: terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari. IgG: pada infeksi primer, IgG mulai
terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder lgG mulai terdeksl hari ke-
2.
◦ NS 1 : Antigen NSl dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai
hari ke delapan. Sensitivitas antigen NS 1 berkisar 63% -93,4% dengan
spesifisitas 100% sama tingginya dengan spesifisitas gold standard kultur
virus. Hasil negatif antigen NSI tidak menyingkirkan adanya infeksi virus
dengue.
Penegakan Diagnosis
◦ Pemeriksaan Radiologi
◦ Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan
tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai
pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan
pemeriksaan USG.
◦ Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3 - 14 hari) ,
timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti: nyeri kepala, nyeri tulang
belakang dan perasaan lelah.
Klasifikasi
Tatalaksana
◦ Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah
terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat
diturunkan hingga kurang dari l%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD.
Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan
cairan oral pasien tidak mampu diperlahankan, maka dibutuhkan suplemen
cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
secara bermakna.
5 Protokol PAPDI
1. Penanganan Tersangka (ProbabIe) DBD dewasa tanpa syok
2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat
3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%
4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD dewasa
5. Tatalaksana Sindrom Syok Dengue pada dewasa
Kriteria pemulangan
◦ Nafsu makan membaik
◦ Keadaan klinis penderita membaik
◦ Tidak demam paling sedikit 24 jam tanpa antipiretik
◦ Tidak dijumpai distress pernapasan minimal syok teratasi
◦ Hematokrit stabil
◦ Trombosit 50.000/uL
TEORI KASUS
DF Nyeri kepala
• Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)
• Ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai Ruam kulit
berikut: Mialgia
Nyeri kepala Arthralgia
Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif) Leukopenia
Nyeri retro-orbital
Ruam kulit
Mialgia
Arthralgia
Leukopenia.
TEORI KASUS
DHF Demam akut
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, Uji bendung positif
biasanya bifasik. Trombositopenia
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan kebocoran plasma :
berikut: Peningkatan hematokrit (-)
Uji bendung positif. Penurunan hematokrit setelah terapi cairan (+) 48% 
Petekie, ekimosis, atau purpura. 39.5%
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan Efusi pleura (-) Ascites (-) Hipoproteinemia (?)
gusi), atau perdarahan dari tempat lain.
Hematemesis atau melena.
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage
(kebocoran plasma) sebagai berikut :
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
dengan umur dan jenis kelamin.
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia.
TEORI KASUS
Protokol 1. Penanganan probable DBD tanpa syok. AT AT 163.000  Rawat inap
>150.000, Hb, Ht normal  rawat jalan & observasi,
cek DL/24 jam
Infus RL 30 tpm
Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD Injeksi Ranitidin 2x1
dewasa di ruang rawat Paracetamol 3x1
Imunos 1x1
Infus kristaloid * 1500+20*(70-20)= 2500ml = 35 tpm Curcuma 3x1
Cek Hb,Ht, tombosit tiap 24 jam Cek DL/24 jam

Kriteria Pemulangan: Nafsu makan membaik


Nafsu makan membaik Keadaan klinis penderita membaik
Keadaan klinis penderita membaik Tidak demam paling sedikit 24 jam tanpa antipiretik
Tidak demam paling sedikit 24 jam tanpa antipiretik Tidak dijumpai distress pernapasan minimal syok
Tidak dijumpai distress pernapasan minimal syok teratasi
teratasi Hematokrit stabil
Hematokrit stabil Trombosit 46.000/uL
Trombosit 50.000/uL
Kesimpulan
Telah dirawat pasien DHF, dengan terapi Infus RL 30 tpm, Injeksi Ranitidin
2x1, Paracetamol 3x1, Imunos 1x1, Curcuma 3x, Cek DL/24 jam, dan
dipulangkan dalam kondisi stabil
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai