Belum ada cara untuk memastikan akibat terjadinya distosia bahu pada sesuatu persalinan. meskipun sebagian
besar distosia bahu dapat di tolong tanpa morbiditasi, tetapi apabila terjadi komplikasi dapat menimbulkan
kekecewaan dan adanya potensi tuntutan terhadap penolong persalinan. Untuk mengurangi risiko morbiditasi
pada bayi dan memcegah terjadinya tuntutan, penolong persalian perlu mengidentifikasi faktor risiko terjadinya
distosia bahu dan mengkomunikasikan akibat yang dapat terjadi pada ibu serta keluarganya. bayi cukup bulan
pada umumnya memiliki ukuran bahu yang lebuh lebar dari kepalanya, sehingga mempunyai risiko terjadi
distosia bahu. Upaya pencegahan distosia bahu dan cedera yang dapat di timbulkannya dapat dilakukan dengan
cara : Tawarkan untuk dilakukan bedah sesar pada persalinan vaginal berisiko tinggi : janin luar biasa besar (> 5
kg), janin sangat besar (>45 kg) dengan ibu diabetes, janin memanjang dengan janin besar. Idetifikasi dan obati
diabetes pada, Selalu bersiap bila sewaktu,waktu terjadi, Kenali adanya distosia seawal mungkin. upaya
mengejan, menekan suprapubis atau fundus, dan traksi berpontensi meningkatkan risiko cedera pada janin,
Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia diketahui. Bantuan diperlukan untuk membuat
posisi McRoberts, pertolongan persalinan, resusitasi bayi, dan tindakan anestesia (bila perlu).
(Sarwono, 2014)
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
A. Pengkajian
a) Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.
b) Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan
nyeri dan cemas.
c) Riwayat Kesehatan
d) Pengkajian pola fungsional
e) Pemeriksaan Fisik
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Risiko cedera pada ibu
3. Risiko cedera pada janin
4. Ansietas
1). Nyeri akut (D.0077)
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lamat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
Penyebab: Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma),Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan
kimia iritan), Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan).
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan tanda minor Kondis Klinis Terkait
Definisi: Beriko Menglami Bahaya atau kerusakan Fisik pada ibu selama masa
kehamilan sampai dengan proses persalinan
Faktor Risiko Kondisi Klinis Terkait
1. Besarnya Ukuran janin 11. Kecemasan berlebihan Pada
2. Malposisi Janin proses persalinan 1. Posisi tubuh Lordosis
3. Induksi Persalinan 12. Riwayat Cedera Pada persalinan 2. Kelelahan
4. Persalinan lama kala I, II sebelumnya 3. Ketuban pecah
dan III 13. Usia ibu (<15 Tahun atau >35 4. Penurunan Kadar
5. Disfungsi Uterus Tahun) hemoglobin
6. Efek Metode / InterVensi 14. Paritas Banyak
Bedah Selama Persalinan 15. Perubahan Hormonal
7. Kurangnya Dukungan 16. Perubahan postur Tubuh
Keluarga dan orang tua 17. Ketuban pecah
8. Kurangnya adekuatnya 18. Proses Infeksi
Observasi & antisipasi 19. Penyakit Penyerta
9. Keterlambatan 20. Masalah Kontraksi
Pengmabilan Keputusan
10. Skrining dan perawatan
Prenatal yang tidak adekuat
3). Risiko Cedera pada janin (D.0138)
Definisi :Beriko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin selama proses kehamilan dan persalinan
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian analgetik, Jika perlu
• Definisi Tindakan
Keparahan dari cedera yang diamati atau Observasi :
dilaporkan 1. Identifikasi kondisi umum pasien
2. Monitor tanda-tanda vital
• Tujuan 3. Monitor kelainan tanda vital dan janin
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam 4. Montor tanda-tanda persalinan
diharapkan Tingkat Cedera Menurun 5. Monitor denyut jantung janin
6. Identifikasi posisi janin dengan USG
7. Identifikasi pasca perdarahan persalinan
• Kriteria Hasil : Terapeutik :
1. Siapkan peralatan yang sesuai, termasuk
1. Toleransi aktivitas Meningkat (5) monitor janin, ultrasound, mesin anestesi,
2. Nafsu makan Meningkat (5) persediaan resusitasi neonatal, forceps, dan
3. Toleransi makan Meningkat (5) penghangat bayi ekstra
4. Kejadian cedera Menurun (5) 2. Dukung orang terdekat mendampingi pasien
5. Luka/Lecet Menurun (5) 3. Gunakan tindakan pencegahan universal
6. Ketegangan otot Menurun (5) 4. Lakukan perineal scrub
7. Fraktur Menurun (5) 5. Fasilitas rotasi manual kepala janin dari
8. Perdarahan Menurun (5) oksiput posterior ke posisi anterior
9. Ekspresi wajah kesakitan Menurun (5) 6. Lakukan amniotomi selaput ketuban
10. Agitasi Menurun (5) 7. Fasilitas tindakan forceps atau ekstra
11. Inhabilitas Menurun (5) vakum, jika perlu
12. Gangguan mobilitas Menurun (5) 8. Lakukan resusitasi neonatal, jika perlu
13. Gangguan kognitif Menurun (5) 9. Fasilitas ibu pulih dari anestesi, jika perlu
14. Tekanan darah Menurun (5) 10. Motivasi interaksi orang tua dengan bayi
15. Frekuensi nadi Membaik (5) baru lahir segera setelah persalinan
16. Frekuensi napas Membaik (5) 11. Dokumentasikan prosedur (mis. Anestesi,
17. Denyut jantung apikal Membaik (5) forceps, ekstra vakum, tekanan suprapubik,
18. Denyut jantung radialis Membaik (5) manuver McRobert, resusitasi neonatal)
19. Frekuensi istirahat/ tidur Membaik (5)
Edukasi ;
1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
2. Jelaskan karakteristik bayi baru lahir yang
terkait dengan kelahiran beresiko tinggi
(mis. Memar dan tanda Forceps)
Kolaborasi :
