Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN PADA NN D UMUR 21 TAHUN FASE

REMAJA DENGAN KECEMASAN


DI UPT PUSKESMAS SELAAWI
KABUPATEN GARUT

ELZA DWI ASRI WARISDIANI


P20624822011
PROFESI KEBIDANAN
Latar Belakang

Jumlah penderita gangguan kecemasan di Indonesia menurut data


Kementerian Kesehatan menunjukan sekitar 14 juta orang di Indonesia
yang berusia di atas 15 tahun mengalami gejala kecemasan. Angka ini
setara dengan 6 % jumlah penduduk Indonesia. Gangguan kecemasan
dapat menyebabkan gangguan kondisi psikis yang menimbulkan
masalah produktivitas. Individu yang mengalami kecemasan memiliki
kecenderungan memiliki kondisi emosi yang negatif seperti: kegelisahan,
kekhawatiran, dan ketakutan. Kecemasan tidak selalu berdampak
merugikan, karena pada dasarnya rasa cemas yang muncul dalam
intensitas tidak berlebihan dapat berfungsi sebagai mekanisme kontrol
terhadap diri untuk tetap mawas terhadap setiap peristiwa yang terjadi.
Tetapi, apabila kecemasan yang dirasakan muncul secara berlebihan,
akan menjadi sebuah gangguan dan hal itu dapat berdampak merugikan.
Tinjauan Pustaka

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah setempat. WHO
membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20
tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah. Masa remaja
disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik.
Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi,
tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja.

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang


menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau
tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104).

Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan


meringankan gangguan fisik. Dalam praktik di lapangan hipnosis telah terbukti secara medis
bisa mengatasi berbagai macam gangguan psikologis maupun fisik, misalnya menghilangkan
kebiasaan buruk merokok, menghilangkan phobia.
Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA NN D UMUR 21


TAHUN FASE REMAJA DENGAN KECEMASAN
DI UPT PUSKESMAS SELAAWI
KABUPATEN GARUT
Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2022
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Selaawi
Pengkaji : Elza Dwi Asri Warisdiani

Identitas Klien

Nama : Nn. D

Umur : 21 Tahun

Agama : Islam

Suku/ bangsa : Sunda

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Mahasiswa

Golongan darah : AB

Alamat : Kp. Tanjung RT 01 RW 04 Ds.Selaawi


Kec.Selaawi Kab.Garut
Data Subjektif
Alasan datang : Nn. D ingin memeriksakan kondisi tubuhnya
Keluhan utama : Nn. D sering merasa takut ketika hari pertama haid, sulit
konsentrasi dan kurang nafsu makan. Nn. D takut ada kelainan pada organ
reproduksinya karena riwayat dahulu menstruasi pertama kali ketika dikelas
belum memakai pembalut sehingga tembus dan haid paling pertama dari
teman - temannya kemudian dibully oleh temannya.
Riwayat obstetrik :
Menarch: 13 tahun
Siklus haid : 28-30 hari
Lama haid : 7 hari
Frekuensi mengganti pembalut : 3x/hari
Dismenore : tidak pernah
Keputihan menjelang haid : jarang keputihan
Riwayat kesehatan : Tidak ada riwayat penyakit berat,menular
dan menurun
Riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol atau obat terlarang
: Tidak pernah mengkonsumsi rokok,alcohol dan obat terlarang
Pola nutrisi : Makan 3x/hari, suka ngemil, mengkonsumsi sayur
dan buah
Pola eliminasi : Bak 5-6x/hari tidak ada keluhan, Bab 1-2x/hari
tidak ada keluhan
Pola aktivitas : kuliah setiap hari
Pola istirahat : tidur malam 8jam/hari, tidur siang jarang
Personal hygiene : Mandi 2x/hari
Riwayat psikologis : mudah cemas dan gampang berubah mood
A.Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadan emosional : Stabil

d. Tanda vital

 Tekanan Darah : 110/80 MmHg


 Pernapasan : 20x/m
 Nadi : 83x/m
 Suhu : 36,6oC
a. BB/TB : 55/153
Pemeriksaan Fisik
 Kepala: Simetris tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, rambut
hitam, bersih.
 Wajah : Simetris, tidak ada kelainan.
 Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih. reflek pupil (+), Tidak ada kelainan.
 Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak ada kelainan.
 Mulut: Simetris, tidak ada lesi mulut/sariawan di gusi, gigi bersih.
 Telinga : Tidak ada kelainan, tidak ada secret abnormal, pendengaran baik.
 Leher : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar limfe.
Tidak ada nyeri menelan.
 Dada : Tidak ada kelainan.
 Payudara : Tidak kelainan, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan
secret abnormal.
 Abdomen : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
abnormal.
 Genitalia : Bersih tidak ada benjolan, nyeri tekan dan kelaina.
 Kulit : Bersih, tidak pucat, turgor kulit baik.
 Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada oedema. Tidak ada kelainan.
 Ekstremitas Bawah: Simetris, tidak ada oedema. Tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Penunjang
 Tidak dilakukan
Analisis Data
Nn D usia 21 tahun fase remaja dengan kecemasan

Penatalaksanaan
Membina hubungan baik dan memberikan dukungan emosional pada
klien. Terjalin hubungan baik dengan klien.
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada klien. Klien
mengetahui.
Melakukan KIE mengenai penyebab keluhan yang dirasakan klien.
Klien paham atas KIE yang diberikan.
Menganjurkan klien untuk melakukan Hipnoterapi dengan
menggunakan hipnotis 5 jari
Melakukan dokumentasi asuhan. dokumentasi asuhan terlampir
Pembahasan

Proses asuhan kebidanan menurut SOAP pada Nn.D Umur 21


tahun Remaja dengan kecemasan, secara terperinci mulai
dari langkah pertama yaitu pengkajian data sa,pai dengan
penatalaksanaansebagai langkah akhir. Pembahasan ini akan
menjelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor
penghambat proses serta kesenjangan antara manajemen
teori dan praktek langsung dilapangan juga alternatice dari
permasalahan yang ada.
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Nn.D berumur 21 tahun ingin
memeriksakan kesehatannya, Nn. D sering merasa takut ketika hari
pertama haid, sulit konsentrasi dan kurang nafsu makan. Nn. D takut ada
kelainan pada organ reproduksinya karena riwayat dahulu menstruasi
pertama kali ketika dikelas (Menarche), belum memakai pembalut
sehingga tembus dan haid paling pertama dari teman - temannya
kemudian dibully oleh temannya. Menarche merupakan menstruasi
pertama kali. Menarche umumnya terjadi pada usia 10 hingga 16,5 tahun.
Menstruasi merupakan tanda bahwa seorang anak sudah memasuki masa
remaja. Menarche merupakan peristiwa yang kompleks bagi remaja. Bukan
hanya sebagai tanda pertumbuhan organ reproduksi tetapi juga memiliki
konsekuensi dan tanggung jawab baru bagi remaja di pandang dari banyak
aspek, aspek social, budaya, spiritual. Oleh karena itu remaja yang
mengalami menarche memiliki respon yang bermacam macam dalam
menghadapi menarche, ada yang berespon positif ada juga yang negatif.
 Pada data pengkajian juga didapatkan Nn.D tidak memiliki riwayat
penyakit berat, menurun, menular maupun seksual, dan tidak terdapat
masalah pada pola kebiasaan sehari-hari. Pada riwayat psikologis
didapatkan Nn.D mudah cemas dan gampang berubah mood. Menurut
Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163)
kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan,
dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
 Data Objektif
Dari hasil data objektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien hasil laboratorium
dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
Dalam data objektif didapatkan hasil pemeriksaan TTV Nn.D dalam batas normal, Antropometri dalam batas
normal, dan Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium karena tidak
ada keluhan atau gejala tertentu.
 Analisa Data
Analisa data menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif
dalam suatu identifikasi, diagnosis atau masalah, antisipasi diagnosis / masalah potensial, perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan / atau rujukan. Berdasarkan hasil dari data
subjektif dan data objektif, maka dapat ditetapkan diagnosa pada Nn.D usia 21 tahun fase remaja dengan
kecemasan.
 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi /
follow up dari rujukan. Pada kasus ini penatalaksanaan yang diberikan berupa penyampaian informasi kepada
klien terhadap hasil pengkajian dan pemeriksaan, dimana didapatkan diagnose Nn.D usia 21 tahun fase
remaja dengan kecemasan.
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,
2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam,
dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami
siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan
akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.
Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak
jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang,
tidur tidak nyenyak, dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan
merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak
tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2004:62).
Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu,
keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun penyebabnya. Musfir Az-Zahrani (2005:511)
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun
situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini
tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya,
emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat
mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan
dapat menimbulkan penyakit- penyakit fisik (Cutler, 2004:304).
Berdasarkan uraian diatas, maka diberikan KIE mengenai penyebab
keluhan yang dirasakan klien dengan melakukan Hypnoterapy
menggunakan hipnotis 5 jari.
Hypnotherapy adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk
melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai
maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar seseorang akan
terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk
menerima sugesti penyembuhan yang diberikan.
Hipnoterapi terbukti secara ilmiah dapat membebaskan orang dari berbagai
gangguan psikis maupun psikosomatis yang dideritanya, misalnya kecemasan,
stres, phobia, gangguan tidur, gangguan pola pikir, dan sebagainya. Bahkan dalam
dunia medis, hipnoterapi juga sudah banyak digunakan untuk membantu
kelahiran (hypnobirthing), Secara fisiologis, hipnoterapi bekerja melalui sistem
gelombang otak. Seperti yang dikatakan oleh (Irianto, Kristiyawati, and Supriyadi
2014) pada sesi-sesi hipnoterapi, seperti induksi dan deepening, pasien akan
dibimbing terapis dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar. Pada kondisi seperti
ini pasien akan memasuki kondisi hipnosis yang lebih dalam, sehingga gelombang
otak yang semula berada pada gelombang beta akan berubah pelan-pelan menuju
gelombang alpha. Dalam kondisi alpha, otak akan memproduksi hormon
serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman,
tenang, bahagia. Hormon ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh
darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra meningkat
(Poiitul Zahron 2017).
Menurut sebuah penelitian oleh Widyanti (2013), salah satu contoh self
hypnosis yang dapat dilakukan adalah hipnosis lima jari.Yang merupakan bagian
dari reduksi stress hipnose diri sendiri. Teknik 5 jari ini adalah proses yang
menggunakan kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh untuk
menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan atau rileks melalui komunikasi
dalam tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan, penciuman,
penglihatan,pendengaran.
Hipnosis lima jari adalah sebuah teknik pengalihan pemikiran sesorang dengan
cara menyentuh pada jari-jari tangan sambil membayangkan hal-hal yang
menyenangkan atau yang disukai (Halim & Khayati, 2020). Hipnosis lima jari
adalah suatu cara relaksasi yang menggunakan kekuatan pikiran (Dekawaty, 2021).
Terapi hipnosis lima jari merupakan suatu terapi dengan menggunakan lima
jari tangan dimana klien dibantu untuk mengubah persepsi ansietas, stres, tegang
dan takut dengan menerima saran-saran diambang bawah sadar atau dalam
keadaan rileks dengan menggerakan jari-jarinya sesuai perintah (Mawarti, 2021)
Hasil penelitian dari Eka Budiarto, Ratnawati, dan Wiwiek Natalya tahun
2022 dengan jurnal berjudul Hipnotis Lima Jari sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Remaja dalam Mengelola Stres terdapat
perbedaan skor HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) sebelum
dilakukan hipnotis lima jari adalah 28 dengan tingkat ansietas berat dan
turun menjadi 20 dengan tingkat ansietas ringan sesudah intervensi.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Nn.D umur 21 tahun Fase remaja
dengan kecemasan, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Data subjektif yang diperoleh dari Nn.D dapat dikaji dengan fokus dan akurat. Nn. D sering
merasa takut ketika hari pertama haid, sulit konsentrasi dan kurang nafsu makan. Nn. D
takut ada kelainan pada organ reproduksinya karena riwayat dahulu menstruasi pertama
kali ketika dikelas (Menarche), belum memakai pembalut sehingga tembus dan haid paling
pertama dari teman - temannya kemudian dibully oleh temannya. Pada riwayat psikologis
didapatkan Nn.D mudah cemas dan gampang berubah mood
2. Data Objektif yang didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan data
menurut teori.
3. Analisa yang ditegakan berdasarkan data subjektif yang lengkap serta data objektif yang
akurat, yaitu Nn.D umur 21 tahun fase remaja dengan kecemasan.
4. Penatalaksanaan asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori dan serta manajemen
kebidanan yang mengutamakan keamanan, kenyamanan dan juga keselamatan. Melakukan
asuhan kebidanan sesuai kewenangan secara mandiri.
5. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan Nn.D umur 21 tahun dengan kecemasan
B. Saran
1. Lahan praktik
Bagi pihak pelayanan kesehatan diharapkan untuk tetap mempertahankan dan
meningkatkan pelayanan kebidanan sesuai kewenangan bidan serta berpusat
pada perempuan dengan kasus kecemasan pada remaja agar pasien dapat
mendapatkan asuhan serta pertolongan yang cepat dan tepat sesuai kondisi
pasien
2. Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh dari berbagi pengalaman
untuk asuhan kebidanan yang sesuai kewenangan dan meningkatkan kompetensi
dan skillnya.
3. Klien dan Keluarga
Diharapkan untuk klien lebih memahami terkait kecemasan pada remaja, untuk
pihak keluarga diharapkan agar tetap memberi support dan mendampingi klien.

Anda mungkin juga menyukai