SUBSTANSI PROFESI
BIMBINGAN DAN
KONSELING
Oleh:
Prof. Dr. Ahman, M.Pd.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MAKNA PROFESIONALISASI
PROFESI : Pekerjaan unik, spesifik, dan esensial/urgen/
penting ---> yang menuntut Pengabdian
PROFESIONAL : Merujuk kepada orang atau
pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu. Orang
yang bekerja sebagai sumber pokok dari pekerjaan
tersebut. Orang yang berpenghasilan karena pekerjaan
tersebut.
PROFESIONALITAS: Tingkat kualitas
pelayanan/pekerjaan, adanya jenjang atau satndar
PROFESIONALISASI/ISME: Proses usaha untuk
mencapai tingkatan tugas secara lebih sempurna, atau
upaya untuk meningkatkan kualifikasi.
AKTUALISASI KONSELOR 1
Pertama kali saya mengenal dunia BK adalah di pesantren,
tepatnya ketika saya duduk di bangku kelas 2 Tsanawiyyah.
Pada saat itu, saya merasa tertarik dengan keramahan dan
keterbukaan dari guru BK di sana, beliau juga sangat
menarik dan dapat membuat suasana kelas menjadi nyaman,
terutama ketika memberikan permainan-permainan yang
sangat berkesan dan bermanfaat untuk para santrinya.
Dengan sangat terbuka, beliau juga mengundang para
santrinya untuk berkunjung dan berdiskusi di ruang BK.
Oleh karena itu, kesan pertama kali mengenal dan bertemu
dengan guru BK sangatlah baik, karena melalui profesinya
beliau dapat membantu para santri yang sedang menghadapi
masalah.
AKTUALSASI 2
Waktu itu yang saya ketahui Guru BP dikenal sebagai
guru galak, tegas, karena siapapun orang yang masuk
keruangan BP itu harus menarik nafas dalam-dalam.
Guru BP selalu manggil murid yang memiliki masalah
disekolah yang berurusan dengan prilaku menyimpang.
BK itu adalah "hell"
AKTUALISASI 3
Pertama kali saya mengenal bimbingan dan konseling pada saat
saya sekolah menengah pertama.Pertama saya berfikiran
bimbingan dan konseling itu tempat keluar dan masuknya anak-
anak yang bermasalah.Ternyata saya salah guru bimbingan dan
konseling di sekolah saya sangat ramah dan dekat dengan
murid-muridnya.Beliau bisa mengambil hati para muridnya.
Awalnya saya seorang murid yang sangat pemalu,tidak percaya
diri.Tetapi semua berubah setelah saya dekat dengan guru
bimbingan dan konseling pada saat saya smp,saya di beri
pengarahan dan semangat oleh guru saya.Ia manfaatnya terasa
sampai saat ini,saya sudah mulai percaya diri meskipun sedikit
masih pemalu.Guru bimbingan dan konseling merupakan orang
tua saya yang kedua bagi saya. Saya bersyukur telah
mengenalNya.
AKTUALISASI 4
tutur kata dan perilaku guru BK, mereka dapat dikatakan
hebat tingkat kepeduliannya, cerdas dalam metode
pendekatannya, bijak dalam mencari solusi setiap masalah,
dan menjadi sosok yang menyenangkan bagi siapa saja yang
ingin mengenalnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
guru BK merupakan sosok pribadi yang ikhlas dalam
menjalani setiap amal baktinya, jauh dari kelompok guru
mata pelajaran lain yang seringkali mengedepankan arogansi
diri dan sering mengacu bahwa uang lah yang tetap membuat
dirinya bertahan untuk tetap bekerja di dunia pendidikan, lain
sekali halnya dengan guru BK yang sepertinya sering
beranggapan bahwa cukuplah ridho Allah SWT saja yang
menjadi balasan dari setiap hasil kerja mereka yang
senantiasa sepenuh hati, sepenuh diri, dan sepenuh jiwa.
POSISI BIMBINGAN DAN KONSELING
DAN KTSP DLM JALUR PDDK FORMAL
Perkembangan Optimum Siswa
Standar Kompetensi Misi bersama Standar Kompetensi
Kemandirian /SKK guru dan konselor Lulusan (SKL) mata
(akademik, karir, sosial, dalam pelajaran dan
pribadi) pengembangan tingkatan pendidikan
diri (guru dg cara
(Bimbingan dan mngembangkan (Pembelajaran
Konseling yang nurturant effect bidang studi yg
pembelajaran)
memandirikan) mendidik)
SPS-UPI 2007
KONSELOR
PROFESIONAL?
10
HAKEKAT PROFESI (1)
Profesi Pekerjaan Unik, Spesifik dan
23/09/2022
Esensial/urgen/penting Pengabdian
1. Menunjukkan batas-batas wilayah bidang garapan yang khas,
SPS-UPI 2007
uniq dan esensial.
2. Menuntut dan melibatkan kemampuan intelektual dan tidak se-
mata-mata manual/pekerjaan tangan.
3. Menuntut pendidikan khusus dalam waktu yang relatif lama.
11
HAKEKAT PROFESI (2)
23/09/2022
4. Terdapat suatu otonomi yang luas bagi praktisi, baik
secara individual maupun secara kelompok (kerabat
kerja sejawat).
SPS-UPI 2007
5. Terdapat tanggung jawab pribadi yang sangat luas dan
mendalam bagi penyandang profesi, baik berkenaan
dalam pembu-atan pertimbangan dan keputusan,
maupun dalam melakukan tindakan.
6. Menekankan pada pengabdian dari pada kepentingan
ekonomi penyandang profesi yang bersangkutan.
7. Memiliki organisasi yang menghimpun dan mengatur
kelompok yang bersangkutan.
8. Memiliki Kode Etik yang jelas dan dipahami serta
dipatuhi oleh semua anggota.
12
HAKEKAT PROFESI (3)
Profesional: Merujuk Kepada Orang atau Pekerjaan yang
23/09/2022
Menuntut Persyaratan tertentu. Orang yg Bekerja sbg
Sumber Pokok dari Pekerjaan tsb. Orang yg
SPS-UPI 2007
Berpenghasilan karena Pekerjaan tsb.
Profesionalitas/Profesionalisme: Tingkat Kualitas
Pelayanan/Pekerjaan, adanya Jenjang atau Standar.
Profesionalisasi: Proses Usaha untuk Mencapai Tingkatan
Tugas secara Lebih Sempurna, atau Upaya untuk
Meningkatkan Kualifikasi
13
PROFESIONALISASI
PENGAKUAN DARI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
SEBAGAI LAYANAN UNIK
DIDASARKAN ATAS KEAHLIAN YANG DIPELAJARI
SECARA SISTEMATIS DALAM WAKTU YANG CUKUP
PANJANG
PENGAMPUNYA DIBERIKAN PENGHARGAAN YANG
LAYAK,
MELINDUNGI KEMASLAHATAN PEMAKAI, OTORITAS
ORGANISASI PROFESI,
HANYA PENGAMPU LAYANAN AHLI YANG KOMPETEN
DIIZINKAN MENYELENGGARAKAN LAYANAN AHLI
KEPADA MASYARAKAT
DE FACTO: RAGAM LATAR, KUALIFIKASI,
KEMAMPUAN DAN KOMPETENSI
TELAAHAN YURIDIS
19
PP 74/2008 Bab III Hak
Bagian Kelima Maslahat Tambahan Pasal 24 ayat (3) f
20
PP 74/2008 Pasal 54 (1,2) dan Permendiknas No.
39/2009
(1) Beban kerja kepala satuan pendidikan yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat
tambahan adalah paling sedikit 6 (enam) jam tatap
muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40
(empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan
pendidikan yang berasal dari Guru bimbingan dan
konseling atau konselor.
22
PENJELASAN
PASAL 54 (6)
Pasal 54
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan “mengampu layanan
bimbingan dan konseling” adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan
pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat
dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap
muka terjadwal di kelas dan layanan
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap
perlu dan yang memerlukan.
