Anda di halaman 1dari 36

Slide 1SPM BIDANG PENDIDIKAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 32 Tahun 2018


tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan

AGUSTINUS SULISTIYANTO
Tenaga Ahli Perencanaan dan Keuangan Daerah
081311660250– simbachs@gmail.com

1
PENGERTIAN
Slide 2
1. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan yang selanjutnya disingkat SPM Pendidikan
adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar pendidikan yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap Peserta Didik
secara minimal.
2. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar Peserta
Didik.
3. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh Peserta Didik secara
minimal.
4. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar
pendidikan sesuai dengan standar teknis agar hidup secara layak.
5. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
TUJUAN DAN PRINSIP SPM
PENDIDIKAN

TUJUAN Standar teknis pelayanan minimal pendidikan bertujuan untuk memberikan


panduan kepada Pemerintah Daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Peserta Didik sesuai dengan jenjang dan jalur pendidikan.

PRINSIP Kesesuaian
Kewenangan
Ketersedian Keterjangkauan Kesinambungan Keterukuran Ketepatan Sasaran

• SPM diterapkan • SPM ditetapkan • SPM • SPM • SPM • SPM ditetapkan


sesuai dengan dan diterapkan ditetapkan ditetapkan ditetapkan dan diterapkan
kewenangan dalam rangka dan dan dan untuk
daerah provinsi menjamin diterapkan diterapkan diterapkan pemenuhan
dan daerah tersedianya dalam untuk dengan barang dan/atau
kabupaten/kota barang dan/atau rangka memberikan barang jasa kebutuhan
menurut jasa kebutuhan menjamin jaminan dan/atau dasar yang
pembagian dasar yang barang tersedianya jasa yang berhak diperoleh
urusan berhak diperoleh dan/atau barang terukur setiap warga
pemerintahan oleh setiap warga jasa dan/atau untuk negara secara
wajib yang negara secara kebutuhan jasa memenuhi minimal dan
berkaitan dengan minimal. dasar yang kebutuhan kebutuhan pemenuhan oleh
Pelayanan Dasar. mudah dasar warga dasar warga Pemerintah
diperoleh negara negara Daerah ditujukan
oleh setiap secara terus- kepada warga
warga menerus. negara dengan
negara. memprioritaskan
bagi keluarga
miskin atau
tidak mampu
3
PELAYANAN DASAR SPM BIDANG PENDIDIKAN
NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR PENERIMA PELAYANAN DASAR
I PROVINSI ditetapkan dalam standar teknis,  
yang sekurang-kurangnya
memuat:
1 Pendidikan menengah a. standar jumlah dan kualitas Peserta Didik yang berusia 16 (enam belas)
barang dan/atau jasa tahun sampai dengan 18 (delapan belas)
tahun
2 Pendidikan khusus b. standar jumlah dan kualitas Peserta Didik penyandang disabilitas yang
pendidik dan tenaga kependidikan berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 18
(delapan belas) tahun
II KABUPATEN/KOTA c. petunjuk teknis atau tata cara  
pemenuhan standar
1 Pendidikan anak usia dini   Peserta Didik yang berusia 5 (lima) tahun
sampai dengan 6 (enam) tahun
2 Pendidikan dasar   Peserta Didik yang berusia 7 (tujuh) tahun
sampai dengan 15 (lima belas) tahun
3 Pendidikan kesetaraan   Peserta Didik yang berusia 7 (tujuh) tahun
sampai dengan 18 (delapan belas) tahun

4
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

STANDAR SATUAN STANDAR BIAYA


PENDIDIKAN PRIBADI PESERTA DIDIK

a. Standar kompetensi lulusan a. Perlengkapan dasar Peserta


b. Standar isi Didik
c. Standar proses b. Pembiayaan pendidikan
d. Standar sarana dan prasarana
e. Standar pengelolaan
f. Standar pembiayaan
g. Standar penilaian

5
PERLENGKAPAN DASAR PESERTA DIDIK

6
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
(Pasal 16)

1. Pembiayaan pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah


Daerah dibebankan kepada Pemerintah Daerah untuk:
a. pendidikan dasar; dan
b. pendidikan menengah bagi daerah yang telah melaksanakan wajib belajar 12
(dua belas) tahun.
2. Dalam hal daerah yang belum melaksanakan wajib belajar 12 (dua belas) tahun,
maka pembiayaan pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah dibebankan kepada Peserta Didik atau
orangtua/wali.
3. Besaran nilai pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada Peserta Didik atau
orangtua/wali untuk pendidikan menengah bagi Satuan Pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah ditetapkan oleh gubernur sesuai standar
biaya yang berlaku di daerah setempat.
4. Kepala Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menetapkan
besaran pembiayaan pendidikan setelah mendapatkan pertimbangan dari komite
sekolah.
7
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
Slide 2 BARANG DAN/ATAU JASA PAUD
(Pasal 18)

1. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada PAUD diberikan pada


setiap awal tahun.
2. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal
dari keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut.
a. Jumlah Peserta didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x
12 (dua belas) buah buku gambar x biaya satuan buku gambar; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x
2 (dua) set alat mewarnai x biaya satuan alat mewarnai.
3. Biaya satuan buku gambar dan biaya satuan alat mewarnai sesuai dengan
standar biaya masing-masing daerah.
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
BARANG DAN/ATAU JASA SD DAN SMP
(Pasal 19 & 20)

1. Pemenuhan buku teks pelajaran pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
diperuntukkan bagi Peserta Didik yang belum terlayani perlengkapan dasar Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama diberikan pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1 (satu)
paket buku teks pelajaran x biaya satuan buku teks pelajaran; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2 (dua) set
buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan buku teks pelajaran dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai dengan
standar biaya masing-masing daerah. 
9
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
BARANG DAN/ATAU JASA PENDIDIKAN KESETARAAN
(Pasal 21)

1. Pemenuhan modul belajar pada pendidikan kesetaraan diperuntukkan bagi


Peserta Didik yang belum terlayani perlengkapan dasar Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada pendidikan kesetaraan
diberikan pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1
(satu) paket buku modul belajar x biaya satuan modul belajar; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2
(dua) set buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan modul belajar dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai
dengan standar biaya masing-masing daerah.
10
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
BARANG DAN/ATAU JASA SMA DAN SMK
(Pasal 22 & 23)

1. Pemenuhan buku teks pelajaran pada sekolah menengah atas dan sekolah menengah
kejuruan diperuntukkan bagi Peserta Didik yang belum terlayani perlengkapan dasar
Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada sekolah menengah atas dan
sekolah menengah kejuruan diberikan pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1 (satu)
paket buku teks pelajaran x biaya satuan buku teks pelajaran; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2 (dua)
set buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan buku teks pelajaran dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai
dengan standar biaya masing-masing daerah.
11
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
BARANG DAN/ATAU JASA PENDIDIKAN KHUSUS
(Pasal 24)

1. Pemenuhan materi ajar pada pendidikan khusus diperuntukkan bagi Peserta Didik
yang belum terlayani perlengkapan dasar Peserta Didik.
2. Pemenuhan perlengkapan dasar Peserta Didik pada pendidikan khusus diberikan
pada setiap awal tahun.
3. Perhitungan pemenuhan perlengkapan dasar bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah dalam 1 (satu) tahun dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
a. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 1
(satu) paket materi ajar sesuai dengan ragam disabilitas x biaya satuan materi
ajar; dan
b. Jumlah Peserta Didik yang berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu x 2
(dua) set buku tulis dan alat tulis x biaya satuan buku tulis dan alat tulis.
4. Biaya satuan materi ajar dan biaya satuan buku tulis dan alat tulis sesuai dengan
standar biaya masing-masing daerah. 
12
PELAKSANAAN PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN
KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
(Pasal 25& 26)

1. Pelaksanaan pemenuhan perlengkapan dasar dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya dapat berupa:
a. menyediakan perlengkapan dasar; dan/atau
b. memberikan uang tunai untuk pemenuhan perlengkapan dasar kepada Peserta Didik yang berasal
dari keluarga miskin atau tidak mampu.
2. Pemenuhan pembiayaan pendidikan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
3. Pelaksanaan pemenuhan pembiayaan pendidikan bagi Peserta Didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah, dilaksanakan dengan cara pembebasan biaya pendidikan pada
satuan pendidikan.
4. Pelaksanaan pemenuhan pembiayaan pendidikan bagi Peserta Didik yang berasal dari
keluarga miskin atau tidak mampu pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemenuhan standar
biaya pribadi
masyarakat, dilaksanakan dengan cara pemberian uang tunai langsung kepada diprioritaskan bagi
penyelenggara satuan pendidikan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan Peserta Didik yang
kewenangannya. berasal dari keluarga
5. Perhitungan pemenuhan pembiayaan pendidikan dari Peserta Didik oleh satuan miskin atau tidak
pendidikan dilaksanakan dengan cara menghitung jumlah Peserta Didik yang berasal mampu yang menjadi
tanggung jawab
dari keluarga miskin atau tidak mampu dikali 12 bulan dikali pembiayaan pendidikan. Pemerintah Daerah. 13
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD
(Pasal 28 & 29)

JENIS PENDIDIK DAN


NO KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.
TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Guru PAUD 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV /S1 bidang PAUD, kependidikan lain atau psikologii;
dan
2. memiliki sertifikat profesi guru PAUD.
2. Kepala Satuan PAUD 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/ S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah untuk PAUD
formal atau sertifikat pendidikan dan pelatihan kepala satuan PAUD nonformal dari
lembaga pemerintah
1. Dalam hal guru PAUD pada kabupaten/kota belum yang berwenang.
memiliki sertifikat profesi guru PAUD, Pemerintah Daerah
wajib menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
profesi guru PAUD kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan
kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan PAUD formal pada kabupaten/kota belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan calon kepala sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan yang menyatakan
masih terdapat kepala satuan PAUD formal yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan
calon kepala sekolah kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan
kepada Mendikbud.
3. Surat Keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM Pendidikan kepada
Mendagri melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan tembusan kepada Mendikbud.
14
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SD
(Pasal 30 & 31)

JENIS PENDIDIK DAN


NO KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Guru Kelas 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV /S1; dan
2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Guru Mata Pelajaran 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV /S1; dan
2. memiliki sertifikat pendidik.
3. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV /S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.
4. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.
1. Dalam hal guru kelas dan guru mata pelajaran pada kabupaten/kota belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah
Daerah wajib menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki
sertifikat pendidik kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan
kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan pada kabupaten/kota belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan calon kepala sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih
terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan kepada
Mendikbud.
3. Surat keterangan tersebut dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM Pendidikan
kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan kepada Mendikbud. 15
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMP
(Pasal 32 & 33)

JENIS PENDIDIK DAN TENAGA


NO KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN
1. Guru mata pelajaran sesuai dengan 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
kebutuhan kurikulum. 2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah.
3. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.

1. Dalam hal guru mata pelajaran pada kabupaten/kota belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
pendidik kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan kepada
Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah, Pemerintah daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan masih terdapat
kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah
kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat dengan tembusan kepada Mendikbud .
3. Surat keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada Mendagri
melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dengan tembusan kepada Mendikbud.
16
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KESETARAAN
(Pasal 34)

JENIS PENDIDIK DAN TENAGA KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA


NO
KEPENDIDIKAN KEPENDIDIKAN.
1. Tutor pendidikan kesetaraan 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1

2. Kepala Satuan Pendidikan 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1


Kesetaraan
3. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah
SMA/sederajat

17
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMA
(Pasal 35 & 36)

JENIS PENDIDIK DAN TENAGA


NO KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN
1. Guru mata pelajaran sesuai dengan 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV /S1; dan
kebutuhan kurikulum 2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV /S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah.
3. Tenaga laboratorium paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat
4. Tenaga penunjang lainnya. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.

1. Dalam hal guru mata pelajaran pada provinsi belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
pendidik kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan
masih terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan
calon kepala sekolah kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Surat Keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada
Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
18
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SMK
(Pasal 37 & 38)

NO JENIS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Guru mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
kurikulum. 2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.
3. Tenaga laboratorium/bengkel/workshop 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/SMK/sederajat
(kualitas tenaga kependidikan yang memiliki ijazah SMK relevan dengan
kebutuhan laboratorium/bengkel/workshop)
4. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.