3. Kolaborasi dengan tim untuk standby (mis.
Neonatologis, perawat intensif neonatal,
anestesiologis)
4. Kolaborasi pemberian anestesi maternal,
sesuai kebutuhan
• Definisi Tindakan
Keparahan dari cedera yang diamati atau
dilaporkan Observasi
1. Identifikasi status obstetrik
2. Identifikasi riwayat obstetrik
• Tujuan 3. Identifikasi pemeriksaan kehamilan
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam sebelumnya
diharapkan Tingkat cedera Menurun 4. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
5. Monitor denyut jantung janin
• Kriteria Hasil 6. Monitor tanda vital ibu
1. Toleransi aktivitas Meningkat (5)
2. Nafsu makan Meningkat (5) Terapeutik
3. Toleransi makan Meningkat (5) 7. Atur posisi pasien
4. Kejadian cedera Menurun (5) 8. Melakukan manuver Leopold untuk
5. Luka/Lecet Menurun (5) menentukan posisi janin
6. Ketegangan otot Menurun (5)
7. Fraktur Menurun (5) Edukasi
8. Perdarahan Menurun (5) 9. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
9. Ekspresi wajah kesakitan Menurun (5) 10. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
10. Agitasi Menurun (5)
11. Inhabilitas Menurun (5)
12. Gangguan mobilitas Menurun (5)
13. Gangguan kognitif Menurun (5)
14. Tekanan darah Membaik (5)
15. Frekuensi Membaik (5)
16. Frekuensi napas Membaik (5)
14. Denyut jantung aplikasi Membaik (5)
15. Denyut jantung radialis Membaik (5)
16. Frekuensi istirahat/ tidur Membaik (5)
• Definisi Tindakan
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif Observasi
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan Kondisi, waktu, stresor)
individu melakukan tindakan untuk menghadapi 2. Identifikasi kemampuan pengambilan
ancaman keputusan
3. Monitor tanda-tanda ansietas (Verbal dan non
• Ekspektasi verbal)
Menurun
Terapeutik
• Kriteria hasil 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk
1. Verbalisasi kebingunan Menurun (5) menumbuhkan kepercayaan
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang di 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
hadapi Menurun (5) jika memungkinkan
3. Perilaku gelisah Menurun (5) 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Perilaku tegang Menurun (5) 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Keluhan pusing Menurun (5) 5. Tempatkan barang pribadi yang tegang dan
6. Anoreksia Menurun (5) meyakinkan
7. Palpitasi Menurun (5) 6. Tempatkan barang pribadi yang
8. Frekuensi pernapasan Menurun (5) memberikan kenyamanan
9. Tekanan darah Menurun (5) 7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
10. Diaforesis Menurun (5) memicu kecemasan
11. Tremor Menurun (5) 8. Diskusikan perencanaan realistis tentang
12. Pucat Menurun (5) peristiwa yang akan datang
13. Konsentrasi Menurun (5)
14. Pola tidur Membaik (5) Edukasi
15. Perasaan keberdayaan Membaik (5) 9. Jelaskan prsedur termasuk sensasi yang
16. Kontak mata Membaik (5) mungkin di alami
17. Pola berkemih Membaik (5) 10. Informasikan secara faktual mengenai
18. Orientasi membaik (5) diagnosis, pengobatan, dan prognosis
11. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
12. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
13. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk megurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat antisietas, jika
perlu
Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan klien. Adapun tahap-
tahap dalam rencana tindakan keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1 : Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diidentifikasi
pada tahap perencanaan
b. Tahap 2 : Intervensi
Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan
meliputi tindakan independent, dependen, dan interdependen.
c. Tahap 3 : Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan
sesuai dengan rencana perawatan, sehingga bersinambungan perawatan untuk pasien selama
di rawat di rumah sakit dan di persiapkan untuk debit perlu meyakinkan. Perawatan di
dokumentasikan dalam catatan pasien. (Febriana, 2017)
Evaluasi dan Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik yang dapat dijadikan bukti dalam masalah forum
sementara itu, dokumentasi kebidanan merupakan buku pencatatan dan laporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimana perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan