Anda di halaman 1dari 64

SEMINAR KASUS

CA HEPAR
RSUD CENGKARENG
Jumat,30 September 2022
DEFINISI CA HEPAR
Kanker hati adalah penyakit kronis
pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan
distorsi struktur hepar dan
hilangnya sebagian besar fungsi Kanker hati berasal dari satu sel yang
hepar mengalami perubahan mekanisme kontrol
dalam sel yang mengakibatkan
pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel
abnormal tersebut akan membentuk
jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka
tidak dapat melakukan fungsi normal sel
hati dan sel terus menerus memperbanyak
diri. Sel-sel tidak normal ini akan
membentuk tumor
DEFINISI CA HEPAR

Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah


suatu kanker yang timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker
hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang
berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-
pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun,
sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan
hati. Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan
inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur
hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar ( gips&
willson :1989 ).
FAKTOR PENYEBAB
GANGGUAN HATI

OBESITAS
VIRUS HEPATITIS

SIROSIS HEPATIS

ALKOHOL
DIABETES
MELITUS
MANIFESTASI
KLINIS
1. Gangguan Nutrisi
2. Nyeri abdomen
3. Pembesaran hati yang cepat
4. Pada pemeriksaan fisik,palpasi
teraba permukaan hati yang ireguler
5. Gejala icterus
6. Acites
7. Urine berwarna gelap
PATOFISIOLOGI

Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim


hati yang biasa secara langsung disebabkan oleh primer
penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran
empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan
disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur –
unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan
lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa
nekrosis atau kematian sel
 Vena porta
Masuk ke dalam
Infeksi Kuman  System bilier
system pencernaan
 System arterial hepatik

Mengalami kerusakan
Hepar
jaringan hepar

Merangsang ujung saraf Rongga abses yang penuh cairan


Infeksi Peradangan/ inflamasi yang berisi leukosit mati dan
mengeluarkan
hepar hidup, sel hati yang mencair
bradykinin, serotonin
dan prostaglandin serta bakteri

Rongga abses yang penuh cairan


yang berisi leukosit mati dan Melepaskan IL-1, prostaglandin
Implus disampaikan ke
hidup, sel hati yang mencair E2 (pyrogen leukosit dan
SSP bagian korteks
serta bakteri pyrogen endogen)
serebri

Thalamus Abses pada hepar Mencapai hipotalamus

Metabolism nutrisi Reaksi peningkatan


Nyeri
menurun suhu tubuh

Produksi energi
menurun Intake nutrisi menurun Hipertermi

Kelemahan fisik Defisit Nutrisi

Intoleransi aktivitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIU
M
1
 AST / SGOT  meningkat 


ALT / SGPT   meningkat
LDH  meningkat 
2 RADIOLOGI
 Alkali Fostatase • Rongten Abdomen
meningkat
 Albumin menurun
• Arteriografi
• Laparoskopi
• Biobsi Hati
PENATALAKSANAAN

01 Penatalaksanaan
Non Bedah 02 Penatalaksanaan
Bedah
a) Terapi Radiasi a) Lobektomi hati
b) Kemoterapi b) Transplantasi hati.
c) Pendidikan Pasien dan
Pertimbangan
Perawatan di rumah
d) Drainase Bilier
Perkutan
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Data subyektif yang biasanya muncul pada


pengkajian dengan Ca. Hepar adalah keluhan
berupa nyeri abdomen, kelemahan dan
penurunan berat badan, anoreksia, rasa
penuh setelah makan terkadang disertai
muntah dan mual. Bila ada metastasis
ketulang penderita mengeluh nyeri tulang.
Data Obyektif yang dapat dikaji pada pasien dengan
Ca. Hepar adalah: penurunan tonus otot, distensi
abdomen (hepatomegali, Splenomegali, asites),
penurunan BB atau peningkatan (cairan), edema, kulit
kering, ikterik, ensefalopati hepatik, takipnea,
demam, hipoksia, pernapasan dangkal, perubahan
mental, ekspansi paru terbatas, peningkatan suhu
tubuh, dan sebagainya.
Pengkajian meliputi :
a) Data Fokus Terkait Perubahan Pola Fungsi
• Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan ,
kelemahan, malaise
• Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat,
a) Identitas akterik pada sclera, kulit dan membran mukosa.

• Usia • Eliminasi : Warna urin gelap ( seperti teh ), diare


a) Riwayat Kesehatan
feses warna tanah liat.
: Biasanya menyerang dewasa dan • Keluhan utama • Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan
orang tua : Keluhan pasien pada waktu menurun, perasaan mual dan muntah, terjadi
• Jenis kelamin peningkatan edema, asites.
dikaji.
• Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung
: Kanker hati sering terjadi pada • Riwayat penyakit dahulu : tidur, asteriksis
laki – laki dari pada perumpuan. Pasien dahulu pernah menderita • Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan
• Pekerjaan pada abdomen kuadran kanan atas, mialgia, sakit
penyakit apa dan bagaimana
kepala, gatal – gatal.
: Dapat ditemukan pada orang pengobatanya. • Keamanan : Urtikaria, demam, eritema,
• Riwayat penyakit sekarang splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior
dengan aktivitas yang berlebihan
• Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau
biseksual pada wanita dapat meningkatkan faktor
resiko.
Lanjutan..

Pada pemeriksaan fisik bisa


a) Pemeriksaan fisik
didapatkan :
Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan
• Ascites
fisik pada pasien kanker hati adalah: • Ikterus
• Tanda – tanda vital : Tekanan darah • Hipoalbuminemia
meningkat, nadi brakikardial, suhu • Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris,
meningkat, pernafasan meningkat. Edema.

• Mata : Skera ikterik Secara umum pengkajian Keperawatan pada

• Mulut : Mukosa kering, bibir pucat. klien dengan kasus kanker hati, meliputi :
• Gangguan metabolism
• Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada
• Perdarahan
kuadran kanan atas, pembesaran hati,
• Asites
asites, permukaan teraba ireguler.
• EdemaHipoproteinemia
• Kulit : Gatal – gatal ( pruritus ) • Jaundice/icterus
• Ekstremitas : Mengalami kelemahan, • Komplikasi endokrin
peningkatan edema. • Aktivitas terganggu akibat pengobatan.
Diagnosis keperawatan yang dapat muncul
pada pasien dengan Ca Hepar yaitu :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
b. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ).
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen dan kebutuhan
d. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus, edema,
dan asites.
Rencana Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
1) Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang maka sesuai indikasi
anoreksia, mual, gangguan absorbsi, Intervensi :
metabolisme vitamin di hati. 2) Dorong pasien untuk makan deit tinggi kalori kaya protein dengan masukan cairan adekuat.
3) Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yang dibagi bagi selama sehari. Berikan
antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai .
4) Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diare, pengukuran berat badan setiap hari,
pemeriksaan laboratorium dan antropometrik.
5) Berikan diet tinggi karbohidrat dengan asupan protein yang konsisten dengan fungsi hati.

Tujuan : 6) Bantu pasien dalam mengenali jenis – jenis makanan rendah natrium.

1) Mendemontrasikan BB stabil, penambahan BB progresif 7) Tinggikan bagian kepala tempat tidur selama pasien makan.

kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan 8) Pelihara higine oral sebelum makan dan memberikan suasana yang menyenangkan pada waktu makan.

batas tanda-tanda malnutrisi. 1) Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi, Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi

2) Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pada Rasional : terbaik.

masukan adekuat . 2) Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produksi sisa). Suplemen dapat memainkan peranan

3) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.

diharapkan nutrisi pasien dapat kembali terpenuhi dengan 3) Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess.

Kriteria hasil : 4) Mengidentifikasi defist dalam asupan nutrisi dan kecukupan status nutrisi.

• Nafsu makan pasien kembali normal, 5) Memberikan kalori untuk energi, mempertahankan protein untuk kesembuhan.

• Mual muntah pasien dapat berkurang, 6) Mengurangi edema dan pembentukan asites.

• Satu porsi makan klien habis. 7) Mengurangi rasa tidak enak akibat distensi abdomen dan mengurangi perasaan penuh karena tekanan isi perut
serta asites pada hepar
8) Meningkatkan suasana lingkungan yang positif dan meningkatkan selera makan.
Nyeri berhubungan dengan tegangnya
dinding perut (asites)

Tujuan :
Intervensi :
1) Mendemontrasikan penggunaan
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, Rasional :
keterampilan relaksasi dan aktivitas durasi dan intensitas (0-10) dan tindakan penghilang 1) Memberikan data dasar untuk mengevaluasi
hiburan sesuai indikasi nyeri. rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk kebutuhan / keefektifan intervensi
tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut 2) Meningkatkan relaksasi dan membantu
2) Melaporkan penghilangan nyeri
dan dada. memfokuskan kembali perhatian
maksimal / kontrol dengan pengaruh 2) Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, 3) Kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimal pada AKS gosok punggung atau memberi kompres hangat minimum padaAKS.
3) Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai. 4) Mengurangi nyeri yang dirasakan
3) Setelah dilakukan tindakan
4) Berikan posisi yang nyaman menurut klien, membuat pasien lebih nyaman
keparawatan selama 3x24 jam,
pasien (posisi semi fowler) 5) Mengurangi nyeri yang dirasakan
diharapkan nyeri yang dirasakan 5) Beri tekhnik relaksasi kepada klien klien

pasien dapat berkurang / hilang 6) Beri pengetahuan kepada keluarga tentang 6) Agar keluarga mengetahui asal nyeri
nyeri yang saat ini diderita oleh klien dan keluarga dapat mengurangi cemas
dengan kriteria hasil :
7) Kolaborasi dengan tim medis untuk yang dirasakan klien
a. Pasien tidak mengeluh nyeri pemberian analgesik 7) Mengurangi nyeri dengan terapi obat

b. Skala nyeri pasien berkurang


c. Pasien tampak lebih nyaman.
Intoleran aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dan kebutuhan

Tujuan : Intervensi :
1. Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin,
1. Dapat melakukan aktivitas
misalnya mandi, bangun dari kursi/tempat tidur, berjalan.
sesuai kemampuan tubuh.
Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan.
2. Setelah dilakukan 2. Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; Rasional :
1. Meningkatkan kekuatan/stamina dan memampukan pasein
tindakan keperawatan perubahan pada TD/frekuensi jantung/pernapasan.
menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
selama 3x24 jam 3. Beri oksigen sesuai indikasi.
2. Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit,
4. Bantu dalam pelaksanaan aktivitas dan
diharapkan pasien dapat status nutrisi, keseimbangan cairan dan reaksi terhadap
kebersihan diri bila pasien masih merasa lelah aturan terapeutik.
beraktivitas sesuai dengan
5. Anjurkan pasien istirahat bila pasien merasa 3. Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan
kebutuhannya, dengan lelah atau bila terdapat keluhan nyeri atau rasa seluler dan memperberat keletihan.

kriteria hasil : Pasien bisa tidak enak pada perut. 4. Meningkatkan sebagian latihan dan kebersihan
diri dalam tingkat toleransi pasien.
melakukan akttifitasnya 6. Bantu memilih latihan dan aktivitas yang
5. Menyimpan tenaga dan melindungi hati.
diinginkan.
dengan mandiri 6. Merangsang minat pasien dalam menyeleksi
aktivitas
Resiko terjadinya gangguan
integritas kulit berhubungan dengan
pruritus, edema dan asites

Tujuan :
Intervensi : Rasional :
1. Mengidentifikasi 1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi
1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi
fisik intervensi kanker. Perhatikan kerusakan atau dalam area radiasi dapat terjadi dalam area

perlambatan penyembuhan radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi


yang tepat untuk
2. Mandikan dengan air hangat dan kering, ulserasi.
kondisi khusus. 2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi
sabun
2. Berpartisipasi 3. Dorong pasien untuk menghindari kulit.

menggaruk dan menepuk kulit yang 3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
dalam tehnik untuk
kering daripada menggaruk. 4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah
mencegah tekanan pada kulit/jaringan yang tidak perlu.
4. Balikkan/ubah posisi dengan sering
komplikasi/mening 5. Anjurkan pasein untuk menghindari 5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara

krim kulit apapun, salep, dan bedak nyata.


katkan
kecuali seijin dokter
penyembuhan
Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan langkah keempat dari


proses keperawatan dan merupakan wujud
nyata dari rencana keperawatan yang bertujuan
memenuhi kebutuhan pasien akan keperawatan
dengan melaksanakan kegiatan – kegiatan
sesuai dengan alternatif tindakan yang telah
direncanakan. Pelaksanaan keperawatan
sebagai data untuk rencana keperawatan.
Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan untuk menilai pencapaian tujuan. Berdasarkan analisis, jika
tujuan belum tercapai maka dilakukan perencanaan selanjutnya (P) sebagai berikut :
a. Rencana dilanjutkan yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau intervensi masih memadai.
b. Direvisi yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau intervensi perlu direvisi.
c. Diagnosa keperawatan atau kemungkinan menjadi aktual atau bahkan disingkirkan (untuk diagnosa kemungkinan). Jika
diagnosa menjadi aktual maka dibutuhkan perencanaan baru sehingga dalam planning (P) diuraikan perencanaan yang
dimaksud.
d. Tujuan tercapai maka perencanaan selanjutnya tidak perlu dilanjutkan, tidak perlu direvisi dan tidak perlu perencanaan baru
e. Rencana semula dipakai lagi, jika dalam analisis ditentukan bahwa masalah atau diagnosa yang telah teratasi terjadi kembali
01
ASUHAN
KEPERAWATAN
CA HEPAR
IDENTITAS PASIEN
Nama Klien : Tn. A
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : CA Hepar
Tanggal Masuk : 26 September 2022
Tanggal Pengkajian : 26 September 2022
PENGKAJIAN HEAD TO
TOE
o Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan pasien sering mengeluh nyeri di perut kanan
bawah, tidak nafsu makan.

o Keadaan Sakit Saat Ini


Keluarga pasien mengatakan pasien sering mengeluh nyeri, nyeri terasa
di perut bawah kurang lebih 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, tidak
nafsu makan.
Riwayat Kesahatan Masa Lalu
1. Pernah dirawat di Rumah Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
dengan diagnosa colic abdomen pada bulan mei 2022
2. Obat-obatan yang digunakan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak minum obat saat di rumah
3. Tindakan (Operasi)
Keluarga pasien menggatakan pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
4. Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada alergi obat dan makanan
5. Kecelakaan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami kecelakaan
o Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan pasien ada riwayat hepatitis B

o Riwayat Sosial
1. Hubungan dengan anggota keluarga : Keluarga pasien mengatakan pasien
dapat berhubungan baik dengan keluarganya
2. Pembawaan secara umum :
3. Lingkungan rumah
4. Keluarga pasien mengatakan pasien tinggal di lingkungan rumah yang bersih
o Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan tidak ada masalah nutrisi
pada pasien
Setelah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak nafsu makan
2 bulan terakhir, BB pasien menurun. Sebelum sakit 65 kg
setelah sakit 45 kg.
2. Tidur :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan tidak ada masalah tidur,
tidur 6-7 jam pada malam hari.
Setelah sakit : Keluarga pasien mengatakan pola tidur pasien tidak teratur
sejak 2 bulan terakhir
3. Eliminasi :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan tidak ada masalah eliminasi
BAB 1x/hari, BAK 4-6 x/hari.
Setelah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak BAB selama
2 minggu, warna urin gelap terpasang DC (kateter)
4. Istirahat tidur :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien istirahat 6-7 jam pada malam hari.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien kurang istirahat karena bekerja

5. Aktivitas :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien bekerja sebagai security
di Sekolah SD
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien sering kelelahan saat beraktifitas
o Tinjauan Sistem
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vitaL

- Keadaan umum : Sakit sedang


- TB dan BB : TB : 175cm BB sekarang : 45 kg awal BB : 60 kg IMT : 14,7
- Suhu : 36,7 °C
- Nadi : 107 x/menit
- Pernafasan : Ada sesak nafas RR
- Tekanan darah : 118/80 mmHg

2. Pengkajian Kardiovaskuler

- Nadi : nadi kuat


- Denyut Apeks-frekuensi, irama dan kualitas : irama regular
- Akral : hangat, CRT < 3 menit
3. Pemeriksaan toraks dan hasil auskultasi

- Adanya deformitas : Tidak ada kelainan deformitas


- Bunyi jantung : Lup dup (Normal)
4. Tampilan umum

- Tingkat aktifitas : Aktifitas terbatas


- Jari tangan (clubbing finger) : Tidak terdapat clubbing finger

5. Kulit

- Warna : Kuning
-Elastisitas : Tidak elastis

6. Edema

Periorbital : Tidak ada pembengkakan di sekitar mata


Ekstremmitas : Menggalami kelemahan, terdapat edema di kaki kanan
7. Pengkajian Respiratori
a. Bernafas
- Frekuensi pernafasan, keadaan dan kesimetrisan : frekuensi pernafasan meningkat
- Pola nafas : takipnea
- Alat bantu nafas : NRM 15 lpm
b. Hasil auskultasi toraks
- Bunyi nafas : ronchi
- Fase ekspirasi dan inspirasi : lambat
c. Hasil pemeriksaan toraks
- Bentuk dada : simetris kiri dan kanan

8. Pengkajian Neurologik
a. Tingkat kesadaran : E:3 M:5 V:2 = GCS 10 (Somnolen)
b. Pemeriksaan kepala
- Bentuk kepala : bentuk kepala simetris
- Keadaaan Kulit kepala ( adakah ketombe, jejas dll) : keadaan kulit kepala bersih
9. Reaksi pupil
- Ukuran : 2/2 normal
- Reaksi terhadap cahaya : kanan (+) kiri (+)
10. Fungsi sensoris
Reaksi terhadap nyeri:
- P : saat bergerak
- Q : seperti tertusuk benda tajam
- R : perut kanan bawah
-S:4
- T : ± 12 menit

11. Pengkajian Gastrointestinal


- Membran mukosa : membran mukosa kering/pucat
- Asupan dan haluaran : pasien terpasang NGT diet cair sebanyak 150 - 180 cc
12. Abdomen
• Nyeri : ada nyeri di bagian perut kanan bawah
• Muntah : keluarga pasien mengatakan tidak ada mual mutah
• Feses :keluarga pasien mengatakan pasien belum BAB selama 2 minggu
• Kram : keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh kram pada bagian perut kanan bawah

13. Pengakajian Renal


Fungsi ginjal
1. Nyeri tekan pinggang atau suprapubik : terdapat nyeri tekan
2. Disuria : tidak ada nyeri saat BAK
3. Pola berkemih : BAK sedikit dan warna gelap/keruh
4. Adanya edema scrotum, periorbital, tungkai bawah : terdapat ada edema di kaki sebelah kanan
14. Karakteristik urine dan urinasi
• Urine tampak bening atau keruh : urin tampak gelap/keruh
• Warna : warna gelap
• Bau : bau khas urine
• Berat jenis : 300 – 400 cc

15. Genitalia
• Iritasi : tidak ada iritasi
• Secret : tidak ada secret

16. Pengkajian Muskuloskletal


• Fungsi motorik kasar
• Ukuran otot : atropi
• Tonus otot : rentang gerak terbatas, lemah
• Kekuatan : kekuatan lemah

4 4
3 3
• Gerakan abnormal : tidak ada gerakan abnormal
17. Persendian
• Rentang gerak : .rentang gerak terbatas
• Kontraktur : tidak ada kontraktur
• Adanya edema dan nyeri : ada edama di bagian kaki kanan dan nyeri pada perut kanan bawah
• Tonjolan abnormal : tidak ada tonjolan abnormal

18. Pengkajian Endokrin


Status hidrasi
• Poliuria : tidak mengalami olyuria
• Polifagia : tidak mengalami polifagia
• Polidipsi : tidak mengalami polidipsi
• Kulit kering : kulit pasien kering
19. Penggunaan obat saat ini
Nama Obat   Dosis Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
NaCl 0.9%   500mL/12 jam Pengganti cairan  Asidosis  Detak jantung cepat
isotonic plasma
 Hipertensi  Demam
 Hipokalemia  Gatal – gatal
 Hypernatremia  Ruam
 
