Anda di halaman 1dari 14

Kehidupan itu Perjumpaan

• Sikap dan respon seseorang terhadap setiap


perjumpaan itu beragam.
• Sikap dan respon itu akan menentukan
pengalaman orang yang bersangkutan.
• Pengalaman seseorang itu menyentuh sisi rasa
dan rasio yang akan membangun sebuah
pemahaman.
• Pemahaman seseorang itu akan menentukan
gambaran tentang suatu hal.
Gambaran terkait Persepsi
• Persepsi itu menentukan banyak hal pada hidup
seseorang.
• Persepsi itu seperti kacamata, kadang juga seperti
bintang penunjuk-penuntun dalam hidup
seseorang.
• Persepsi tentang diri akan menentukan akan
dibawa ke mana gulir hidup seseorang. Pada
akhirnya juga akan mempengaruhi bagaimana ia
merasa dan menjalani kehidupannya.
Belajar dari kisah
Kisah 1. Domba
Komentar tentang penampilan domba.
Hal yang mengubah kehidupan domba.
Apa hal hakiki yang membuat perubahan dalam
kehidupan domba?
“Konsep diri membuat seseorang menjadi orang
yang kokoh atau ringkih. Kekokohan atau
keringkihan mempengaruhi respon kita”
Kisah 2 tampil menang-kalah
Apa yang mengesan/menarik?
Siapa yang menjadi korban?
Mengapa menjadi korban?
Siapa menjadi pemenang?
Mengapa menjadi pemenang?
“Menjadi pemenang atau korban tergantung
bagaimana seseorang memperagakan diri”
Kisah 3 Judas 1-2
Pesan yang didapat tentang kaitan antara
latar belakang hidup, pembentukan persepsi,
proses terbangunnya kehendak-idealisme.
Apakah Judas cenderung menjadi
pemenang/ pengendali hidup atau
pecundang?
Apa yang menyebabkan Judas memiliki
kecenderungan seperti itu?
Kisah 4 bugs
Siapakah yang menjadi pemenang?
Siapakah yang menjadi pecundang
kehidupan?
Hal apa yang menentukan seseorang
menjadi pecundang atau pemenang?
Belajar dari kisah ini, hal-hal apa yang
menentukan respon seseorang?
Hal-hal yang perlu disadari
Dalam hidup sehari-hari kita selalu
dihadapkan pada realitas. Realitas
kehidupan itu adalah stimulus (hal yang
mengundang kita untuk menanggapi).
Stimulus itu sesungguhnya netral.
Sikap/respon terhadap stimulus
dipengaruhi banyak hal.
Tentang respon
Respon itu seringkali telah mempola dalam
diri seseorang.
Pemolaan itu terjadi diawali dari peersepsi
yang terbangun dalam diri seseorang.
Persepsi membuahkan aksi. Aksi yang
berulang membuahkan pembiasaan.
Pembiasaan yang berulang dalam durasi
waktu lama membuahkan
kecenderungan/karakter.
Daya respon
Realitas/stimulus itu netral.
Respon terhadap stimulus tergantung
bangunan kecenderungan merespon.
Kecenderungan merespon ikut menentukan
sejarah hidup dan pembentukan karakter.
Contoh cara pandang kelompok teroris
terhadap diri sebagai “korban” Amerika
membuat dendam tak pernah padam.
Mungkinkah mengubah respon?
Dari mana perubahan itu mesti
dimulai?
Apa yang mesti dilakukan?
Apa tantangannya?
Upaya merubah respon dan nilai
Rekonstruksi bangunan kecenderugan
merespon juga bisa membantu mengenali
nilai-nilai hidup yang terbangun.
Nilai hidup menentukan kecenderungan
hidup, termasuk kecenderungan merespon.
Contoh: anak desa cenderung/berpotensi
hidup “melambat” dibanding anak kota.
Mengapa nilai perlu dikenali?
Nilai akan menentukan kecenderungan
merespon.
Nilai ini menjadi semacam kendali atau
alur pilihan respon.
Respon yang diorientasikan pada nilai akan
membantu seseorang dalam mengendalikan
atau mengelola realitas (PROAKTIF).
Respon tanpa pijakan nilai cenderung
hidup terombang-ambing (REAKTIF).
REAKTIF-PROAKTIF
Orang reaktif berpotensi dipengaruhi/
dikendalikan lingkungan. Ruang pengaruh
diri menyempit.
Orang proaktif berpotensi menjaga bahkan
meluaskan lingkaran pengaruh. Akibatnya ia
menjadi lebih kokoh, tidak merasa
dikorbankan atau menjadi korban. Ia
cenderung nyaman dan aman dengan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai