Anda di halaman 1dari 9

Etika Islam di

Lingkungan Sosial
Kelompok 5 :
Anida Bunga Salimtia (240311190xx)
Husna Abdul Haris (24031190xx)
Trya Siti Sulistyaningrum (24031119078)

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Pertanian
Universitas Garut
PENDAHULUAN

PENGERTIAN ETIKA
DALAM LINGKUNGAN
SOSIAL

Pokok Bahasan ETIKA DI LINGKUNGAN


SOSIAL DALAM ISLAM

ETIKA BERMASYARAKAT
DALAM ISLAM

KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Etika dan agama merupakan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Meskipun manusia dilahirkan terpisah dari individu lain. Namun ia
tidak dapat hidup sendiri terlepas dari yang lain, melainkan selalu hidup bersama
dalam kelompok atau masyarakat yang oleh para filosof diartikan sebagai al-
Insanu Madaniyyun bi ath-Thab’i.
Di dalam masyarakatlah manusia mengembangkan hidupnya, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dan membangun peradaban. Hai ini menunjukkan
bahwa seseorang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, begitu pula
sebaliknya. Dengan kata lain manusia saling memerlukan satu sama lain, apapun
status dan keadaannya. Sebagai makhluk sosial, tentunya manusia selalu hidup
bersama dalam interaksi dan interdepedensi dengan sesamanya. Untuk menjamin
keberlangsungan kehidupan bersama tersebut, di dalam masyarakat terdapat
aturan, norma atau kaidah sosial sebagai sarana untuk mengatur roda pergaulan
antar warga masyarakat. Dalam rangka mengembangkan sifat sosialnya tersebut,
manusia selalu menghadapi masalah-masalah sosial yang berkaitan dekat dengan
nilai-nilai. Itulah sebabnya, selain ada agama, hukum, politik, adat istiadat, juga
ada akhlak, moral dan etika.
Etika sosial merupakan jenis etika yang memiliki kaitannya dengan sikap dan

kewajiban, serta perilaku suatu individu sebagai umat manusia.

Etika Sosial agama Islam didasarkan pada nilai-nila humanis yang meliputi

keadilan, kebebasan, kebenaran, kesetaraan, persaudaraan, kedamaian, kasih

sayang, toleransi, dan saling tolong menolong dalam kebenaran dan kesalehan.
PENGERTIAN Nilai kemanusiaan pertama yang dimiliki oleh seluruh umat manusia sebagai
ETIKA DI makhluk termulia seperti digambarkan dalam Q.S al-Israa’ [17]:70:
LINGKUNGAN Terjemahnya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam, Kami
SOSIAL angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-

DALAM ISLAM baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
ETIKA DI
LINGKUNGA Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk
N SOSIAL menyempurnakan akhlak yang mulia.”
DALAM Karena itu, Al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepadanya
ISLAM mengandung prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran dalam rangka
pembentukan karakter mulia pada diri manusia. Di antara prinsip dan
ajarannya adalah etika sosial. Etika sosial adalah seperangkat aturan
berkaitan dengan apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya
ditinggalkan ketika bergaul dengan orang lain. Di antara ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan etika sosial adalah Q.S. al-Hujurat:11. Pada ayat ini
Allah Swt melarang kita melakukan tiga hal di ruang publik, yakni
(1) sukhriyah (mengolok-olok orang lain), (2) lamz (mencela), dan
(3) nabz (menjuluki orang lain dengan julukan yang jelek).
Larangan melakukan perbuatan tercela kepada orang lain
berdasarkan surat Al Hujurat : 11

AL-SUKHRIYAH (PERBUATAN MENGOLOK-OLOK) AL-LAMZ (MENCELA ORANG)


Menurut Fakhruddin al-Razi, yang dimaksud dengan kata ini adalah “sikap tidak Fakhruddin al-Razi mengartikan kata ini dengan “menyebutkan
memandang orang lain dengan pandangan pengagungan (ijlal), tidak mengakui aib/kejelekan seseorang di depan orang lain” (Mafatih al-Ghayb, 28:131).
eksistensinya dan menjatuhkannya dari derajat yang semestinya” (Mafatih al- Perbuatan ini pada dasarnya sesuai dengan realita, namun karena
Ghayb, 28:131). dikemukakan di depan orang lain, maka hal ini membuat orang itu malu

dan sakit hati.

AL-NABZ (MENCELA ORANG)
Ayat tersebut mengajarkan kepada kita agar tidak memberikan julukan yang jelek

kepada orang lain. Misalnya, seseorang menjuluki orang lain dengan nama binatang

atau dengan sebutan-sebutan lainnya yang tidak baik. Adapun menyematkan

julukan/nama yang baik kepada orang lain tidaklah dilarang oleh Islam, meskipun

julukan tersebut hanya sebatas penamaan dan tidak sesuai dengan realita.
3 Etika Bermasyarakat Dalam Islam
ETIKA
ETIKA BERGAUL ETIKA BERTAMU DAN
BERTETANGGA Nabi mengibaratkan pergaulan merupakan cerminan dari MENERIMA TAMU
sesorang, hal ini tertuang dalam sabdanya yang diriwayatkan
Dalam hadits Nabi SAW agat hidup Imam Muslim pada Shahih Muslim hadits nomor 4762: Dalam hadits Nabi mengenai ciri orang
bertetangga dengan baik. Yaitu sabda Nabi Dari Abu Burdah dari Abu Musa dari NabiSAW beliau beriman yaitu dengan memuliakan tamunya.
berikut ini: bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman dekat yang baik َ E‫ ْليُ ْك ِر ْم‬EEE‫آل ِخ ِر َف‬EE‫ ا‬E‫ليَوْ ِم‬EE‫ا‬
ُE‫ ْيفَه‬E ‫ض‬ ْ ‫هَّلل ِ َو‬EE‫ا‬EEE‫ْؤ ِم ُن ِب‬EE‫ َان ُي‬E‫َك‬
َ E‫ َج‬E‫ ْليُ ْك ِر ْم‬EEE‫آل ِخ ِر َف‬EE‫ ا‬E‫ليَوْ ِم‬EE‫ا‬
ُE‫اره‬ ْ ‫ َو‬EEE‫اهللا‬
ِ EEE‫ْؤ ِم ُن ِب‬EE‫ َان ُي‬E‫َمْن َك‬ dan teman dekat yang buruk adalah seperti penjual minyak “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi hari kiamat, maka hendaklah memuliakan
terkadang mengoleskan wanginya kepada kamu dan terkadang tamunya.” (HR Muslim).
hari kiamat, maka hendaklah memuliakan
kamu membelinya sebagian atau kamu dapat mencium Berdasarkan hadist tersebut telah dijelaskan
tetangganya.” (HR Bukhari)
semerbak harumnya minyak wangi itu. Sementara tukang bahwa seorang muslim harus selalu memuliakan
Berdasarkan ayat dan hadits di atas dapat tamunya dengan sambutan yang hangat,
pandai besi adakalanya ia membakar pakaian kamu ataupun
ditarik pesan penting bahwa pentingnya peran kamu akan menciumi baunya yang tidak sedap.” menghidangkan makanan terbaik, dan
rukun tetangga. Hal tersebut merupakan alat dan Hadits di atas memerintahkan untuk sebaik mungkin sebagainya.
sarana untuk saling kenal dan saling bantu, serta memilih teman agar tidak salah pergaulan. Tatakrama yang Selain itu sebagai tamu pun harus
saling kontrol dalam menjalin komunikasi diatur sedemikian rupa merupakan pedoman pergaulan antara memenuhi hak-hak tuan rumah yaitu dengan
dengan tetangga. manusia. Berakhlak mulia terhadap orang tua, anak-anak, tidak masuk ke dalam rumah sebelum
tetangga dan saudara seiman, bahkan masyarakat lainnya, dipersilahkan, tetap bersikap sopan, dan
seperti anak yatim, orang miskin dan sanak saudara. (Isyatami sebagainya.
Hidayat/Nashih)
KESIMPULAN
• Etika sosial merupakan jenis etika yang memiliki

kaitannya dengan sikap dan kewajiban, serta perilaku

suatu individu sebagai umat manusia.


• Etika Sosial agama Islam didasarkan pada nilai-nila
Click icon to add picture
humanis antar sesama manusia.
• 3 larangan melakukan perbuatan tercela kepada orang lain

berdasarkan surat Al-Hujurat : 11, yaitu al-sukhriyah, al-

lamz, dan al-nabz.


• 3 etika bermasyarakat dalam islam yaitu, etika

bertetangga, etika bergaul, dan etika bertamu dan

menerima tamu.
thank you

Anda mungkin juga menyukai