23
PASAL 65 (a)
Guru dalam jabatan diberi Sertifikat Pendidik
secara langsung apabila:
a. sudah memiliki kualifikasi akademik magister
(S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi
terakreditasi dalam bidang kependidikan atau
bidang studi yang relevan dengan mata
pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang
diampunya, atau guru kelas dan guru
bimbingan dan konseling atau konselor,
dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b
atau yang memenuhi angka kredit kumulatif
setara dengan golongan IV/b;
24
SCHOOL COUNSELOR TIME ALLOCATION
SEKOLAH SMP SLTA
DASAR
LAYANAN 35-45% 25-35% 15-25%
DASAR
SLTA
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK
B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
4. Beriman dan bertakwa 4.1 Menampilkan kepribadian yang
kepada Tuhan Yang beriman dan bertakwa kepada
Maha Esa Tuhan Yang Maha Esa
4.2 Konsisten dalam menjalankan
kehidupan beragama dan
toleran terhadap pemeluk
agama lain
4.3 Berakhlak mulia dan berbudi
pekerti luhur
KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
C. KOMPETENSI PROFESIONAL
D. KOMPETENSI SOSIAL
Skor Kategori f %
80 - 86 Tinggi 0 0
54 - 79 Sedang 0 0
28 - 53 Kurang 43 86
0 - 27 Rendah 7 14
Jumlah 50 100
Sumber: Kartika Hajati, 2009, 104
SIKAP, NILAI, DAN DISPOSISI
KEPRIBADIAN YG MENDUKUNG
Skor Kategori f %
22 – 29 Tinggi 0 0
15 – 21 Sedang 9 18
8 – 14 Kurang 31 62
0-7 Rendah 10 20
Jumlah 50 100
Sumber: Kartika Hajati, 2009, 106
MENGENAL SECARA MENDALAM
KONSELI YG
HENDAK DILAYANI
Skor Kategori f %
25 – 33 Tinggi 0 0
17 – 24 Sedang 3 6
9 – 16 Kurang 42 84
0-8 Rendah 5 10
Jumlah 50 100
Sumber: Kartika Hajati, 2009, 106
MENGUASAI KERANGKA TEORETIK BK
Skor Kategori f %
19 – 24 Tinggi 0 0
13 – 18 Sedang 0 0
7 – 12 Kurang 20 40
0-6 Rendah 30 60
Jumlah 50 100
Sumber: Kartika Hajati, 2009, 106
MENYELENGGARAKAN LAYANAN BK YG
MEMANDIRIKAN
Skor Kategori f %
9 – 11 Tinggi 0 0
6–8 Sedang 16 32
3–5 Kurang 32 64
0-2 Rendah 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Kartika Hajati, 2009, 106
MENGEMBANGKAN PROFESIONALITAS
SBG KONSELOR SECARA
BERKELANJUTAN
Skor Kategori f %
10 – 22 Tinggi 0 0
7–9 Sedang 3 6
4–6 Kurang 20 40
0-3 Rendah 27 54
Jumlah 50 100
Sumber: Kartika Hajati, 2009, 106
PROGRAM TERTULIS (10/53%)
1. Substansi program komprehensif mengandung 4
komponen pelayanan, yakni Pelayanan Dasar Umum,
Pelayanan Responsif, Perencanaan Individual, dan
Dukungan Sistem.
2. Meskipun demikian terdapat indikasi, konselor yg
memiliki skor lebih tinggi lebih memahami äpa”dan
“bagaimana” masing-masing layanan tsb. Dilakukan di
sekolah tempat tugasnya, dibandingkan dg pemahaman
mereka yg memiliki skor lebih rendah.
3. Baru 4 sekolah yg mengembangkan program BK
dilakukan asesmen kebutuhan.
PROGRAM DIRANCANG TETAPI
TIDAK ADA DI SEKOLAH (4/21%)
1. Program yg menurut konselor sudah dibuat secara
tertulis, tercecer.
2. Belum di buat secara rapi
3. Tidak memahami fungsi need assesment dalam
pengembangan program BK
PROGRAM DIRANCANG
TETAPI TIDAK TERTULIS
(5/26%)
Menurut Guru BK; belum ada waktu untuk membuat program
secara tertulis
MANA SEMPAT ?
DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN
PROGRAM
Sebagian besar konselor kurang mampu
mengimplementasikan program BK yg komprehensif
(K.4.2)
Tidak ada waktu, kekurangan guru BK
LAYANAN
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS TERUTAMA YANG MEMEILIKI
KEMAMPUAN INTELEKTUAL NORMAL,
BERKOLABORASI DENGAN AHLI LAIN
MODEL KONSTRUK
BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF
Ahman