01
PENDAHULUAN
Mencakup pengenalan dan latar
belakang kajian.
02
SISTEM AWGDU
Mencakup Sistem Aquaculture with
Geothermal Direct Used
03 PEMBAHASAN &
KESIMPULAN
PENDAHULU
01
AN
MENCAKUP PENGENALAN DAN
LATAR BELAKANG KAJIAN
LATAR LOKASI
Kota Meshkin Shahr (MeshginShahr) terletak di barat laut
Iran, di pusat provinsi Ardabil, dan 839 kilometer dari
Teheran. Berada di dekat Pegunungan Sabalan (Savalan)
yang dapat dilihat di selatan kota, dengan iklim
pegunungan yang moderat. Kota ini terkenal dengan
karpet Azerbaijan dan mata air mineralnya. Selain itu,
pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Iran,
terletak di pinggiran kota ini. Pada sensus 2016,
populasinya adalah 74.109, dengan 21.906 keluarga.
PENDAHULUAN
Iran memiliki daerah panas bumi aktif sebagai sumber air panas dan uap, termasuk sebagian besar
Azerbaijan terutama Sabalan di provinsi Ardabil, karena terletak di sabuk vulkanik Kenozoikum.
Budidaya ikan air dingin (rainbow trout) telah dimulai secara eksponensial sejak 1950-an dan saat ini,
produksi globalnya berada di peringkat kedua setelah Salmon; negara produsen utama termasuk Iran,
Jerman, Australia, Norwegia dan Perancis dimana produksi ikan trout di Iran dari 440 ton pada tahun 1990
meningkat menjadi sekitar 73.624 ton pada tahun 2010. Tentu saja seperti budidaya lainnya, aquaculture
juga mementingkan kualitas ternak hasil yang nantinya akan diekspor.Dewasa ini, diketahui bahwa laju
pertumbuhan sebagian besar spesies ikan dipengaruhi oleh suhu air di sekitarnya.
LATAR BELAKANG KAJIAN
Mengingat pentingnya akuakultur di Iran, khususnya di provinsi Ardabil karena ekonominya yang berbasis
pertanian dan pemanfaatan potensi alam provinsi ini secara optimal seperti energi panas bumi untuk
mempelajari kemungkinan produksi dan budidaya ikan trout pada musim dingin. Penelitian ini dilakukan
dengan penggunaan langsung fluida panas bumi dalam delapan bulan dingin pada tahun 2016–2017 di
Meshginshahr yang terletak di kaki bukit Sabalan di sebuah peternakan ikan trout untuk mengetahui pengaruh
penggunaan energy geothermal pada ikan.
SISTEM
02
AWGDU
MENCAKUP SISTEM AQUACULTURE
WITH GEOTHERMAL DIRECT USED.
GDU FOR AQUACULTURE IN
IRAN
Untuk menentukan kondisi spasial budidaya ikan trout, perangkat lunak Google Earth digunakan;
sehingga garis lintang adalah 38° 17′ 59.72″ LU dan garis bujur 47° 41′ 40.72″ BT dan ketinggian 1975
m di atas permukaan laut di selatan Meshginshar di provinsi Ardabil. Karena suhu air merupakan faktor
lingkungan yang memiliki pengaruh terbesar pada ikan, suhu di luar kisaran optimum memberikan
tekanan pada ikan ini dan stress ini mempengaruhi nutrisi ikan, pertumbuhan, reproduksi dan
pencegahan penyakit. Diketahui, suhu yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal ikan
rainbow trout berkisar antara 12 dan 17 °C.
GDU FOR AQUACULTURE IN
IRAN
Untuk mengevaluasi faktor termal di tambak ikan pengganti, pada awalnya, sistem yang ada diselidiki dalam
hal suhu dan spesies ikan trout dipilih untuk simulasi tubuh ikan. Sebuah Raceway persegi panjang dengan
dinding beton dipilih sebagai kolam; panjangnya beberapa kali lebih besar dari lebar dan kedalaman air dan
aliran alami seperti sungai alami diciptakan untuk menghilangkan partikel dan mengurangi arus eddy di kolam
dan untuk mengontrol kualitas system, dilakukan perubahan pada volume total air setiap 5 jam sekali. Adapun
spesies ikan trout dipertimbangkan karena suhu optimum untuk pertumbuhannya yang berkisar antara 12 dan
18 °C.
GDU FOR AQUACULTURE IN
IRAN
Dimensi Raceway
METODOLOGI PENELITIAN
1. PENENTUAN HEAT TRANSFER PADA DINDING RACEWAY.
Mekanisme perpindahan panas konduksi dan perpindahan dipertimbangkan untuk menentukan jumlah
perpindahan panas melalui dinding beton lateral di Raceway yang dikelilingi. Transfer konduksi didasarkan
pada konduksi linier.
TABEL 1. Average air lower bound temperature (Ambient Air or sky Temperature) in the system and the regional weather.
4. PENENTUAN HEAT RESISTANCE DAN THERMAL DISSIPATION PADA AIR MURNI SETIAP
BULAN.
Pada dasarnya, perpindahan panas terbagi menjadi konduksi, perpindahan dan radiasi. Agregasi dari ketiga
mekanisme ini = perpindahan panas, pembuangan panas tetap dan stabil dibuat dalam akuakultur.
Digunakan persamaan berikut untuk menentukan HR dan TD tanpa biomassa.
METODOLOGI PENELITIAN
5. PENENTUAN WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK PENDINGINAN DAN PEMANASAN
SISTEM
TANPA BIOMASSA.
Untuk menentukan perkiraan ketahanan panas dengan menambahkan biomassa ke sistem akuakultur dan
untuk menunjukkan pengaruh biomassa terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pendinginan/pemanasan
sistem, Digunakan persamaan dan model korelasi berikut.
03 N&
KESIMPULAN
PEMBAHASAN
1. Perpindahan panas dengan dan tanpa fluida panas bumi.
Diketahui bahwa pembuangan panas berkurang karena suhu lingkungan yang lebih tinggi pada interval Oktober dan
November daripada Desember dan Januari, dan ketika suhu lingkungan meningkat hingga Mei, tren penurunan
beban panas terlihat jelas karena peningkatan dalam suhu lingkungan. Selain itu, dalam budidaya tanpa biomassa,
perbedaan suhu antara sistem budidaya dan lingkungan tinggi, akibatnya, gradien suhu lebih tinggi dan, disipasi
panas meningkat. Hal ini terjadi hanya ketika ada cairan dalam sistem, tetapi secara bertahap saat suhu sistem
budidaya menurun, pembuangan panas berkurang dari waktu ke waktu, meskipun sedikit. Dengan peningkatan
persentase biomassa dalam budidaya, tren penurunan pembuangan panas terlihat jelas, karena ketika persentase
biomassa rendah, keluaran panas biomassa dipindahkan ke lingkungan dalam bentuk kehilangan panas.
PEMBAHASAN
1. Perpindahan panas dengan dan tanpa fluida panas bumi.
Dengan meningkatnya jumlah biomassa, perpindahan panas antara bagian yang berbeda meningkat. Adanya
penambahan biomassa terkonsentrasi, mengakibatkan faktor panas radiasi antara fluida dan biomassa dan setiap
biomassa terkonsentrasi dan lingkungan berkurang dan oleh karena itu disipasi panas berkurang dengan
meningkatnya biomassa. Mengingat suhu optimal minimum pertumbuhan (12 °C) telah dipertahankan (baik dengan
adanya pemanasan fluida panas bumi atau tidak adanya fluida panas), oleh karena itu, dengan menambahkan fluida
panas bumi, disipasi panas sistem berkurang dan disipasi surplus dipasok oleh fluida panas bumi.
PEMBAHASAN
2. Resistensi perpindahan panas dengan dan tanpa fluida panas bumi.
Dengan mempertimbangkan hubungan antara disipasi panas dan resistensi terhadap perpindahan panas (R = T/q),
diagram resistensi terhadap perpindahan panas menunjukkan kecenderungan peningkatan persentase biomassa yang
berbeda dengan panas (q). Sehingga ketahanan terhadap perpindahan panas lebih rendah pada bulan Januari dan
Februari dibandingkan bulan Oktober dan November karena suhu lingkungan yang lebih tinggi. Meskipun, dengan
meningkatkan suhu lingkungan hingga Mei, tren peningkatan resistensi terhadap perpindahan panas meskipun dalam
jumlah kecil, jelas karena peningkatan suhu lingkungan
PEMBAHASAN
3. Waktu yang diperlukan untuk pendinginan dan pemanasan fluida dalam system, dengan dan tanpa fluida
panas bumi.
Menurut jumlah panas yang dihasilkan dalam sistem budidaya tanpa biomassa, waktu yang dibutuhkan untuk
pendinginan/pemanasan sistem lebih tinggi. Namun, dengan penambahan fluida panas bumi yang menghasilkan
pemanasan yang signifikan, waktu yang dibutuhkan untuk pendinginan/pemanasan fluida dalam sistem tanpa
biomassa berkurang dan secara signifikan lebih singkat dibandingkan dengan keadaan pertama (tanpa menggunakan
fluida panas bumi). Dimana dibutuhkan sekitar 5 jam pada system murni dan 1 jam pada system dengan
penambahan fluida panas bumi.
GRAFIK PENELITIAN
REAL AWGDU MODEL
KESIMPULAN
● Dengan penggunaan langsung fluida panas bumi dalam 8 bulan dalam setahun ketika suhu fluida dan
sekitarnya lebih rendah dari suhu optimal minimum pertumbuhan, kontribusi sistem berkurang dalam hal
pembuangan panas dan fluida panas bumi memasok disipasi surplus, terutama dalam kondisi dasar dengan
persentase biomassa yang rendah, kontribusi fluida panas bumi meningkat.
● Dengan meningkatnya persentase biomassa, resistensi terhadap perpindahan panas di kedua sistem dengan
dan tanpa fluida panas bumi meningkat. Menggunakan fluida panas bumi dalam kedua kasus, dengan dan
tanpa biomassa, resistensi terhadap perpindahan panas berkurang dibandingkan dengan sistem tanpa fluida
panas bumi.
KESIMPULAN
● Menggunakan fluida panas bumi, waktu yang dibutuhkan untuk pendinginan/ pemanasan sistem lebih
singkat dan lebih kecil dibandingkan sistem tanpa fluida panas bumi dan periode pergantian dan sirkulasi
penuh air di Raceway hampir setiap 5 jam.
● Selama 8 bulan tidak ada hambatan dalam hal produksi atau sebagainya terhadap ikan trout yang
dibudidayakan dengan fluida panas bumi.
THANK
S!
Do you have any questions?