Dalam mendidik, teladan bagi anak menjadi unsur yang teramat penting.
Teladan orang-orang terdekat akan mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak. Mendidik tidak hanya mengajarkan tentang ilmu dan
keterampilan semata, melainkan juga tentang nilai-nilai.
Seorang pendidik sejati, menyampaikan apa yang ia lakukan, baik melalui
pembelajaran maupun melalui keteladanan hidup. Ki Hajar Dewantoro telah
meninggalkan warisan lsafat kepemimpinan pendidikan, “Ing Ngarsa sung
tuladha, Ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Artinya, di depan
memberi teladan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang
memberikan dorongan atau motivasi. Mendidik dengan keteladanan dimulai
dari kebiasaan sehari-hari dalam berpikir, bersikap, bertutur kata, bertindak
dan berkarakter.
Oleh karena itu kita akan
mengutamakan kualitas spiritual,
moralitas, intelektual, sosial dan
integritas. Karena hidup hanya sekali
dan apa pun yang kita lakukan akan
dikenang sepanjang masa meskipun kita
telah tiada. Demikian para tokoh seperti
Buya Hamka, Mohammad Hatta,
Mahatma Gandi dan lain-lain. Mereka
tetap hidup walaupun mereka telah
tiada. Pikiran-pikiran dan keteladanan
mereka terus menjadi inspirasi
sepanjang zaman.
9. Mendidik dengan hati
Melayani dengan tulus datang dari hati nurani, dan
dengan demikian akan muncul sifat melayani dengan
rendah hati, empati, peduli, memberi solusi dan
kepercayaan.
Dengan hati nurani tujuannya hanya satu, yakni
terjadinya kesinambungan antara otak dan hati.
Kesinambungan otak dan hati ini adalah manifestasi
spiritualitas, yang utuh menjadi kunci mendidik dengan
hati nurani. Sebagai orang tua kedua bagi peserta didik.
Maka, hendaklah guru berusaha berbuat sebagaimana
dilakukan oleh orang tua kepada anaknya
Mendoakan anak secara rahasia merupakan keniscayaan bagi guru
yang kini banyak terlupakan. Guru selain sebagai pengajar dan
pendidik serta yang tidak kalah pentingnya adalah menjadi pendoa
bagi anak didiknya. Kiprah tokoh pendidikan seperti Ki Hajar
Dewantara, KH Ahmad Dahlan, Tengku Syafei, dan lain-lain sangat
melegenda bukan hanya karna kepintaran beliau, tetapi juga
komitmen, totalitas dan keterpanggilannya dalam dunia pendidikan.
Panggilan hati dan keteladanan sangat penting, karena mengajar
bukan hanya persoalan teknik dan profesi, tetapi juga sentuhan
manusia.
Metode memang penting dari pada materi, tetapi jiwa seorang guru
jauh lebih penting dari metode dan materi. Sehingga itu dituntut
untuk menggunakan IQ, EQ, SQ. Mulailah dengan hati, mendidiklah
dengan hati, agar perintah dipandang sebagai pelita, ajaran adalah
cahaya yang menuntun pada kehidupan.
Sekian
Semoga
Bermanfaat