AGUSTINUS SULISTIYANTO
Tenaga Ahli Perencanaan dan Keuangan Daerah
081311660250– simbachs@gmail.com
1
PENGERTIAN
Slide 2
1. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan yang selanjutnya disingkat SPM Pendidikan
adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar pendidikan yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap Peserta Didik
secara minimal.
2. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar Peserta
Didik.
3. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh Peserta Didik secara
minimal.
4. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar
pendidikan sesuai dengan standar teknis agar hidup secara layak.
5. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
TUJUAN DAN PRINSIP SPM
PENDIDIKAN
PRINSIP Kesesuaian
Kewenangan
Ketersedian Keterjangkauan Kesinambungan Keterukuran Ketepatan Sasaran
4
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
5
PERLENGKAPAN DASAR PESERTA DIDIK
6
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
(Pasal 16)
1. Pemenuhan buku teks pelajaran pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
diperuntukkan bagi Peserta Didik yang belum terlayani perlengkapan dasar Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama diberikan pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1 (satu)
paket buku teks pelajaran x biaya satuan buku teks pelajaran; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2 (dua) set
buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan buku teks pelajaran dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai dengan
standar biaya masing-masing daerah.
9
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
BARANG DAN/ATAU JASA PENDIDIKAN KESETARAAN
(Pasal 21)
1. Pemenuhan buku teks pelajaran pada sekolah menengah atas dan sekolah menengah
kejuruan diperuntukkan bagi Peserta Didik yang belum terlayani perlengkapan dasar
Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada sekolah menengah atas dan
sekolah menengah kejuruan diberikan pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1 (satu)
paket buku teks pelajaran x biaya satuan buku teks pelajaran; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2 (dua)
set buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan buku teks pelajaran dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai
dengan standar biaya masing-masing daerah.
11
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
BARANG DAN/ATAU JASA PENDIDIKAN KHUSUS
(Pasal 24)
1. Pemenuhan materi ajar pada pendidikan khusus diperuntukkan bagi Peserta Didik
yang belum terlayani perlengkapan dasar Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada pendidikan khusus diberikan
pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1
(satu) paket materi ajar sesuai dengan ragam disabilitas x biaya satuan materi
ajar; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2
(dua) set buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan materi ajar dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai dengan
standar biaya masing-masing daerah.
12
PELAKSANAAN PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN
KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
(Pasal 25& 26)
1. Pelaksanaan pemenuhan perlengkapan dasar dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya dapat berupa:
a. menyediakan perlengkapan dasar; dan/atau
b. memberikan uang tunai untuk pemenuhan perlengkapan dasar kepada Peserta Didik yang berasal
dari keluarga miskin atau tidak mampu.
2. Pemenuhan pembiayaan pendidikan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
3. Pelaksanaan pemenuhan pembiayaan pendidikan bagi Peserta Didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah, dilaksanakan dengan cara pembebasan biaya pendidikan pada
satuan pendidikan.
4. Pelaksanaan pemenuhan pembiayaan pendidikan bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemenuhan standar
biaya pribadi
masyarakat, dilaksanakan dengan cara pemberian uang tunai langsung kepada diprioritaskan bagi
penyelenggara satuan pendidikan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan Peserta Didik yang
kewenangannya. berasal dari keluarga
5. Perhitungan pemenuhan pembiayaan pendidikan dari Peserta Didik oleh satuan miskin atau tidak
pendidikan dilaksanakan dengan cara menghitung jumlah Peserta Didik yang berasal mampu yang menjadi
tanggung jawab
dari keluarga miskin atau tidak mampu dikali 12 bulan dikali pembiayaan pendidikan. Pemerintah Daerah. 13
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD
(Pasal 28 & 29)
1. Dalam hal guru mata pelajaran pada kabupaten/kota belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
pendidik kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan kepada
Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah, Pemerintah daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan masih terdapat
kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah
kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan kepada Mendikbud .
3. Surat keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada Mendagri
melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dengan tembusan kepada Mendikbud.
16
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KESETARAAN
(Pasal 34)
17
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMA
(Pasal 35 & 36)
1. Dalam hal guru mata pelajaran pada provinsi belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
pendidik kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan
masih terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan
calon kepala sekolah kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Surat Keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada
Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
18
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMK
(Pasal 37 & 38)
NO JENIS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Guru mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
kurikulum. 2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.
3. Tenaga laboratorium/bengkel/workshop 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/SMK/sederajat
(kualitas tenaga kependidikan yang memiliki ijazah SMK relevan dengan
kebutuhan laboratorium/bengkel/workshop)
4. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.
1. Dalam hal guru mata pelajaran pada provinsi belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
pendidik kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan masih
terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Surat keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada
Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
19
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KHUSUS
(Pasal 39 & 40)
JENIS PENDIDIK DAN TENAGA
NO KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN
1. Guru kelas 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Guru mata pelajaran 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
2. memiliki sertifikat pendidik.
3. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.
4. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.
1. Dalam hal guru kelas dan guru mata pelajaran pada provinsi belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah
Daerah wajib menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki
sertifikat pendidik kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan masih
terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Surat keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada Mendagri
dengan tembusan kepada Mendikbud. 20
[1/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(Pasal 41 & 42)
1. Pemenuhan jumlah pendidik pada pendidikan anak usia dini didasarkan pada tata cara
PAUD
perhitungan kebutuhan pendidik sesuai dengan jumlah rombongan belajar pada satuan PAUD.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini yaitu 1 (satu) kepala
satuan PAUD per satuan PAUD.
SD
1. Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah dasar didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut.
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum
yang diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah dasar (SD) didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut.
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan; dan
e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
21
[2/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(Pasal 43 & 44)
1.
Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah menengah pertama didasarkan pada tata cara perhitungan
SMP pemenuhan kebutuhan pendidik sesuai dengan:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum
yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah pertama (SMP) didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan; dan
KESETARAAN e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
1. Pemenuhan jumlah tutor pendidikan kesetaraan pada pendidikan kesetaraan didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada pendidikan kesetaraan di satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar tutor; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum/program yang diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada pendidikan kesetaraan didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
kebutuhan tenaga kependidikan untuk 1 (satu) satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan sebagai
berikut:
d. 1 (satu) kepala satuan pendidikan per satuan pendidikan kesetaraan; dan
e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan kesetaraan.
22
[3/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(Pasal 45 & 46)
1. Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah menengah atas didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
SMA kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar, dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah atas didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
e. 1 (satu) tenaga laboratorium per laboratorium; dan
SMK f. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
1. Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah menengah kejuruan didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan kebutuhan
pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah kejuruan didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
e. 1 (satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/bengkel/worshop; dan
f. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
23
[4/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
(Pasal 47)
PENDIDIKAN
KHUSUS
1. Pemenuhan jumlah pendidik pada pendidikan khusus didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada pendidikan khusus didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan; dan
e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
24
[1/2]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
(Pasal 48)
25
[1/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
(Pasal 48)
26
[2/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 50)
PAUD
• Menghitung jumlah anak usia 5 sampai dengan 6 tahun yang sudah tamat atau
b sedang belajar di PAUD
SEKOLAH DASAR
• Menghitung jumlah anak usia 7 sampai dengan 12 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah dasar
Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah dasar pada kabupaten/kota lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
28
[4/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 52)
SMP
• Menghitung jumlah anak usia 12 sampai dengan 15 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah menengah pertama; dan
Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah menengah pertama pada kabupaten/kota lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan.
2
29
[5/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 53)
PENDIDIKAN KESETARAAN
• Menghitung jumlah anak usia 7 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di pendidikan kesetaraan
Dalam hal Peserta Didik mengikuti pendidikan kesetaraan pada kabupaten/kota lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
30
[6/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 54)
• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun pada provinsi yang
a bersangkutan
• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah menengah atas
Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah menengah atas pada provinsi lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
31
[7/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 55)
• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun pada provinsi yang
a bersangkutan
• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah menengah kejuruan
Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah menengah kejuruan pada provinsi lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
32
[8/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 56)
PENDIDIKAN KHUSUS
• Menghitung jumlah anak usia 4 sampai dengan 18 tahun pada provinsi yang
a bersangkutan
• Menghitung jumlah anak usia 4 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di pendidikan khusus
Dalam hal peserta didik mengikuti pendidikan khusus pada provinsi lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan.
2
33
PEMBATALAN PENERIMAAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 57)
34
PELAPORAN PELAKSANAAN PEMENUHAN
Slide 2 SPM PENDIDIKAN (Pasal 58)
TERIMA KASIH
36