Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS :

GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

Penyaji :
Zihan Aulia Nugraha, S.Ked (18360184)

Pembimbing :
dr. Silman Hadori, M.H.Ked., Sp.Rad
Identitas Pasien
• Nama :Ny. Sr
• Umur :63 tahun
• Jenis Kelamin :Perempuan
• Agama :Islam
• Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
• Alamat :Perumahan BAP. Kemiling-Bandar
Lampung
• No. CM :139893
• Pemeriksaan : 29 Januari 2020
• Pembayaran : BPJS
Anamnesis

• Anamnesis di lakukan pada Senin, 29 Januari 2020,


dilakukan auto anamnesis :
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas
• Keluhan Tambahan :
os juga mengeluhkan batuk berdahak hilang timbul dan
cepat lelah .
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RS Pertamina Bintang Amin


dengan keluhan sesak nafas. Sesak muncul secara tiba-tiba
saat pasien sedang beraktifitas dan tidak menghilang
dengan istirahat. Sesak tidak disertai suara mengi dan tidak
dirasakan nyeri dada. Pasien juga mengeluh lemas dan
sering capek, mual (+), muntah (+). Pasien tidak mengeluh
demam (-),batuk Berdahak (+) tapi hilang timbul dan sakit
kepala (-). Pasien tidak memiliki keluhan BAB dan BAK.
Sebelumnya pasien sering mengalami sesak nafas namun
keluhan pasien dirasakan berkurang bila pasien
beristirahat.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat sakit seperti ini : Diakui


• Riwayat penyakit hipertensi : Diakui
• Riwayat penyakit kencing manis : Disangkal
• Riwayat penyakit jantung : Disangkal
• Riwayat alergi makanan dan obat : Disangkal
• Riwayat penyakit asma : Disangkal
• Riwayat sakit di ginjal : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat sakit seperti ini : Disangkal


• Riwayat penyakit hipertensi : Disangkal
• Riwayat penyakit kencing manis : Disangkal
• Riwayat penyakit jantung : Disangkal
• Riwayat penyakit asma : Disangkal
• Riwayat alergi makanan dan obat : Disangkal
Riwayat Sosial Ekonom

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan


menggunakan JAMKESKOT

Riwayat Pribadi

- Riwayat merokok : Disangkal


- Riwayat konsumsi alkohol: Disangkal
- Riwayat kerja di pabrik gula selama 7 th.
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : Baik ( Sadar penuh )


• Kesadaran umum :Compos mentis
• Tensi : 130/90mmHg
• Nadi : 88 x/menit, irama reguler, Frekuensi
respirasi : 38 x/menit, ireguler
• Suhu : 37 °C
Status Generalisata

• Kepala : Normocepal
• Wajah : Tampak pucat (-)
• Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva palpebra anemis (-/-
), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil bulat
isokor dengan diameter (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), edema
palbebra (-/-), eksopthalmus (-/-)
• Telinga : Dalam batas normal
• Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis(-),
fungsi penghidu normal
• Mulut : Bibir sianosis (-), bibir pucat (+), gusi berdarah (-)
• Leher : bentuk simetris (+), pembesaran kelenjar tiroid (-
),leher kaku (-),
Jantung

• Inspeksi
• Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi
• Ictus cordis teraba, thrill (+)
• Perkusi
• Batas Jantung Atas : ICS III Linea parasternalis sinistra
• Batas Jantung Kiri : ICS VII Linea axillaris anterior sinistra
• Batas Jantung Kanan : ICS VII Linea parasternalis dextra
• Auskultasi
• Bunyi jantung S1 dan S2 meningkat, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo
•Inspeksi
• Bentuk normochest simetris, retraksi ICS (+) tampak
sesak, otot bantu pernapasan lain (-), bekas luka (-)
deformitas (-)
• Palpasi
• Vocal fremitus (+/+) menurun , ekspansi pernapasan
simetris, krepitasi (-)
• Perkusi
• Hipersonor pada kedua lapang paru
• Auskutasi
• Vesikuler menurun , Ronkhi kasar basal paru +/+,
Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi :
Dinding perut datar, benjolan (-), striae (-), ikterik (-),
spider naevi (-), (-)
Auskultasi :
peristaltik (+) normal
Perkusi :
timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), undulasi (-)
Palpasi :
nyeri tekan (-), defans muskuler (-), Hepar : tidak teraba,
Ektremitas
Superior Inferior

Akral Dingin -/- -/-

Oedem +/- +/+

Pucat -/- -/-

Gerak Dalam batas normal Dalam batas normal


Reflex fisiologis +/+ normal +/+ normal

Reflex patologis -/- -/-


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi X Foto Thoraks

• Soft tissue : dalam batas normal


• Sinus cost : suram
• Costa : tidak tampak dicontinuitas
• Pulmo:
• Hilus kanan dan kiri normal
• Corakan bronkopaskular bertambah
• Treamline (+), cuffing sign (+),
tubular sign (+)
• Tidak tampak perbercakan lunak.
• Kranialisasi (+)
• Cor : CTR > 50%

KESAN :
• Kardiomegali (all-Chamber) disertai
bendungan paru
• Radiografi Thorax AP saat ini menunjukan
adanya Bronkritis Kronis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EKG

• Irama sinus, frekuensi 100-


120x/menit reguler
• Durasi QRS normal (122 mdtk)
• Sumbu jantung deviasi ke kiri
(Gelombang S negatif pada
sadapan aVF)
• Left Ventricular Hypertrophy

• Kesan :
• Takikardi, hipertrofi ventrikel
kiri
Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 11 12,5-15,5

Hematokrit 29 36-48

Trombosit 204.000 150.000-400.000

Leukosit 13.800 4.000-10.000

MCV 87 82-98

MCH 28 >27

MCHC 32 32-36

Eritrosit 3.9 3,8-5,4


Diagnosa Awal Penatalaksanaan
• Dypsnu ec CHF Oksigen 3 lpm
Infus RL 30 tpm
Diagnosa akhir Ceftriaxon 2 x 1
• CHF dan Bronkritis Kronis Isosorbid dinitrat 1 x 1
Furosemid 2 x 1
Amboxol Syr 3x1 cth
Diagnosa Banding
Sukralfat Syr 3x1 Cth, ac
• PPOK
Ondancentron 4mg 3x1
• Tb Paru
Salbutamol Tab 1x1
Follow up
Tanggal/jam Anamnesis Diagnosis Terapi

27/01/2020 S : demam (+), batuk (+), - Dyspesia ec CHF - IVFD RL 20 tpm


sesak napas (+), mual - Ondancentron 4mg 3x1
(+), muntah (-), - Furosemide 3x1
O: TD: 110/70, - ramipril 1x1
N:150/90x/m, RR: - ISDN 1x1
20x/m, T: 36.50C - Salbutamol 1x1
- pronalges sup

28/01/2020 S : demam (+), batuk (+), - Dyspesia ec CHF - IVFD NaCl 20 tpm
sesak napas (+), mual - Omeprazole 2x1
(+), muntah (-), demam - Ondancentron 4mg 2x1
(-) - Sucralfat 3x1
O: TD: 110/70, - Ceftriaxone 2x1
N:150/90x/m, RR: - Furosemide 3x1
20x/m, T: 36.50C - ISDN 1x1
- PCT 3x1
Follow up
29/01/2020 S : demam (+), batuk - CHF - IVFD NaCl 20 tpm
hilang timbul, sesak - Ondancentron 4mg 2x1
(↓), mual (+), muntah - Sucralfat 3x1
(-), - Ceftriaxone 2x1
O: TD: 140/70, - Furosemide 3x1
N:84x/m, RR: 20x/m, - ISDN 1x1
Tax: 370C - PCT 3x1

30/01/2020 S : demam (+), batuk - CHF - IVFD NaCl 20 tpm


hilang timbul, sesak - Ondancentron 4mg 2x1
(↓), mual (+), muntah - Sucralfat 3x1
(-), - Ceftriaxone 2x1
O: TD: 130/60, - Furosemide 3x1
N:84x/m, RR: 20x/m, - ISDN 1x1
Tax: 36.60C - PCT 3x1
- Salbutamol 1x1
- Methil Pednisolon 3x1
PULANG
BAB III
TINJAWAN PUSTAKA :
Anatomi Jantung & Paru
DEFINISI CHF

Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan


patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga
jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara
abnormal
Etiologi

Preload
Kontraktilitas
Afterload

1. Gagal Jantung Kiri


terjadi pada venterikel kiri, tidak mampu memompa darah yang datang dari
paru, maninfestasi klinis meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, takikardi.

2. Gagal jantung kanan


venterikel kanan gagal memompakan darah, tidak mampu mengosongkan
volume darah dari vena, edema ekstremitas, pertambahan berat badan,
hepatomegali , distensi vena jugularis, anoreksia dan mual, nokturia dan
lemah.
Etologi
Analisa Kasus
• Etiologi pada kasusu ini mungkn tidak bisa di tegakan
dengan pasti.
• Pada kasus ini penyebabnya adalah Salah satunya adalah
Hipertensi. Adanya pembesaran jantung ke kiri.
• Dan pada anameisi di dapatkan juga bahawa pasien kerja di
pabik gula selama 7 th dengan tempat yg berdebu.
• Bisa jadi salah satu penyebab penyakit pernapasan salah satunya
bronkritis Kronis pada pasien ini.
• Salah satu penyebab pembesaran jantung ke kiri.
Klasifikasi
New York Heart Association (NYHA)

Kelas l : dapat melakukan aktivitas berat tanpa


keluhan

Kelas ll : tidak dapat melakukan aktivitas lebih


berat dari aktivitas sehari-hari tanpa keluhan

Kelas lll : tidak dapat melakukan aktivitas


sehari-hari tanpa keluhan.

