Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus
Tipe 2
Menurut American Diabetes Association (ADA)
1 tahun 2019, DM merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
2
DIAGNOSIS Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Pemantauan hasil
pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa
darah kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas
dasar adanya glukosuria.
3
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada pasien DM. Kecurigaan adanya
DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik, seperti poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang menyertai adalah badan lemah,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulva pada wanita
Kriteria diagnosis DM
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal
8 jam
atau

Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah tes


toleransi glukosa oral (TTGO) dengan beban 75 gram.

atau

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL


dengan keluhan klasik
atau

Pemeriksaan HbA1C ≥ 6,5% dengan menggunakan metode


high- performance liquid chromatography (HPLC) yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin
Standarization Program (NGSP).
Tatalaksana

Penatalaksanaan DM dimulai dengan pola hidup sehat (tata laksana gizi


klinis dan aktivitas fisis) bersamaan dengan intervensi farmakologis
dengan obat antihiperglikemia secara oral dan/atau suntikan.

Obat antihiperglikemia oral dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi.
Pada keadaan emergensi dengan dekompensasi metabolik berat, misalnya
ketoasidosis, hiperosmolar nonketotik, kondisi penyakit yang berat, berat badan
yang menurun dengan cepat, atau adanya ketonuria, harus segera dirujuk ke
pelayanan kesehatan sekunder atau tersier
2) Tata laksana
1) Edukasi
gizi klinis

3) Latihan fisis
3) Kebutuhan energi
Berikut penghitungan BB ideal seseorang dengan klasifikasi BB:

a) Perhitungan berat badan ideal (BBI) menggunakan a) Perhitungan berat badan ideal menurut indeks
rumus Broca yang dimodifikasi: massa tubuh (IMT)
b) Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 Perhitungan BB ideal (kg) berdasarkan rumus
kg IMT adalah tinggi badan dalam satuan meter yang
c) Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan dikuadratkan (m2) dikalikan dengan 22 kg/m2.
Wanita di bawah 150 cm, rumus dimodifikasi Indeks massa tubuh menggambarkan secara
menjadi: umum massa lemak tubuh seseorang, yang
Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kg. berhubungan dengan berbagai risiko komorbiditas
‐ Normal : BB ideal ± 10 %
termasuk dengan DM tipe 2.
‐ Kurus : kurang dari BBI - 10 % Angka IMT (kg/m2) ini didapatkan dengan
‐ Gemuk : lebih dari BBI + 10 % membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dalam
meter dikuadratkan (m2).
Kebutuhan energi total dapat juga diperkirakan dengan
menghitung kebutuhan energi basal (KEB) menggunakan
rumus Harris Benedict yang dikoreksi dengan faktor stres
dan faktor aktivitas pasien.
Laki-laki
KEB = 66,5 + (13,8 x BB dalam kg) + (5 x TB
dalam cm) – (6,8 x usia dalam tahun)

Perempuan
KEB = 665 + (9,6 x BB dalam kg) + (1,8 x TB
dalam cm) – (4,7 x usia dalam tahun)
Manajemen
Kebutuhan
penurunan
karbohidrat
berat badan

KEBUTUHAN Kebutuhan Kebutuhan


ENERGI Protein Lemak

Konsumsi
Serat
Intervensi farmakologis
a)Peningkat sensitivitas terhadap insulin:
metformin dan tiazolidinedion (TZD)
b)Pemicu sekresi insulin
‐ Sulfonilurea
‐ Meglitinide
Obat anti-
c) Penghambat absorbs glukosa
hiperglikemia ‐ Acarbose
oral ‐ Voglibose
d) Penghambat dipeptidyl peptidase-4
‐ Vildagliptin
e) Penghambat sodium glucose co-
transporter 2 (SGLT-2)
Obat antihiperglikemia suntik (Insulin)
1. Ketoasidosis diabetik
2. Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Terapi insulin untuk 3. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
substitusi ditujukan 4. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard
untuk melakukan
akut, stroke)
koreksi terhadap
defisiensi yang 5. Kehamilan dengan DM atau diabetes melitus gestasional
terjadi. Insulin (DMG) yang tidak terkendali dengan perencanaan makan
diperlukan pada 6. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
keadaan: 7. Penurunan berat badan yang cepat
8. Gagal dengan kombinasi obat antihiperglikemia oral dosis
optimal
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap obat antihiperglikemia
oral
10.Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi

Anda mungkin juga menyukai