Anda di halaman 1dari 23

III.

Neo-Marxis

 Disebut juga
 Mazhab Frankfurt
 Teori Kritis
 Didirikan oleh Felix Weil, 1923
 Berdasarkan filsafat Marx

 “Zeitschrift fur Sozialforschung”

(Majalah untuk Penelitian Sosial)


Latar Belakang
 Reaksi terhadap ‘kebanggaan’ atas
keberhasilan pembangunan fisik sebagai
produk kapitalisme sementara jiwa
kosong
 Kegelisahan terhadap perkem-bangan
Kapitalisme lanjut (Late Capitalism)
produksi tidak untuk memenuhi
kebutuhan, tetapi kebutuhan diciptakan
dan dimanipulasi demi kelangsungan
produksi
Pokok-pokok Pikiran Teori Kritis
 Filsafat hanya bukan kontemplasi/
perenungan yang jauh dari realitas
 Filsafat harus mengubah masyarakat,
suatu upaya pembebasan dari belenggu
akibat pekerjaan
 Objek analisis masyarakat masa kini
(abad-20)
 Suatu Aufklaerung untuk penyadaran
tentang kemajuan semu masyarakat
industri
 Menolak perubahan dengan cara revolusi
Ajaran Marx yang ditinggalkan
Teori Kritis
 Teori nilai lebih, karena iptek menentukan
produksi dalam industri maju
 Pertentangan kelas, analisa kelas
kehilangan makna dan relevansi, sebab
proletariat terintegrasi dalam sistem dan
kehilangan semangat revolusi
 Kritik terhadap ekonomi kapitalis, diganti
dengan kritik terhadap kebudayaan
teknokratis
 Dogma Marxis yang bercita-cita
menghapuskan kelas
Ciri-ciri Teori Sosial Kritis
 Masyarakat ditandai oleh historisitas,
dan selalu mengalami perubahan
 Menghubungkan masa lalu, masa kini,
dengan masa depan. Masyarakat masa
depan dapat diwujudkan dengan aksi
sosial da politis secara intensif
 Dominasi bersifat struktural, kehidupan
masyarakat ditentukan oleh institusi
sosial seperti; politik, ekonomi, budaya,
wacana, jender, ras
Ciri-ciri………lanjutan
 Struktur dominasi dihasilkan oleh
kesadaran palsu dan dilanggengkan oleh
ideologi
 Perubahan dapat dimulai dari keluarga,
tempat kerja, menghindari determinisme
dan mendukung voluntarisme.
 Membangun dialektika struktur dengan
manusia, menolak dominasi ekonomi
 Manusia bertanggung jawab spenuhnya
atas kebebasan-nya agar tidak menindas
demi masa depan
Makna “Kemajuan” yang harus
ditinjau

 Kebutuhan yang diciptakan agar produksi


terjual dengan memakai iklan
 Teknologi berkembang menurut hukumnya
sendiri, lepas dari kontrol manusia
 Industri barang-barang konsumtif hanya
menawarkan kebahagian semu, manusia
tergantung pada banyak benda
Makna…. lanjutan
 Struktur dominasi dihasilkan oleh
kesadaran palsu dan dilanggengkan oleh
ideologi
 Perubahan dapat dimulai dari keluarga,
tempat kerja, menghindari determinisme
dan mendukung voluntarisme.
 Membangun dialektika struktur dengan
manusia, menolak dominasi ekonomi
 Manusia bertanggung jawab spenuhnya
atas kebebasan-nya agar tidak menindas
demi masa depan
TOKOH-TOKOH
MAZHAB FRANKFURT

 Max Horkheimer (1895-1973)


 Theodor Wiesengrud Adorno
(1903-1969)
 Herbert Marcuse (1998-1979)

 Jurgen Habermas (1929-……..)


Adorno dan Horkheimer
 Adorno  Horkheimer
Adorno dan Horkheimer menulis buku
“Dialektik der Aufklaerung”

. Pencerahan (Aufklaerung) - Immanuel


Kant
“Kebangkitan manusia dari
ketidakmatangan (ketidakmampuan)
untuk menngunakan pemahaman
dirinya tanpa petunjuk orang lain”.
“Sapere Aude”, hendaklah berpikir
sendiri. Pemahaman tanpa petunjuk
orang lain adalah pemahaman yang
dipedomani oleh akal budi”
Dialektika Pencerahan

 Merupakan istilah untuk


menggambarkan saling terkaitnya
antara akal budi (rasio kritis) dengan
mitos
 Penampilan rasio kritis dapat
disaksikan dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, namun rasio kritis
dalam perkembangannya berubah
menjadi mitos atau ideologi baru
Dialektika … lanjutan
 Pencerahan dipremiskan
berdasarkan nafsu barat dalam
mengatasi ketakutan dan
ketidaktahuan tentang kepastian
ilmu dan teknologi yang
mendominasi manusia dan berubah
menjadi mitos baru. Ilmu dan
teknologi dianggap sama mistiknya
dengan mitos.
Dominasi “kebudayaan industri”
dalam “Late Capitalism”

 Industri budaya dalam bentuk dunia


hiburan dan media massa memanipulasi
kesadaran manusia
 Dunia hiburan telah menjadi ideologi
baru yang membuat orang terpesona dan
terbius sehingga melupakan persoalan riil
Dominasi ….. lanjutan

 Dengan menonton film atau sinetron


manusia memproyeksikan hidup ke dalam
“layar kecil” dan membayangkan
kehidupan seperti yang ditayangkan
 Proses indentifikasi dan pengalihan ini
memungkinkan budaya pop “mengatasi”
keterasingan manusia, sementara industri
televisi, studio film, dan majalah
mengambil keuntungan
Adorno, Horkheimer, Habermas

HABERMAS

HORKHEIMER
ADORNO
Herbert Marcuse (1898-1979)
Marcuse in Action
Marcuse in Action
Inti Filsafat Herbert Marcuse
dalam buku “One Dimensional Man”

 Segala segi kehidupan di arahkan


hanya pada suatu tujuan, yaitu
peningkatan sistem kapitalisme.
Oleh karena itu masyarakat industri
modern adalah masyarakat yang
tidak sehat, berdimensi satu,
represif (menindas, menekan),
totaliter (menyeluruh, mengurusi
segala-galanya)
Sosial-Ekonomi
 Ekonomi kaya, maju, nayaman, enak
 Manusia teralienasi, tapi tidak menyadari
 Produksi menciptakan kebutuhan baru
 Kebutuhan semu, konsumtif, dan gengsi
 Pasar merupakan pemerasan demi
keuntungan
 Jam kerja tinggi untuk keuntungan besar
 Kapitalisme melahirkan “perbudakan
sukarela”
 Industri senjata bukan untuk menegakkan
HAM, tapi untuk kelangsungan usaha
Sosial-Politik
 Negara modern toleransi palsu
 Kejahatan-kejahatan dalam masyarakat,
iklan yang provokatif, pemerkosaan
martabat manusia, peperangan dan
perlombaan senjata dianggap biasa
 Negara industri modern memadukan
kemakmuran dan ancaman perang serta
kehancuran umat manusia (contoh;
Vietnam, Korea, Irak, dll.)
Sosial-Budaya
 Seni dan sastra hanya sebagai alat
pendukung orde yang mapan
 Bahasa yang menyesatkan, “damai
berarti siap untuk perang”.
Pemerintah sewenang-wenang
berarti demokratis
 Filsafat tidak lagi kritis, padahal
fungsi hakiki filsafat adalah kritik
terhadap apa yang ada.

Anda mungkin juga menyukai