Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGELOLAAN

SAMPAH
SANISA EKA SETIYANINGRUM
NIM. 25000122183339

KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin (Jiwa)

Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan


2020 2020 2020
Mranggen 88248 87474 175722
Karangawen 47428 47225 94653
Guntur 43579 42543 86122
Sayung 53719 51993 105712
Karangtengah 34805 33976 68781
Bonang 54641 52071 106712
Demak 55068 55097 110165
Wonosalam 42832 41830 84662
Dempet 29747 29942 59689
Kebonagung 20858 20702 41560
Gajah 26087 25648 51735
Karanganyar 39179 38356 77535
Mijen 29483 28804 58287
Wedung 42146 40475 82621
Kab. Demak 607820 596136 1203956
Sumber : https://demakkab.bps.go.id/
DIKETAHUI = Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak,
didapatkan data penduduk keseluruhan pada tahun 2020 adalah 1.203.956.
Sampah yang dihasilkan diasumsikan 3 lt/orang/hari jika digunakan default.
DITANYA = Berapa jumlah sampah dikotamu ?
JAWAB = Jumlah penduduk X 3 lt / OH
= 1.203.956 X 3 lt / OH = 3.611.868 lt / OH
Domestik = 60 % = x 3.611.868 lt / OH = 6.019.780 lt / OH
= 6.019.780 lt / OH / 1000 = 6.019,780 m³
Non Domestik 40 % = x 3.611.868 lt / OH = 9.029.670 lt / OH

JUMLAH SAMPAH
 Apa syarat insenerasi dan berapa suhu insenarasi? Kalau tidak sampai suhu
tersebut apa dampaknya?
Jawab : Syarat insenarasi : Bukan merupakan bahan yang mudah meledak bila
dibakar, bukan termasuk bahan limbah kimia/B3, Kaca, PVC, Alumunium foil,
bukan merupakan sampah sisa amunisi/bahan peledak, bukan merupakan sampah
yang berat dan dapat memberikan tekanan pada dasar ruang bakar >500 kg/in 2.
Suhu insenerasi kisaran 850° – 1.400° C
Jika suhu pembakaran tidak mencapai suhu yang seharusnya maka hasil sisa
pembakaran tidak sempurna, emisi udara yang dihasilkan lebih pekat dan berbahaya
dan asap menjadi hitam.
 Apa yang diketahui tentang sampah medis dan sampah non medis?
Jawab : Sampah medis adalah sisa hasil buangan yang sudah tidak terpakai yang
berkarakteristik infeksius berupa masker, selang infus, perban, alat swab, sarung
tangan.
Sampah non medis adalah sisa hasil buangan dari aktivitas yang tidak
membahayakan berupa kertas, botol plastic, plastic dll.
 Jelaskan tentang TPST?
Jawab : TPST adalah Tempat pengolahan sampah terpadu
TPST atau Material Recovery Facility (MRF) adalah tempat dilaksanakannnya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendaur ulang dan pemrosesan akhir secara
terpusat
Kegiatan pokok di TPST
1. Pengolahan lebih lanjut sampah yang telah di pilah dari sumbernya
2. Pemisahan dan pengolahan komponen sampah kota
3. Peningkatan mutu produk recovery/ recycling
Fungsi TPST adalah tempat berlangsungnya: Pemisahan, pencucian/pembersihan dan
pengiriman produk daur ulang sampah
 Bagaimana kita secara bertahap mengurangi timbulan sampah plastic di
Indonesia?
Jawab : Daur ulang sampah plastik (Recycle) ada 4 yaitu Daur ulang primer, Daur ulang
sekunder, Daur ulang tersier, Daur ulang quarter dan berperilaku ramah lingkungan dan
bijaksana terhadap kebutuhan plastik seperti halnya tidak menggunakan sedotan plastik,
mempunyai dan membawa sendiri botol minuman, memnggunakan tas belanja berbahan
kain.
 Butuh berapa tahun agar Indonesia tidak menjadi peringkat 2 lagi namun
menjadi peringkat 20?
Jawab : Target bebas limbah dilaut sebesar 70 % pada tahun 2025, Target bebas plastik
hampir 0 % pada tahun 2040 dan melalui langkah transisi menuju ekonomi sirkuler untuk
plastik
 Jelaskan tentang 7R (Reduce, Recycle dsb)
Jawab : 7 R :
Reduce : Kegiatan meminimalisir timbulan sampah/ perilaku yang dapat mengurangi
timbulan sampah.
Reuse : Memanfaatkan kembali barang bekas tanpa mengolahnya kembali.
Recycle : kegiatan mengolah kembali / memanfaatkan barang bekas untuk dapat digunakan
kembali.
Replace : Mengganti bahan yang dapat dipakai ulang seperti mengganti kebiasaan
menggunakan kantong plastic dengan menggunakan tas belanja yang memiliki masa pakai
lebih lama daripada kantong plastic.
Replant : kegiatan penanaman kembali guna kelestarian lingkungan.
Refill : Kegiatan mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
Repair : Melakukan kegiatan pemeliharaan atau perawatan agar memperpanjang masa pakai
agar tidak menambah timbulan sampah.
 Metode apa yang digunakan untuk membuang/mengolah sampah di TPA? (seperti
landfill)
1. Penimbunan
a) Metode penimbunan terbuka atau open dumping
Sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada
suatu lahan. Biasanya di lokasi TPA
b) Metode penimbunan tertutup atau sanitary landfill
Sampah ditimbun pada lubang yang dialasi lempung dan lembaran plastic untuk
mencegah perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan
kemudian ditutupi lapisan tanah tipis setiap harinya.
2. Incenerasi
Adalah pembakaran limbah padat dengan menggunakan alat yaitu incinerator. Kelebihan
proses incenerasi adalah volume sampah berkurang hingga 90%. Kekurangannya adalah
biaya operasional yang mahal.
3. Pembuatan kompos
Kompos adalah pupuk yang terbuat dari sampah organic melalui proses degradasi/
penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos merupakan salah satu cara untuk
mengurangi timbunan sampah organik.
4. Daur ulang
Mendaur ulang sampah menjadi produk baru. Untuk mengurangi timbunan sampah karena
bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan lagi.
 Jelaskan jenis-jenis dari metode yang disebutkan di pertanyaan sebelumnya (no. 8)
Jawaban :
Reduce : membawa tas belanja sendiri dari rumah sehingga tidak perlu meminta plastik.
Reuse : meggunakan botol bekas minuman untu menjadi tempat menaruh alat tulis.
Recycle : membuat kertas daur ulang.
Replace : mengganti kebiasaan menggunakan plastic dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan.
Replant : menanam pohon disekitaran rumah.
Refill : menggunakan produk isi ulang.
Repair : mereparasi barang rusak agar dapat digunakan kembali dengan jangka waktu
yang lebih lama.
 Jelaskan tentang sampah B3
Jawaban : Sampah B3 merupakan sampah Bahan Berbahaya dan Beracun yang
dihasilkan dari sisa kegiatan atau usaha yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
yang dapat membahayakan lingkungan.
Karakteristik Limbah B3 :
1. Mudah meledak
2. Pengoksidasi
3. Mudah menyala
4. Beracun
5. Berbahaya
6. Korosif
7. Iritasi
8. Berbahaya bagi lingkungan
9. Karsinogenik
Jenis Limbah yakni Limbah dari sumber tidak spesifik, Limbah dari sumber spesifik, dan
Limbah dari sumber lain
Regulasi :
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah
PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
Permenlhk No. 6 Tahun 2021 tentang tata cara dan persyaratan pengelolaan limbah B3
 Apa syarat Rumah Sakit bisa mengelola sendiri sampah B3 dan apa syarat
Rumah Sakit tidak bisa mengelola sendiri sampah B3?
Jawaban :
1. Syarat Rumah Sakit bisa mengelola sendiri sampah B3 :
Rmah Sakit memiliki izin operasional
Rumah Sakit memiliki izin dan dokumen lingkungan
Rumah Sakit memiliki tempat penampungan limbah B3 yang sudah memiliki izin
yang sesuai dengan persyaratan
Rumah Sakit memiliki SDM yang mengelola limbah B3.
2. Syarat Rumah Sakit tidak bisa mengelola sendiri sampah B3
RS tidak mempunyai ijin operasional
RS tidak mempunyai ijin dan dokumen lingkungan
RS tidak mempunyai tempat penampungan limbah yang sesuai persyaratan dan belum
berijin
RS tidak mempunyai SDM untuk mengelola limbah B3
 Berapa % ukuran mikroplastik, nanoplastik dan mesoplastik serta
dampaknya bagi tubuh?
Jawaban : Mikroplastik berukuran 5-1 µm, Nanoplastik berukuran <1 µm, dan
Mesoplastik berukuran 5-25 mm.
Dampak Mikroplastik :
 Mengganggu system syaraf
 Mengganggu kekebalan tubuh
 Bersifat karsinogenik jika tertelan sehingga meningkatkan resiko kanker
Dampak Nanoplastik :
 Menyebabkan gangguan saluran pencernaan hingga kematian
 Menyebabkan peradangan paru-paru dan keracunan genetik
Dampak Mesoplastik :
 Sampah yang terkontaminasi bakteri, virus dan parasite menyebabkan berbagai
macam penyakit seperti infeksi kulit, tetanus, typoid dll.
 Mengapa sampah medis bila jauh dari tempat insenerasi memakai metode ditimbun
dan dibakar?
Jawaban :
Bila jauh dari incinerator maka limbah medis dapat ditimbun dengan kapur dan ditanam.
Langkah-lanhkah pengapuran (Liming) adalah :
1. Menggali lubang dengan kedalaman sekitar 2,5 m
2. Tebarkan limbah medis di dasar lubang sampai setinggi 75 cm
3. Taburkan lapisan kapur
4. Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur dapat ditanamkan sampai ketinggian
0,5 m dibawah permukaan tanah.
5. Kemudian lubang tersebut ditutup dengan tanah.

Anda mungkin juga menyukai