Politik dipandang sebagai alat mencapai tujuan jika politik digunakan oleh individu
untuk meraih kekuasaan dan kewenangan dengan cara apapun. Pandangan inilah
yang menyebabkan politik memiliki konotasi negative. Sedangkan pada sisi yang
lebih “beradab dan alamiah”, politik dipandang sebagai proses tawar-menawar dan
negoisasi antara pihak-pihak yang memiliki perbedaan pandangan untuk mengurangi
konflik organisasi
Pandangan Model Rasional dan Model Politik Terhadap Organisasi
Politik organisasi merupakan kegiatan-kegiatan mengejar, mengembangkan dan menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber yang lain untuk meraih
suatu yang diinginkan oleh organisasi Ketika tidak ada kepastian atau kesepakatan tentang pilihan-pilihan yang perlu diambil.
Perubahan ini akan Koordinasi ini umumnya Suksesi manajemen akan melibatkan Prinsip ekonomi selalu mewarnai
membawa dampak bagi tidaklah dirumuskan secara baik. Tindakan merekrut, promosi, dan dalam alokasi sumber daya. Prinsip
pembagian tanggung jawab Padahal setiap departemen rotasi manajer. Keputusan rekruitmen, tersebut adalah maximizing,
dan tugas. Para manajer akan dalam usahanya mencapai tujuan promosi dan rotasi ini adalah arena memaksimalkan. Para anggota
melakukan bargaining, sering kali tergantung pada proses politik tingkat tinggi bagi organisasi akan berupaya
pengumpulan dukungan, dan departemen lainnya. Dengan organisasi. Koalisi, aliansi, dan memaksimalkan perolehan sumber
negoisasi untuk memperkuat demikian, konflik dan bahkan suap sering kali terjadi untuk daya bagi dirinya atau bagiannya.
basis kekuasaan dan ketidakpastian akan selalu memperebutkan dukungan. Tingkat Sumber daya yang diperebutkan,
tanggungjawabnya. Struktur muncul dalam melakukan ketidakpastian dalam organisasi seperti keuangan, perlengkapan, gaji,
yang baru terbentuk pada koordinasi antardepartemen. menjadi tinggi. Manajer baru pekerja yang handal, peralatan kerja,
akhirnya merupakan hasil Proses politik akan membantu umumnya akan mebawa serta orang- dan jatah penerbangan
kompromi antara pihak- departemen-departemen dalam orang kepercayaannya untuk
pihak yang berkepentingan menetapkan batas-batas tugas ditempatkan dalam pos-pos penting
dan tanggung jawabnya. dalam organisasi. Penempatan orang-
orang baru akan membawa
ketidakpastian dalam organisasi
Konflik Dalam Organisasi
Robbins mendefinisikan konflik sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi
terhadap anggota yang lain. Sedangkan Jones mendefinisikan konflik sebagai pertentangan yang terjadi
Ketika kepentingan salah satu kelompok dihalang-halangi atau disingkirkan oleh kepentingan kelompok
lain.
3. Kelompok yang
1. Konflik Laten 2. Bibit konflik 4. Saling serang 5. Akibat dari konflik
konflik
Tahap Tahap ketiga, Tahap keempat, Tahap kelima, ada dua
Tahap pertama,
kedua,ditandai konflik telah kelompok- kemungkinan dampak
konflik belum
dengan munculnya menciptakan kelompok yang dari sebuah konflik,
muncul, tetapi
kesadaran bahwa polarisasi bertikan saling pertama adalah bahw
factor-factor yang
konflik telah (pengelompokan) menyerang. Pada akonflik akan selesai
potensial untuk
muncul di dalam antar kelompok- tahap ini kinerja damai. Artinya pihak
menimbulkan
organisasi. kelompok yang organisasi sangat yang berkonflik Kembali
konflik telah
Organisasi mulai berkonflik. Setiap buruk bekerja sama atau kedua
muncul
menganalisis kelompok akan bahwa konflik tidak
konflik dan merespon setiap selesai dengan
mencoba Tindakan kelompok meninggalkan suasana
memerangi lawannya. “perang” di dalam
sumbernya Rangsangan yang organisasi. Konflik yang
kecil saja akan tidak selesai ini akan
mampu menjadi bibit-bibit konflik
memunculkan baru bagi organisasi
konflik terbuka
Mengatasi Konflik Pada Struktur
1. Melakukan Perubahan Struktural
Saling ketergantungan
2. Meningkatkan Peranan Integrasi