Anda di halaman 1dari 9

PRESENTASI JURNAL

The Effect of Isometric Exercise on Pain Severity and Muscle


Strength of Patients with Lower Limb Fractures: A Randomized
Clinical Trial Study
Hossein Khosrojerdi, Ali Tajabadi, Mehdi Amadani, Rahim Akrami and Moosaalreza Tadayon-
far

PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HASNA YASMIN – J130195094


01. TUJUAN PENELITIAN
02. SUBJEK PENELITIAN 03. METODE PENELITIAN
Tujuan dari peneli- Subjek dalam penelitian ini Metode dalam penelitian
tian ini adalah un- berjumlah 120 pada pasien den- ini adalah parallel two-
tuk mengetahui gan usia 15-49 tahun yang group pretest-posttest
efek gerakan menderita lower limb fracture single-blind clinical trial
isometrik pada kon- yang dirawat di Rumah Sakit registered with code
trol nyeri dan Shahid Beheshti Sabzevar pada IRCT2015070216221N3
mengembalikan tahun 2016-2017 dengan alokasi
kekuatan otot pada acak untuk kelompok intervensi
lower limb fracture dan kontrol.
•Kriteria inklusi :
semua pasien dengan lower limb
fracture yang berusia 15-49
tahun
•Kriteria eksklusi :
Pasien yang memiliki riwayat
operasi, adiksi, diabetes, kardio-
vaskular, dan penyakit kronis
lainnya.
VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN

VARIABEL DEPENDEN VARIABEL INDEPENDEN


1. Nyeri
Untuk mengukur nyeri digunakan numeric pain rating scale (N- Gerakan isometrik menyebabkan
PRS) yang merupakan ukuran intensitas nyeri yang digunakan kontraksi konstan pada otot tanpa
pada orang dewasa. Responden memilih angka (0 - 10) yang gerakan dan perubahan sudut ar-
mencerminkan intensitas rasa nyerinya dengan skor '0' tidak
merepresentasikan rasa sakit dan dengan skor '10' mewakili
tikular. Kontraksi otot pada satu
rasa nyeri terburuk yang bisa dibayangkan. Validitasnya menun- sisi tubuh menyebabkan analge-
jukan NPRS berkolerasi dengan VAS dengan korelasi antara sia pada sisi tubuh lain yang
0,86 hingga 0,95, serta reliabilitas yang baik (Intra-rater relia- mengekspresikan respon sentral
bility = 0.74, test-retestr = 0.70, and Cronbach’s alpha =
0.88). untuk meredakan rasa sakit.
2. Kekuatan otot
Kekuatan otot dievaluasi oleh fisioterapis menggunakan manual
muscle testing. Kekuatan otot dinilai pada skala lima poin seba-
gai normal, baik, sedang, lemah, dan buruk.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

STEP 01. STEP 02. STEP 03. STEP 04. STEP 05.

Prosedur penelitian Alat pengumpulan data Subjek penelitian Intervensi Analisis data
Subjek dalam penelitian ini
Peneliti mengajukan izin penelitian Isometric exercise Data dianalisis dengan software
dan telah disetuji oleh komite etik
Memakai kuisioner berjumlah 120 pada pasien den-
dan skala NPRS dan gan usia 15-49 tahun yang STATA versi 11 dengan t-test, exact
penelitian dan teknologi dari Sab- menderita lower limb fracture fisher, wilcoxon, mann-whitney, dan
sezar University of Medical Sci- MMT yang dirawat di Rumah Sakit
ences. Pertimbangan etis covariance. Tingkat signifikansi di-
Shahid Beheshti Sabzevar pada
mencakup : mendapatkan izin dari tahun 2016-2017 dengan alokasi anggap 0,05. Untuk menjelaskan
pasien, menjelaskan tujuan peneli- acak untuk kelompok intervensi variabel kuantitatif, peneliti meng-
tian dan keuntungan serta kerugian- dan kontrol. 60 pasien untuk gunakan mean dan standard devia-
nya bagi mereka, dan memastikan kelompok intevensi dan 60 orang tion.
kerahasiaan informasi untuk kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN

Tujuan fisioterapi yang terpenting dari pasien dengan masalah ortopedi adalah meredakan nyeri, mengurangi edema
dan pembengkakan sendi, meningkatkan jangkauan gerak sendi, fleksibilitas jaringan, pencegahan kelemahan otot
dan atrofi otot pada tahap awal, dan memperkuat otot, meningkatkan keseimbangan, meningkatkan koordinasi dan
program untuk kontrol motorik di tahap selanjutnya.

Fisioterapi dan gerakan isometric pada fraktur ekstremitas bawah pada waktu pertama pasca operasi dapat
mengurangi nyeri dan meningkatkan/mengembalikan kekuatan otot. Gerakan isometrik menyebabkan kontraksi
konstan pada otot tanpa adanya gerakan dan perubahan sudut artikular. Kontraksi otot di satu sisi tubuh
menyebabkan analgesia di sisi lain tubuh yang mengekspresikan respons sentral untuk meredakan nyeri.

Intervensi rehabilitasi, termasuk latihan isometric dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan
status fungsional pasien. Oleh karena itu, rehabilitasi adalah bagian terpenting dari perawatan
patah tulang yang dimulai segera setelah perawatan. Oleh karena itu, tampaknya permulaan
program rehabilitasi pada pasien dengan patah tulang segera setelah intervensi pengobatan
awal harus ditekankan.
Latihan gerakan isometrik merupakan metode yang efektif
untuk meredakan nyeri dan mengembalikan kekuatan otot,
KESIMPULAN yang dapat direkomendasikan oleh dokter ortopedi karena
memudahkan pemulihan dan mempercepat kembali ke
kehidupan normal.
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai