KERJA LAPANGAN
ROTASI GIZI KEBUGARAN
DI PPOP DKI JAKARTA
Pada kasus cedera ini, atlet yang dijadikan kasus adalah atlet panjat tebing, panjat tebing adalah suatu
olahraga yang lebih menekankan kemampuan aspek – aspek dalam latihan yaitu fisik, teknik,dan
taktik (Putra, Wande, & Parwati, 2018). Pada prinsipnya olahraga memanjat tebing (rock climbing),
merupakan olahraga yang menuntut kekuatan dan ketahanan otot tubuh.
Pada kasus ini atlet T berusia 14 tahun mengalami cidera pada kakinya dengan diagnosa Jumper’s
Knee,
Anterior Cruciate Ligament, dan Medial Collateral Ligament, dengan Skala sakit adalah 8.
4.2 Identitas Klien
• Nama : Titan CahayaSamesta, Nn
Nama Panggilan : Titan
Alamat : Pondok Cabe, Tangerang Selatan
Jenis Kelamin (CH.1.1.2) : Perempuan
Usia (CH.1.1.1) : 14 Tahun 5 Bulan
Pekerjaan : Atlet Panjang Tebing
4.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar
4.3.1 Assesmen Gizi
a. Riwayat Gizi
Atlet T tidak memiliki alergi makanan, tetapi atlet T tidak menyukai ikan dan sayur. Atlet T suka
mengkonsumsi makanan seperti spaghetti, nasi goring, salad buah, seblak, coklat dan mie
Tabel Data Asupan Recall 1 x 24 Jam
Waktu Makan Nama Makanan Bahan – bahan Berat (g) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Snack Siang Bika Ambon Bika Ambon 70 185 2 3 37
Makan Siang Nasi Nasi 200 258 5.32 0.56 55.8
Sayur Tumisan Wortel 10 2.8 0.07 0.05 0.63
Buncis 10 3 0.22 0.02 0.64
Kol 10 2.5 0.24 0.02 0.49
Minyak 2.5 22.1 0 2.5 0
Ayam Balado Daging Ayam 100 298 18.2 25 0
Minyak 5 44.5 0 5 0
Orak - arik telur Telur ayam 55 84.7 6.82 5.94 0.38
Minyak 5 44.5 0 5 0
Tempe bumbu Kecap Tempe 35 70.35 7.28 3.08 4.72
Minyak 5 44.5 0 5 0
Jeruk Jeruk 60 27 0.54 0.12 6.72
Sosis ayam Sosis ayam 21 45 3 3 2
Tabel Data Asupan Recall 1 x 24 Jam
Snack Pagi Susu UHT Karamel Susu UHT karamel 200 150 6 5 19
Minyak 5 44.5 0 5 0
Minyak 5 44.5 0 5 0
(FH.7.3.4)
Atlet T masih aktif latihan inti, dimana Atlet T Latihan Panjat Tebing 5x/minggu
(Senin, Rabu, kamis, Jumat, dan sabtu) selama 7 jam/sesi latihan.
(FH.7.3.6)
NI.5.1. Peningkatan Kebutuhan Zat Gizi Protein berkaitan dengan adanya cedera
diagnose Jumper’s Knee, Anterior Cruciate Ligament, dan Medial Collateral
Ligament, dengan Skala sakit adalah 8, ditandai oleh Total Asupan protein harian
menjadi 138,4 g atau 12% dari Total Kebutuhan protein perhari.
1. Kebutuhan Energi sesuai dengan kebutuhan atlet T atau cukup untuk Atlet cabang
olahraga panjat tebing.
2. Kebutuhan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan karbohidrat pada atlet T, dimana
pada Atlet panjat tebing kebutuha karbohidrat berkisar dari 5 – 12 g/kg BB/hari
(Krzystof & Judyta, 2019) ataupun menurut (Galysheva & Legchinova, 2022)
kebutuhan karbohidrat atlet panjat tebing berkisar dari 60 – 61% dari total asupan
energy perhari.
3. Kebutuhan protein sesuai dengan kebutuhan atlet T, dimana pada Atlet T kebutuhan
proteinnya adalah 1,2 g – 2 g/kg BB/hari dikarena atlet T sedang mengalami cedera
(Krzystof & Judyta, 2019) atau menurut (Galysheva & Legchinova, 2022)
disarankan asupan protein berkisar antara 14 – 15% dari total asupan energy
perhari.
4. Kebutuhan lemak sesuai dengan kebutuhan atlet T, dimana kebutuhan lemak untuk
cabang olahraga power adalah 1,8 – 2,2 g/kg BB/hari, atau dimana kebutuhan
lemak menurut (Michael, Witard, & Joubert, Physiological Demands and
Nutritional Consideration for Olympic-Style Competitive Rock Climbing, 2019)
adalah 25 – 35% dari total asupan energy perhari.