Ranitidin   2x1 Amp Nyeri lambung  Gangguan fungsi paru  Mual
 Diabetes  Muntah
 Gangguan fungsi ginjal  Diare
 Gangguan fungsi hati (liver)  Gangguan penglihatan
 Sulit tidur
 Ruam pada kulit
Ondansentron   3x1 Amp Mual dan muntah  Hipersensitifitas  Peningkatan sementara
 Sindrom perpanjangan interval ezim lambung
QT bawaan  Sembelit
 Hipotensi
 Efigastrium
 Nyeri dada
 Hipoksia
Keterolac   3x1 Amp Meredakan nyeri  Hipersensitivitas terhadap  Jantung berdebar lebih
keterolac cepat
 riwayat perdarahan  Bengkak pada kaki atau
 Gastrointestinal pergelangan kaki
 Sulit BAK atau adanya
darah pada urine
 Tinja berwarna hitam
 Kehilangan nafsu makan

Ceftriaxone   3x1 gr Mengatasi infeksi  Hipersensitivitas terhadap obat  Aritmia


bakteri
ini atau golongan sefalosporin  Demam, meggigil, atau
 Alergi penicilin berkeringat
 Diare berdarah
 Sesak nafas / mengi
 Urine berwarna gelap
 Nyeri BAK
 Kejang
Tramadol   3x1 Amp Meredakan rasa  keracunan akut  Kejang
nyeri
 epilepsi  Berkeringat
 Gangguan ginjal dan hati berat  Kebingungan
 Pusing kepala
20. Pemeriksaan Laboratorium Pada Tanggal 27 September 2022

Jenis pemeriksaan Nilai Normal Nilai Saat Ini Interpretasi


Albumin 3,4 - 4,8 1,8 g/dl Rendah
Hemaglobin 13,2 – 17,3 10,7 g/dl Rendah
Hematokrit 40 – 52 29% Rendah
Leukosit 3,8 – 10,6 20 Tinggi
Trombosit 150 – 440 74 Rendah
AST – SGOT 0 - 50 89 U/L Tinggi
ALT – SGPT 0 – 50 47 U/L Normal
Bilirubin Total 0,1 – 1,0 6,5 mg/dl Tinggi
Bilirubin Direk 0 – 0,2 5,4 mg/dl Tinggi
Bilirubin Indirek < 0,6 1,1 mg/dl Tingg
Ureum 19,0 – 44,1 161 mg/dl Tinggi
Kreatin 0,7 – 1,2 3,0 mg/dl Tinggi
 
21. Pemeriksaan Penunjang
• Foto Thoraks
Kesan : Tidak tampak kelainan
• USG Abdomen
Kesan : Hepatomegali dengan massa dilobus kanan posterior inferior (hepatoma) indentasi
ringan dinding posterior inferior buli -2 sugetif ec. Prostat hipertrofi
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

• Pasien mengatakan tidak nafsu • Otot menelan lemah


makan • Otot mengunyah lemah
• Pasien mengatakan nyeri di • Pasien tampak meringis
perut bagian kanan bawah • Tampak gelisah
• Pasien mengatakan mudah • Pasien memegang perut kanan
lelah • BB menurun dari 60kg ke 45kg
• Membran mukosa pucat
• TTV
- Tekanan darah : 118/80 mmHg
- Nadi : 107x/menit
- Respirasi : 30x/menit
- Suhu : 36,7 oC
- Saturasi : 93 %
• Pemeriksaan lab :
- Leukosit 20
ANALISA DATA
NO. DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Agen pencedera Nyeri Akut


• Pasien mengatakan fisiologis
nyeri di bagian kanan
perut bawah
• Skrining nyeri :
P : Saat bergerak
Q : seperti tertusuk benda
tajam
R : perut kanan hilang
timbul
S:4
T : 12 menit
DO :
• Pasien tampak meringis
• Tampak gelisah
• Pasien memegang perut
kanan
NO. DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

2. DS : Ketidakmampuan Defisit Nutrisi


• Pasien mengatakan menelan
tidak nafsu makan makanan
DO :
• BB 45kg
• Otot menelan lemah
• Otot mengunyah lemah
NO. DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

3. DS : Ketidakseimban Intoleransi
• Pasien mengatakan gan antara Aktivitas
mudah lelah suplai dan
DO : kebutuhan
• Tekanan darah : 118/80 oksigen
mmHg
• Saturasi : 93%
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis (D.0077)


2. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan (D.0019)

3. Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen (D.0056)
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : TN.A
HARI PERTAMA
NO TUJUAN DAN KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
DX HASIL
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238) • Untuk mengetahui lokasi,
keperawatan selama 3x24 Observasi : karakteristik, durasi, frekuensi,
jam diharapkan Nyeri Akut • Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, kualitas dan intensitas nyeri
teratasi dengan kriteria frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri • Untuk mengetahui skala nyeri
hasil : • Identifikasi skala nyeri • Untuk mengetahui respon nyeri
• Kemampuan • Identifikasi respon nyeri • Untuk mengetahui adanya efek
menuntaskan aktivitas • Monitor efek samping penggunaan samping penggunaan analgetic
meningkat analgetik • Untuk mengurangi rasa nyeri
• Keluhan nyeri menurun Terapeutik : • Untuk memenuhi kebutuhan
• Frekuensi nadi • Berikan teknik nonfarmakologis istirahat dan tidur pasien
membaik • Fasilitasi istirahat dan tidur • Agar pasien mengetahui penyebab
• Pola nafas membaik Edukasi : nyeri
• Tekanan darah • Jelaskan penyebab nyeri • Agar pasien dapat mengatasi nyeri
membaik • Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk secara mendiri
• Nafsu makan membaik mengurangi nyeri
(Tingkat Nyeri L.08066) Kolaborasi :
• pemberian analgetik
LANJUTAN

2 Setelah dilakukan tindakan Observasi : • Untuk mengetahui status


keperawatan selama 3x24 jam • Identifikasi status nutrisi nutrisi
diharapkan Defisit Nutrisi • Identifikasi alergi dan • Untuk mengetahui alergi
teratasi dengan kriteria hasil : intoleransi makanan pasien pada makanan
• Kekuatan otot pengunyah • Identifikasi kebutuhan kalori • Untuk mengetahui
meningkat dan jenis nutrient kebutuhan kalori jan jenis
• Kekuatan otot menelan • Monitor asupan makanan nutrisi
meningkat • Monitor hasil pemeriksaan • Untuk mengetahui hasil
• Serum albumin meningkat laboratorium pemeriksaan laboratorium
• Nyeri abdomen menurun Terapeutik : • Untuk memenuhi
• BB membaik • Berikan asupan makanan cair kebutuhan nutrisi pasien
• Nafsu makan membaik melalui selang nasogatrik • Agar memperlancar
• Bising usus membaik Edukasi : makanan masuk ke
• Membran mukosa membaik • Anjurkan posisi semiflower lambung
(Status Nutrisi L.03030) saat pemberian makan • Untuk memenuhi
Kolaborasi : kebutuhan pasien
• Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I.05178) • Untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam Obsevasi : keadaan umum pasien
diharapkan Intoleransi • Monitor gangguan fungsi • Untuk mengetahui
Aktivitas teratasi dengan tubuh yang mengakibatkan istirahat pasien tercukupi
kriteria hasil : kelelahan • Memberi rasa nyaman
• Frekuensi nadi membaik • Monitor pola dan jam tidur pada pasien
• Saturasi oksigen meningkat Terapeutik : • Untuk melatih otot
• Keluhan lelah menurun • Sedikan lingkungan
• Tekanan darah membaik nyaman dan rendah
• Frekuensi nafas membaik stimulus
(Toleransi Aktivitas L.05047) Edukasi :
• Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi :
• Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
CATATAN KEPERAWATAN

HARI/TANGGAL NO TINDAKAN DAN RESPON PARAF


DX
Selasa, 27-02-2022 1. • Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
Respon : Nyeri pada perut bagian kanan bawah
• Mengidentifikasi skala nyeri
Respon : Skala nyeri 4
• Mengidentifikasi respon nyeri
Respon : Pasien tampak gelisah
• Monitor efek samping penggunaan analgetik
Respon : Tidak ada gejala efek samping penggunaan analgetik
• Memberikan teknik nonfarmakologis kompres air hangat
Respon : Pasien tampak tenang
• Memfasilitasi istirahat dan tidur
Respon : Pasien tampak tidur
• Menjelaskan penyebab nyeri
Respon : Keluarga pasien tampak mengerti
• Kolaborasi pemberian analgetik
NaCL 0,9 %
Ranitidin
Ondansentron
Ketorolac
Ceftriaxone
Tramadol
Respon : Obat masuk tidak ada tanda-tanda alergi
LANJUTAN...

Selasa, 27-09-2022 2. • Mengidentifikasi status nutrisi


Respon : Serum albumin (HASIL LAB)
• Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
Respon : Pasien tidak ada alergi pada makanan
• Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Respon : Nutrisi pasien didapatkan dari makanan cair
• Memonitor asupan makanan
Respon : Tidak ada mual mutah
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Respon : (HASIL LAB)
• Memberikan asupan makanan cair melalui selang
nasogatrik 6 x 200 cc
Respon : Makanan masuk melalui selang NGT, tidak ada
muntah
• Mengatur posisi semiflower saat pemberian makan
Respon : Pasien tampak tenang
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Respon : Obat masuk
Lanjutan..

Selasa, 27-09-2022 3. • Memonitor gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan


kelelahan
Respon : Pasien tampak lemah
• Memonitor pola dan jam tidur
Respon : Pasien tampak tidur
• Menyedikan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Respon : Pasien tampak tenang
• Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Respon : Pasien tampak lemah
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/TANGGAL NO DX TINDAKAN & RESPON PARAF

Selasa, 27-09-2022 1. S : Pasien mengeluh nyeri


O : Nyeri pada perut kanan bawah
Skala 4
A : Masalah Nyeri Akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Selasa, 27-09-2022 2. S : Pasien mengatakan tidak mau makan


O : Membran mukosa pucat
Otot menelan lemah
Otot mengunyah lemah
A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Selasa, 27-09-2022 3. S : Pasien mengatakan lemas
O : Pasien tampak lemas
Terpasang NRM 15 lpm
TTV :
TD : 112/77 mmHg
N : 103x/menit
S : 36,9 oC
RR : 24 x/menit
SPO2 : 100%
A : Masalah Intioleransi Aktivitas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
RENCANA KEPERAWATAN
HARI KE-2
NO DX RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut b.d • Identifikasi lokasi, karakteristik, • Untuk mengetahui lokasi,
Agen pencedera durasi, frekuensi, kualitas dan karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis (D.0077) intensitas nyeri kualitas dan intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri • Untuk mengetahui skala nyeri
• Identifikasi respon nyeri • Untuk mengetahui respon nyeri
• Monitor efek samping penggunaan • Untuk mengetahui adanya efek
analgetik samping penggunaan analgetic
Terapeutik : • Untuk mengurangi rasa
• Berikan teknik nonfarmakologis nyeriUntuk memenuhi
• Fasilitasi istirahat dan tidur kebutuhan istirahat dan tidur
Edukasi : pasien
• Jelaskan penyebab nyeri • Agar pasien mengetahui
• Ajarkan teknik nonfarmakologis penyebab nyeri
untuk mengurangi nyeri • Agar pasien dapat mengatasi
Kolaborasi : nyeri secara mendiri
• pemberian analgetik
LANJUTAN…
2 Defisit Nutrisi b.d Observasi : • Untuk mengetahui status
Ketidakmampuan menelan • Identifikasi status nutrisi nutrisi
makanan (D.0019) • Identifikasi alergi dan intoleransi • Untuk mengetahui alergi
makanan pasien pada makanan
• Identifikasi kebutuhan kalori dan • Untuk mengetahui
jenis nutrient kebutuhan kalori dan jenis
• Monitor asupan makanan nutrisi
• Monitor hasil pemeriksaan • Untuk mengetahui hasil
laboratorium pemeriksaan laboratorium
Terapeutik : • Untuk memenuhi kebutuhan
• Berikan asupan makanan cair nutrisi pasien
melalui selang nasogatrik • Agar memperlancar
Edukasi : makanan masuk ke lambung
• Anjurkan posisi semiflower saat • Untuk memenuhi kebutuhan
pemberian makan pasien
Kolaborasi:
• Pemberian medikasi sebelum
makan
LANJUTAN

3 Intoleransi Aktivitas • Monitor gangguan fungsi tubuh • Untuk mengetahui keadaan
b.d yang mengakibatkan kelelahan umum pasien
Ketidakseimbangan • Monitor pola dan jam tidur • Untuk mengetahui istirahat
antara suplai dan Terapeutik : pasien tercukupi
kebutuhan oksigen • Sediakan lingkungan nyaman dan • Memberi rasa nyaman pada
(D.0056) rendah stimulus pasien
Edukasi : • Untuk melatih otot
• Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi :
• Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
NAMA :TN. A CATATAN KEPERAWATAN
HARI KEDUA

HARI NO TINDAKAN DAN RESPON PARAF


TANGGAL DX
Rabu, 28- 1 • Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas
09-2022 nyeri. Respon : Nyeri pada perut bagian kanan bawah
• Mengidentifikasi skala nyeri. Respon : Skala nyeri 4
• Mengidentifikasi respon nyeri. Respon : Pasien tampak gelisah
• Monitor efek samping penggunaan analgetic. Respon : Tidak ada gejala efek
samping penggunaan analgetic
• Memberikan teknik nonfarmakologis kompres air hangat. Respon : Pasien
tampak tenang
• Memfasilitasi istirahat dan tidur. Respon : Pasien tampak tidur
• Menjelaskan penyebab nyeri. Respon : Keluarga pasien tampak mengerti
• Kolaborasi pemberian analgetik : NaCL 0,9 % , Ketorolac, Ranitidin,
Ondansentron, Ceftriaxone , Tramadol
Respon : Obat masuk tidak ada tanda-tanda alergi
LANJUTAN

Rabu, 2 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
28-09- Respon : Pasien tidak ada alergi pada makanan
2022 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Respon : Pasien tidak mau diberi makan
Memonitor asupan makanan
Respon : Keluarga pasien mengatakan selang NGT ditarik oleh pasien sendiri
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Respon : Obat masuk
Selasa, 3 Memonitor gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
28-09- Respon : Pasien tampak lemah
2022 Memonitor pola tidur dan jam tidur
Respon : Keluarga pasien mengatakan pasien sering terbangun karena nyeri
Menyedikan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Respon : Pasien tampak tenang
Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Respon : Pasien tampak lemah
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Respon : Berkolaborasi dengan ahli gizi
NAMA :TN. A CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KEDUA (SOAP)
HARI NO TINDAKAN & RESPON PARAF
TANGGAL DX
Rabu, 28-09- 1 S : Pasien mengeluh nyeri
2022 O : Nyeri pada perut kanan bawah
Skala 4
A : Masalah Nyeri Akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Rabu, 28-09- 2 S : Pasien mengatakan tidak mau makan
2022 O : Membran mukosa pucat
Otot menelan lemah
Otot mengunyah lemah
A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Rabu, 28-09- 3 S : Pasien mengatakan lemas
2022 O : Pasien tampak lemas
TTV :
TD : 102/59 mmHg
N : 98x/menit
SPO2 : 96
S : 36,9 C
RR : 24x/menit
A : Masalah Intoleransi Aktivitas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
NAMA :TN. A
RENCANA KEPERAWATAN
HARI KETIGA