1. Dalam hal guru mata pelajaran pada provinsi belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah Daerah wajib
menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki sertifikat
pendidik kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan masih
terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Surat keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada
Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
19
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KHUSUS
(Pasal 39 & 40)
JENIS PENDIDIK DAN TENAGA
NO KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN
1. Guru kelas 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
2. memiliki sertifikat pendidik.
2. Guru mata pelajaran 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1; dan
2. memiliki sertifikat pendidik.
3. Kepala Sekolah 1. paling rendah memiliki ijazah D-IV/S1;
2. memiliki sertifikat pendidik; dan
3. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.
4. Tenaga penunjang lainnya. 1. paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat.
1. Dalam hal guru kelas dan guru mata pelajaran pada provinsi belum memiliki sertifikat pendidik, Pemerintah
Daerah wajib menyampaikan surat keterangan yang menyatakan masih terdapat pendidik yang belum memiliki
sertifikat pendidik kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Dalam hal kepala satuan pendidikan belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah, Pemerintah Daerah wajib menyampaikan surat keterangan pendukung yang menyatakan masih
terdapat kepala satuan pendidikan yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Surat keterangan dilampirkan sebagai bagian dari laporan penerapan dan pencapaian SPM kepada Mendagri
dengan tembusan kepada Mendikbud. 20
[1/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(Pasal 41 & 42)

1. Pemenuhan jumlah pendidik pada pendidikan anak usia dini didasarkan pada tata cara
PAUD
perhitungan kebutuhan pendidik sesuai dengan jumlah rombongan belajar pada satuan PAUD.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini yaitu 1 (satu) kepala
satuan PAUD per satuan PAUD.

SD

1. Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah dasar didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut.
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum
yang diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah dasar (SD) didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut.
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan; dan
e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
21
[2/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(Pasal 43 & 44)
1.
Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah menengah pertama didasarkan pada tata cara perhitungan
SMP pemenuhan kebutuhan pendidik sesuai dengan:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum
yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah pertama (SMP) didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan; dan
KESETARAAN e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.

1. Pemenuhan jumlah tutor pendidikan kesetaraan pada pendidikan kesetaraan didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada pendidikan kesetaraan di satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar tutor; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum/program yang diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada pendidikan kesetaraan didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
kebutuhan tenaga kependidikan untuk 1 (satu) satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan sebagai
berikut:
d. 1 (satu) kepala satuan pendidikan per satuan pendidikan kesetaraan; dan
e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan kesetaraan.
22
[3/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN(Pasal 45 & 46)
1. Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah menengah atas didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
SMA kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar, dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah atas didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
e. 1 (satu) tenaga laboratorium per laboratorium; dan
SMK f. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.

1. Pemenuhan jumlah pendidik pada sekolah menengah kejuruan didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan kebutuhan
pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada sekolah menengah kejuruan didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan
kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
e. 1 (satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/bengkel/worshop; dan
f. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
23
[4/4]
TATA CARA PEMENUHAN STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
(Pasal 47)

PENDIDIKAN
KHUSUS

1. Pemenuhan jumlah pendidik pada pendidikan khusus didasarkan pada tata cara perhitungan
pemenuhan kebutuhan pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada pendidikan khusus didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
d. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan; dan
e. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.

24
[1/2]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
(Pasal 48)

PEMERINTAH DAERAH MASYARAKAT

1. Pemerintah Daerah sesuai dengan 1. Masyarakat penyelenggara


kewenangannya wajib pendidikan wajib memfasilitasi
melaksanakan pemenuhan SPM pemenuhan:
Pendidikan a. standar jumlah dan kualitas barang
2. Pelaksanaan pemenuhan SPM dan/atau jasa sebagaimana
Pendidikan ditetapkan dalam dimaksud dalam Pasal 8 ;
dokumen perencanaan dan b. standar jumah dan kualitas pendidik
penganggaran Pemerintah Daerah dan tenaga kependidikan
sebagai prioritas belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sesuai dengan ketentuan peraturan 28, Pasal 30, Pasal 32, Pasal 34,
perundang-undangan. Pasal 35, Pasal 37, dan Pasal 39.
pada setiap satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.

25
[1/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
(Pasal 48)

PEMERINTAH DAERAH MASYARAKAT

1. Pemerintah Daerah sesuai dengan 1. Masyarakat penyelenggara


kewenangannya wajib pendidikan wajib memfasilitasi
melaksanakan pemenuhan SPM pemenuhan:
Pendidikan a. standar jumlah dan kualitas barang
2. Pelaksanaan pemenuhan SPM dan/atau jasa sebagaimana
Pendidikan ditetapkan dalam dimaksud dalam Pasal 8 ;
dokumen perencanaan dan b. standar jumah dan kualitas pendidik
penganggaran Pemerintah Daerah dan tenaga kependidikan
sebagai prioritas belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sesuai dengan ketentuan peraturan 28, Pasal 30, Pasal 32, Pasal 34,
perundang-undangan. Pasal 35, Pasal 37, dan Pasal 39.
pada setiap satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.

26
[2/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 50)

PAUD

• Menghitung jumlah anak usia 5 sampai dengan 6 tahun pada kabupaten/kota


a yang bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 5 sampai dengan 6 tahun yang sudah tamat atau
b sedang belajar di PAUD

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf b


c dibagi dengan jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Dalam hal Peserta Didik mengikuti PAUD pada kabupaten/kota lain,


Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
27
[3/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 51)

SEKOLAH DASAR

• Menghitung jumlah anak usia 7 sampai dengan 12 tahun pada kabupaten/kota


a yang bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 7 sampai dengan 12 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah dasar

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf b


c dibagi dengan jumlah anak sebagaimana dimaksud dengan huruf a

Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah dasar pada kabupaten/kota lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
28
[4/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 52)

SMP

• Menghitung jumlah anak usia 12 sampai dengan 15 tahun pada


a kabupaten/kota yang bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 12 sampai dengan 15 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah menengah pertama; dan

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana yang dimaksud dalam huruf


c b dibagi dengan jumlah anak sebagaimana yang dimaksud dengan huruf a

Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah menengah pertama pada kabupaten/kota lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan.
2
29
[5/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 53)

PENDIDIKAN KESETARAAN

• Menghitung jumlah anak usia 7 sampai dengan 18 tahun pada kabupaten/kota


a yang bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 7 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di pendidikan kesetaraan

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf b


c dibagi dengan jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Dalam hal Peserta Didik mengikuti pendidikan kesetaraan pada kabupaten/kota lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
30
[6/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 54)

SEKOLAH MENENGAH ATAS

• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun pada provinsi yang
a bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah menengah atas

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf b


c dibagi dengan jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah menengah atas pada provinsi lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
31
[7/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 55)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun pada provinsi yang
a bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 16 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di sekolah menengah kejuruan

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana dimaksud dalamhuruf b


c dibagi dengan jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Dalam hal Peserta Didik mengikuti sekolah menengah kejuruan pada provinsi lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan
2
32
[8/8]
PENCAPAIAN PEMENUHAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 56)

PENDIDIKAN KHUSUS

• Menghitung jumlah anak usia 4 sampai dengan 18 tahun pada provinsi yang
a bersangkutan

• Menghitung jumlah anak usia 4 sampai dengan 18 tahun yang sudah tamat
b atau sedang belajar di pendidikan khusus

• Menghitung persentase jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf b


c dibagi dengan jumlah anak sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Dalam hal peserta didik mengikuti pendidikan khusus pada provinsi lain,
Peserta Didik tersebut dihitung telah memenuhi SPM Pendidikan.
2
33
PEMBATALAN PENERIMAAN SPM PENDIDIKAN
Slide 2 (Pasal 57)

1. Peserta Didik penerima SPM Pendidikan yang pemenuhannya menjadi


tanggung jawab Pemerintah Daerah wajib ditetapkan oleh kepala daerah
sesuai dengan kewenangannya.
2. Pemerintah Daerah dapat membatalkan penerima SPM Pendidkan apabila
Peserta Didik tidak memenuhi kriteria sebagai penerima SPM Pendidikan
sebagai berikut:
 usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Permendikbud No. 32 Tahun
2018; dan
 berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu.
3. Pembatalan oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan setelah mendapatkan
pemberitahuan secara tertulis dari satuan pendidikan

34
PELAPORAN PELAKSANAAN PEMENUHAN
Slide 2 SPM PENDIDIKAN (Pasal 58)

1. Pemerintah Daerah provinsi sesuai dengan kewenangannya wajib menyampaikan laporan


pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan kepada Mendagri dengan tembusan kepada Mendikbud.
2. Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan kepada Mendagri melalui gubernur sebagai wakil dari
pemerintah pusat dengan tembusan kepada Mendikbud.
3. Laporan pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan termasuk dalam materi muatan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
4. Materi muatan laporan pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. hasil penerapan SPM Pendidikan;
b. kendala penerapan SPM Pendidikan; dan
c. ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM Pendidikan.
5. Selain materi muatan, laporan pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan Daerah provinsi juga harus
mencantumkan rekapitulasi penerapan SPM Pendidikan Daerah kabupaten/kota.
6. Laporan pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan disusun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2
35
Slide 11

TERIMA KASIH

36

Anda mungkin juga menyukai