Ta’arud berarti perbandingan-perbandingan (taqo-bul) dan pencegahan-pencegahan (tams-ni’). Dalam kitab misbahul munir pertentangan bukti-bukti maksudnya adalah setiap bukti-bukti itu bertentangan dengan bukti yang lain yang mencegah keberlakuannya. (Ahmad Muhammad asy-Syafi’I 1983:458). Dalam arti terminilogi “Kontradiksi dua dalil dalam satu hukum” (muhsin bin ali al- masaw, 1986:18). Dengan kata lain, ta’arudh adalah “dua nash nertentangan yang masuk dalam satu (hukum) di mana ketentuan salah satunya menghalangi ketentuan dalil yang lain.” (Ahmad Muhammad asy-Syafi’I 1983:458). Pengertian al-adillah Sedang kata adillah merupakan jamak dari dalil. Sedang maksudnya adalah: “apa saja yang memungkinkan untuk tercapainya kebenaran nalar dari apa yang dicari.” (abdul hamid hakim, 1983:4) Pengertian ta’arudh al-adillah “ta’ arudlul adillah” adalah pertentangan dua dalil atau lebih dalam satu masalah di mana pertentangan itu satu sama lainnya tidak bersesuai hukumnya. Macam-macam ta’arudh al-adillah
1. Pertentangan al-Qur’an dengan
al-Qur’an 2. Pertentangan antara as-sunnah dengan as-sunnah 3. Pertentangan antara as-sunnah dengan al qias 4. Pertentangan antara qiyas dengan qiyas Syeyid Muhsin bin Ali al-Masawi dalam bukunya Madkhol al-Wushul ila Ma’rifatil Ilmi Ushul mengklasifikasikan ta’arud dengan 4 macam, yaitu: 1. Pertentangan Dalil ‘Am Dengan Dalil ‘Am 2. Pertentangan Antara Dalil Khas Dengan Dalil Khas 3. Pertentangan antara Dalil ‘Am dan Dalil Khas 4. Pertentangan Antara Pemahaman ‘Am Dari Pemahaman Khas Dalam Satu Dalil