b. Syarat Diet
= 1,52 x 3.035,1
= 4.613,35 kkal
Protein = 12% x = 138,40 g
d. Implementasi
1. Meal Plan
MAKAN SIANG MAKAN POKOK Nasi Putih Nasi Putih Nasi Putih
LAUK HEWANI Ayam bumbu balado Ayam tuturuga Pepes ikan mas
Ikan Fillet Tepung bawal bakar Telur Rebus
LAUK NABATI Tahu Bacam tahu goreng tahu kukus
SAYUR Tumis Sawi Tempe Tumis pelangi tumis toge + soto sayuran
BUAH Melon Pepaya Pisang
SUSU Susu UHT 200 ml Susu UHT 200 ml Susu UHT 200 ml
2. Contoh Menu Perhari
SELINGAN 2 SNACK Bika Ambon Kue Sus Bolu coklat
Jus Buah Jus buah Jus buah
MAKAN
MAKAN POKOK Nasi Putih Nasi putih Nasi putih
MALAM
LAUK HEWANI Daging Krengseng Rollade kecap gulai cumi
Telur Pindang atau Nugget nila goreng Omelet
LAUK NABATI Tahu Goreng Tahu goreng perkedel tempe
SAYUR Tumis Sawi Ijo cah brokoli sup sayuran
Godok Labu sup asparagus
BUAH Pisang Jeruk Melon
SUSU Susu UHT 200 ml Susu UHT 200 ml susu UHT 200 ml
SELINGAN 3 SNACK Pandan Cake Pie Susu Dadar gulung
e. Penyuluhan dan Konseling Gizi
Sasaran : Atlet T
Tujuan :
1. Memberikan informasi dan mengedukasi kepada atlet T tentang gizi seimbang dan pola
konsumsi makan yang baik.
2. Memberikan informasi kepada atlet T tentang berapa persen (%) makanan yang dikonsumsi
selama ini dalam memenuhi kebutuhan asupan gizi harian.
3. Memberikan informasi, edukasi, dan solusi kepada atlet T tentang makanan apa saja yang
baik untuk membantu memenuhi kebutuhan asupan gizi harian atlet T
Materi :
(ND.1.1)
Menjelaskan kepada atlet D tujuan dari perubahan porsi makan yang harus dikonsumsi
oleh Atlet T, dimana tujuan dari perubahan porsi adalah untuk mempercepat Atlet T recovery
cedera.
ND.1.2)
Menjelaskan kepada Atlet T bagaimana pola makan atau jadwal makan yang harus
dijalani, dan berapa banyak jumlah makanan yang harus dikonsumsi, serta tentang
pentingnya menjalankan pola konsumsi makanan yang sudah dianjurkan. Seperti
membiasakan untuk tetap sarapan, makan 3x/sehari dan 2x konsumsi makanan selingan
yang dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi sehari, serta mengkonsumsi air putih yang
cukup dan aman.
(ND.1.2)
Menjelaskan kepada atlet T tentang kenapa atlet harus tetap mengkonsumsi karbohidrat,
karena karbohidrat berfungsi sebagai substrat untuk otot dan sistem saraf pusat, serta sebagai
pengisi kembali cadangan glikogen yang terkuras saat olahraga (Yunus, et al., 2021). Serta
menjelaskan sumber karbohidrat bisa berasal dari nasi, kentang, bihun, mie, roti, macaroni,
oatmeal, dan jagung.
(ND.1.2)
Menjelaskan kepada atlet T tentang kenapa atlet harus tetap mengkonsumsi lemak, karena
lemak merupakan sumber energy utama saat atlet dalam keadaan istirahat atau sedang
menjalankan aktivitas yang intensitasnya sedang, sebagai pelumas persendian, dan mencegah
terjadinya peradangan kulit (Yunus, et al., 2021), sumber lemak bisa berasl dari buah alpukat,
keju, minyak, dan mayonnaise.
(ND.1.2)
Menjelaskan kepada atlet T tentang kenapa atlet harus tetap mengkonsumsi protein, karena
protein dapat meningkatkan massa otot, tenaga, kekuatan, dan dapat mempercepat recovery
cidera (Yunus, et al., 2021), sumber protein bisa berasal dari tahu, tempe, daging ayam,
daging, ikan, telur, dan kacang – kacangan.
(ND.1.2)
Menjelaskan kepada Atlet T tentang kenapa atlet T harus mengkonsumsi makanan yang
mengandung omega – 3, karena omega-3 dapat berfungsi sebagai anti inflamasi,
pencegahan terjadinya cedera, serta dapat melawan peradangan dan gangguan sistem saraf.
Sumber omega – 3 berasal dari telur, kacang kedelai, tiram, dan ikan laut.
(ND.1.2)
Menjelaskan kepada atlet T tentang kenapa atlet harus mengkonsumsi vitamin C, karena
vitamin C dapat menstimulasi sistem imun, meningkatkan performa, mengurangi kelelahan
dan kelemahan otot (Dewi & Wirjatmadi, 2017), sumber vitamin C bisa berasal dari buah –
buahan, sayuran hijau, kacang polong, dan suplemen vitamin C.
(ND.1.2)
Menjelaskan kepada atlet T tentang kenapa atlet harus mengkonsumsi zat besi, karena zat
besi berfungsi mengangkut oksigen ke otot, dan mensintesis hemoglobin untuk mencegah
terjadinya anemia pada atlet putri (Dewi & Wirjatmadi, 2017). Sumber zat besi berasal dari
tahu tempe, kacang – kacangan, daging, sayuran hijau, ikan, dan daging unggas.
Metode : Luring, di Poli Gizi PPOP DKI Jakarta, dengan menggunakan Power Point yang
kemudian akan diberikan dalam bentuk lembar balik.
Antropometri
IMT 18,5 – 24,9 kg/m2 Melakukan
IMT/U 1 SD pengecekkan
% Lemak Tubuh 10 – 20 % antropometri
dengan 3 hari
menggunakan alat
pengukuran digital
Serenty
b. Monitoring dan Evaluasi
hasil dari monitoring intervensi didapatkan hasil zat gizi dari asupan makan atlet selama 3
hari adalah sebagai berikut :
200 170 4 5 26
Susu Susu UHT Coklat 200 ml 0 0