Kelas lV : tidak dapat melakukan aktivitas


sehari-hari tanpa keluhan.
Klasifikasi pada kasus:
• Pasien mengeluh abila beraktivitas seperti menyapu , menuci piring
pasien tersa lelah dan sesak dada. Jadi aktivitas di kurangi

• Jadi pada kasusu ini pasuen masuk ke dalam klasifikasi kelas 2.


dimana (tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas
sehari-hari tanpa keluhan )

• Tapi tidak cukup dengan kelinis harus di barengin dengan


pemeriksaan penunjang dan kelinis yang lainya.
Diagnosis CHF
(Criteria Framingham)

Kriteria Mayor Mayor : Kriteria Minor Minor :


• Dispnea nocturnal paroksimal • Edema pergelangan kaki
atau ortopnea
• Betuk malam hari
• Peningkatan tekanan vena
jugularis • Dyspneu d’eefort
• Ronkhi basah tidak nyaring • Hepatomegali
• Kardiomegali • Efusi pleura
• Edema paru akut • Kapasitas vital berkurang menjadi
• Irama derap S3 1/3 maksimum
• Peningkatan tekanan vena >16 •Diagnosis
Takikardiditegakkan
(>120x menit)
dari 2 kriteria
cm H2O
mayor ; atau 1 kriteria mayor dan 2
• Refluks hepatojugular kriteria minor harus ada saat
bersamaan.
Diagnosis Pada Kasus

• Pada kasus memenuhi kriteria di mana pada pemeriksaan di dapatkan


• Kriteria mayor
• Peningkatan tekanan vena jugularis
• Kardiomegali
• Dispnea nocturnal paroksimal atau ortopnea
• Kriteria Minor
• Edema pergelangan kaki
• Betuk malam hari

Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria


mayor ; atau 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor harus ada saat
bersamaan.
Pemeriksaan Penunjang

EKG

Pemeriksaan darah & biokimia

Foto Toraks

Ekokardiografi

Tes fungsi paru

Uji latih beban jantung


Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus EKG , LAB dan X Ray
• EKG :
• Takikardi, hipertrofi ventrikel kiri
• Ronggen Thorax :
• Kardiomegali (all-Chamber) disertai bendungan paru
• Radiografi Thorax AP saat ini menunjukan adanya Bronkritis Kronis
• CTR > 50%
• Lab :
• Leukositosis : 13.800

• Pada pemeriksaan penunjang menunjukan pasien di diagnosa CHF.


• Tapi pada pemeriksaan penunjang pasien juga di temukan kelainan yang
lain yaitu gambaran Bronkitis Kronis dan leukositosis .
• Menunjukan diagnosa tambahan pada kasus.
• Di anjurkan untuk pemeriksaan Spirpmeti dan seputum
CTR Pada Kasus > 50 %
Penatalaksanaan

• Meningkatkan okigenasi dengan pemberian O2 dan


menurunkan pemakaian oksigen dengan pembatasan
aktivitas
• Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
•parmakotrafi :
• ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor )
• ARB ( Angiotensin Rector Bloker)
• DIGOXINE
• H- ISDN ( Hidralazine dan Isosorbid Dinitrat )
• DIURETIK
Penatalaksanan Pada Kasus

• Parmakotrafi : • Pada penatalaksanaan CHF sudah


sesuai dengan teori
• Oksigen 3 lpm
• Infus RL 30 tpm • Gejala simtomatik pada pasien
sudah di berikan juga
• Ramipril 1x1 penatalaksanan parmakotrafinya.
• Isosorbid dinitrat 1 x 1 • Saran
• Furosemid 2 x 1 • Penatalaksanaan pada ksusu ini bisa
di anjurkan pemberian bronkodilator
• Ceftriaxon 2 x 1 lanjutan.
• Amboxol Syr 3x1 cth • Pemberian antibiotik spesipik .
• Sukralfat Syr 3x1 Cth, ac
• Ondancentron 4mg 3x1
• Salbutamol Tab 1x1
ANALISA KASUS
KASUS CHF Bronkritis Kronis
 Keluhan sesak napas (+) Kriteria mayor : • Sesak napas
 Paroxysmal nocturnal
 Batuk berdahak sering • Nyeri dada
dyspnea
malam hari berwarna  Kardiomegali • Demam Naik Turun
kekuningan  Ronki basah • Batuk dahak dengan
 Demam (+)  Distensi vena jugular mukoid/purulent
 Hepato jugular reflux
 Kedua kaki bengkak (+)
 Edema paru
 Dada terasa memberat dan Kriteria minor :
terkadang disertai nyeri  Efusi pleura
 Takikardi
 Dispneu de effort
 Ankle edem
 Hepatomegaly

CASE RADIOLOGI “CHF ec HHD + Pneumonia dengan pleuritis’’


ANALISA KASUS
KASUS CHF Bronkritis Kronis
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :
 TD : 180/100 mmhg  Peningkatan JVP Ronki pada pemeriksaan paru
 HR : 110x/m  Takikardi Pelebaran sela iga
 RR : 82x/m  Kardomegali Vesikuler menurun
 T : 38,1 C  Gangguan bunyi jantung Peningkatan jvp
Leher  Ronki pada pemeriksaan paru Barel Chest
 Pembesaran KGB (-) JVP meningkat (5  Hepatomegaly Produksi seputum yang banyak.
± 3 mmHg)  Asites

Thorax :
Inspeksi
Bentuk normochest simetris, retraksi ICS (+)
tampak sesak, otot bantu pernapasan lain (-
), bekas luka (-) deformitas (-)
Palpasi
Vocal fremitus (+/+) menurun , ekspansi
pernapasan simetris, krepitasi (-)
Perkusi
Hipersonor pada kedua lapang paru
Auskutasi
Vesikuler menurun , Ronkhi kasar basal paru
+/+, Wheezing -/-

CASE RADIOLOGI “CHF ec HHD + Pneumonia dengan pleuritis’’


ANALISA KASUS
KASUS CHF Bronkritis Kronis

Jantung : Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :


• Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak  Peningkatan JVP Ronki pada pemeriksaan paru
• Palpasi  Takikardi Pelebaran sela iga
Ictus cordis teraba, thrill (+)  Kardomegali Vesikuler menurun
• Perkusi  Gangguan bunyi jantung Peningkatan jvp
Batas Jantung Atas : ICS III Linea  Ronki pada pemeriksaan paru Barel Chest
parasternalis sinistra  Hepatomegaly Produksi seputum yang banyak.
Batas Jantung Kiri : ICS VII  Asites
Linea axillaris anterior sinistra
Batas Jantung Kanan : ICS VII
Linea parasternalis dextra
• Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2 meningkat,
Murmur (-), Gallop (-)

Ekstremitas bawah
Edema tungkai (+/+)

CASE RADIOLOGI “CHF ec HHD + Pneumonia dengan pleuritis’’


KASUS CHF Bronkritis Kronis
Pemeriksaaan penunjang Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang
EKG
• Takikardi, hipertrofi ventrikel kiri  Pada ekg ( hipertrofi ventrikel Poto torax ap :
kiri, atrial fibrilasi. Perubahan Hilus kanan dan kiri normal
RONTGEN gelombang T, dan gambaran Corakan bronkopaskular
• Kardiomegali ( All-Chambler ) abnormal lain ) bertambahTreamline (+), cuffing
disertai effuse pleura bilateral  Rontgen ( Untuk menilai sign (+), tubular sign (+) Tidak
terutama kanan kardiomegali, dan gambaran tampak perbercakan
• Perbecakan lunak didaerah 2/3 edema paru ) lunak.Kranialisasi (+)Kesan :
medial lapang paru kanan dan menunjukan pada bronkritis
perihiler kiri kronis
• Ec DD Edema paru
alveolar,bronkopneumonia Spiro Metri
Untuk melihat pungsi paru

Pemeriksaan seputum
Untuk melihat adakah infeksi
bakteri
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Oksigen 3 lpm
Infus RL 30 tpm
Ceftriaxon 2 x 1
Isosorbid dinitrat 1 x 1
Furosemid 2 x 1
Amboxol Syr 3x1 cth
Sukralfat Syr 3x1 Cth, ac
Ondancentron 4mg 3x1
Salbutamol Tab 1x1
CASE RADIOLOGI “CHF ec HHD + Pneumonia dengan pleuritis’’
Ramipril 1x1
Kesimpulan

Diagnosa gagal jantung pada pasien ini ditegakkan


berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dan riwayat penyakit
sebelumnya.
Dari semua penatalaksanan sudah sesuai dengan
teori. Tapi pada kasusu ini ada penyakit penyerta yg
harus juga di terapi dengan baik.
Terima Kasih // Haturnuhun

Anda mungkin juga menyukai