NO DX RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF


KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut b.d • Identifikasi lokasi, karakteristik, • Untuk mengetahui lokasi,
Agen pencedera durasi, frekuensi, kualitas dan karakteristik, durasi,
fisiologis (D.0077) intensitas nyeri frekuensi, kualitas dan
• Identifikasi skala nyeri intensitas nyeri
• Identifikasi respon nyeri • Untuk mengetahui skala nyeri
• Monitor efek samping penggunaan • Untuk mengetahui respon
analgetik nyeri
Terapeutik : • Untuk mengetahui adanya
• Berikan teknik nonfarmakologis efek samping penggunaan
• Fasilitasi istirahat dan tidur analgetic
Edukasi : • Untuk mengurangi rasa nyeri
• Jelaskan penyebab nyeri • Untuk memenuhi kebutuhan
• Ajarkan teknik nonfarmakologis istirahat dan tidur pasien
untuk mengurangi nyeri • Agar pasien mengetahui
Kolaborasi : penyebab nyeri
• pemberian analgetik • Agar pasien dapat mengatasi
nyeri secara mendiri
LANJUTAN…

2 Defisit Nutrisi b.d Observasi : • Untuk mengetahui status


Ketidakmampuan • Identifikasi status nutrisi nutrisi
menelan makanan • Identifikasi alergi dan intoleransi • Untuk mengetahui alergi
(D.0019) makanan pasien pada makanan
• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis • Untuk mengetahui kebutuhan
nutrient kalori jan jenis nutrisi
• Monitor asupan makanan • Untuk mengetahui hasil
• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan laboratorium
Terapeutik : • Untuk memenuhi kebutuhan
• Berikan asupan makanan cair melalui nutrisi pasien
selang nasogatrik • Agar memperlancar makanan
Edukasi : masuk ke lambung
• Anjurkan posisi semiflower saat • Untuk memenuhi kebutuhan
pemberian makan pasien
Kolaborasi:
• Pemberian medikasi sebelum makan
LANJUTAN…
3 Intoleransi Aktivitas • Monitor gangguan fungsi tubuh • Untuk mengetahui keadaan
b.d yang mengakibatkan kelelahan umum pasien
Ketidakseimbangan • Monitor pola dan jam tidur • Untuk mengetahui istirahat
antara suplai dan Terapeutik : pasien tercukupi
kebutuhan oksigen • Sedikan lingkungan nyaman dan • Memberi rasa nyaman pada
(D.0056) rendah stimulus pasien
Edukasi : • Untuk melatih otot
• Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
NAMA :TN. A
CATATAN KEPERAWATAN
HARI KETIGA

HARI NO TINDAKAN & RESPON PARAF


TANGGAL DX
Kamis, 29- 1 • Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
09-2022 intensitas nyeri. Respon : Nyeri pada perut bagian kanan bawah
• Mengidentifikasi skala nyeri. Respon : Skala nyeri 4
• Mengidentifikasi respon nyeri. Respon : Pasien mengalami penurunan
kesadaran
• Monitor efek samping penggunaan analgetic. Respon : Tidak ada gejala
efek samping penggunaan analgetic
• Memfasilitasi istirahat dan tidur. Respon : Pasien tampak tertidur
• Kolaborasi pemberian analgetik : NaCL 0,9 %, Ranitidin, Ondansentron,
Ketorolac, Ceftriaxone, Tramadol
Respon : Obat masuk tidak ada tanda-tanda alergi
LANJUTAN…
Kamis, 2 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
29-09- Respon : Pasien diberikan asupan susu dan air putih
2022 Memberikan asupan makanan cair melalui selang nasogatrik 6 x 200 cc
Respon : Makanan masuk melalui selang NGT namun keluar cairan berwarna hitam
sebanyak ± 150 cc
Mengatur posisi semiflower saat pemberian makan
Respon : Pasien mengalami penurunan kesadaran
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Respon : Obat masuk
Kamis, 3 Memonitor pola tidur dan jam tidur
29-09- Respon : Pasien mengalami penurunan kesadaran
2022 Menyedikan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Respon : Pasien mengalami penurunan kesadaran
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Respon : Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
NAMA :TN. A
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KETIGA
(SOAP)
HARI NO TINDAKAN & RESPON
TANGGAL DX

Kamis, 29-09- 1 S : Pasien mengalami penurunan kesadaran


2022 O : Nyeri pada perut kanan bawah
Skala 4
A : Masalah Nyeri Akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Kamis, 29-09- 2 S : Pasien terpasang NGT, makanan masuk melalui selang NGT namun keluar cairan berwarna hitam sebanyak ± 150 cc
2022 O : Membran mukosa pucat
Otot menelan lemah
Otot mengunyah lemah
A : Masalah Defisit Nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Kamis, 29-09- 3 S : Pasien mengalami penurunan kesadaran
2022 O : Pasien mengalami penurunan kesadaran
E:3 M:5 V:2 = GCS 10 (Somnolen)
TTV :
TD : 118/80 mmHg
N : 107x/menit
RR : 30 x/menit
S : 36,7oC
SPO2: 93%
A : Masalah Intoleransi Aktivitas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
KESIMPULAN
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
1) Penyebab dari Ca. Hepar yaitu
 Cerosis Hepatis
 Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
 Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen)
 Kebiasaan merokok 
 Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
 Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
 Nitrosamin.
1) Gangguan nutrisi: penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia.
2) Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar
yaitu gangguan metabolik protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia), sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik
koloid yang rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah kelebihan volume cairan. Metabolisme protein menghasilkan produk
sampingan berupa amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik 
3) Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan
kanker hepar menurun dengan nyata.
 
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai